Anda di halaman 1dari 20

TEORI WARNA

Perpaduan warna merupakan salah satu hal yang krusial pada seni dan desain.
Memilih berbagai warna untuk dipadukan satu sama lain agar tampak menjadi
harmonis tidaklah mudah. Terdapat beberapa panduan awal kombinasi yang
diambil dari teori warna dan prinsip seni untuk mempermudah prosesnya;
Color Harmony.

Sebelum memulai mix and match ada baiknya jika kita menelusuri sedikit
mengenai pengetahuan umum dari warna itu sendiri. Mengetahui berbagai
elemen warna akan menambah ruang gerak kreativitas kita disaat menata
warna.

Terjadinya Pembentukan Warna


Berdasarkan teori newton dalam bukunya “Optics”(1704) warna adalah unsur
cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda. Kemudian diintrepetasikan oleh
TEORI WARNA
mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut, benda tersebut juga
mempengaruhi warna yang dihasilkan melalui pigmennya.

Selain itu warna juga adalah pengalaman psikologis manusia. Indera manusia
mampu meresepsi warna yang terdapat pada cahaya tersebut. Sadjiman Ebdi
Sanyoto (2005: 9) mendefinisikan warna secara fisik dan psikologis. Warna
secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis
sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Lengkapnya mengenai
kejadian pembentukan warna dapat disimak disini:

Teori Warna: Proses Terjadinya Pembentukan Warna Menurut


Para Ahli

Dimensi Warna / Sifat Optis


Hue

Hue adalah warna murni, tanpa tint (diterangkan, ditambahkan cat putih) atau
shade (digelapkan, ditambahkan cat hitam). Teknologi digital memberikan
banyak opsi untuk memodifikasi hue. Modifikasi hue dapat memberikan kesan
berbeda dan unik pada beragam objek berwarna dalam karya atau desain
yang kita garap. Hue juga bisa disebut macam-macam warna

Hue Merah Hue biru Hue Hijau

Burgundy Indigo Lime


TEORI WARNA

Hue Merah Hue biru Hue Hijau

Pink Teal Mint

Magenta Turquoise Emerald

Wine Navy Jade

Crimson Sapphire Olive

Saturasi / Saturation

Saturasi adalah tingkat kepekatan warna. Warna yang memiliki saturasi tinggi
akan tampak sangat mencolok. Sebaliknya jika saturasinya rendah maka warna
akan tampak lebih pudar. Saturasi Juga disebut chroma atau intensitas warna.

Dalam pigmen (cat) saturation juga ditentukan oleh kualitas bahan cat. Jika
kualitas cat kurang bagus, bahan pigmen warna biasanya lebih sedikit dan
lebih banyak mengandung filler (bahan campuran perekat cat) hasilnya warna
lebih pudar.

Sementara pada cat kualitas bagus, bahan pigmen lebih banyak dari filler,
sehingga warna tampak lebih mencolok. Selain itu saturation juga ditentukan
TEORI WARNA
oleh campuran tint dan shade. Menambahkan cat hitam atau putih akan
mengurangi saturasi warna cat aslinya. Saturasi juga tergantung pada jumlah
kandungan bahan pelarut cat.

Gelap Terang / Value

Gelap terang atau value yang dimaksud disini adalah seberapa banyak tint
atau shading yang terdapat pada warna. Tint yang lebih banyak menghasilkan
warna yang lebih terang. Sementara shade yang lebih dominan akan
menghasilkan warna yang lebih gelap.

Jenis Warna
Warna dibagi menjadi dua menurut asal kejadian warna, yaitu warna additive
dan subtractive (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2005: 17–19). Warna additive atau
warna objek adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spektrum.
Misalnya warna yang dihasilkan oleh perangkat elektronik seperti layar
komputer. Sedangkan warna subtractive atau warna pigmen adalah warna
yang berasal dari bahan dan disebut pigmen, seperti cat.

Kedua jenis warna tersebut memiliki ruang/model warna yang berbeda seperti
yang dijelaskan dibawah ini:

1. Warna Aditif / Warna Objek (Additive)


RGB. Red, Green, Blue
2. Warna Subtraktif / Warna Pigmen (Subtractive)
CMYK. Cyan, Magenta, Yellow ditambah Black (Key, hitam bukanlah
warna tetapi dibutuhkan pada warna bahan/cat).
TEORI WARNA
Pengelompokan Warna / Notasi
Warna
Brewster (Ali Nugraha, 2008: 35) mengemukakan teori tentang
pengelompokan warna. Teori Brewster membagi warna-warna yang ada di
alam menjadi empat kelompok notasi warna, yaitu warna primer, sekunder,
tersier, dan netral. Pengelompokan warna tersebut berdasarkan kejadian
terjadinya warna primer hingga warna tercampur dan akhirnya membentuk
banyak warna lainnya.
TEORI WARNA

Kelompok warna mengacu pada lingkaran warna teori Brewster dipaparkan


sebagai berikut:

Brewster Color Wheel (Lingkaran Warna)

Warna Primer

Warna primer adalah warna dasar yang tidak terbentuk dari campuran warna-
warna lain. Menurut teori warna pigmen dari Brewster, warna primer adalah
warna–warna dasar (Ali Nugraha, 2008: 37). Sementara itu warna–warna lain
terbentuk dari kombinasi warna–warna primer. Warna primer tersebut adalah:
TEORI WARNA
merah, kuning dan biru. Secara teknis nama warna primer tersebut adalah
magenta, yellow dan cyan.

Warna Primer

Warna Sekunder

Warna sekunder merupakan hasil campuran dari dua warna primer dengan
proporsi 1:1. Teori Blon (Sulasmi Darma Prawira, 1989: 18) membuktikan
bahwa campuran warna-warna primer menghasilkan warna-warna sekunder.
Warna jingga atau oranye merupakan hasil campuran warna merah dan
kuning. Warna ungu adalah campuran merah dan biru. Warna hijau adalah
campuran biru dan kuning
TEORI WARNA

Warna Sekunder

Warna Tersier

Warna tersier merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah
satu warna sekunder. Contohnya, warna oranye kekuningan (orange-yellow)
didapatkan dari campuran warna primer kuning dan warna sekunder oranye.
Istilah warna tersier juga awalnya merujuk pada warna-warna netral yang
dibuat dengan mencampur tiga warna primer dalam sebuah ruang warna.
Namun sudah terdapat istilah lain yang lebih tepat untuk campuran warna
netral tersebut.
TEORI WARNA

Warna Tersier

Warna Netral

Warna netral adalah hasil pencampuran ketiga warna dasar dalam proporsi
seimbang 1:1:1. Campuran menghasilkan warna abu netral dalam sistem
warna cahaya aditif. Sedangkan dalam warna subtraktif pada pigmen atau cat
biasanya menghasilkan warna abu tua kecoklatan, atau hampir hitam dengan
sedikit aksen warna primer yang saturasinya lebih pekat. Warna netral sering
digunakan sebagai penyeimbang warna-warna kontras dalam karya.

Pencampuran Warna
TEORI WARNA
Albert Henry Munsell (Sulasmi Darma Prawira, 1989: 70) mengemukakan teori
yang mendukung teori Brewster. Munsell berpendapat bahwa: Tiga warna
utama sebagai dasar dan disebut warna primer, yaitu merah (M), kuning (K),
dan biru (B). Apabila warna dua warna primer masing– masing dicampur, maka
akan menghasilkan warna kedua atau warna sekunder. Bila warna primer
dicampur dengan warna sekunder akan dihasilkan warna ketiga atau warna
tersier. Bila antara warna tersier dicampur lagi dengan warna primer dan
sekunder akan dihasilkan warna netral. Rumusan teori Munsell dalam
pencampuran warna dapat dijabarkan sebagai berikut:

Warna primer
• Merah
• Kuning
• Biru

Warna Sekunder
• Merah + Kuning = Jingga
• Merah + Biru = Ungu
• Kuning + Biru = Hijau

Warna Tersier
• Jingga + Merah = Jingga kemerahan
• Jingga + Kuning = Jingga kekuningan
• Ungu + Merah = Ungu kemerahan
• Ungu + Biru = Ungu kebiruan
• Hijau + Kuning = Hijau kekuningan
• Hijau + Biru = Hijau kebiruan

Pencampuran Warna Bahan (Cat)

Namun hal itu hanya berlaku untuk pencampuran warna additive, atau
pencampuran warna yang terjadi dalam cahaya. Pencampuran warna bahan,
mengalami gejala yang berbeda. Pencampuran warna bahan (cat)
membutuhkan tiga warna primer, yaitu: Cyan, Magenta, Kuning dan Hitam.
TEORI WARNA
Ini sebabnya mengapa Printer menggunakan warna diatas (CMYK). Mengapa?
Karena warna cat pada dasarnya memodifikasi daya pantul dari bahan yang
kita cat. Ini juga yang menjadi alasan mengapa para Pelukis pemula
kebingungan untuk mencampur warna, karena mereka merujuk pada warna
primer cahaya. Topik ini akan dibahas khusus dalam artikel melukis.

Pelajari pencampuran warna yang sesungguhnya pada artikel dibawah ini:

Baca juga: Pencampuran Warna yang Sesungguhnya (Metode &


Teknik)

Warna Hangat dan Warna Sejuk


Notasi warna terbagi menjadi dua sifat warna. Yaitu warna hangat dan warna
sejuk. Warna hangat cenderung lebih kontras dan posisinya tampak lebih
depan dibandingkan dengan warna sejuk. Secara psikologis warna hangat
lebih tepat untuk memperlihatkan sosok personal, keluarga dan produk
komersil. Warna sejuk memiliki tampilan yang lebih tenang dan tampak lebih
belakang secara visual. Warna sejuk memberikan kesan tenang, professional,
cocok untuk tema warna korporat.
TEORI WARNA

Pembagian warna sejuk dan warna hangat

Perpaduan Warna Harmonis


Perpaduan warna yang harmonis / color hamony dapat dicapai dengan
melakukan kombinasi warna yang tepat. Kombinasi warna harmonis adalah
memadukan dua warna atau lebih karena menganut prinsip-prinsip seni rupa.
Warna tetap harmonis dengan menggunakan prinsip kesatuan, kontras, dll
melalui data lokasi warna yang didapat pada lingkaran warna (color wheel).
Biasanya warna-warna yang dikombinasikan itu bersebelahan/berdampingan
atau berhadapan dalam lingkaran warna/color wheel.

Perpaduan Warna Analogous/Analogus


TEORI WARNA
Analogous adalah kombinasi dari dua warna yang berdekatan dalam lingkaran
warna/color wheel. Pilih satu warna utama lalu ambil 1-2 warna yang
berdempet pada warna tersebut. Kombinasi warna analogous masuk kedalam
color harmony karena warna-warna yang dipilih masih mirip atau transisi dari
warna utamanya; prinsip kesatuan.

Contoh Kombinasi Warna Analogous

Perpaduan warna Analogous

Perpaduan warna
Monochromatic/Monokromatik
TEORI WARNA
Monochromatic adalah kombinasi dari berbagai warna yang diciptakan
dengan shade dan tint yang berbeda. Misalnya merah tua, merah dan merah
muda. Tidak perlu dijelaskan lagi mengapa perpaduan warna ini harmonis.

Contoh Warna Monochromatic

Perpaduan warna Monochromatic / Monokrom

Perpaduan Warna
Complementary/Komplementer

Perpaduan warna complementary/komplementari adalah kombinasi warna


antara warna-warna yang saling bersebrangan/berhadapan letaknya dalam
lingkaran warna/color wheel. Perpaduan warna komplementer akan tampak
TEORI WARNA
indah karena keduanya berbeda jauh, saling melengkapi. Complementary
color scheme juga harmonis karena berdasarkan prinsip seni rupa dan desain:
kontras.

Contoh Paduan Warna Complementary

Contoh kombinasi warna complementary

Perpaduan Warna Split Complementary

Seperti kombinasi warna complementary, split complementary adalah dua


warna yang bersebrangan, tapi tidak benar-benar bersebrangan (sudut
mendekati 180 derajat) dalam lingkaran warna. Biasanya split akan
TEORI WARNA
menggunakan 2 warna lain dari warna utama untuk sedikit mereduksi
kekontrasan yang terjadi.

Contoh Perpaduan Warna Split Complementary

Kombinasi warna split complementary

Perpaduan Warna Triadic Complementary


/Komplementer Triad

Triadic Complementary adalah tiga warna bersebrangan yang membentuk


sudut 60 derajat dalam lingkaran warna. Bentuk pilihan kombinasi warna ini
pada color wheel menyerupai segitiga sama sisi.
TEORI WARNA
Contoh Perpaduan Warna Triadic Complementary

Contoh perpaduan warna triad complementary

Perpaduan Warna Tetrad


Complementary/Komplementer Tetra

Tetrad adalah empat warna yang bersebrangan dan membentuk sudut 90


derajat dalam lingkaran warna/color wheel. Tetra komplementer juga sering
disebut double komplementer.

Contoh Perpaduan Warna Complementary Tetrad


TEORI WARNA

Contoh kombinasi warna tetrad

Psikologi Warna
Warna dapat memberikan efek psikologis dan memberikan kesan emosi
tertentu pada manusia. Beberapa warna juga memiliki simbol yang telah
terbangun di budaya tertentu. Sehingga pengaruh warna terhadap emosi
manusia sangatlah relatif. Berikut adalah beberapa catatan yang dapat
dijadikan acuan awal dalam memilih warna.

• Merah
Kekuatan, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya. Warna merah
dapat berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Merah jika
dikombinasikan denga Putih, akan menjadi warna simbol kebangsaan di
TEORI WARNA
Indonesia dan Polandia. Jika Merah dikombinasikan dengan Hijau, maka
akan menjadi simbol Natal.
• Biru
Kepercayaan (Trust), Konservatif, Keamanan, Teknologi, Bersih,
Keteraturan, Kebebasan. Warna Biru banyak digunakan sebagai warna
pada logo Bank di Amerika Serikat untuk memberikan kesan
kepercayaan.
• Hijau
Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan. Di Cina dan Perancis,
kemasan dengan warna Hijau tidak begitu digemari dengan baik. Tetapi
di Timur Tengah, warna Hijau sangat disukai oleh masyarakat.
• Kuning
Optimis, Harapan, Filosafat, Sporty, Ketidak jujuran, Pengecut (untuk
budaya Barat), pengkhianatan. Kuning adalah warna yang keramat
dalam agama Hindu.
• Ungu
Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Kekasaran, Transformasi,
Keangkuhan. Warna Ungu adalah warna yang sangat jarang ditemui di
alam.
• Oranye
Energy, Dinamis, Keseimbangan, Kehangantan. Biasanya digunakan oleh
produk komersil untuk menekankan kesan sebuah produk yang tidak
mahal.
• Coklat
Tanah, Bumi, Reliability, Nyaman, Kokoh. Kemasan makanan di Amerika
Serikat sering menggunakan warna Coklat dan sangat digemari, tetapi
di Kolumbia, warna Coklat untuk kemasan kurang begitu sukses.
• Abu Abu
Intelek, Kesederhanaan, Netral, Masa Depan, Kesedihan. Warna Abu abu
adalah warna yang paling mudah dicerna oleh mata.
• Putih
Kesucian, Kebersihan, Ketepatan, Ketidak bersalahan, Setril, Kematian. Di
Amerika, Putih melambangkan perkawinan (gaun pengantin berwarna
putih), Tetapi di budaya Timur warna Putih melambangkan kematian.
• Hitam
Elegan, Kuat, Keanggunan, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Ketakutan,
TEORI WARNA
Kesedihan. Catatan penting mengenai hitam adalah melambangkan
kematian dan kesedihan di budaya Barat. Namun sebagai warna
Kemasan, Hitam memberikan kesan premium.

Anda mungkin juga menyukai