Anda di halaman 1dari 7

RESUME

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Dosen Pengampu:

Aini Loita, M.Pd.

oleh:

Tridewi Bungsu Tanbrin

NIM 2009757

3A PGPAUD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2022
A. Pengertian Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat dalam suatu cahaya sempurna, yaitu
cahaya berwarna putih. Kita tidak bisa mengenali warna jika berada dalam ruang yang
gelap atau tidak ada cahaya. Ketika menutup mata, kita juga tidak dapat melihat warna
suatu objek kalaupun ada cahaya. Demikian juga ketika tidak ada sesuatu yang dilihat, kita
pun tidak dapat mengenali suatu warna.
Teori warna atau color theory menurut Interaction Design
Foundation didefinisikan sebagai pedoman yang digunakan oleh para desainer dalam
menyampaikan sebuah pesan kepada para penggunanya melalui warna.
Secara umum, sebuah warna dapat dilihat dari persepsi yang berbeda-beda pada setiap
orang. Dimana beberapa orang ada yang menyukai warna tertentu dan juga tidak menyukai
beberapa warna.
Namun, hal yang harus disadari oleh para pemilik bisnis atau entrepreneur yaitu,
sebuah warna dapat menjadi peran penting dalam membangun sebuah merek
atau brand yang mereka miliki.
Menurut 99Designs juga mengemukakan pendapat mereka mengenai bagaimana
seseorang memutuskan apakah mereka menyukai sebuah produk atau tidak pada kurun
waktu 90 detik atau bahkan kurang dari angka tersebut.
Sebanyak 90% dari keputusan yang mereka ambil tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh
warna saja, dan bukan aspek lain dari produk tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dapat kita
lihat pentingnya pemilihan desainer grafis yang mampu memilih warna dengan baik dan
pengimplementasian teori warna yang ada.
B. Teori Warna Berdasarkan Para Ahli
1. Teori Sir Isaac Newton
Teori warna pertama yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton. Beliau telah melakukan
percobaan serta mendapatkan sebuah kesimpulan dimana apabila dilakukan pemecahan
pada warna spektrum yang dihasilkan dari sinar matahari, maka akan ditemukan berbagai
warna yang beragam. Warna ini sendiri terdiri dari warna merah, jingga, kuning, biru, serta
ungu. Berbagai warna yang diungkapkannya tersebut juga dapat kita lihat pada pelangi.

2. Teori Brewster
Teori warna kedua yaitu oleh Brewster yang pertama kali diungkapkan pada tahun 1831.
Pada teorinya ini, beliau menyederhanakan warna yang ada menjadi empat kelompok
warna yang terdiri dari primer, sekunder, tersier, serta warna netral. Kelompok warna
tersebut disusun dalam sebuah lingkaran warna brewster yang menjelaskan mengenai teori
komplementer, split komplementer, triad, serta tetrad. Teori Brewster yang juga disebut
sebagai lingkaran warna ini hingga sekarang juga masih banyak digunakan, khususnya
pada dunia seni rupa.
3. Teori Munsell
Teori warna ketiga yaitu oleh Munsell yang dikemukakan pada tahun 1858. Pada teorinya,
beliau menyelidiki warna dengan standar warna untuk aspek fisik serta aspek psikis.
C. Pengelompokkan Jenis-Jenis Warna
Secara umum warna dibagi menjadi 3 jenis yang utama, berikut akan kami bahas
beserta penjelasannya.
1. Warna Primer
Warna primer disebut juga sebagai warna dasar atau warna pokok. Disebut
demikian, karena dari jenis warna primer dapat melahirkan warna-warna
baru yang akan masuk dalam kategori warna sekunder dan tersier. Ada 3
jenis utama warna untuk primer: merah, biru, dan kuning.
2. Warna Sekunder
Warna sekunder disebut juga sebagai warna turunan karena menghasilkan
ragam warna baru yang berasal dari percampuran dua warna primer.
Misalnya campuran warna merah dan biru akan menjadi warna ungu, warna
merah dan kuning akan menghasilkan warna jingga (orange), dan warna
biru dengan kuning menghasilkan warna hijau.
3. Warna Campuran (Tersier)
Warna tertier (tersier) merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran
dua jenis warna yang sudah disebutkan diatas (primer dan sekunder). Oleh
sebab itu, warna tersier lebih bervariasi karena kombinasi dua warna
tersebut. Misalnya warna pencampuran antara warna hijau dengan biru
menjadi warna hijau kebiruan.

• Kombinasi Warna dari Jenis Utama


Seperti yang telah disebutkan di atas, ragam warna utama meliputi warna primer,
sekunder, dan tersier.

Kombinasi dari ketiga jenis warna utama tersebut meliputi:


• Warna jingga: Kombinasi antara warna merah dengan kuning
• Warna hijau: Kombinasi antara warna biru dengan kuning
• Warna ungu: Kombinasi warna merah dengan biru
• Warna cokelat: Kombinasi dari bermacam-macam warna
D. Fungsi dan Penggunaan Warna Pada Anak Usia Dini
Warna dapat membantu mengartikan perasaan hati anak saat senang, sedih, dan
marah. Tujuan pengenalan warna pada anak usia dini adalah untuk memberikan manfaat
secara emosional. Biasanya, hal ini diperuntukan untuk anak dengan kemampuan bahasa
yang belum matang, sehingga warna menjadi media komunikasi baginya. Warna akan
memaksimalkan kinerja otak pada usia 0 – 10 tahun. Pada rentang usia tersebut saraf otak
anak saling terhubung secara optimal. Mengenalkan beragam warna tentu akan
menyenangkan anak dan membuat anak tidak bosan ketika belajar atau mengeksplorasi
lingkungannya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengenalkan warna adalah kegiatan
mewarnai. Selain menyenangkan, kegiatan mewarnai juga mempunyai banyak manfaat
lho. Diantaranya adalah :
• Mengembang Kemampuan Motorik
Aktivitas mewarnai dapat membantu meningkatkan kerja otot tangan pada
anak, yang berguna dalam perkembangan anak, seperti halnya mengetik,
atau mengangkat benda.
• Sebagai Media Berekspresi
Kegiatan mewarnai pada bidang kosong, merupakan cara bagi anak untuk
mengungkapkan perasaan dirinya, apakah itu perasaan gembira atau
perasaan sedih.
• Mengenal Perbedaan Warna
Aktivitas anak mewarnai biasanya menggunakan pensil warna atau krayon
dapat membantu anak mengenal warna, anak dapat membedakan warna satu
dengan yang lainnya.
• Meningkatkan Kepercayaan Diri
Dengan mewarnai, anak akan mencoba melakukan satu tugas yang dapat
memberikan mereka kepuasan setelah berhasil menyelesaikannya.

E. Pewarna dari bahan Alami dan Buatan


Salah satu unsur yang menjadikan keindahan tekstil adalah unsur warna. Teknik
pewarnaan pada ragam tekstil yang tidak monoton dapat membuat produk kerajinan tekstil
lebih menarik dan variatif. Bahan tekstil dapat diberi warna, baik dari bahan pewarna alami
maupun buatan. Masing-masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-
beda.
1. Jenis Pewarna Tekstil Alami Pewarna alami tekstil berasal dari ekstrak akar-
akaran, daun, buah, kulit kayu, dan kayu, sedangkan pewarna buatan terbuat dari bahan
kimia. Dalam buku Seni Rupa (2020) yang ditulis Kirno Widarso, dijelaskan macam-
macam bahan pewarna pada tekstil, baik yang alami maupun buatan. Adapun bahan
pewarna alami adalah sebagai berikut:
a. Kunyit (Curcuma Domestica) Kunyit merupakan pewarna alami yang
menghasilkan warna kuning. Proses pembuatannya dengan cara diparut,
kemudian diperas untuk menghasilkan cairan berwarna kuning.
b. Kayu Tinggi (Saga) Kayu tinggi menghasilkan warna merah dan hitam.
Caranya adalah dengan mengolah kulit kayu dan getahnya.
c. Kesumba Kesumba menghasilkan warna merah atau kuning dengan cara
mengolah bijinya.
d. Tarum atau Tom (Indigofera Tinctoria) Tarum menghasilkan warna biru
dengan cara merendam daunnya. Air rendaman itu dapat digunakan sebagai
bahan pewarna tekstil.
e. Pinang (Areca Catechu) Pinang yang sudah tua mampu menghasilkan
warna alami dengan mengolah bijinya
f. Suji (Dracaena Angustifolia) Suji dapat menghasilkan warna hijau melalui
proses pengolahan dengan cara ditumbuk.
g. Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) Warna yang dihasilkan dari kulit
manggis adalah merah, biru, dan ungu. Cara adalah dengan menumbuk
halus kulit manggis hingga menjadi bubuk, lalu direndam dengan etanol dan
dikeringkan.
h. Akar Mengkudu (Morinda Citrifolia) Warna yang dihasilkan akar
Mengkudu adalah merah kecoklatan. Cara pembuatannya adalah dengan
merendam dan menumbuk akarnya.
i. Getah Gambir Warna yang dihasilkan getah gambir adalah warna
kecoklatan dan merah tua. Cara memperolehnya adalah dengan
mengeringkan getah gambir dari ekstrak perasan daun dan tumbuhannya.
j. Daun Jati (Tectona Grandis) Warna yang dihasilkan daun jati adalah merah
kecoklatan. Cara memprosesnya adalah dengan menumbuk daun jati muda
untuk diambil getahnya.
k. Angsana Warna yang dihasilkan oleh kayu angsana adalah warna merah.
Selain itu, daunnya juga dapat menghasilkan warna coklat.
l. Tanaman Jarak Warna yang dihasilkan dari tanaman jarak adalah warna
hijau yang diambil dari daunnya.
2. Jenis Pewarna Tekstil Buatan Selain pewarna alami yang telah dijelaskan di atas,
berikut ini adalah berbagai jenis pewarna sintetis atau buatan.
a. Napthol
Zat warna napthol berasal dari napthol sebagai komponen dasar dan
garam diazonium atau garam napthol sebagai komponen tambahan.
Pewarna ini digunakan dengan teknik celup.
b. Indigosol Zat
warna indigosol memiliki ciri tidak mudah luntur. Warnanya merata
dan cerah. Proses pewarnaannya bisa dengan dicelup atau dicolet.
Warna akan muncul setelah ditambahkan natrium nitrit atau asam
sulfat.
c. Warna Rapit
Zat warna rapit yang digunakan untuk coletan biasanya adalah jenis
rapit fast. Zat warna rapit merupakan komponen campuran dari
warna napthol dan garam diazonium yang distabilkan. Rapit yang
banyak dipakai adalah warna merah.
d. Zat Warna Pigmen
Zat warna pigmen merupakan unsur pengikat yang membantu
menguatkan zat warna dengan serat. Zat warna pigmen biasanya
digunakan untuk cetak saring dan kurang cocok digunakan pada
teknik celup.
e. Cat Tekstil
Cat tekstil berbahan dasar air. Cat ini khusus digunakan untuk
melukis di atas kain. Misalnya, melukis tas kain, t-shirt, hingga
sepatu kain. Setelah cat kering, kain yang diwarnai harus disetrika.
Dalam proses penyetrikaan, harus ada lapisan di atas kain. Jadi,
setrika tidak langsung mengenai cat.
f. Cat Akrilik
Cat akrilik biasa dipakai untuk melukis. Bahan dasarnya adalah
plastik polietilen sehingga cepat mengeras dan cepat kering.
Penggunaannya biasanya dicampur dengan air.
F. Dokumentasi Mencampur Warna

Anda mungkin juga menyukai