Anda di halaman 1dari 18

BAB VII

MENGANALISA WARNA PADA DESAIN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang menganalisa warna pada desain, peserta didik mampu
menyempurnakan desain dengan warna yang tepat, serta dapat membuat kombinasi warna
pada busana.

PETA KONSEP

Menganalisa
Warna Pada
Desain

Teknik Mewarnai
Pengelompokkan Kombinasi Busana Secara
Warna Warna Kering/basah

Kata Kunci : -Warna-Kombinasi warna


Warna

Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Dengan adanya warna
menjadikan suatu benda dapat dilihat. Selain itu, warna juga dapat mengungkapkan
suasana perasaan atau watak benda yang dirancang. Warna dapat menunjukkan sifat dan
watak yang berbeda-beda, bahkan mempunyai variasi yang sangat banyak, yaitu warna
muda, warna tua, warna terang, warna gelap, warna redup, dan warna cemerlang.
Sedangkan dilihat dari sumbernya, ada warna merah, biru, kuning, hijau, orange, dan lain
sebagainya. Tetapi jika disebut warna panas, warna dingin, warna lembut, warna ringan,
warna sedih, warna gembira dan sebagainya, ini disebut juga dengan watak warna.
Warna-warna tua atau warna hitam dapat memberi kesan berat dan menyusutkan
bentuk. Oleh karena itu, apabila kita menata busana untuk seseorang, hendaklah
disesuaikan dengan orang tersebut. Misalnya orang yang bertubuh gemuk hendaklah
dipilih warna yang tidak terlalu cerah atau warna-warna redup karena warna ini dapat
menyusutkan bentuk tubuh yang gemuk tersebut.

A. Pengelompokan Warna
Ada bermacam-macam teori yang berkembang mengenai warna, di antaranya
teori Oswolk, Munssel, Prang, Brewster, dan lain-lain. Dari bermacam-macam teori ini
yang lazim dipergunakan dalam desain busana dan mudah dalam proses pencampurannya
adalah teori warna Prang karena kesederhanaannya. Prang mengelompokkan warna
menjadi lima bagian, yakni warna primer, sekunder, intermedier, tertier, dan kuarter.

Dalam lingkaran warna dapat dikelompokan menjadi:

1. Warna primer/warna pokok


Warna ini disebut juga dengan warna dasar atau pokok karena warna ini tidak
dapat diperoleh dengan pencampuran hue lain. Warna primer terdiri dari merah,
kuning, dan biru, dinamakan warna primer karena warna ini dihasilkan dari
penggunaan pigmen, pigmen adalah bahan organic dan bahan anorganic untuk
pewarna yang banyak digunakan dalam industri tinta dan kertas. Warna primer ini
tidak bisa dibuat dengan campuran warna lain.
Sumber:https//desainkreatif.
file.wordpress.com
Gambar 7.1. Warna Primer

2. Warna sekunder
warna ini merupakan hasil pencampuran dari dua warna primer. Warna
sekunder terdiri dari orange, hijau, dan ungu.
 Warna orange merupakan hasil dari pencampuran warna merah dan warna kuning.
 Warna hijau merupakan pencampuran dari warna kuning dan biru.
 Warna ungu dalah hasil pencampuran dari merah dan biru.

Warna sekunder, yang termasuk warna sekunder adalah


 Warna merah + warna kuning: warna jingga.
 Warna merah + biru: warna ungu.
 Warna kuning + warna biru: warna hijau.
Sumber:https//pbs.twimg.com

Gambar 7.2. Warna Sekunder


3. Warna intermediate
Warna ini dapat diperoleh dengan dua cara yaitu dengan mencampurkan
warna primer dengan warna sekunder yang berdekatan dalam lingkaran warna atau
dengan cara mencampurkan dua warna primer dengan perbandingan 1:2.

Sumber:https//encrypted-
tbn0.gstastic.com
Gambar 7.3. Warna Intermediate

4. Warna tertier
Warna tertier dalah warna yang dihasilkan dari campuran warna-warna
sekunder. Warna tertier adalah warna yang terjadi apabila dua warna sekunder
dicampur. Warna tertier ada tiga, yaitu:
 Tertier biru, adalah hasil pencampuran ungu dengan hijau.
 Tertier merah, adalah hasil pencampuran orange dengan ungu.
 Tertier kuning adalah hasil pencampuran hijau dengan orange.
Sumber:https//encrypted-
tbn0.gstastic.com

Gambar 7.4. Warna Tertier


5. Warna analogus/berdekatan
Adalah warna yang dihasilkan dari pencampuran antara satu warna primer
dengan satu warna sekunder, yang letaknya bersebelahan pada lingkaran warna.
Warna-warna analogus atau warna-warna antara ini pada umumnnya adalah warna-
warna yang tidak jenuh (tidak banyak unsur putihnya) dalam lingkaran warna, warna,
antara warna analogus ini letaknya bisa diketahui dari contoh gambar diatas.

Gambar 7.5. Warna Analogus

B. Pembagian Warna Menurut Sifatnya


Warna menurut sifatnya dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu sifat panas dan
dingin atau hue dari suatu warna, sifat terang dan gelap atau value warna, serta sifat
terang dan kusam atau intensitas dari warna.
a. Sifat panas dan dingin
Sifat panas dan dingin suatu warna sangat dipengaruhi oleh huenya. Hue
merupakan suatu istilah yang dipakai untuk membedakan suatu warna dengan
warna yang lainnya, seperti merah, kuning, biru, dan lainnya.Perbedaan antara
merah dan kuning ini adalah perbedaan huenya. Hue dari suatu warna mempunyai
sifat panas dan dingin. Warna-warna panas adalah warna yang berada pada bagian
kiri dalam lingkaran warna, yang termasuk dalam warna panas ini yaitu warna
yang mengandung unsur merah, kuning, dan jingga. Warna panas ini memberi
kesan berarti agresif, menyerang, membangkitkan, gembira, semangat, dan
menonjol. Sedangkan warna yang mengandung unsur hijau, biru, ungu disebut
warna dingin. Warna dingin lebih bersifat tenang, pasif, tenggelam, melankolis,
serta kurang menarik perhatian.

b. Sifat terang dan gelap


Sifat terang dan gelap suatu warna disebut dengan value warna. Value
warna ini terdiri atas beberapa tingkat. Untuk mendapatkan value ke arahyang
lebih tua dari warna aslinya disebut dengan shade, dilakukan denganpenambahan
warna hitam. Sedangkan untuk warna yang lebih muda disebut dengan tint,
dilakukan dengan penambahan warna putih.

c. Sifat terang dan kusam


Sifat terang dan kusam suatu warna dipengaruhi oleh kekuatan warna atau
intensitasnya. Warna-warna yang mempunyai intensitas kuat akankelihatan lebih
terang, sedangkan warna yang mempunyai intensitas lemah akan terlihat kusam.

Praktikum

Menganalisa Warna Pada Desain

A. Tujuan: Menganalisa Warna Pada desain


B. Alat dan bahan:
1. Pensil mekanik.
2. Penghapus.
3. Penggaris.
4. Kertas ukuran A4.
5. Cat air
6. Cat pewarna kering
C. Petunjuk
1. Siapkan ruang kerja bersih dan rapi.
2. Periksa lengkap alat dan bahan gambar.
3. Kerjakan dengan bersih dan rapi.
D. Langkah kerja
1. Ikuti langkah kerja yang sudah di tulis dibuku ini.

C. Kombinasi Warna
Dari berbagai warna yang sudah ada, besar kemungkinan belum ditemui
warna yang diinginkan. Oleh sebab itu, warna ini perlu dikombinasikan.
Mengkombinasikanwarna berarti meletakkan dua warna atau lebih secara berjejer
atau bersebelahan.

Jenis-jenis kombinasi warna dapat dikelompokkan atas:


1. Kombinasi monokromatis atau kombinasi satu warna yaitu kombinasi satu warna
dengan value yang berbeda. Misalnya merah muda dengan merah, hijau muda dengan
hijau tua, dll. Seperti samping kiri
2. Kombinasi analogus yaitu kombinasi warna yang berdekatan letaknya dalam
lingkaran warna. Seperti merah dengan merah keorenan, hijau dengan biru kehijauan,
dan lain-lain.
3. Kombinasi warna komplementer yaitu kombinasi warna yang bertentangan letaknya
dalam lingkaran warna, seperti merah dengan hijau, biru dengan orange dan kuning
dengan ungu.
4. Kombinasi warna split komplementer yaitu kombinasi warna yang terletak pada
semua titik yang terbentuk huruf Y padalingkaran warna. Misalnya kuning dengan
merah keorangean, biru dengan merah keorangean, dan lain-lain.
5. Kombinasi warna double komplementer yaitu kombinasi sepasang warna yang
berdampingan dengan sepasang komplementernya. Misalnya kuning orange dan biru
ungu.
6. Kombinasi warna segitiga yaitu warna yang membentuk segitiga dalam lingkaran
warna. Misalnya merah, kuning dan biru. Orange, hijau, danungu. Kombinasi warna
kromatis dan kombinasi warna analogus diatas disebut kombinasi warna harmonis,
sedangkan kombinasi warna komplementer, split komplementer, double
komplementer dan segitiga disebut juga kombinasi warna kontras.

D. Teknik Mewarnai Desain Busana


Dalam mewarnai gambar busana dapat dilakukan berbagai cara. Tergantung
kepada alat dan bahan yang kita gunakan. Jika dalam penyelesaian gambar yang kita
gunakan memakai bantuan air, maka teknik penyelesaiannya disebut teknik basah,
sedangkan jika kita mewarnai gambar tanpa menggunakan bahan yang memiliki cairan,
maka di sebut teknik penyelesaian gambar secara kering.
Adapun alat-alat yang digunakan, akan lebih banyak menggunakan pensil biasa,
pensil warna, pastel, krayon, konte, spidol dan sebagainya.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pewarnaan desain busana, yakni :
1. Tekstur kain
Adalah sifat permukaan kain pada saat disentuh, apakah dia kasar,
halus, tipis, tebal, kasar, dan licin. Dalam Mewarnai disain busana, hal ini
harus menjadi perhatian, karena pada sketsa disain hal ini harus nampak.
Bahan yang tebal tentu memiliki teknik pewarnaan yang berbeda dengan
bahan yang tipis. Begitu pula bahan yang kasar berbeda teknik pewarnaannya
berbeda dengan bahan yang halus.
2. Motif kain
Motif kain adalah hiasan yang nampak diatas permukaan kain, yang
sifatnya menghiasi kain tersebut. Misalnya gambar bunga, binatang, benda-
benda geometris, kotak, polkadot, benda abstrak dan lain sebagainya. Dalam
membuat motif pada sketsa disain perlu diperhatikan besar kecilnya motif
pada sketsa. Bentuk garis dan kotak pada sketsa tidak mesti lurus seperti
menggunakan penggaris, tetap dibuat terputus-putus, terlebih jika motif
kotaknya melewati bagian tubuh yang memiliki lekukan.
3. Lekuk Tubuh
Dalam membuat sketsa busana perlu diperhatikan bagian tubuh yang
menonjol dan cekung. Misalnya pada bagian dada sebagai bagian yang
menonjol diberi pewarnaan yang lebih terang, sedangkan pada bagian lekukan
yang cekung diberi warna lebih gelap. Sedangkan pada bagian yang datar atau
rata diberi warna yang sebenarnya.
4. Jatuhnya Busana
Pada dasarnya jatuhnya busana pada tubuh dapat dibagi menjadi dua
bagian, yakni busana yang jatuhnya lembut pada tubuh (melangsai) atau
busana yang terlihat kaku pada tubuh. Hal ini tergantung pada bahan utama
yang digunakan. Jika bahannya lembut maka jatuhnya busana pada sketsa
akan terlihat ada lekukan-lekukan atau gelombang, disini gradasi warna akan
lebih banyak digunakan. Sedangkan pada sketsa busana yang menggunakan
bahan yang kaku maka lekukan atau gelombang pada busana tidak akan terlalu
banyak nampak.
5. Cahaya
Jika kita cermat memperhatikan jika seseorang dalam berbusana, akan
nampak bagian-bagian yang kelihatan lebih terang dan bagian lain terlihat
lebih gelap. Hal ini dipengaruhi oleh efek cahaya yang menimpa tubuh.
Demikian pula halnya dalam pembuatan sketsa busana, pewarnaannya harus
memperhatikan efek cahaya tersebut. Pada bagian yang diperkirakan tertimpa
cahaya diberi warna lebih terang, sedangkan bagian yang tidak tertimpa
cahaya diberi warna lebih gelap.

Gambar 7.6. Pewarnaan Secara Kering


Gambar 7.7. Pewarnaan Secara Basah

1. Langkah-Langkah Mewarnai Sketsa Busana


Teknik dalam mewarnai busana dilakukan sesuai dengan kondisi yang akan
diinginkan oleh seorang desainer. Secara umum ada sebelas teknik mewarnai yang dapat
dilakukan pada sebuah sketsa disain busana, yaitu:
1. Teknik Penyelesaian bahan Tebal.
2. Teknik penyelesaian bahan berkilau.
3. Teknik penyelesaian bahan tembus pandang.
4. Teknik penyelesaian bahan berbulu.
5. Teknik Penyelesaian bahan berkotak.
6. Teknik Penyelesaian bahan bermotif.
7. Teknik Penyelesaian bahan bergaris.
8. Teknik Penyelesaian bahan lace.
9. Teknik Penyelesaian bahan quilting.
10. Teknik Penyelesaian bahan berpayet
11. Teknik Penyelesaian bahan rajutan.
Sebelum sketsa diwarnai, sebelumnya dilakukan penyempurnaan dalam sketsa
tersebut agar proses pewarnaan berjalan dengan lancar.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan pewarnaan sketsa disain busana antara
lain menurut :
1. Teknik Mewarnai Bahan Tebal :
a. Pertegas garis-garis pada sketsa yang memang membutuhkan hal demikian.
b. Dahulukan mewarnai bagian kulit dan kepala.
c. lalu warnai busana dan pelengkapnya, mulai dari bagian gelap pada bagian cekung,
terlipat dan bagian yang tidak terkena cahaya.
d. Dalam memberikan warna awali dengan garis-garis tipis kemudian lakukan
pengulangan pada setiap coretan agar kesan tebal dapat muncul.
e. Gambarlah bagian tertentu dengan pena untuk lebih memperjelas detail busana.
Sumber: Fashion Design Techniques
Gambar 7.8. Mewarnai Bahan Tebal

2. Teknik Mewarnai Sketsa Busana Dari Bahan Berkilau.


a. Pertegas garis-garis sketsa yang memang membutuhkan hal demikian.
b. Bagian kulit dan wajah diwarnai terlebih dahulu.
c. Lakukan mewarnai busana dengan warna yang tipis. Pensil warna jangan ditekan saat
digunakan.
d. Bagian cekung diwarnai lebih gelap, bagian menonjol diberi warna lebih terang.
e. Pada bagian tertentu dapat dipertegas dengan pena.
Sumber: Fashion Design Techniques

Gambar 7.9. Mewarnai Sketsa Busana Bahan Berkilau


3. Teknik Mewarnai bahan tembus pandang.
a. Pertegas garis-garis sketsa yang memang membutuhkan hal demikian.
b. Warnailah bagian wajah dan kulit terlebih dahulu.
c. warnai sketsa sesuai warna yang diinginkan dengan cara memberi warna lebih gelap
pada daerah yang cekung dan bergelombang dan warna lebih muda pada daerah yang
menonjol dan terkena cahaya.
d. warnai busana bagian luar tipis-tipis saja dan berikan gradasi warna.
e. Ratakan garis warna arsiran.
f. lanjutkan dengan melengkapi warna pada aksessories jika ada.
g. Pertegas garis dengan pena jika memang diperlukan

4. Teknik Penyelesaian Bahan Berbulu.


a. Pertegas garis-garis sketsa yang membutuhkan hal demikian.
b. Bagian busana yang berbulu dibuatkan garis bergerigi pada tepi sepanjang bagian
yang dibutuhkan.
c. Warnailah kulit kepala dengan gradasi dari tegas ke ringan.
d. Lanjutkan mewarnai bagian-bagian lain sesuai yang telah direncanakan sebelumnya.
Perhatikan efek pencahayaan dan permukaan badan yang cekung dan menonjol serta
rata.
e. Beri warna pada bagian berbulu. Pada bagian yang terkena cahaya dibuat lebih muda
sementara pada bagian yang tidak terkena cahaya dibuat lebih gelap. Buat garis efek
bulu pada beberapa bagian.
f. Warnai aksesoris lalu lanjutkan dengan penyempurnaan warna pada bagian yang
dianggap perlu.
Sumber: Fashion Design Techniques

Gambar 7.10. Penyelesaian Bahan Berbulu


5. Teknik Mewarnai Bahan Berkotak/bergaris.
a. Tentukan garis dengan memperlihatkan lekuk dan lipatan busana.
b. Garis atau kotak yang terletak pada lekukan atau tonjolan dapat di buat tidk utuh.
c. Pertegas garis rancangan yang diinginkan.
d. Warnai kulit dan kepala dengan teknik gradasi warna.
e. Warnai garis atau kotak di atas proporsi.
f. Warnai busana sesuai keinginan dengan memperhatiakn bagian yang terkena cahaya,
lekukan, tonjolan dan yang datar.
g. Pertegas garis atau kotak, lalu arsir samar-samar bagian diluar garis/kotak.
h. Warnai aksesoris dan lakukan penyempurnaan pada bagian yang perlu.

Sumber: Fashion Design Techniques

Gambar 7.11. Mewarnai Bahan Berkotak/bergaris


Rangkuman

1. Mengelompokan warna menurut teori warna prank antara lain: warna primer, warna
sekunder, warna intermediate, warna ertier dan warna analogus.
2. Warna menurut sifatnya dibagi menjadi 3 bagian yaitu sifat panas-dingin, sifat
terang-gelap, sifat terang-kusam.
3. Kombinasi warna dapat dikelompokkan atas kombinasi warna monokromatis,
analogus, komplometer, split komplometer, double komplementer, terus kombinasi
warna segitiga.

Tugas Mandiri

Jenis-jenis kombinasi warna, tugas Anda mencari gambar-gambar yang sesuai kombinasi
warna tersebut, anda bias mencari melalui internet, majalah, atau sumber lainnya.

Penilaian Harian

Kerjakan soal-soai dibawah ini dengan baik dan benar.

4. Buatlah sebuah desain dengan teknik pewarnaan untuk bahan tebal.


5. Buatlah sebuah desain dengan teknik pewarnaan untuk bahan berkilau.
6. Buatlah sebuah desain dengan teknik pewarnaan untuk bahan tembus pandang
7. Buatlah sebuah desain dengan teknik pewarnaan untuk bahan berbulu
8. Buatlah sebuah desain dengan teknik pewarnaan untuk bahan berkotak

Cakrawala

Anda mungkin juga menyukai