Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS INDONESIA

KONFEDERASI

TUGAS MATA KULIAH PEMERINTAHAN DAERAH

Dosen: Dr. Ratih Lestarini S.H., M.H

Kelompok III

1. Fahmi Ramadhan Firdaus (1906325551)

2. Reydonaldo Thomas Sidabutar (1906410016)

3. Zulfadly Sanusi (19063410325)

Kelas : Hukum Kenegaraan (Pagi)

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

Oktober 2019
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Negara dibentuk dengan dasar dan bentuk landasan tertentu yang berbeda beda

tergantung dari keputusan setiap negara itu sendiri. Ada beberapa bentuk-bentuk

negara yang sekarang ini dianut oleh setiap negara di dunia. Tiga bentuk negara yang

dianut oleh setiap negara tertentu di dunia dengan pertimbangan masing masing dan

sejarah yang membentuknya tersebut adalah negara kesatuan atau unitarisme, negara

serikat atau federasi, dan negara konfederasi. Pada makalah ini kami akan membahas lebih

spesifik yaitu mengenai bentuk Negara konfederasi. Seperti yang telah diketahui bahwa

Negara Konfederasi sendiri pada perkembangan sejarahnya dapat bertahan sampai abad 19

sebagai salah satu contohnya adalah Negara yang dulunya berbentuk konfederasi lama

kelamaan beralih ke bentuk federal, contohnya negara Swiss. Negara tersebut dulunya

berbentuk konfederasi, tetapi sejak tahun 1848 Swiss cenderung menggunakan sistem

federal dimana hubungan internasional diselenggarakan oleh pemerintah pusat.

B. Pengertian Negara Konfederasi

Negara konfederasi secara umum adalah Negara yang didirikan atas dasar
persatuan antara Negara – Negara merdeka dan bedaulat melalui perjanjian hukum
sebagai kebijakan bersama. Bentuk dari Negara konfederasi sendiri bukan sebagai
Negara yang berdaulat sendiri, hal ini karena Negara yang bergabung adalah
Negara yang kedaulatannya sudah diakui dalam dunia International. Menurut
pengertian modern sendiri Konfederasi (Statenbond), yaitu adanya banyak negara,
dengan konstitusi sendiri, tetapi setuju untuk bergabung dengan asosiasi longgar
didirikan bersama-sama dengan nama konfederasi. Dalam kedaulatan konfederasi
terletak di negara bagian.1
1. Pengertian Negara Konfederasi Menurut Para Ahli

1
(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-federasi-dan-konfederasi-serta-perbedaannya/ Diakses
pada 28 Sepetember 2019)
Menurut L.Oppenheim “ A Confederacy consist of a number of full sovereign
state linked together for the maintanenance of their external and internal
independence by a recognized intenational treaty into a union with organs of its
own, which are vested with a certain power over the member state, but bot over the
citizens of these states” ( suatu konfederasi terdiri dari beberapa Negara yang
berdaulat penuh yang untuk mempertahankan kemerdekaan ekstern dan intern,
bersatu atas dasar perjanjian international yang diakui dengan menyelenggarakan
beberapa alat perlengkapan tersendiri yang mempunyai kekuasaan tertentu
terhadap Negara anggota konfederasi, tetapi tidak terhadap warga Negara dari
Negara anggota konfederasi).2

Menurut Hans Kelsen suatu perserikatan Negara-negara dalam arti antar bangsa

yang sesungguhnya, yang berarti suatu masyarakat yang terorganisir yang disebut

Konfederasi Negara-negara, konstitusi dari sebuah konfederasi Negara-negara

merupakan sebuah tatanan hokum yang berlaku bagi seluruh tertorial Negara-

negara yang bergabung dalam masyarakat internasional dan konstitusi ini memiliki

karkater sebagai tatanan hukum pusat dan membentuk satu masyarakat bagian yang

disebut “Kofederasi”3.

2. Unsur Negara Konfederasi

Unsur-unsur pada Negara Konfederasi secara umum adalah

a) Adanya perjanjian Hukum dari beberapa Negara yang mengikat


b) Pembentukan berdasarkan perjanjian
c) Komponen Negara konfederasi tetap suatu Negara utuh dan tidak mengintervensi
kedaulatan Negara anggota
d) Negara-negara anggota merupakan Negara yang mempunya kedaulatannya sendiri
yang diakui secara international

Peraturan-peraturan dari komponen-komponen tersebut tidak langsung mengikat

warga Negara dari Negara-negara.


2
Dr.Ni’matul Huda,S.H.,M.Hum.,2013, Ilmu Negara, Penerbit PT RAJAGRAFINDO
PERSADA,Yogyakarta,hlm.249
3
Hans Kelsen, General Theory Of Law and State, dialih bahasa oleh Drs.Somardi, Teori Hukum
Murni,Cetakan Pertama,1995,Rimdi Press, hlm.452
3. Perbedaan dan Persamaan Negara Konfederasi dengan Negara Federal

Konfederasi merupakan gabungan dari sejumlah Negara melalui sejumlah


perjanjian internasional yang memberikan wewenang tertentu kepada konfederasi.
Dalam bentuk gabungan ini, negara-negara anggota konfederasi masing-masingnya
tetap merupakan negara-negara yang berdaulat dan subjek hukum internasional.
Bentuk konfederasi hanya di bad XIX. Walaupun Swiss secara resmi menamakan
dirinya sebagai konfederasi tetapi semenjak tahun 1848 pada hakekatnya lebih
banyak bersifat federal dimana wewenang luar negeri berada ditangan pemerintah
federal.

Pendapat para ahli mengenai Perbedaan Negara Konfederasi (Serikat Negara-


Negara) dengan Negara Federal :
a) Jellinek

Menurut Jellinek, perbedaan antara Serikat Negara-Negara (Negara


Konfederasi) dengan Negara Serikat (Negara Federal) adalah dalam masalah
kedaulatan (souverenitet), yaitu :

 Pada Serikat Negara-Negara (Negara Konfederasi) terletak pada negara-


negara yang berserikat.
 Pada Negara Serikat (Negara Federal) terletak pada negara secara
keseluruhan.

Pendapat Jellinek tersebut berbeda dengan pendapat Kranenburg.


Kranenburg menyatakan, bahwa apabila kedaulatan dipandang dalam arti kata
absolut yaitu kekuasaan mutlak sebagai kelengkapan semua kekuasaan, maka
dalam serikat negara-negara (Negara Konfederasi) kedaulatanpun tidak
seluruhnya terletak dalam tangan negara-negara yang berserikat dan selalu
masih terlihat sedikit kekuasaan pada serikat negara-negara (Negara
Konfederasi) tersebut.

b) Kranenburg
Menurut Kranenburg, perbedaan antara Serikat Negara-Negara (Negara
Konfederasi) dengan Negara Serikat (Negara Federal) adalah dapat dilihat dalam
ukuran terikat atau tidaknya rakyat negara-negara yang berserikat secara langsung
dengan peraturan-peraturan dari Negara Konfederasi tersebut, dalam arti :

 Pada Serikat Negara-Negara (Negara Konfederasi), alat-alat perlengkapannya


mempunyai kekuasaan-kekuasaan dan kewajiban-kewajiban terhadap negara-negara
yang berserikat yang telah teratur tersebut, tidak terhadap rakyatnya.
 Pada Negara Serikat (Negara Federal), alat-alat pusat mempunyai kekuasaan dan
kewajiban langsung mengenai rakyatnya.

Oleh karenanya sistem Serikat Negara-Negara (Negara Konfederasi) lebih lemah


dari sistem Negara Serikat (Negara Federal)4.

Secara umum pada hakikatnya Perbedaan negara konfederasi dengan negara


federasi adalah sebagai berikut :
(1) Negara Federasi (Bondstaat), yakni adanya satu negara besar yang berfungsi sebagai
negara pusat dengan satu konstitusi federal yang di dalamnya terdapat sejumlah negara
bagian yang masing-masing memiliki konstitusinya sendiri-sendiri. Konstitusi federal
adalah mengatur batas-batas kewenangan pusat (federal), sedangkan sisanya dianggap
sebagai milik daerah (negara bagian).
(2) Negara Konfederasi (Statenbond), yakni adanya banyak negara, yang memiliki konstitusi
sendiri-sendiri, tetapi bersepakat untuk bergabung dalam perhimpunan longgar yang
didirikan bersama-sama dengan nama konfederasi. Dalam konfederasi kedaulatan
terletak di negara-negara bagian. Keputusan pemerintah federal mengikat warganegara,
tetapi keputusan pemerintah konfederasi tidak. Bentuk negara konfederasi merupakan
gabungan antara negara-negara yang telah berdaulat dengan mempergunakan satu-
satunya perangkat yang dimiliki, yaitu kongres. Artinya, negara-negara dalam
konfederasi itu tetap memiliki kedaulatan dan konstitusinya sendiri-sendiri (tidak ada
pelimpahan wewenang) namun pemerintahan yang berdaulat di tiap negara itu
bersepakat untuk duduk satu meja memikirkan segala sesuatu kemungkinan kerjasama
dalam forum yang dinamakan kongres tersebut. Jadi bentuk negara konfederasi ini
adalah bentuk yang lebih lunak dari federasi. Sementara itu, antara federasi dengan
konfederasi dapat dibedakan dari segi letak kedaulatan negara dan kewenangan dalam
4
Dr.Ni’matul Huda,S.H.,M.Hum.,2013, Ilmu Negara,Op.Cit.,hlm 250-251
mengambil keputusan yang mengikat warganegara. Dalam federasi, kedaulatan terletak
di pusat. Negara federasi adalah wewenang tertentu (seperti di Amerika Serikat adalah
tiga wewenang) hanya bisa dilakukan oleh pemerintah federal. Negara konfederasi,
wewenang tersebut dapat dilakukan bersama-sama sesuai dengan pembicaraan bersama.
Satu-satunya negara di dunia saat ini yang masih menganut sistem konfederasi adalah
Swiss. Dan Amerika pun pernah menerapkan sistem konfederasi ini sebelum
terbentuknya negara federal.  5

Kemiripan antara konfederasi dan federasi:


1. Tidak ada kekuatan langsung yang nyata: banyak keputusan konfederasi
dieksternalisasi oleh undang-undang negara anggota.
2. Keputusan tentang hal-hal sehari-hari tidak diambil oleh mayoritas tetapi oleh
suara bulat (veto untuk setiap anggota.
Adanya Perubahan konstitusi, biasanya perjanjian, membutuhkan suara bulat.6

C. Negara Konfederasi di Dunia

1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations)


Perserikatan bangsa-bangsa yang disingkat PBB (United Nation) merupakan organisasi
yang terdiri dari beberapa Negara berdaulat sebagai bentuk kerjasama International yang
didirikan pada tanggal 24 oktober 1945. PBB ini awalnya adalah Liga Bangsa-bangsa yang
berdiri setelah perang dunia ke-II yang bertujuan untuk menghindari terjadinya konflik
serupa. Pada awal berdirinya PBB hanya beranggotakan 51 Negara dan kini mencapai 193
Negara7.
PBB memiliki tujuan utama yaitu : (1) PBB didirikan atas dasar persamaan kedudukan
dari semua anggota. Artinya masing-masing anggota memiliki kedaulatan yang sama. (2)
Semua anggota harus memenuhi semua kewajiban-kewajiban mereka dengan ikhlas sebagai
mana yang tercantum dalam piagam PBB. (3) Semua anggota akan menyelesaikan
perselisihan internasional mereka secara damai. Berarti setiap anggota yang memiliki
perselisihan atau persengketaan internasional harus menyelesaikannya dengan baik sehingga

5
(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-federasi-dan-konfederasi-serta-perbedaannya/ Diakses
pada 28 Sepetember 2019)
6
(https://olympics30.com/bentuk-negara/#Bentuk_Negara_Konfederasi Diakses pada 28 Sepetember 2019)
7
Hadi R Purnama, “The United Nation and Global Security”, Jurnal Hukum Internasional Vol. 3 No. 1, 2005,
hal 132-133
perdamaian, keamanan, dan keadilan internasional terus terjaga. (4) Dalam melaksanakan
hubungan internasional setiap anggota harus menghindari penggunaan ancaman dan
kekerasan terhadap Negara-negara lain. Artinya setiap Negara yang melakukan perhubungan
internasional tidak boleh melakukan tindakan berupa ancaman, kekerasan suatu daerah atau
kemerdekaan politik yang bertentangan dengan tujuan PBB. (5) Semua anggota harus
membantu PBB dalam tindakan-tindakan berdasarkan ketentuan piagam PBB. Semua
anggota akan memberikan apa saja yang dibutuhkan PBB sesuai ketentuan yang ada dalam
piagam. (6) PBB akan menjaga agar Negara yang bukan anggota bertindak sesuai asas yang
ditetapkan oleh PBB. PBB menjamin bahwa Negara-negara yang bukan anggota juga akan
bertindak selaras dengan asas ini, perlu untuk mempertahankan kedamaian dan keamanan
internasioanl (7) PBB tidak akan campur tangan masalah dalam negeri masing-masing negara
anggota. PBB tidak dibenarkan untuk ikut terlibat dalam masalah urusan rumah tangga setiap
anggota Negara, atau memaksakan anggotanya untuk menyelesaikan masalah tersebut
menurut piagam ini.
Misi menjaga perdamaian dunia oleh PBB awalnya cukup sulit untuk dicapai akibat
perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. PBB berpartisipasi dalam operasi
militer di perang Korea dan operasi perserikatan bangsa-bangsa di Kongo serta menyetujui
pendirian Negara Israel pada tahun 1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat
setelah periode dekolonisasi pada tahun 1960an, dan pada tahun 1970an anggaran untuk
program pembangunan ekonomi jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian.
Para pendiri PBB telah mempertimbangkan bahwa organisasi itu akan bertindak untuk
mencegah konflik anatar Negara, dan membuat perang pada masa depan menjadi tidak
mungkin terjadi. Namun pecahnya perang dingin membuat perjanjian perdamaian sangat sulit
karena pembagian dunia ke kamp-kamp yang bermusuhan. Pada akhir perang dingin, ada
seruan bagi PBB untuk menjadi agen agar tercapainya perdamaian dunia, karena ada banyak
konflik berkelanjutan yang terus berlangsung di seluruh dunia8.
Salah satu contoh bahwa ketetapan PBB yang tidak mengikut secara langsung warga
Negara yang tergabung dalam perserikatan tersebut namun mengikat bagi Negara anggota
PBB adalah hasil traktat tentang perjanjian internasional yang melarang semua kegiatan
peledakan nuklir dalam semua lingkungan baik dalam tujuan sipil maupun militer. Hal ini
menjadi perjanjian internasional bagi Negara-negara yang tergabung dalam PBB dan
mengikat bagi seluruh Negara anggota PBB.

8
(https://www.britannica.com/topic/United-Nations, Diakses pada 28 September 2019)
2. Association of South East Asian Nations (ASEAN)

Association of south east asian nation (ASEAN) adalah organisasi geo-politik dan
ekonomi dari Negara-negara Asia Tenggara yang didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967.
Organisasi ini bertujuan untuk pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan Negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan
stabilitas di tingkat regionalnya, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas
perebedaan diantara anggotanya dengan cara yang damai9.

Negara-negara anggota ASEAN, berdasarkan tanggal menjadi anggota, adalah


Indonesia (8 Agustus 1967); Malaysia (8 Agustus 1967); Singapura (8 Agustus 1967);
Thailand (8 Agustus 1967); Filipina (8 Agustus 1967); Brunei Darussalam (8 Januari
1984); Vietnam (28 Juli 1995); Laos (23 Juli 1997); Myanmar (23 Juli 1997); Kamboja
(30 April 1999)

Adanya keinginan kuat dari para pendiri ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia
Tenggara yang damai, aman, stabil dan sejahtera. Hal tersebut mengemuka karena
situasi di kawasan pada era 1960-an dihadapkan pada situasi rawan konflik, yaitu
perebutan pengaruh ideologi negara-negara besar dan konflik antar negara di kawasan
yang apabila dibiarkan dapat mengganggu stabilitas kawasan sehingga menghambat
pembangunan.10

Tujuan dibentuknya ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok


adalah untuk:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan
kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan
persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia
Tenggara yang sejahtera dan damai.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan
dan tertib hukum di dalam hubungan antara negaranegara di kawasan ini serta
mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa;

9
Ashariyadi,2017, ASEAN Selayang Pandang, Sekretariat Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Kementerian
Luar Negeri, Jakarta, hal. 3
10
(http://setnas-asean.id/tentang-asean Diakses pada 28 September 2019)
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalahmasalah
yang menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu
pengetahuan dan administrasi;
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk saran-sarana pelatihan dan penelitian
dalam bidang pendidikan, profesi, teknik, dan admistrasi;
5. Bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan
industri mereka, memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi
internsional, memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta
meningkatkan taraf hidup rakyat mereka;
6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara; dan
7. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai onrganisasi
internasional dan regional yang mempunyai tujuan yang serupa, dan untuk menjajagi
segala kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat di antara mereka sendiri.

Adapun prinsip-prinsip utama ASEAN adalah :


1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan
identiatas nasional setiap Negara;
2. Hak untuk setiap Negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur
tangan subversive atau koreksi pihak luar;
3. tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama Negara anggota penyelesaian
perbedaan atau perdebatan dengan damai;
4. menolak penggunaan kekuatan yang mematikan;
5. kerjasama efektif antara Negara.

ASEAN merupakan salah satu bentuk pemerintahan kofederasi karena gabungan


dari beberapa Negara yang merdeka dan berdaulat dan warga Negara yang tergabung
dalam konferderasi tidak langsung terikat dengan peraturan-peraturan organ yang ada11.

Salah satu bentuk kerjasama ASEAN adalah pengiriman duta dan konsulat,
sebagai Negara-negara yang menjalin hubungan secara internasional perlu adanya
pengiriman duta dan konsulat sebagai wakil Negara di Negara-negara ASEAN.
Keberadaan duta dan konsulat untuk mewakili Negara asal duta dan konsulat tersebut
dalam berdiskusi dan menjalankan peran sertanya dalam menjaga stabilitas politik di
ASEAN.

11
(https://asean.org/asean/about-asean/overview/, Diakses pada 28 Sepetember 2019)
3. European Union (EU)

European Union yang awalnya adalah bentuk pemerintahan konfederasi diubah


menjadi bentuk Negara federal. Sejak tahun 1950-an integrasi eropa telah melihat
perkembangan sistem pemerintahan supranasional karena lemabaganya bergerak lebih
jauh dari konsep intergovernmentalisme sederhana dan lebih kearah sistem federal.
Namun dengan perjanjian Maastritch pada tahun 1992 unsur-unsur antar pemerintah
baru telah diperkenalkan bersama dengan sistem yang lebih federal. Uni Eropa yang
beroperasi melalui sistem gabungan antar - pemerintah supranasionalisme tidak secara
resmi merupakan federasi, meskipun berbagai pengamat akademis menganggapnya
sebagai memiliki karakteristik sistem federal 12.

Uni Eropa atau the European Union (EU) merupakan organisasi kesatuan politik
dan ekonomi dari 28 negara negara anggota. Uni Eropa adalah blok regional yang
paling terintegrasi, beroperasi sebagai pasar tunggal dengan mata uang bersama (euro).
Kesatuan ini juga mengelola berbagai kebijakan umum, termasuk perdagangan dan
pertanian. Bahkan, saat ini merambah hingga ke kebijakan pertahanan bersama. Selain
itu, warga UE menikmati kebebasan perjalanan dan pertukaran antara negara anggota.

Uni Eropa merupakan sebuah bentuk pemerintahan yang federal meskipun awalnya
adalah konfederasi, salah satu aturan yang menjadikan ciri bahwa Uni Eropa
merupakan Negara federal adalah tentang pengaturan mata uang Euro yang dimana
aturan tersebut tidak hanya mengikat Negara-negara yang tergabung di dalamnya tetapi
juga mengikat secara langsung warga Negara yang tergabung.

4. Commonwealth of Independent States (CIS)

The Commonwealth of Independent States (CIS) berdiri pada akhir tahun 1991
tepatnya pada 8 Desember 1991 di perjanjian Belovezh. Perjanjian ini ditandatangani
oleh pemimpin dari Rusia, Ukraina dan Belarusia, dan pada 21 Desember 1991 negara
eks-Soviet lainnya (Moldova, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan, Turkmenistan,
Uzbekistan, Tajikistan, dan Kirgizstan) menyatakan ketertarikannya untuk bergabung
dalam The Commonwealth of Independent States (CIS).13 Berdirinya CIS ini juga

12
Andrias Darmayadi, “Transformasi Uni Eropa : Prospek Kerjasama Kawasan Pasca Brexit”, Jurnal Ilmu
Politik dan Komunikasi Vol. 8 No. 1, 2018, hal 2
13
(http://mfa.gov.by/en/organizations/membership/list/c2bd4cebdf6bd9f9.html Diakses pada 28
Sepetember 2019)
merupakan tanda berakhir atau runtuhnya era Uni Soviet. Negara-negara yang
tergabung dalam CIS sepakat untuk menyatakan secara resmi runtuhnya Uni Soviet
dan bergabung dalam wadah baru dalam bentuk The Commonwealth of Independent
States (CIS). Sementara itu negara terakhir yang menyatakan minatnya untuk
bergabung adalah Georgia. Pada Desember 1993 Georgia secara resmi bergabung
dengan CIS dan menggenapi keanggotaan CIS menjadi 12 negara. Perjanjian
Belovezh masih menjadi dasar dari konstituen utama CIS hingga Januari 1993.
Setelah dirumuskan konstituen baru dalam bentuk Piagam CIS akhirnya CIS
mengadopsi bentuk konstituen baru.
Piagam CIS ini memformalkan konsep keanggotaan di CIS dimana negara anggota
didefinisikan sebagai negara yang meratifikasi Piagam CIS.

Piagam CIS sendiri terdiri dari 9 bagian dan terdiri dari 45 pasal yang membahas
berbagai hal dari keanggotaan hingga pendanaan dalam tubuh CIS.14 Berdasarkan
piagam tersebut tujuan utama dari CIS adalah, implementasi kerja sama di bidang
politik, ekonomi, lingkungan, kemanusiaan, budaya dan bidang-bidang lainnya;
pembangunan ekonomi dan sosial yang komprehensif dan seimbang antar negara
anggota CIS dalam rangka mewujudkan kerja sama dan integrasi penuh; menjaga hak
asasi manusia dan kebebasan fundamental sesuai dengan prinsip-prinsip internasional,
norma hukum internasional dan dokumen The Conference of Security and Co-
Operation in Europe (CSCE); kerja sama antar negara anggota dalam menjaga
perdamaian dan keamanan internasional, dengan mengimplementasikan langkah-
langkah efektif dalam mengurangi pengeluaran negara dibidang militer dan
persenjataan, mengeliminasi nuklir dan senjata pemusnah masal lainnya, dan
mencapai tujuan pelucutan senjata secara total; membantu warga negara anggota CIS
dalam memperluas dan membebaskan komunikasi, kontak dan perpindahan antara
warga negara anggota CIS; resolusi yang damai dalam penyelesaian sengketa dan
konflik antara negara anggota CIS.

14
(https://www.dipublico.org/100617/charter-establishing-the-commonwealth-of-independent-states-cis/
Diakses pada 28 Sepetember 2019)
D. Penutup

1. Kesimpulan

Konfederasi adalah bentuk perserikatan antara negara merdeka berdasarkan

perjanjian atau undang-undang misalnya yang menyangkut berbagai kebijakan

bersama. Bentuk konfederasi tidak diakui sebagai negara berdaulat tersendiri dalam

hukum internasional, karena masing-masing negara yang membentuk konfederasi

tetap memiliki kedudukan internasional sebagai negara berdaulat. Contoh dari

konfederasi antara lain Perserikatan Bangsa Bangsa, CIS dan ASEAN.

2. Saran

Dengan berkembangnya negara-negara konfederasi di dunia, seharusnya

meningkatkan kesadaran akan pentingnya tanggung jawab untuk sama-sama menjaga

dunia dan rasa saling membantu antar negara, mengingat masih banyak negara-negara

yang terlibat konflik dan masih banyak negara yang tertinggal sehingga menyebabkan

negara itu miskin dan rakyatnya kelaparan.


DAFTAR PUSTAKA

Hans Kelsen, General Theory Of Law and State, dialih bahasa oleh Somardi, Teori Hukum

Murni, Cetakan Pertama,1995, Rimdi Press,

Ni’matul Huda, Ilmu Negara, 2013, Penerbit PT Rajagrafindo Persada,Yogyakarta

Hadi R Purnama, “The United Nation and Global Security”, Jurnal Hukum Internasional Vol. 3

No. 1, 2005.

Ashariyadi, ASEAN Selayang Pandang, Sekretariat Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN

Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 2015

Andrias Darmayadi, “Transformasi Uni Eropa : Prospek Kerjasama Kawasan Pasca Brexit”,

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Vol. 8 No. 1, 2018

(https://www.britannica.com/topic/United-Nations

https://asean.org/asean/about-asean/overview/

http://mfa.gov.by/en/organizations/membership/list/c2bd4cebdf6bd9f9.html

https://www.dipublico.org/100617/charter-establishing-the-commonwealth-of-independent-

states-cis/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-federasi-dan-konfederasi-serta-perbedaannya/

http://setnas-asean.id/tentang-asean

Anda mungkin juga menyukai