Bobot : 3 SKS
Pertemuan Ke : 10
Learning Outcomes
Materi :
1. Metode bermain
3. Metode demonstrasi
4. Metode eskperimen
5. Metode bercerita
7. Metode karyawisata
8. Metode dramatisasi
A. Pendahuluan
Anda telah cukup berpengalaman dalam proses belajar mengajar di TK. Setiap
melakaukan KBM tentu Anda telah menggunakan berbagai pendekatan untuk
mencapai tujuan (kemampuan yang ingin dicapai).
Apabila hasil pembelajaran yang Anda lakukan dirasakan belum maksimal,
perlu dicari penyebabnya. Solusinya adalah perlu mengadakan berbagai upaya dan
kegiatan untuk mencapai sesuai harapan. Oleh sebab itu setiap kegiatan untuk
pengembangan matematika harus menggunakan pendekatan tertentu sesua dengan
materi atau kemampuan yang ingin dicapai. Pendekatan dalam proses belajar
mengajar pada hakikatnya suatu usaha Anda sebagai guru untuk mengembangkan
keaktifan belajar anak yang diminati anak, serta pelaksanaannya yang
menyenangkan.
Pendekatan pembelajaran merupakan hal yang penting dan sangat menentukan
keberhasilan/tidaknya proses belajar. Pendekatan proses pengembangan
matematika di Taman Kanak-kanak dilaksanakan dengan bermain dan
menyenangkan, guru dituntut suatu kreativitas yang tinggi dalam menyusun
perencanaan serta pelaksanaannya di lapangan. Anda sebagai seorang guru Taman
Kanak-kanak harus mengetahui terlebih dahulu hakikat pengembangan
matematika, macam pendekatan/metode dalam mengembangkan perkembangan
matematika, dan aplikasi pendekatan/metode pengembangan matematika dalam
kegiatan sehari-hari.
Untuk mengukur keberhasilan anak dalam mencapai tujuan tentu Anda
sebagai pengajar telah melakukan evaluasi/penilaian terhadap anak dengan
melalui observasi, catatan anekdot, wawancara, dan lain-lain secara objektif.
Pengamatan guru harus peka dan terperinci, dicatat, didokumentasikan baik
pekerjaan maupun kualitas pekerjaan, interaksi sesama teman atau guru.
2. Tujuan
Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi
sacara optimal. Oleh karena itu dalam memilih suatu metode yang akan
digunakan guru TK perlu memilih alasan yang kuat dan memperhatikan
faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut seperti karakteristik
tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang dibinanya. Yang dimaksudkan
karakteristik tujuan adalah pengembangan kognitif, fisik, sosial emosional,
moral dan nilai-nilai agama dan seni.
Berikut ini adalah contoh pemilihan metode dihubungkan dengan
karakteristik tujuan. Metode yang dapat mengembangkan kognitif
/matematika anak agar dapat berpikir, menalar, mampu menarik kesimpulan,
dan membuat generalisasi. Caranya adalah dengan memahami lingkungan
sekitarnya, mengenal orang dan benda-benda yang ada, mengenal tubuh dan
memahami perasaan mereka sendiri, berlatih mengurus diri mereka sendiri.
Selain itu melatih anak menggunakan bahasa untuk berhubungan dengan
orang lain, dan melakukan apa yang dianggap benar berdasarkan nilai yang
ada dalam masyarakat (Hildebrand, 1986).
Dalam pengembangan kemampuan bahasa anak, Anda dapat
menggunakan metode yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan
berbicara, mendengar, membaca, dan menulis. Anda dapat memberikan
kesempatan kepada anak didik Anda memperoleh pengalaman yang luas
dalam mendengarkan dan berbicara.
Untuk mengembangkan kemampuan sosial emoional ana dapat
menggunakan metode yang menggerakkan anak untuk mengekspresikan
perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan secera verbal dan
tepat.
Pengembangan fisik anak dapat dikembangkan melalui metode-metode
yang dapat menjamin anak tidak mengalami cedera. Oleh karena itu, guru
perlu menciptakan lingkunan yang aman dan menantang (Gordon & Browne,
1985). Bahan dan alat ayng digunakan dalam keadaan baik, tidak
menimbulkan perasaan takut dan cemas dalam menggunakaanya. Berbagai
bahan dan alat yang dipergunakan juga menantang anak untuk melakukan
berbagai aktivitas motorik.
Sedangkan untuk pengembangan moral dan nilai-nilai agama dapt
menggunakan metode-metode yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan-
kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agam yang dianutnya. Pengalaman
belajar yang dapat diberikan adalah memungkinkan terbentuknya kebiasaan
kerja, menghargai waktu, kejujuran, kasih sayang, dan kabiasaan memelihara
lingkungan.
Selain dari kerakteristik tujuan yang telah disebutkan, karakteristik anak
juga turut menentukan pemilihan metode. perluAnda cermati bahwa anak TK
pada umumnya adalah anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu
yang kuat, senang bereksperimen dan keinginan mengekpresikan diri secara
kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara.
1. Bermain
Menurut pendidik dan ahli psikologi, bermain merupakan pekerjaan masa
kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak (Gordon & Browne, 1985: 266).
Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan dilaksanakan
untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya daripada hasil yang
diperoleh dari kegiatan itu (Dworetsky, 1990: 359). Kegiatan bermain
dilaksanakan tidak serius dan fleksibel. Menurut Dearden (Hetherington & Parke,
19779: 481) bermain merupakan kegiatan nonserius dan segalanya ada dalam
kegiatan itu sendiri yang dapat memberikan kepuasan bagi anak. Sedangkan
menurut Hildebrand (1986: 54) bermain berarti berlatih, mengeksploitasi,
merekayasa, mengulang latihan apa pun yang dapat dilakukan untuk
mentransformasi secara imajinatif hal-hal yang sama dengan dunia yang dewasa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan arti bermain: merupakan
bermacam bentu kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat
nonserius, lentur, dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara
imajinatif ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa. Bermain
mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak. Frank dan Theresa Caplan
(Hildebrand, 1986: 55-56) mengemukakan ada enam belas nilai bermain bagi
anak:
a. Bermain membantu pertumbuhan anak.
b. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela.
c. Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak.
d. Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai.
e. Bermain mempunyai unsur berpetualang di dalamnya.
f. Bermain meletakkan dasar pengembangan bahasa.
g. Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan
antarpribadi.
h. Bermain memberi kesempatan untuk menguasai diri secara fisik.
i. Bermain memperluas minat dan pemusatan perhatian.
j. Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu.
k. Bermain merupakan cara anak untuk mempelajari peran orang dewasa.
l. Bermain merupakan cara dinamis untuk belajar.
m. Bermain menjernihkan pertimbangan anak.
n. Bermain dapat distruktur secara akademis.
o. Bermain merupakan kekuatan hidup.
p. Bermain merupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup manusia.
Oleh karena begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka
pemanfaatan kegiatan bermain dalam pelaksanaan program kegiatan anak TK
merupakan syarat mutlak yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Bagi anak TK
belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar (Moeslihatoen, 1999).
3. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah cara memperagakan atau mempertunjukan sesuatu atau
proses dari suatu kejadian atau peristiwa. Guru dituntut mendemonstrasikan
sesuatu harus jelas, alat peraga harus dipersiapkan terlebih dahulu, agar pada saat
mendemonstrasikan sesuatu tidak terhambat atau terganggu.
Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi.
Pertama, dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan
informasi kepada anak. Melalui metode ini kegiatan menjadi lebih menarik karena
mereka dapat melihat langsung bagaimana suatu proses berlangsung. Kedua,
metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK terutama
daya pikir dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berfikir
konvergen, dan berfikir evaluatif.
Berpikir konvergen adalah kemampuan mengunakan informasi yang
diperoleh dan yang disimpan untuk menemukan satu jawaban benar. Contoh anak
TK sudah mengenal konsep bilangan 2. Informasi ini digunakan untuk menjawab
pertanyaan berapakah jumlah kaki ayam?
Sedangkan berpikir divergen adalah dari informasi yang diperoleh mencari
sesuatu yang baru menemukan jawaban baru yang berbeda. Contoh anak TK telah
mengetahui konsep angka 2. Konsep ini digunakan untuk menjawab pertanyaan :
sebutkan binatang yang memiliki kaki 2, kemudian dapat menjawab pertanyaan
mana yang lebih banyak kaki ayam dengan kaki sapi?
Sedangkan berpikir evalatif artinya adalah anak dapat memberikan
kesimpulan, penilaian, penemuan, pemecahan masalah dan berusaha memperbaiki
kesalahannya. Contoh dari berpikir evaluatif pada anak TK adalah ungkapan anak
yang menyatakan bahwa, “Bu guru, saya punya kucing yang lucu, bersih dan
sehat karena saya selalu memberinya makan dan rajin memandikannya”.
Ungkapan tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa anak tersebut
memahami bahwa dengan makan yang cukup serta menjaga kebersihan dapat
hidup bersih dan sehat.
7. Metode Bercerita
Adalah cara menyampaikan sesuatu dengan bertutur atau memberikan
penerangan/ penjelasan secara lisan melalui cerita. Guru bukan memberi ceramah
pada anak usia TK. Cerita harus menarik, dengan tujuan yang ingin dicapai,
dengan gerak-gerak yang wajar dan intonasi yang bervariasi. Anak diberi
kesempatan untuk bertanya memberikan tanggapan atau kesimpulan.
9. Metode Dramatisasi
Metode demokrasi adalah cara memahami melalui peran-peran yang
dilakukan oleh tokoh atau benda-benda di sekitar anak, sehingga anak dapat
memahami sesuatu sambil berimajinasi. Anak memerankan tokoh sesuai dengan
pilihannya berdasarkan minat. Sebagai contoh aka diilustrasikan pada
penerapannya di dalam kelas.
E. Rubrik Penilaian
Lisan
Skor
No Pertanyaan
1 2 3 4
Tulisan
Skor
No Pertanyaan
1 2 3 4
Ingin tahu
No Nilai
Disiplin
Kedisiplinan
Teliti
Bertanya
Mnejawab
Kejujuran
Percaya diri
Menanggapi
Tanggung jawab
Indicator
Nama
Kerja Diskusi
F. Bahan Rujukan