Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Warna Primer, Sekunder, Tersier, Netral & Contohnya

1. Warna Primer
Merah - Kuning - Biru

Bahasa indonesianya adalah warna pokok atau warna dasar. Artinya warna yang menjadi
fondasi dari warna lain. Sama dengan kebutuhan pokok manusia seperti makan dan minum.
Tanpa makan dan minum, maka kehidupan manusia, akan berakhir alias mati. Nah begitu
juga dengan warna primer. Tanpa adanya warna kategori ini, maka tidak akan ada warna
lain. Artinya semua warna, pada hakikatnya adalah turunan dari percampuran ketiga warna
primer ini. Karena itulah seorang pelukis, dengan menggunakan hanya 3 warna dasar merah,
kuning dan biru, bisa menghasilkan ribuan bahkan tak terhingga jumlah warna pada
lukisannya. Karena warna yang begitu kaya dari setiap coretan di kanvasnya, adalah hasil
pencampuran dari ketiga warna pokok.
Secara teknis, asal usul warna primer berbeda dengan warna sekunder, tidak bisa dibuat
berdasarkan campuran warna lain. Mereka adalah warna induk. Warna yang murni berdiri
sendiri tanpa campuran warna lain.

2. Warna Sekunder
Orange - Hijau Ungu
Warna ini disebut juga dengan istilah warna kedua, yang artinya adalah warna yang
berasal dari pencampuran 2 warna primer. Misalnya warna merah bila dicampur dengan
warna kuning akan menghasilkan warna orange. Merah dengan kuning adalah warna primer.
Sedang hijau sebagai hasilnya, disebut dengan warna sekunder. Bagan lengkapnya bisa anda
lihat pada gambar di bawah ini:
Lalu apakah hanya 3 warna saja yang disebut dengan warna sekunder seperti gambar
diatas? Tidak. Jumlah warna sekunder, bisa tak terhingga, tergantung berapa takaran
percampuran warna pokoknya. Jika takarannya 1 : 1, memang hasilnya hanya 1. Misalnya
anda mencampur satu gelas cat berwarna merah dengan 1 gelas cat berwarna kuning. Maka
hasilnya, tentu saja orange murni. Tapi bagaimana jika takrannya 1 : 1,5 ? Atau 1 : 1,7 dan
seterusnya? Misalnya warna merahnya 1 gelas, tapi warna kuningnya 1,5 gelas. Lalu
hasilnya warna sekunder apa? Karena takaran kuningnya lebih banyak, maka namanya
disebut dengan istilah "orange kekuningan". Tapi jangan lupa, jumlah warna orange
kekuningan ini juga bisa tak terhingga, tergantung volume pertambahan yang dilakukan
setiap mencampur warna merah dengan kuning. Contoh lengkapnya bisa anda cermati
seperti gambar di bawah ini:

3. Warna Tersier
Coklat Kemerahan - Coklat Kekuningan - Coklat Kebiruan
Warna ini disebut juga dengan istilah warna ketiga, yang artinya warna yang terbentuk
dari hasil pencampuran warna pokok dengan warna sekunder. Tapi warna yang dicampur
(sekunder dengan primer), adalah yang posisinya berhadapan dalam Lingkaran Warna
Brewster. Bukan yang bersebelahan. Misalnya warna merah dicampur dengan warna hijau.
Warna kuning dicampur dengan warna ungu. Dan warna biru dicampur dengan warna
orange. Lalu hasilnya warna apa? Karena semua unsur warna pokok sudah masuk pada
percampuran ini, maka warna yang dihasilkannya adalah warna kecoklatan. Jumlah warna
coklat yang dihasilkan, juga bisa tak terhingga. Tergantung berapa perbandingan antar warna
yang digunakan setiap mencampurnya. Contohnya akan terlihat seperti ini:
4. Analogus
Analogus, berasal dari bahasa latin Yunani, yaitu analogous. Artinya proporsional atau
memiliki proporsi yang sesuai. Maknanya sama dengan analogi, yaitu memiliki kesamaan.
Kata lain yang serumpun dengan analogus adalah sinomim, yang artinya serupa, mirip dan
sebanding. Jika diterapkan pada warna, maka warna analogus bermakna, warna yang tampak
mirip tapi sebenarnya berbeda. Artinya dari segi zatnya berbeda, tapi masih dalam species
yang sama. Misalnya warna kuning dengan hijau kekuningan. Kedua warna ini secara
pigmen atau zat warna, berbeda. Tapi saat dilihat oleh mata, tampak mirip. Berdekatan.
Masih satu turunan. Karena warna hijau kekungingan itu sendiri, asalnya memang campuran
dari warna kuning dengan sedikit warna biru. Contohnya seperti ini:

Dalam lingkaran warna Brewster, posisinya berbeda dengan warna komplementer,


warna analogus memang saling berdekatan. Antar warna tersebut, masing-masing memiliki
pigmen dan gelombang cahaya yang nyaris sama, sehingga perbedaan tampilannya dilihat
oleh mata, menjadi tidak begitu kentara. Tampak serasi. Contohnya seperti ini:

Pada gambar diatas, tampak ada 3 zona warna analogus. Pertama dari merah menuju
kuning. Maka semua warna yang berderet dari merah sampai ke kuning, disebut dengan
warna analogus. Karena mereka termasuk satu rumpun. Yaitu percampuran antara warna
merah dengan warna kuning, walaupun dengan takaran yang berbeda. Tapi bila diteruskan
sampai ke biru, maka tambahannya bukan termasuk warna analogus lagi. Karena sudah ada
tambahan warna primer lain. Jadi rumusnya, zona tersebut batasnya adalah antar 2 warna
primer. Maka sesuai contoh diatas, zona analogus kedua adalah dari kuning sampai ke biru.
Dan ketiga dari biru sampai ke merah.

5. Warna quarterner
Warna quarterner adalah campuran warna antara warna tertier dengan warna intermedit,
sehingga menghasilkan 24 warna.
Pengertian Hue, Value, Chrom Warna dan Contohnya

1. Hue
Hue warna gamblangnya adalah identitas sebuah warna. Gunanya untuk membedakan
antar warna. Agar identifikasi unik setiap warna bisa dikenali dengan jelas. Misalnya pigmen
yang terdapat pada buah alpokat, berbeda dengan pigmen yang ada pada buah jeruk. Maka
masing-masing, perlu disematkan sebuah nama unik. Misalnya hijau alpokat dan orange
jeruk. Maka kedua nama ini, hanya milik dari kedua unsur atau pigmen yang terkandung
pada kedua buah ini. Tidak ada pada pigmen lain. Nah begitu juga dengan unsur-unsur warna
pada pigmen lain. Masing-masing, punya identitasnya sendiri. Punya nama uniknya masing-
masing yang tidak bisa saling bertukar. Contohnya warna merah, kuning, biru dan
seterusnya. Semua ini disebut dengan hue warna.

2. Kedua: Value
Secara umum value artinya adalah nilai. Pada warna, value artinya adalah tingkat
kecerahan suatu warna. Karena setiap warna, memancarkan kecerahan yang berbeda. Ada
warna yang tampak terang dan ada warna yang tampak gelap. Kecerahan paling tinggi
dimiliki oleh warna putih, dan yang paling rendah alias paling gelap, pada warna hitam.
Sedang warna lain, berada diantara kedua warna ini. Semakin banyak unsur putih pada
sebuah warna, maka warna tersebut akan tampak semakin cerah (dikenal juga dengan istilah
tint). Begitu juga sebaliknya, semakin banyak unsur hitam bercampur pada sebuah warna,
maka warna tersebut akan tampak semakin gelap (dikenal juga dengan istilah shade).
3. Ketiga Chrom
Chrom atau chroma warna artinya adalah instensitas warna. Yang dimaksud dengan
intensitas disini adalah lemah kuatnya suatu warna. Kekuatan itu diukur dari seberapa dekat
dan jauh sebuah warna pada pigmen aslinya. Misalnya warna merah primer, berbeda dengan
warna merah muda atau merah gelap. Tapi yang paling kuat atau yang memiliki chrom warna
tertinggi adalah pada warna merah primer. Karena merah primer itulah warna asal dari warna
merah muda dan merah gelap. Sedang merah muda, sudah bercampur dengan putih dan
merah gelap sudah bercampur dengan hitam. Begitulah seterusnya pada setiap tingkatan dan
pada setiap warna, semakin dekat sebuah warna ke warna aslinya, maka disebut semakin
tinggi instensitasnya. Semakin kuat nilai chromasitynya. Dan puncaknya, tanpa bercampur
dengan warna apapun, yang disebut juga dengan kepenuhan warna. Dan sudah identik
dengan heu warna.

Anda mungkin juga menyukai