Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syahdan Raga Khalif

Kelas : XI MIPA 3
Absen : 30

ENERGI ALTERNATIF
Semenjak abad ke-16, manusia memiliki ketergantungan yang sangat erat terhadap energi
fosil. Hampir semua industri dan aktivitas keseharian tidak bisa lepas dari ketergantungan
terhadap energi yang tidak terbarukan. Bahan bakar berjenis minyak mempunyai batas pakai
karena jumlahnya yang terbatas di dalam kerak bumi dan tidak akan terbaharui selama ribuan
tahun, jangka waktu yang diluar jangka hidup manusia.
Untuk menanggulangi permasalahan ini, dibutuhkan sumber energi yang terbaharui
secara alami dalam jangka hidup manusia, setidaknya kurang dari 100 tahun. Energi ini dikenal
dengan nama “energi alternatif” atau “energi terbarukan”, dan secara umum mengacu kepada
energi yang berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga angin,
arus air, proses biologi, dan panas bumi.
Energi yang terbarukan merupakan sebuah opsi lain atas pengembangan dari berbagai
sumber daya yang sudah ada. Karena semakin tingginya permintaan atas energi akhirnya
membuat peneliti terus mengembangkan sumber daya yang bisa terus digunakan dalam jangka
waktu yang panjang tanpa harus takut untuk habis jika digunakan.

SEJARAH

Sebelum penggunaan batu bara di pertengahan abad ke-19, semua energi yang digunakan
manusia dapat diperbarui kembali oleh alam. Salah satu penggunaan energi terbarukan pertama
kalinya adalah penggunaan biomassa dari bahan seperti kayu untuk membuat api unggun yang
digunakan sejak lebih dari sejuta tahun yang lalu. Penggunaan paling awal yang lainnya adalah
memanfaatkan angin untuk menggerakkan kapal di atas air. Praktik ini dapat ditelusuri kembali
sekitar 7000 tahun, ke kapal-kapal di Teluk Persia dan di Sungai Nil. Energi geothermal, atau
energi panas bumi, telah dimanfaatkan sejak masa paleolitik dalam bentuk sumber mata air panas
dan digunakan untuk menghangatkan ruangan di masa Romawi kuno.
Di tahun 1860 dan 1870 an, kekhawatiran bahwa peradaban manusia akan kehabisan
bahan bakar fosil dan dibutuhkannya sumber energi yang lebih baik sudah disadari oleh kalangan
ilmiah. Pada tahun 1873, Professor Augustin Mouchot menulis :
“Waktunya akan tiba ketika industri Eropa akan berhenti mencari sumber daya alam itu,
yang sangat diperlukan untuk itu. Mata air minyak bumi dan tambang batu bara
bukannya tidak ada habisnya tetapi dengan cepat menyusut di banyak tempat. Akankah
manusia, kemudian, kembali ke kekuatan air dan angin? Atau akankah kita pindah ke
tempat sumber panas terkuat mengirimkan sinarnya ke semua orang? Sejarah akan
menunjukkan apa yang akan datang.”
Werner von Siemens menuliskan tentang penemuan efek fotolistrik pada tahun 1885,
bahwa :
“Saya akan mengatakan bahwa betapapun besarnya kepentingan ilmiah dari penemuan
ini, nilai praktisnya tidak akan kurang jelas ketika kita merefleksikan bahwa pasokan
energi matahari tidak terbatas dan tanpa biaya, dan akan terus membanjiri kita. Selama
berabad-abad setelah semua deposit batubara di bumi telah habis terkuras dan
terlupakan”
Konsep dari energi yang terbarukan baru mulai dikenal secara luas pada tahun 1970-an.
Kemunculan dari energi yang terbarukan merupakan sebuah antitesis atas pengembangan dan
penggunaan energi yang tidak terbarukan secara masif dan besar – besaran. Selain mempunyai
kemampuan untuk bisa dibuat dan dipulihkan kembali, energi yang terbarukan ini dipercaya
sebagai salah satu solusi untuk mengatasi polusi lingkungan karena sifatnya yang jauh lebih
bersih dan aman bagi lingkungan.

JENIS-JENIS ENERGI ALTERNATIF

Tenaga Panas Bumi (Geothermal Energy)

Energi panas bumi (geothermal energy) terdapat di pusat bumi dan berasal dari peluruhan
radioaktif. Energi inilah yang memanaskan bumi dari dalam. Dalam penggunaan panas bumi
sebagai sumber energi terbarukan, ada tiga hal yang biasa dilakukan, yaitu:
1. Sebagai sumber energi panas untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi.
2. Sebagai sumber panas yang dapat dimanfaatkan secara langsung dengan memasukkan
pipa ke dalam perut bumi.
3. Sebagai pompa panas dengan cara dipompa secara langsung dari dalam perut bumi.
Panas bumi sendiri merupakan salah satu bentuk energi termal atau panas yang dihasilkan
serta disimpan di dalam bumi, berasal dari energi yang hasil dari proses pembentukan planet
(20%) serta peluruhan mineral dan radioaktif (80%).

Tenaga Air (Hydroelectric Energy)

Air adalah benda alam yang mengandung massa dan dapat mengalir, sehingga memiliki
energi yang dapat dimanfaatkan. Jika dibandingkan dengan udara atau angin, massa yang
dimiliki air lebih besar hingga 800 kali. Di samping itu, gerakan air, meskipun lambat sekalipun,
tetap dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya. Dalam pemanfaatan air sebagai sumber energi,
turbin air digunakan dengan desain yang bertujuan untuk mendapatkan energi dari beragam
penampungan (reservoir), dan memperhitungkan massa, ketinggian, serta kecepatan aliran air.
Sebagai sumber energi, air dimanfaatkan dengan berbagai metode, seperti:
• Bendungan air besar untuk pembangkit listrik.
• Metode mikrohidro untuk pembangkit listrik yang dapat menghasilkan daya sampai
dengan 100 kW dan umum ditemukan di wilayah terpencil, namun punya banyak
sumber air.
• Metode run-of-the-river yang didesain untuk memanfaatkan energi kinetik aliran air
tanpa harus menggunakan reservoir air berskala besar.

Tenaga Angin (Wind Power)


Secara alami, angin dihasilkan oleh tekanan udara yang terjadi karena adanya perbedaan
temperatur pada dua tempat yang berbeda. Sejak dulu hingga sekarang, angin sudah lama dikenal
sebagai pergerakan udara yang mampu menggerakkan kincir angin atau turbin, yang kemudian
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik maupun energi kinetik .Besarnya energi yang
dihasilkan lewat sistem pembangkit tenaga angin bergantung pada seberapa tinggi kecepatan
angin. Singkatnya, makin tinggi kecepatan angin, makin besar energi keluaran (output) yang
dihasilkan oleh turbin. Sumber energi terbarukan yang satu ini banyak diolah di wilayah yang
memiliki angin yang kuat dan konstan, seperti dataran tinggi dan wilayah lepas pantai.

Tenaga Surya (Solar Power)

Energi matahari diperoleh dengan cara mengumpulkan panas yang berasal dari sinar
matahari menggunakan photovoltaic cells (sel fotoelektrik). Energi yang diperoleh dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, memanaskan bangunan, hingga memanaskan
makanan. Panas sinar matahari sendiri dikumpulkan melalui menara surya atau panel sel surya.
Salah satu bentuk pemanfaatan energi matahari di Indonesia yang dapat kita temui
misalnya penggunaan pompa air tenaga surya, baik itu untuk kebutuhan pribadi (perumahan)
atau komersial. Contohnya dengan memasang pompa submersible tenaga surya, yang
memanfaatkan cahaya matahari yang telah diubah menjadi energi listrik oleh panel sel surya agar
dapat menggerakkan pompa. Artinya, pompa air tersebut tak lagi memanfaatkan listrik PLN
selayaknya pompa air konvensional pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai