Jumlah SKS : 3
1
SASARAN
POKOK SUB POKOK ESTIMASI
MINGGU PEMBELAJAR LATIHAN PUSTAKA
BAHASAN BAHASAN WAKTU
AN KHUSUS
I Mahasiswa Kuliah GBRP 3 x 50 menit 1, 2, 3
mengetahui dan Pengantar
memahami
GBRP.
Rona
Rona atau corak atau hue, merupakan istilah untuk menyatakan identitas atau
jati diri suatu warna seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru nila atau ungu.
Membicarakan rona yaitu membicarakan warna murni yang berada pada spektrum
atau cakram warna. Rona disebut sebagai warna murni karena memiliki hanya satu
panjang gelombang cahaya. Putih, hitam dan abu-abu tidak disebut sebagai rona.
Warna
Istilah warna berlaku untuk semua warna yang terdapat pada spektrum atau cakram
warna seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru nila atau ungu serta putih, hitam dan
abu-abu, termasuk semua kemungkinan percampuran warna yang dihasilkan.
3
2.1.1. Warna Primer Tradisional
Warna subtraktif berbasis pada prinsip bahwa suatu obyek mengabsorbsi atau
menyerap sebagian panjang gelombang cahaya warna primer dan merefleksikan yang
lainnya. Warna subtraktif digunakan pada bahan pewarna atau pigmen dalam teknik
saringan pada cat, pencelupan, tinta atau fotografi. Pada sistem warna ini, obyek akan
4
mengabsorbsi panjang gelombang dari satu warna menghasilkan kombinasi dua
warna lainnya. Warna primer subtraktif adalah cyan-magenta-yellow (CMY).
Kombinasi tiga warna primer subtraktif sian, majenta, dan kuning akan
menghasilkan warna hitam, karena semua warna diabsorbsi. Dalam teknik cetak tinta
pada printer, gabungan tiga warna sian, majenta, dan kuning belum menghasilkan
hitam yang sempurna, karena masih ada cahaya yang dipantulkan. Pigmen sian tidak
bisa menyerap sempurna cahaya merah, begitu pula dengan pigmen majenta dan
kuning tidak bisa menyerap sempurna hijau dan biru. Oleh karena itu dalam proses
pencetakan ditambahkan warna keempat yaitu hitam (black) sebagai penguat agar
reproduksi warna dapat menghasilkan kepekatan warna hitam yang sempurna. Fungsi
warna tersebut sering kali disebut key (K), karena tinta hitam merupakan kunci agar
cetakan dapat menghasilkan warna hitam yang pekat. Sistem warna pada teknik
printer kemudian dikenal dengan CMYK (cyan, magenta, yellow, black).
Jika semua nilai CMYK dibuat 0 (nol), maka yang terjadi adalah warna putih.
Sebaliknya jika warna CMY dicampur pada nilai maksimal, yang tercipta adalah
warna abu-abu tua mendekati hitam. Hal ini memungkinkan printer warna yang tidak
memiliki tinta hitam untuk tetap bisa menghasilkan warna hitam.
Hitam, putih, dan abu-abu secara fisik merupakan komposisi yang tidak
mengandung rona atau memiliki semua komponen rona. Ketiganya tidak disebut rona
(hue) karena tidak menampilkan rona atau kroma tertentu. Karena itu hitam, putih,
dan abu-abu disebut sebagai warna akromatik.
Berbasis pada warna primer aditif, hitam menunjukkan ketiadaan cahaya,
karena itu tak ada warna. Ketika tak ada cahaya maka semuanya akan tampak hitam.
Sebaliknya putih adalah hasil dari percampuran semua warna cahaya. Sinar matahari
mengkomposisikan semua warna dalam spektrum sehingga tampak putih.
Percampuran warna merah, hijau, dan biru akan menghasilkan putih, walaupun yang
dihasilkan bukan putih murni melainkan putih keabu-abuan.
5
Berbasis pada warna primer tradisional dan subtraktif, mencampurkan warna-
warna primer akan menghasilkan hitam walaupun bukan hitam sempurna.
Mencampurkan warna primer tradisional merah, biru, dan kuning misalnya pada cat
air, akan didapatkan warna hitam walaupun bukan hitam sempurna melainkan abu-
abu gelap (shade of grey). Mencampurkan sian, majenta, dan kuning pada warna
primer subtraktif juga menghasilkan hal yang sama. Hal ini dikarenakan tidak semua
pigmen menyerap warna secara sempurna, oleh karena itu masih memantulkan
sebagian warna.
Putih dalam warna primer tradisional dan subtraktif menunjukkan ketiadaan
warna. Kita tidak dapat mengkreasikan warna putih dengan mencampurkan warna
pigmen. Variasi antara hitam dengan putih menghasilkan abu-abu dengan berbagai
skala. Skala yang umum digunakan oleh para pelukis adalah Sembilan, dengan
pertimbangan untuk membedakan terang dengan gelap serta mudah untuk
membaginya dalam kelompok tiga yang banyak digunakan pada cakram warna.
Hitam, putih, dan abu-abu merupakan pereda warna-warna dengan intensitas
tinggi. Semua warna elektrik yang melelahkan mata akan diterima dengan baik oleh
mata ketika dicampurkan dengan hitam, putih atau abu-abu. Kita bisa melihat
bagaimana warna-warna majenta, kuning, hijau terang, dan sian yang melelahkan
mata menjadi lebih nyaman dilihat setelah dicampur dengan hitam, putih, dan abu-
abu.
LATIHAN:
Buatlah warna sekunder dan tersier dari masing-masing sistem warna tradisional,
aditif, dan subtraktif dengan menggunakan cat air di atas kertas tebal putih dengan
ukuran 20x20 cm.