Resensi Novel
Judul : Bulan Terbelah Dilangit Amerika
Biografi penulis
Latar Belakang
Novel karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, “Bulan Terbelah di
Langit Amerika” adalah novel best seller yang diangkat ke layar lebar pada pertengahan
Desember 2015. Novel ini terinspirasi kisah perjalanan spiritual pengarang, Hanum
Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra di Amerika. Sebelumnya pasangan ini telah
sukses dengan buku bertema perjalanan, seperti “99 Cahaya di Langit Eropa” yang juga
menjadi best seller dan telah diadaptasi menjadi film. Namun pada novel “Bulan
Terbelah di Langit Amerika” jalan ceritanya lebih banyak disisipi fiksi tidak seperti
buku sebelumnya yang murni berisi perjalanan penulis. Novel ini bercerita tentang
perjalanan religi sepasang suami istri, Hanum dan Rangga dari Eropa ke Amerika dalam
rangka melaksanakan tugas mereka masing-masing. Hanum yang bekerja di perusahaan
surat kabar Heute ist Wunderbar mendapat tugas untuk membuat artikel yang bertema
Would the world be better without Islam sebagai dampak dari serangan teroris terhadap
gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001. Kesempatan itu dia
manfaatkan untuk mengubah pemikiran masyarakat Amerika tentang Islam, dia ingin
membuktikan bahwa Islam bukanlah teroris. Di waktu yang sama, Rangga suami
Hanum diberi kesempatan oleh Profesor Reinhard untuk menghadiri konferensi di
Washington DC, sekaligus memburu dermawan kayaraya Phillipus Brown untuk
menjadi dosen tamu di kampusnya.
Isi Buku
Dikisahkan Hanum dan Rangga, yang merupakan mahasiswa S3 di Wina, Austria,
menuju sebuah perjalanan impian mereka, yaitu mengelilingi benua Amerika. Kisah
mereka bukan soal “jalan-jalan” melainkan perjalanan sebuah misi. Rangga dengan
tugas presentasi papernya, dan Hanum dengan tugas liputannya yang menguak berbagai
hal seputar tragedi WTC 9/11 demi sebuah artikel berjudul "Would the world be better
without Islam?"
Kisah Hanum berawal dari penugasan seorang bos, Gertrud Robinson. Hanum sebagai
wartawan diperintahkan untuk menulis artikel di sebuah surat kabar Austria, yang
bernama “Heute ist Wunderbar”, Today Is Wonderful,. Hanum ditugaskan untuk
menulis artikel dengan judul “Would the world be better without Islam? Apakah dunia
akan lebih baik tanpa Islam?” Bagi Hanum, itu adalah sebuah tugas besar dimana ia
harus berkata “tidak” pada pertanyaan itu. Ia harus membuktikan bahwa dunia dan
Islam adalah dua hal yang tak terpisahkan. Bagi Gertrud Robinson, Hanum adalah
orang yang tepat untuk menjelaskannya, sebab ia muslim.
Misi mereka yang berbeda tersebut pada akhirnya mempertemukan mereka pada
Philipus Brown, seorang pengusaha yang juga merupakan korban black WTC 9/11.
Semuanya terkuak ketika Philipus Brown bercerita tentang kisah di balik tragedi naas
itu. Semuanya terungkap bahwa Amerika dan Islam adalah dua hal yang tak
terpisahkan.
Novel ini juga menampakkan bagaimana kebencian bangsa Eropa dan Amerika pada
Islam pasca WTC 9/11. Beratnya perjuangan kaum muslim sebagai minoritas di
Amerika untuk tetap memegang teguh akidah islam. Novel ini mengambil tempat, fakta
sejarah, dan peristiwa yang dicantumkan tidak jauh dari faktanya, dan juga
menggunakan pendekatan sejarah dalam sebagian besar ceritanya.
a) Kelebihan
Novel ini merupakan perpaduan antara berbagai genre buku yaitu drama, fakta sejarah
dan ilmiah, traveling, spiritual, serta fiksi. Pembaca tak akan bosan membaca fakta
sejarah dan ilmiah yang disajikan dalam novel ini.
b) Kekuragan
Dalam novel ini menurut saya judulnya yang kurang sesuai dengan isi,yang dimana
pembaca harus pintar dalam mengolah cerita agar bisa mengerti alur dan makna dari
judulnya,