Anda di halaman 1dari 5

Resume Bimbingan Dan Konseling

eksistensi dan latar belakang BK di sekolah

Disusun oleh :

Welli Mailona 19022137

Dosen pengampu : Drs. Taufik, M.Pd, Kons

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2021.

1
1. Eksistensi BK diSekolah

Eksistensi BK di sekolah melalui empat elemen program bimbingan dan konseling komprehensif Gysbers
& Henderson.

1. Isi Program
Sering kali yang menjadi tujuan dalam bimbingan dan konseling yaitu fokus pada prestasi akademik,
pengembangan karir, dan pengembangan pribadi/sosial. Meskipun demikian, kita tetap dapat meninjau
pada standar yang dibuat oleh American School Counselor Association National Model untuk diadaptasi
dalam program bimbingan dan konseling komprehensif di lingkungan sekolah.
Di dalam American School Counselor Association National Model (ASCA) ada beberapa model
yang salah satunya dapat digunakan untuk program di sekolah. Namun itu akan berjalan dengan baik,
ketika dipertimbangkan pula dengan isu dan keadaan pada saat mengidentifikasi siswa di sekolah dan label
yang akan digunakan untuk mengelompokkan standar.

2. Kerangka Kerja Organisasional


a. Komponen Struktural
Komponen stuktural merupakan bagian yang penting dalam kerangka kerja organisasional
karena mendiskripsikan tentang jenis program dan memyediakan dasar filosofis untuk hal
tersebut. Komponen stuktural menetapkan program, rasional program, dan daftar asumsi yang
mana mendasari program tersebut.
b. Komponen Program
Terdapat empat komponen yang saling berhubungan, yaitu kurikulum bimbingan,
perencanaan belajar individu siswa, layanan responsif, dan dukungan sistem.

Komponen kurikulum dipilih karena kurikulum sebagai sarana untuk memberikan isi
bimbingan dan konseling secara sistematis pada semua siswa. Komponen perencanaan individual
termasuk ke dalam bagian program karena berhubungan dengan semua kebutuhan siswa,
berhubungan dekat dengan orang tua dan wali, untuk perencanaan secara sistematis, monitor dan
mengelola pertumbuhan dan perkembangan dan mempertimbangkan dan mengambil peran pada
langkah selanjutnya, baik personal, pendidikan, dan pekerjaan.
Komponen layanan responsif termasuk didalam komponen program karena sebagai kebutuhan
dalam program bimbingan dan konseling komprehensif untuk menanggapi secara langsung, segera
dengan fokus pada siswa melalui konseling individu, konseling kelompok kecil, referal, atau
konsultasi dengan siswa, guru, dan ahli lain.
Komponen dukungan sistem juga termasuk dalam komponen program sebab diakui untuk
proses bimbingan lainnya secara efektif, sejenis dukungan kegiatan program bimbingan dan
konseling, seperti pengembangan staf bimbingan, penelitian dan evaluasi, dan pengembangan
kurikulum juga termasuk di dalamnya.
Komponen dukungan sistem juga dimasukkan ke dalam komponen program karena sebagai
kebutuhan untuk program bimbingan dan konselung yang menyediakan dukungan sesuai dengan
program lainnya disekolah.
c. Alokasi Waktu
Terdapat tiga kriteria yang dapat dipertimbangkan konselor sekolah untuk alokasi waktu,
yaitu keseimbangan program, dibedakan berdasarkan kelas, dan program 100% (mengacu pada
2
empat komponen program yang telah dijelaskan sebelumnya).

3. Sumber Program
Meskipun sumber lingkungan sekolah lokal berbeda, sumber yang sangat penting wajib dilaksanakan
secara penuh dalam program bimbingan dan konseling komprehensif. Sumber yang dibutukan termasuk
personal, finansial, dan politikal.
a. Sumber personal
b. Sumber finansial
c. Sumber politikal

4. Pengembangan, Managemen, dan Akuntabilitas


Elemen pengembangan, managemen, dan akuntabilitas dalam program bimbingan dan konseling
komprehensif menjelaskan tentang lima fase transisi yang mengacu pada pelaksanaan program bimbingan
dan konseling secara menyeluruh. Fase tersebut yaitu merencanakan, mendesain, mengimplementasi,
mengevaluasi, dan meningkatkan. Elemen ini juga mencakup beberapa tugas pengelolaan yang dibutuhkan
untuk melengkapi setiap fase transisi yang menggambarkan proses perubahan untuk mengembangkan
secara efektif danmerata.
Elemen ini mendiskripsikan tentang bagaimana program bimbingan dan konseling komprehensif
dapat dipertanggungjawabkan melalui program, personel, dan evaluasi semua hasil yang mengarah pada
peningkatan program untuk membuat komponen program bimbingan dan konseling lebih efektif.

2. Latar Belakang BK di sekolah berdasarkan:

a. Latar Belakang Yuridis Formal (UU No. 20 Tahun 2003 dan Permendikbud No. 111 Tahun 2014).
Di dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah pemerintah mengelurakan peraturan
berdasarkan Undang-Undang tentang penyelengaraan layanan bimbingan dan konseling disekolah yaitu UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) termuat dalam pasal 1 ayat 6 dimana Konselor
(bimbingan konseling) mempunyai posisi yang sejajar dengan tenaga pendidik lainnya seperti : guru, dosen, tutor,
dan widyaiswara, namun dalam konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang berbeda.

Pemerintah juga mengelurakan peraturan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
berdasarkan Permendikbud No. 111 Tahun 2014. Dalam Permendikbud nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah disebutkan bahwa Bimbingan dan Konseling
sebagai bagian integral dari program pendidikan, merupakan upaya memfasilitasi dan memandirikanpeserta didik
dalam rangka mencapai perkembangan yang utuh dan optimal. Permendikbud ini menjadi rujukan penting,
khususnya bagi para Guru BK atau Konselor dalam menyelenggarakan dan mengadministrasikan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.

Sebagaimana dimuat dalam Pasal 6 ayat 1 yang menyebutkan bahwa: “Komponen layanan Bimbingan dan
Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup : a) layanan dasar, b) layanan peminatan dan perencanaan
individual, c) layanan responsif dan d) layanan dukungan sistem”. Layanan Bimbingan dan Konseling dipandang
sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru
Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik dan Konsuler untuk mencapai
kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
3
merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam
kehidupannya.

b. Latar Belakang Psikologis, Social Budaya, IPTEK dan Globalisasi

a) Latar BelakangPsikologis

Dalam lingkungan pendidikan yang menjadi sasaran bimbingan dan konseling adalah peserta didik.
Dimana dalam perkembangannya dalam proses pendidikan peserta didik dapat mengalami suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah-masalah psikologis, seperti prilaku menyimpang, sehingga dibutuhkan pendekatan psikologi
terhadap peserta didik.

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang
perilaku individu yang menjadi sasaran layanan. Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian
psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : a) motif dan motivasi, b) pembawaan dan lingkungan,
c) perkembangan individu, d) belajar, dan e) kepribadian.

b) Latar BelakangSosial-Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang
dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang
individu merupakan sebagai produk lingkungan social budaya dimana ia hidup.

c) Latar Belakang IPTEK

Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan
karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh.Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan
perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui
internet, dalam bentuk “cyber counseling”.

d) Latar Belakang Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara yang saling
erinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain. Dalam era globalisasi ini guru memiliki peran
yang sangat besar dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling dengan mendidik peserta didik sesuia dengan
perkembangan zaman.

Sumber Referensi

Gysbers, N.C dan Henderson, P. (2006). Developing and Managing Your School Guidance and Counseling Program
Fourth Edition. Alexandria, VA: American Counseling Association.

Syafaruddin, dkk. (2019) Dasar-dasar bimbingan dan konseling : Telaah Konsep, Teori dan Praktik. Perdana,
Medan. ISBN 978-602-5674-84-6
4
Syafaruddin, dkk. 2019. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING : Telaah Konsep, Teori dan
Praktik. Perdana Publishing : Medan.

Masdudi. 2015. Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Nurjati Press : Cirebon.

Ramli, M, dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang Plpg 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan
Dan Konseling. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai