Anda di halaman 1dari 9

KLON GEN PENISILIN ASILASE PADA COSMID pHC79

Linar Z. Udin * dan Hadi Sutedjo **

* Puslitbang Kimia Terapan LIP!. Jalan SaJJikuriang, Bandung


** Jurusan Kimia-ITB, Jalan Ganesha 10, Bandung

ABSTRAK selection of the transformans. Microbial assay


utilizing Serratia marcescens was carried out for
screening the penicillin acylase colony, whereas
Penisilin asilase berperan mengkatalisis
the determination of the enzyme activity was
hidrolisa benzilpenisilin menghasilkan
'3 asam 6-aminopenisilanat (6-AP A), examined based on Kornfeld method.
From 2070 colonies screened by S.
senyawa yang merupakan bahan dasar pada
PCW:Ja1.ClD turunan penisilin.
marcescens, only 4 positive colonies were
Telah dilakukan klon gen penisilin obtained. The enzyme activity of these colonies
was 4-6 fold higher than the penicillin acylase
dari D A kromosom Escherichia coli
pada vektor cosmid pHC79 untuk activity from E. coli B 130.
_blbn aktifitas enzim tersebut. Klon
d:lIaklWlll melalui beberapa tahap, yakni isolasi
kromosoru, pemotongan molekul DNA PENDAHULUAN
~~m enzim restriksi, penyambungan molekuk
dengan enzim T4-DNA ligase,
Penisilin asilase merupakan enzim yang
onnasi basil ligasi. dan seleksi sel
mengkatalisis reaksi hidrolisa benzilpenisilin
rman. Pengujian terhadap sel transforman
dengan menghasilkan produk berupa asam 6-
.!rInbal'\\'3 gen penisilin asilase dilakukan secara
aminopenisilanat (6-APA) (Gamabr I). Enzim
mikrobiologi menggunakan Serratia
ini menjadi sangat pcnting karena 6-APA yang
escens sebagai bakteri penguji, sedangkan
dihasilkan digunakan sebagai prekursor (bahan
ias penisilin asilase ditentukan berdasarkan
·ornfeld. dasar) untuk pembuatan antibiotik semisintetik
turunan penisilin (1, 2, 3). Hingga saat ini
Basil pengujian menggunakan S.
penelitian yang berhubungan dengan penisilin
>='lFrP''U'Pn5 menunjukkan bahwa di an tara 2070
asilase ditujukan untuk memperoleh kuantitas
yang ada. hanya 4 koloni yang
enzim yang sebanyak-banyaknya serta
~resikan adanya penisilin asilase. Ke
meningkatkan efisiensi katalitik enzim dengan
koloni ini ternyata mempunyai aktifitas
maksud untuk mengoptimalkan pembentukan 6-
enzim ~ - 6 kali lebih tinggi dari aktifitas
APA.
oenisilin asilase yang berasal dari E. coli B 130.
Berbagai metoda telah dikembangkan
untuk maksud tersebut di atas (4, 5). Salah satu
metoda yang sekarang ini banyak dikembangkan
ABSTRACT adalah teknik pembuatan DNA rekombinan (6.
7). Motivasi dalam mengembangkan teknik DNA
Penicillin acylase plays an important role in rekombinan ini .di antaranya. adalah (a)
catalysis of benzylpenicillin hydrolytic perpindahan materi genetik dapat diikuti dengan
re.ac:tion.. prodeucing 6-aminopenicilanic acid (6- seksama secra terkontrol; (b) memungkinkan
APA . a precursorfor the formation of penicillin dilakukannya pemindahan sifat secara selektif;
.arives. (c) khusus dengan penggunaan vektor, gen dapat
Cloning of the penicillin acylase gene of diamplifikasi dan produk yang dihasilkan
richia coli B130 chromosomal DNA on diharapkan akan dapat meningkat (8).
L'9 cosmid vector to increase the enzyme Penelitian-penelitian terdahulu yang
ity has been investigated. The cloning was berhubungan dengan teknik DNA rekombinan,
cooducted with several steps, including isolation pada umumnya menggunakan sumber gen dari
the chromosomal DNA. digestion by DNA kromosom E. coli, disisipkan pada vektor
iction enzyme, ligation by T4-DNA ligase, plasmid (9, 10, 11).
ormation of the recombinant DNA, and

.tt Vol. 6, No. 1-2, Desember 1996 69


(Q)-Cfu-':r:D r02H
&nziffHInisiPn

Gambar 1. Hidrolisa benzil penisilin oleh penisilin asilase menghasilkan 6-AP A.

Pada penelitian ini dilakukan kloning membawa DNA rekombinan akan dapat
gen penisilin asilase dari DNA kromosom E. coli mengekspresikan adanya penisilin asilase.
B 130, disisipkan pada vektor cosmid.
Penggunaan vektor cosmid dalam proses kloning BAHAN DAN METODA
adalah sangat menguntungkan karena ke dalam
cosmid dapat disisipkan molekul DNA asing
dengan ukuran yang reiatif panjang. Sehingga
Mikroorganisme dan cosmid.
dalam klon rekombinan yang mengandung
fragmen insersi yang panjang ini diharapkan Mikroorganisme dan comsid yang
bahwa semua bagian-bagian penting dalam suatu digunakan dalam percobaan terlihat pada Tabel
gen dapat diperoleh secara lengkap dan utuh. 1.
Dengan demikian sel transforman yang
Medium.
Tabel 1. Mikroorganisme dan cosmid yang
digunakan.
Medium peliharaan E. coli dan sel
Strain dan SifatJ Pustaka
transforman terdiri dari (g/l) : bacto pepton 10,
cosmid Penggunaan
yeast extract 5, NaCl 5,bacto agar 18. Setelah
sterilisasi, ke dalam medium ditambahkan
Escherichia Sumber gen (4, 9, 10)
tetrasiklin dengan konsentrasi akhir 10 uglml.
cou.ano penisilin asilase
Medium pertumbuhan untuk membiakkan sel
Escherichia Sel inang DNA (16)
transforman dibuat berdasarkan formula medium
coli trnlOl rekombinan
P (12). Sedang medium pertumbuhan untuk S.
Serratia Bakteri penguji (14)
marcescens adalah sebagai berikut (g/l) : bacto
marcescens pada seleksi
pepton 5, yeast extract 2, buffer KH2P04 50 roM
sel transforman
pH 7,5.
pembawa penisilin
asilase
pHC79 Ampisilin (16)
resistan
Tetrasiklin
resistan
DNA vektor

70 JKTI Vol. 6, No. 1-2, Desember 1996


Sebelum dilakukan Iigasi, terlebih dahulu
Isolasi DNA kromosom. dilakukan defosforilasi pada DNA cosmid yang
sudah dipotong oleh enzim restriksi PstI, dengan
Gen penisilin asilase diisolasi dari DNA bantuan enzim BAP. Terbadap DNA kromosom,
kromosom E. coli B130 dengan cara seperti pada DNA cosmid basil pemotongan oleh Pstl dan
Bagan 1 (\3). DNA basil ligasi, dilakukan uji elektroforesa.
Sebagai pembanding digunakan DNA')... yang
sudah dipotong oleh Hindlil.

Kultur E. coli B 13
inkubasi 37oC, semalam

KIon dengan cosmid.

Panen (setelah 20 jam inkubasi) Tahap pengetjaan pada pembuatan

I DNA rekombinan dilakukan


2 (13).
seperti pada Bagan

I
Endapan bakteri Supematan Kloning dengan cosmid

I
Lisis sel
Vektor DNA kromosom

ditambah lysozim
SDS L Dipotong : Pstl J
Elektroforesa
Ekstraksi
dikocok dengan Ligasi
kloroform : isoamil
alkohol (24: 1) Elektroforesa
ditambah Na-asetat, etanol
dililit pada batang pengaduk Transfonnasi

Invitro packaging
EndapanDNA Supematan
I
Transfeksi

Ekstraksi
dikocok dengan fenol jenuh
I
Seleksi
ditambah Na-asetat, etanol koloni : membawa
Sentrifuga 12000 rpm. 10 menit cosmid
terinsersi

EndapanDNA Supematan Seleksi


koloni : membawa
gen penisilin
asilase
Elekfroforesa
gel agarosa Uji aktivitas enzim

Bagan 1. Isolasi DNA kromosom. Bagan 2. Kloning dengan vektor cosmid.

JKTI Vol. 6, No. 1-2, Desember 1996 71


Transformasi.
sampel (Gambar 2). Setelah pengenceran 50 kali
larutan DNA kromosom mempunyai A260 =
Transformasi hasil ligasi ke dalam sel
0,050 dan A280 = 0,027. Hasil ini memberikan
inang dilakukan secara transfeksi setelah melalui
ratio A260/A280 = 1,85 dan konsentrasi DNA
in vitro packaging.
sebesar 130 ug/rnl. Hal ini menunjukkan bahwa
larutan DNA yang diperoleh adalah cukup
Seleksi sel transforman. mumi.
Hal serupa juga dijumpai pada analisa
(a). Seleksi sel transforman pembawa cosmid larutan DNA cosmid hasil isolasi. Elektroforesa
terinsersi : sel transforman ditanam dalam gel agarose terhadap DNA cosmid tanpa
medium yang mengandung tetrasiklin. Sebagai pemotongan dengan enzim restriksi memberikan
pembanding dibuat kontrol positif dan kontrol 2 pita DNA dengan karakteristik DNA plasmid
negatif. Untuk membedakan sel transforman, (Gambar 2). Analisa spektroskopi DNA cosmid
dilakukan penanaman ulang dalam medium yang setelah pengenceran 50 kali memberikan A260 =
mengandung tetrasiklin dan medium yang 0,1 dan A280 = 0,052, dengan ratio A260/A280
mengandung ampisilin. = 1,92. Keadaan ini menunjukkan bahwa DNA
(b). Seleksi sel transforman penghasil penisilin cosmid pHC79 yang ada juga diperoleh dalam
asilase : dilakukan dengan cara shot-gun, yaitu keadaan murni. Konsentrasi DNA cosmid ini
melalui pengujian rnikrobiologis berdasarkan adalah 250 ug/rnl. Analisa restriksi terhadap
metoda Meevotisom (14). DNA cosmid ini dengan enzim PstI memberikan
1 pita DNA berukuran 6,0 kb (Gambar 2).
Uji aktifitas penisilin asilase. Untuk keperluan kloning dalam
penelitian ini, DNA kromosom E. coli BPO
dipotong secara parsial oleh enzim PstI.
Bakteri dibiakkan dalam medium P
Pemotongan secara parsial dimaksudkan untuk ,
selama 20 jam. Setelah 8 jam inkubasi, ke dalam
memperoleh fragmen-fragmen DNA kromosom
medium ditambahkan induser. Sel dipanen
yang sesuai untuk kloning ke dalam cosmid. Dari
melalui sentrifugasi dan dipecah dengan
hasil interpolasi migrasi fragmen DNA
sonikator. Uji aktifitas enzim dilakukan
kromosom terhadap logaritma pasang basa DNA
berdasarkan metoda Kornfeld (15). Sistem
lambda terlihat bahwa fragmen DNA kromosom
larutan yang terdiri dari 0,2% benzilpenisilin,
hasil pemotongan berukuran antara 7-16 kb dan
buffer fosfat O,OIM pH 7,0 dan larutan enzim
berukuran lebih besar dari 23 kb (Gambar 2).
kasar, diinkubasi pada 370C selama 30 menit.
Defosforilasi yang dilakukan sebelum
Setelah penambahan reagen Erlich, serapan
proses ligasi ditujukan untuk mencegah
larutan diukur pada 538 nm. Konsentrasi 6-APA
terjadinya ligasi intramolekul (self ligation)
dihitung berdasarkan kurva standar 6-APA.
terutama antara DNA cosmid. Hal ini karena
Kadar protein ditentukan berdasarkan metoda
fragmen hasil pemotongan dengan enzim
Lowry. Aktifitas enzim dinyatakan sebagai
banyaknya 6-APA yang dihasilkan dari substrat restriksi akan mempunyai ujung-ujung 5'P dan
3'OH yang akan membentuk kembali ikatan
pada kondisi reaksi 37oC, pH 7,0 selama 30
menit. fosfodiester antara potongan-potongan DNA
cosmid dengan adanya enzim ligase. Ikatan
fosfodiester tersebut akan menurunkan efisiensi
HASIL DAN PEMBAHASAN ligasi antara DNA kromosom dengan DNA
cosmid. Setelah defosforilasi, kedua ujung
Analisa larutan DNA kromosom E. coli potongan DNA cosmid mengandung gugus-
B 130 hasil isolasi secara elektroforesa gel gugus OH, maka tidak terjadi ligasi di antara
agarose menunjukkan adanya suatu pita tebal cosmid.
pada posisi relatif dekat dengan tempat pemuatan

72 JKTl Vol. 6, No.1-2, Desember 1996


elektroforesa gel agarose dari DNA kromosom, DNA cosmid, dan fragmen DNA hasil
ongan dengan enzim PstI. (1) Pita-pita DNA A, berukuran2,3; 9,4; 6,5; 4,3 2,3 dan 2,0
- D...A kromosom yang belum dipotong. (3) DNA kromosom yang dipotong oleh PstI
gan waktu pemotongan 15 menit. (4) DNA kromosom hasil pemotongan oleh PstI setelah 30
t - D A kromosom hasil pemotongan oleh PstI setelah 40 menit. (6) Cosmid yang belum
potong, ( Cosmid hasil pemotongan oleh Pstl.

Gambar ~- Hasil uji elektroIacesa gel agarose setelah ligasi antara DNA cosmid dengan DNA kromosom.
1 Pita-pita DNA A, (2) DNA cosmid sebelum diligasi, (3) Hasil ligasi DNA cosmid-DNA
kromosom.

JK]] vot. 6, No. 1-2, Desember 1996


73
Dari hasil ligasi seperti yang terlihat rekombinan), sel ditumbuhkan dalam 2 macam
pada Gambar 3, diketahui bahwa proses ligasi medium yang masing-masing mengandung
yang terjadi relatif sempuma. Hal ini terlihat dari ampisilin dan tetrasiklin. Koloni yang membawa
pita hasil elektroforesa yang hanya memberikan DNA rekombinan diidentifikasi sebagai koloni
I pita DNA didekat tempat pemuatan sampel yang tidak dapat tumbuh dalam medium yang
dengan ukuran lebih besar dari 23 kb. mengandung ampisilin tetapi dapat tumbuh
Untuk mengetahui suatu sel transforman dalam medium yang mengandung tetrasiklin
membawa DNA cosmid terinsersi (DNA (Gambar 4).

Gambar 4. Hasil seleksi sel transforman yang membawa DNA cosmid terinsersi. Sel ditumbuhkan dalam 2
macam medium LB masing-masing mengandung tetrasiklin dan ampisilin.

Gambar 5. Kontrol negatif dan positif dari sel transforman yang ditanam dalam medium LB. (A) kontrol
negatif : sel transforman ditumbuhkan dalam medium LB yang mengandung ampisilin, (B)
kontrol positif: sel transforman ditumbuhkan dalam medium LB yang mengandung tetrasiklin .

74 JKTI Va/' 6, No,J-2, Desember J996


pHC79 dapat tumbuh baik pada medium yang
mengandung baik tetrasiklin maupun ampisilin.
Keadaan ini disebabkan sel inang dengan adanya
cosmid menjadi tahan terhadap kedua antibiotik
tersebut.
. Jumlah koloni transforman yan ada
pada pengenceran suspensi koloni 10 -10-26
setelah penanaman dalam medium LB yang
mengandung tetrasiklin adalah sebanyak 2070
(Gambar 6).

ikut terinsersi, sehingga proses transkripsi dapat


seleksi bakteri penghasil berlangsung yang menyebabkan dapat
yang dikembangkan oleh diproduksinya penisilin asilase oleh sel
merupakan teknik overlay yang transforman.
daya hambat 6-AP A terhadap Pada ke empat koloni yang aktif secara
S. marcescens, yang ditandai mikrobiologi ini, setelah dilakukan uji aktifitas
terbentuknya daerah bening disekitar enzimnya menggunakan metoda Kornfeld yang
Di antara semua koloni yang ada, berdasarkan pada pembentukan basa shift antara
.-a ada 4 koloni yang memberikan 6-AP A dengan pDAB (paradimetilaminobenzal-
terhadap S. marcescens dehid), menunjukkan bahwa aktifitas penisilin
".•..•.
_ ..••••-, Adanya hambatan disekitar koloni asilase sel transforman meningkat menjadi
. . menunjukkan bahwa sel transforman sekitar 4-6 kali lebih tinggi (Gambar 8) dari
~m~ mengekspresikan adanya penisilin aktifitas penisilin asilase yang berasal dari E.
Sel tersebut dapat mengurai coli. Salah satu penyebab kemampuan sel
I.:IeilZillpelru'sj'ili'[.n yang ada dalam medium menjadi trasnforman menghasilkan penisilin asilase lebih
sehingga terjadi inhibisi terhadap tinggi dari kemampuan E. coli adalah karena
pe:I:lIDzOmalD s. marcescens. Selain itu, keempat DNA vektor yang membawa gen penisilin asilase
. ~-ang mengekspresikan penisilin asilase di dalam sel transforman direplikasi lebih banyak
bahwa klon rekombinan dibanding DNA kromososm. Dengan demikian,
men~an(bm.g DNA insersi dengan bagian-bagian dalam sel transforman akan terkandung lebih
g gen secara utuh. Artinya kemungkinan dari satu DNA vektor yang membawa gen
promotor dan gen-gen utama lainnya yang penisilin asilase. Sebaliknya, pada E. co liB 130,
genda.l.ikan proses sintesis penisilin asilase gen penisilin asilase hanya terdapat di dalam

JK17 1'01, 6, No. 1-2, Desember 1996 75


DNA krornosom, dan hanya direplikasi dengan yang dihasilkan juga akan lebih rendah
jalan pembelahan sel. Sehingga kuantitas enzim dibanding produksi oleh sel transforman.

Gambar 7. Hasil seleksi sel transforman yang membawa gen penisilin asilase secara mikrobiologi
menggunakan S. marcescens sebagai bakteri penguji. Koloni yang positif terhadap uji S.
marcescens uu ditandai dengan adanya hambatan (zona bening) disekitar pertumbuhan S.
marcescens.

7
5
6 S
e
g,>
4
5
S8
't:,i < 3 4
~~
~UJ
..,~~ ,
3
~]
:; •...
!I \0
l;:::- 2 ~~
13 5' 2 ""0
"1
< E ..•.
0
~

0
0
5 239 246 1841 B130
No, Koloni
m Aktifitas ~Akt.spec

Gambar 8. Aktivitas penisilin asilase ekstrak kasar sel E. coli B 130 dan sel transforman.

Pemeriksaan terhadap ukuran DNA dihitung bahwa ukuran DNA insersi dalam
terinsersi hanya dilakukan terhadap koloni yang transforman adalah sekitar 36,0 kb. Analisa
memberikan uji positif dengan S. marcescens. terhadap koloni yang sarna dengan enzim EcoRI
Analisa restriksi dengan enzim PstI terhadap memberikan fragmen-fragmen berukuran 20; 9;
transforman nO.1841 memberikan fragmen- 6; 5; dan 3 kb. Ukuran DNA insersi dalam
fragmen berukuran 20: 9; 6; 4 dan 3 kb. Ukuran transforman adalah sekitar 37,0 kb.
vektor cosmid pHC79 adalah 6,0 kb; jadi dapat

76 JKTI Vol. 6, No. 1-2, Desember 1996


Partitioning, Biotech. and Bioeng., 40 : 517
(1992).
4. P.B. Mahajan, Penicillin Acylase, Appl.
Biochem. and Biotech., 9 : 537 (1984).
5. F. Valle, B. Paulina, M. Enrique, B.
Francisco, The Role of Penicillin Amidase in
Nature and in Industry, TIBS, 16 : 36 (1991).
6. R. Meyer, 1. Collins, F. Wagner, Cloning of
the Penicillin G Acylase Gene of E.. coli
ATCC 11105 on Multycopy Plasmid, Enzyme
Eng., 5 : 61 (1979).
7. 1.L. Garzia, 1.M. Buesa, J. Biotech., 3 : 187
(1986).
8. 1.E. McCullough, Gene Cloning in Bacilli
Related to Enhanced Penicillin Acylase
Production, Biotech., 1 : 879 (1983).
9. R. Silaban, K10n Gen Penisilin Asilase pada
Bakteri E. coli, Tesis S2-ITB (1991).
10. E.Wonohadi, Kloning Gena Penisilin Asilase
terima kasih dan Seleksi Hasil Klon dengan berbagai cara,
mO(eialOlogi ITB clan Tesis S2-ITB (1993).
esempatan clan 11. A. Dahliaty, Subklon Fragmen Gen Pengkode
c::~l:s;tWlD pekerjaan ini serta Penisilin Asilase pada Plasmid pBR322
tersedia, Ampisilin Sensitif, Tesis S2-ITB (1992).
12. L.Z. Udin, Klon Gen Penisilin Asilase pada
Cosmid pHC79, Tesis S2-ITB (1994).
AKA l3. 1. Sambrook, E. F. Fritsch, T. Maniatis,
Molecular Cloning; A Laboratory Manual,
Cold Spring Harbor Laboratory Press, USA
(1989).
14. V. Meevotisom, P. Somsuk, R. Prachatam,
t:li:ctJ1Xf:La.h. -sis, Biotech. and
T. W. Flegel, Appl. Environ. Microbiol., 46, 5
It
: 1227 (1983).
""."'010a_::;" 0.1. Yoo. Expression of
15.1. M. Kornfeld, A New Colorimetric Method
.ase Gene from Bacillus
for the Determination of 6-Aminopenicilanic
Acid, Anal. Biochem., 86 : 118 (1978).
16. -------, Biochemicals for Molecular Biology,
Boehringer Mannheim Biochemica GMBH,
'u, T.E. Treffry, T.R. Lilley,
1991.
Isolation of Penicillin Acylase
~~~"1c.'J ia coli by Aqueous Two-Phase

OL 6, • '0.1-2, Desember 1996


77

Anda mungkin juga menyukai