Abdul Hadi WM
anggapan bahwa suatu karya sastra merupakan sebuah struktur yang terdiri atas
itu terdapat jalinan yang erat (koherensi). Makna unsur-unsur puisi itu hanya
dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar tempat dan fungsi unsur itu
2010:89).
yang apabila ingin dipahami harus berdasarkan struktur yang terdapat pada puisi
memahaminya tidak bisa hanya sebagian dari struktur, tetapi harus secara
keseluruhan. Hal itu karena setiap unsur yang ada pada struktur tidak berdiri
puisi secara objektif dan terlepas dari soal-soal yang ada di luar teks puisi. Puisi
tidak dibenarkan didekati dengan cara menelaah unsur lain di luar teks puisi
tersebut. Dalam kajian struktural teks puisi dianggap sebagai kebulatan makna
yang berdiri sendiri secara otonom dengan koherensi intern (Abrams via Teeuw,
1
Rasmus menyatakan bahwa struktur sebuah puisi merupakan struktur
dan keharmonisan dalam konotasi, sikap, dan arti (Djojosuroto, 2005: 34 dalam
struktur kecil yang membangun puisi, jalin menjalin secara harmonis membentuk
fenomena yang tampak pada struktur instrinsik teks puisi secara obyektif-empiris.
Pendekatan ini mengacu pada pemahaman struktur instrinsik puisi yang akan
mengkaji aspek isi dan metode puisi. Aspek isi meliputi bahan cipta puisi,
suasana, sikap penyair, tema, dan intensi. Aspek metode puisi meliputi
pemahaman terhadap puisi bahasa yang meliputi pemahaman diksi (pilihan kata),
Dalam struktur puisi terdapat keseluruhan makna yang padu dan bulat.
Untuk mencapai keseluruhan makna yang padu dan bulat itu sebuah karya puisi
harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu (1) ide kesatuan, (2) ide
transformasi, dan (3) ide pengaturan diri sendiri (Suroso, dkk. 2009:81 dalam
2
Pertama, ide kesatuan, sebuah strukrur harus merupakan satu kesatuan
yang bulat dan utuh. Artinya, bagian-bagian atau unsur-unsur yang membentuk
struktur tidak dapat berdiri sendiri. Unsur yang satu dengan unsur yang lainnya
Kedua , sebuah struktur itu berisi gagasan transformasi, dalam arti struktur
itu tidak statis, tetapi dinamis. Sebuah struktur mampu melakukan prosedur-
prosedur tersebut.
struktur itu tidak memerlukan pertolongan atau bantuan dari luar dirinya untuk
dapat dilakukan dengan metode tersebut yang meliputi (1) struktur global, (2)
struktur fisik, dan (3) struktur batin. Dalam struktur global dikemukakan, antara
lain, puisi yang dikaji termasuk puisi apa, apakan bentuk konvensional atau
antara lain, bagaimana mengenai bunyi, rima, kata (diksi) pemajasan, maupun
pencitraan pada puisi yang tengah dikaji. Dalam struktur batin dikemukakan,
antara lain, mengenai pemahaman struktur fisik yang digunakan penyair untuk
Kemampuan memahami struktur fisik yang baik merupakan dasar yang digunakan
untuk menghayati makna yang hendak disampaikan oleh penyair, karena pokok
3
persoalan, perasaan, nada, dan amanat disampaikan melalui struktur puisi
Tuhan
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam apimu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainmu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti angin dan arahnya
Dalam gelap
kini aku nyala
pada lampu padammu
4
1976
(Abdul Hadi WM, 1977:40)
Puisi Tuhan Kita Begitu Dekat karya Abdul Hadi WM termasuk puisi sufi
karena puisi itu mengandung nilai – nilai tasawuf, pengalaman tasawuf, dan
biasanya mengungkapkan kerinduan penyairnya akan Tuhan, hakikat hubungan
makhluk dan khalik, dan perilakunya tergolong dalam pengalaman religius.
Penyair menggunakan persona pertama, yaitu aku. Sebagai puisi sufi, puisi
tersebut ditulis secara konvensional, terdiri dari lima bait namun tidak semua bait
mempunyai jumlah larik yang sama . Bait pertama dan kedua mempunyai empat
larik, bait ketiga mempunyai tiga larik, bait keempat satu bait, dan yang terakhir
bait ke lima mempunyai tiga larik. Jumlah larik keseluruhan pada puisi “Tuhan
Kita Begitu Dekat“ yaitu sebanyak lima belas larik. Kalau dirinci kelima belas
larik tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Tuhan
2) Kita begitu dekat
3) Sebagai api dengan panas
4) Aku panas dalam apimu
5) Tuhan
6) Kita begitu dekat
7) Seperti kain dengan kapas
8) Aku kapas dalam kainmu
9) Tuhan
10) Kita begitu dekat
11) Seperti angin dan arahnya
12) Kita begitu dekat
13) Dalam gelap
14) kini aku nyala
15) pada lampu padammu
5
Pada bait pertama, larik pertama, kedua, ketiga, dan keempat
menggambarkan bagaimana kedekatan Tuhan dengan hamba-Nya seperti yang
diungkapkan pada larik “Sebagai api dengan panas”, dan sebaliknya
menggambarkan bagaimana kedekatan seorang hamba dengan Tuhan seperti larik
“Aku panas dalam apimu”.
Pada bait kedua, larik kelima, keenam, ketujuh, dan kedelapan juga
menggambarkan bagaimana kedekatan Tuhan dengan hamba-Nya seperti yang
diungkapkan pada larik “Seperti kain dengan kapas”, dan sebaliknya
menggambarkan bagaimana kedekatan seorang hamba dengan Tuhan seperti yang
diungkapkan pada larik “Aku kapas dalam kainmu”.
Pada bait kelima, larik ketiga belas, keempat belas, dan kelima belas
menggambarkan bagaimana kedekatan seorang hamba terhadap Tuhan-Nya
seperti diungkapkan pada larik “Dalam gelap”, “kini aku nyala”, dan “pada
lampu padammu”.
6
puisi tersebut merupakan dua tokoh utama. Secara eksplisit penyair menyebut tiga
kali tokoh Tuhan pada puisi tersebut yaitu pada awal bait pertama, kedua, dan
ketiga, kemudian secara implisit dengan kata ganti –mu sebanyak tiga kali yaitu
pada larik keempat “Aku panas dalam apimu”, larik kedelapan “Aku kapas dalam
kainmu”, dan pada larik kelima belas “pada lampu padammu”. Tokoh aku
disebutkan tiga kali yaitu pada larik keempat ”Aku panas dalam apimu”, larik
kedelapan “Aku kapas dalam kainmu”, dan larik keempat belas ”kini aku nyala”.
Penyair juga menyebut kita yang merupakan kata ganti majemuk untuk
Tuhan dan aku. Kata kita disebut penyair sebanyak empat kali yaitu pada larik
kedua, keenam, kesepuluh, dan kedua belas “Kita begitu dekat”.
Pada puisi Tuhan Kita Begitu Dekat ditulis larik demi larik, dan hanya
ditemukan dua enjambemen yaitu pada bait terakhir “Dalam gelap”, “kini aku
nyala”, “pada lampu padammu”. Sementara dari aspek bunyi, pada puisi tersebut
terdapat beberapa persamaan bunyi yang berupa asonansi vokal u, yaitu pada larik
keempat pada kata Aku dan apimu, larik kedelapan pada kata Aku dan kainmu, dan
larik kelima belas pada kata lampu dan padammu. Pada puisi tersebut juga
terdapat persamaan bunyi berupa aliterasi yaitu pada larik ketujuh dan kedelapan
terdapat aliterasi konsonan k pada kata kain dan kapas, kapas dan kainmu. Pada
larik kelima belas terdapat aliterasi konsonan p pada kata pada dan padammu.
7
“Sebagai api dengan panas”, “Seperti kain dengan kapas”, dan “Seperti angin
dan arahnya”.
Pada puisi tersebut juga terdapat majas refetisi baik berupa pengulangan
kata ataupun kelompok kata yang sama. Refetisi yang berupa pengulangan kata
seperti pada awal bait pertama, kedua, dan ketiga yaitu kata Tuhan. Refetisi yang
berupa pengulangan kelompok kata seperti pada larik kedua, keenam, kesepuluh
dan kedua belas, yaitu pada ungkapan ”Kita begitu dekat”. Ungkapan dengan
majas refetisi ini terutama untuk menekankan bahwa antara Tuhan dengan
hambanya itu begitu dekat. Selain itu juga terdapat majas hiperbola pada
ungkapan “Dalam gelap kini aku nyala”. Ungkapan dengan majas hiperbola ini
memberikan gambaran bahwa kedekatan Tuhan dengan hambanya dapat
memberikan kekuatan dan petunjuk pada hamba-hambanya yang tersesat.
Dilihat dari segi pencitraan, puisi tersebut terdapat citraan lihatan dan
citraan rabaan. Beberapa citraan lihatan yang terdapat pada puisi tersebut, terdapat
pada larik “Seperti kain dengan kapas”, dan “pada lampu padammu”, sedangkan
8
citraan rabaan yang terdapat pada puisi tersebut, terdapat pada larik “Sebagai api
dengan panas” dan “Seperti angin dan arahnya”.
Sesuai dengan judulnya Tuhan Kita Begitu Dekat sudah jelas diketahui
bahwa puisi tersebut menggambarkan bahwa Tuhan (sang khalik) yang sangat
kedekatan Tuhan dengan hamba-Nya itu sangat dekat sekali yaitu “Sebagai api
dengan panas”, “Seperti kain dengan kapas”, dan “Seperti angin dan arahnya”.
bahwa seorang hamba yang dekat dengan Tuhan itu juga sangat dekat sekali yaitu
diibartkan dengan ungkapan pada larik “Dalam gelap”, “kini aku nyala” itu
menunjukkan bahwa seorang hamba yang sangat dekat dengan Tuhan akan
Adapun amanat yang dapat diperoleh dari puisi Tuhan Kita Begitu Dekat,
yaitu di mana pun kita berada Tuhan selalu bersama kita, dalam keadaan susah,
sedih, dan bahagia, Tuhan dekat dengan kita. Kita juga harus meyakini bahwa
Tuhan itu benar-benar ada, oleh karena itu kita harus menjauhi larangan-Nya dan
9
menaati perintah-Nya. Dengan Tuhan yang dekat kepada kita, hidup ini seperti
bercahaya, kita tahu mana yang baik dan tidak, kita juga tahu tujuan akhir hidup
Lebih luasnya puisi Tuhan Kita Begitu Dekat juga memberi amanat bahwa
Tuhan selain Allah dan Tuhan selalu ada di mana pun kita berada.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyowati, Endang dan Tarman Effendi Tarsyad. 2010. Pengkajian Puisi: Teori
dan Aplikasi. Cetakkan Kedua. Banjarmasin: Tahura Media.
11
LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Martadelana, Kelompok 7
fenomena yang tampak pada struktur intrinsik teks puisi secara obyektif-
empiris. Apa yang terdapat pada struktur intrinsik puisi Tuhan Kita Begitu
1) Sellda Rahayu
2) Noor Sittin
dapat dilihat pada struktur fisik pada puisi tersebut, karena di dalam
2. Khairudin, Kelompok 8
Antara unsur-unsur puisi itu ada koherensi atau pertautan erat; unsur-unsur
itu tidak otonom, melainkan merupakan bagian dari situasi yang rumit dan
Khairina
12
Setiap unsur-unsur puisi seperti rima, unsur bunyi, pemilihan kata (diksi),
Lazman Taris
Citraan yang terdapat pada puisi Tuhan Kita Begitu Dekat, yaitu citraan
lihatan pada larik: “Sebagai api dengan panas”, “Seperti kain dengan
Amanat yang dapat diperoleh dari puisi Tuhan Kita Begitu Dekat, yaitu di
mana pun kita berada Tuhan selalu bersama kita, dalam keadaan susah,
sedih, dan bahagia, Tuhan dekat dengan kita. Kita juga harus meyakini
bahwa Tuhan itu benar-benar ada, oleh karena itu kita harus menjauhi
kepada kita, hidup ini seperti bercahaya, kita tahu mana yang baik dan
tidak, kita juga tahu tujuan akhir hidup kita yaitu kembali kepada-Nya.
Sebuah struktur itu berisi gagasan transformasi, dalam arti struktur itu
13
dalam ruang lingkup kajian struktural antara point pertama dan kedua
berbeda?
Yuli yanti
Maksudnya tidak statis, tetapi dinamis itu sebuah struktur puisi yang kita
pemikirannya dengan puisi yang akan dikaji itu, walaupun sama puisinya
sama dan kajiannya. Sedangkan point pertama dan kedua berbeda, karena
berhubungan, tidak dapat berdiri sendiri. Sedangkan, point yang kedua itu
Makna apa yang terkandung dalam puisi Tuhan Kita Begitu Dekat?
Noor Sittin
Makna yang terkandung dalam puisi tersebut dapat dilihat pada struktur
perlarik.
Dalam citraan pada puisi Tuhan Kita Begitu Dekat seharusnya pada larik
14