31 108 1 PB
31 108 1 PB
ABSTRAK
Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa di RSUD Pandan Arang Boyolali adanya
keterlambatan dalam pembuatan Visum Et Repertum. Visum Et Repertum akan menjadi bukti yang
benar dan sesuai keadaan yang sebenarnya agar proses peradilan berjalan secara adil. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prosedur pembuatan visum et repertum di Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Arang Boyolali.
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan Case Study. Subyek
penelitian adalah petugas pembuat visum et repertum Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
Boyolali dan obyek penelitian pelaksanaan prosedur pembuatan visum et repertum. Instrumen
penelitian adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Data dalam penelitian ini
dianalisis secara deskriptif.
Di RSUD Pandan Arang Boyolali bahwa terdapat 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dengan
perincian, 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dengan perincian, 6 (6,74%) kasus
penganiayaan, 5 (5,62%) kasus perkosaan dan 78 (87,64%) kasus kecelakaan. Dari ketiga macam
kasus tersebut (penganiayaan, perkosaan dan kecelakaan lalulintas) termasuk dalam jenis kasus
pidana. Lama proses pembuatan Visum Et Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali paling cepat
yaitu selama 3 hari dengan jumlah 80 kasus (89,89%) dan paling lama 45 hari dengan jumlah 1
kasus (1,12%). Dari data tersebut 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dapat diselesaikan tepat
waktu sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11 kasus yang mengalami keterlambatan sebesar
(26,36%), hal ini disebabkan oleh faktor dokter dari luar (dokter yang merawat pasien tidak sedang
bertugas di RSUD Pandan Arang Boyolali atau dinas luar).
Sebaiknya Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali untuk menghindari keterlambatan
tersebut diperlukan koordinasi yang baik antara petugas pelayanan Visum Et Repertum dengan
dokter yang merawat / melakukan Visum EtRepertum yaitu dengan cara petugas bagian Visum Et
Repertum harus segera menghubungi dokter yang merawat, untuk dilakukan pemeriksaan apabila
ada kasus permintaan Visum Et Repertum yang melibatkan dokter tersebut sehingga terjalin
komunikasi yang baik dan menghindari keterlambatan proses pelayanan pembuatan Visum Et
Repertum.
Kata Kunci :Alur Prosedur Pembuatan,Visum Et Repertum
Kepustakaan : 7 (1980-2010)
menyatakan sarana pelayanan kesehatan sehingga setiap tindakan dan pelayanan yang
wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan diberikan pada pasien harus dicatat ke dalam
dalam rangka penyelenggaraan rekam dokumen rekam medis dan rumah sakit
berkewajiban untuk menyimpan dan
86 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
repertum, Mengetahui prosedur pengobatan yang telah diberikan bila pasien
pengambilan visum et repertum. datang kembali untuk berobat ulang setelah
beberapa hari, beberapa bulan bahkan
TINJAUAN PUSTAKA beberapa tahun kemudian. Dengan adanya
Rekam medis adalah “keterangan baik diperiksa sehingga lebih mudah melanjutkan
laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan Tujuan rekam medis adalah menunjang
tindakan medik yang diberikan kepada tercapainya tertib administrasi dalam upaya
pasien, dan pengobatan baik yang dirawat meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah
nginap, rawat jalan maupun yang sakit. Sedangkan tertib rumah sakit
mendapatkan pelayanan gawat darurat”. merupakan salah satu faktor dalam upaya
dokter di rumah sakit peranan catatan rekam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
medis sangat penting dan melekat dengan penggunaan rekam medis diperlukan
rekam medis, yang dimaksud dengan rekam langsung oleh bagian yang
medis adalah “Berkas yang berisikan catatan berwenang atas pemeriksaan tersebut.
Catatan atau rekaman ini menjadi sangat pengobatan dan perawatan yang
berguna untuk mengingatkan kembali dokter diberikan kepada seorang pasien dan
88 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
6) Menyediakan data-data khusus 2. Peranan Visum Et Repertum
yang sangat berguna untuk Mengenai Visum Et Repertum dalam
keperluan penelitian dan ordonanti. 1937 nomor 350 dimana pasal
pendidikan. 1 menyatakan bahwa Visum Et Repertum
7) Sebagai dasar dalam yang dibuat oleh “geneseskundigen”
penghitungan biaya pembayaran (dokter) mempunyai daya bukti dalam
pelayanan medis yang diterima perkara pidana, sepanjang hal itu
pasien. memuat keterangan tentang apa yang
8) Menjadi sumber ingatan yang dilihat, dialami dan diketahui
harus didokumentasikan serta berdasarkan ilmu pengetahuan
sebagai bahan dibidangnya terhadap barang-barang
pertanggungjawaban dan laporan. yang diperiksanya.
(Depkes, RI. 2006) Fungsi dan peranan Visum Et Repertum
B. VISUM ET REPERTUM sebagai alat pembuktian dalam perkara
1. Pengertian Visum Et Repertum pidana, terlebih-lebih bila dalam tindak
Visum Et Repertum berasal dari bahasa pidana tersebut terdapat korban, baik
latin yaitu Videre yang berarti melihat luka-luka ataupun mati.
dan Repere yang berarti melaporkan. Suatu Visum Et Repertum yang dibuat
Dari asal kata tersebut maka Visum Et oleh dokter terutama bila dibuat oleh
Repertum dapat didefinisikan suatu dokter ahli dalam bidangnya dan Visum
keterangan tertulis yang dibuat atas Et Repertum tersebut memuat
permintaan pihak kepolisian / pengadilan keterangan-keterangan sebagai hasil
oleh dokter berdasarkan sumpah tentang apa yang dilihat, diketahui atau
kedokteran tentang apa yang dilihat dan dialami berdasarkan ilmu
ditemukan pada pasien atau benda yang pengetahuannya terhadap barang yang
diperiksa berdasarkan pengetahuan diperiksa, akan sangat membantu atau
kedokteran. Dalam hal ini, untuk bemanfaat bagi penyidikan dan terutama
kepentingan pengadilan atau keterangan bagi hakim dalam usahanya membuat
ahli mengenai tindak pidana yang terang sesuatu tindak pidana (LKUI,
berkaitan dengan kesehatan dan jiwa 1980)
manusia. 3. Pejabat yang Berhak mengajukan
Pengertian yang berwajib tidak hanya Permintaan Visum Et Repertum
meliputi polisi, jaksa atau hakim, a. Penyidik adalah Pejabat Polisi
melainkan penyidik dan hakim pada Negara Republik Indonesia tertentu
tingkat pemeriksaan di sidang pengadilan yang sekurang- kurangnya
(Koeswadji H, 1996). berpangkat Pembantu Letnan Dua
Polisi (P.P.R.I. No.27 Th 1983)
90 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
b. Pencabutan /pembatalan permintaan Kelainan / cacat yang terjadi dibagi
visum et repertum atas 3 kategori :
Pada dasarnya pencabutan 1) Bahaya maut dan cacat tetap yang
permintaan visum et repertumtidak menyebabkan tidak dapat
dapat dibenarkan karena melanggar melakukan pekerjaan selamanya,
UU pasal 222 KUHP berisi keguguran atau mati janin.
barangsiapa dengan sungguh sengaja 2) Halangan untuk melakukan
mencegah, menghalang-halangi, pekerjaan dan jabatan.
merintangi atau menggalkan 3) Sembuh, tidak menghalangi
pemeriksaan mayat forensic, diancam melakukan pekerjaan dan jabatan.
dengan pidana penjara paling lama (LKUI, 1980)
sembilan bulan atau denda paling 6. Jenis Kasus yang Dimintakan Visum Et
banyak empat ribu lima ratus rupiah. Repertum
5. Bentuk Visum Et Repertum Kedudukan seorang dokter didalam
Untuk kecelakaan lalu lintas atau penanganan korban kejahatan dengan
penganiayaan terdapat 3 bentuk Visum Et menerbitkan visum et
Repertum antara lain: repertumseharusnya disadari dan dijamin
a. Visum Et Repertum Sementara. netralitasnya, karena bantuan dokter
Visum Et Repertum sementara berisi akan sangat menentukan adanya
uraian hasil pemeriksaan pada waktu kebenaran factual yang berhubungan
penderita masuk ke rumah sakit, dengan kejahatan. Jenis permasalahan
penyebab terjadinya kelainan yang antara lain:
didapat serta kesimpulan sementara a. Penganiayaan
akibat kelainan yang diderita. b. Kecelakaan
b. Visum Et Repertum Lanjutan. c. Perkosaan
Visum Et Repertum lanjutan berisi 7. Petugas yang Membuat Visum Et
lanjutan dari Visum Et Repertum Repertum
sementara serta perjalanan penyakit Visum et repertum oleh dokter forensik,
dari perderita. dokter umum, dokter spesialis, dokter
c. Visum Et Repertum definitif. sipil, militer, dokter pemerintah/swasta
Visum Et Repertum definitif berisi agar memperoleh bantuan yang
uraian tentang kelainan yang terdapat maksimal maka perlu diperhatikan dua
kesimpulan-kesimpulan berupa hal yaitu: spesialis perlu disesuaikan
diagnosis, sebab dari kelainan yang kasusnya dan fasilitasnya. (LKUI, 1980)
didapat dan akibat ditimbulkan oleh
kelainan tersebut (cacat yang timbul).
92 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
D. Jenis Data F. Tehnik Analisis Data
Jenis data yang digunakan dalam Data dalam penelitian ini dianalisis
penelitian ini adalah : secara deskriptif yaitu menggambarkan
1. Data primer hasil penelitian sesuai keadaan yang
Data yang didapat dari pengamatan sebenarnya dengan menggunakan
langsurng dan wawancara pada metode survey dengan cara melakukan
petugas rekam medis dan petugas wawancara dengan responden serta
yang membuat visum et repertum melakukan pendekatan cross sectional
untuk mengetahui bagaimana yang bersifat sewaktu yang
tinjauan alur prosedur pembuatan menggambarkan pelaksanaan prosedur
visum et repertum di RSUD Pandan tetap pembuatan visum et repertum di
Arang Boyolali. RSUD Pandan Arang Boyolali.
2. Data sekunder
Data yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan pihak rumah sakit, HASIL PENELITIAN DAN
misalnya dalam pengolahan ini data
PEMBAHASAN
sekunder yang digunakan adalah
A. Hasil Penelitian
data-data tentang visum et repertum
1. Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum
dari beberapa informasi yang didapat
RSUD Pandan Arang Boyolali sudah
dari RSUD Pandan Arang Boyolali.
mempunyai prosedur tetap tentang
E. Pengolahan Data
pembuatan administrasi Visum Et Repertum
Pengolahan data dilakukan dengan :
dengan nomor dokumen 84/ PROTAP/ IV/
3. Editing
2011, nomor revisi 3 tanggal terbit 14 April
Yaitu mengklasifikasikan kasus
yang ditetapkan oleh direktur RSUD Pandan
visum et repertum berdasarkan jenis
Arang Boyolali. Isinya adalah sebagai
kasusnya sesuai dengan surat
berikut :
permintaan visum et repertum.
a. Ada surat pengantar / permohonan dari
4. Tabulasi
pihak terkait.
Yaitu membuat tabel untuk
b. Pasien diperiksa oleh dokter jaga IGD
mengelompokkan data yang sesuai
atau konsulen.
dengan masing-masing obyek yang
c. Hasil pemeriksaan pasien dibuat laporan
diteliti.
secara tertulis oleh petugas rekam medis
5. Penyajian Data
pada blangko / formulir khusus untuk
Penyajian data berupa gambar tabel
pembuatan Visum Et Repertum.
lama waktu proses pembuatan visum
d. Setelah Visum Et Repertum ditanda
et repertum di RSUD Pandan Arang
tangani dokter pemeriksa kemudian
Boyolali.
dicap stempel rumah sakit.
kecelakaan lalu lintas) termasuk dalam jenis Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali
94 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
penganiayaan, perkosaan dan kecelakaan EtRepertum di rumah sakit selama ini
(89,89%) dan paling lama 45 hari dengan dilakukan oleh petugas kepolisian dalam
jumlah 1 kasus perkosaan (1,12%). serah terima Visum Et Repertum dengan
5. Pencabutan/pembatalan permintaan bukti membubuhkan tanda tangan dan nama
visum et repertum terang pada buku pengambilan Visum Et
Pada dasarnya pencabutan/pembatalan Repertum. Kemudian petugas kepolisian
Visum Et Repertum dilakukan secara tertulis akan membayar biaya administrasi
dengan mengisi formulir pencabutan, yang pembuatan Visum Et Repertum terlebih
dibuat secara seragam dan ditujukan kepada dahulu ke bagian kasir sebelum menerima
Direktur rumah sakit. Pihak kepolisian hasil Visum Et Repertum yang diminta.
membawa surat pencabutan / pembatalan Tabel 4. Lama Waktu Pengambilan
Visum Et Repertum di RSUD Pandan
Visum Et Repertum, kemudian diserahkan
Arang Boyolali Tahun 2008
kepada direktur rumah sakit setelah itu
Lama waktu s/d Jumlah
direktur rumah sakit mengadakan rapat
diambil Visum Et
komite medis, setelah mendapatkan disposisi
Repertum
dari direktur rumah sakit diserahkan kepada n %
petugas khusus yaitu Unit Rekam Medis, 1 hari 78 87,64 %
lalu ke bagian yang bertanggung jawab 7 hari 2 2,26 %
terhadap Visum Et Repertum untuk melayani 11 hari 1 1,12 %
pembatalan Visum Et Repertum, kemudian 14 hari 3 3,38 %
pihak polisi menandatangani buku
15 hari 1 1,12 %
pembatalan Visum Et Repertum yang berisi
16 hari 1 1,12 %
tanggal Visum Et Repertum, no surat
18 hari 1 1,12 %
permintaan Visum Et Repertum, nama
25 hari 1 1,12 %
korban, alamat korban, nama terang petugas
31 hari 1 1,12 %
polisi, keterangan. Rata-rata alasan
pembatalan atau pencabutan permintaan
Dari data tersebut 89 kasus permintaan
Visum Et Repertum dikarenakan kedua belah
Visum Et Repertum dapat diselesaikan tepat
pihak berdamai tanpa ada konfirmasi dengan
waktu sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11
rumah sakit.
kasus yang mengalami keterlambatan
6. Prosedur Pengambilan Visum Et
sebesar (12,36%), berdasarkan hasil
Repertum
wawancara dengan petugas pembuat Visum
Di RSUD Pandan Arang Boyolali belum
Et Repertum, disebabkan oleh faktor dokter
ada prosedur tetap tentang pengambilan
dari luar (dokter yang merawat pasien tidak
Visum Et Repertum. Berdasarkan hasil
sedang bertugas di RSUD Pandan Arang
wawancara dengan petugas pembuat Visum
Boyolali atau dinas luar).
Et Repertum, syarat pengambilan Visum
96 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
dengan kekerasan yang sudah terjadi Visum Et Repertum dapat dilayani oleh
sehingga pihak korban meminta dokter umum, hal ini sudah dilaksanakan
pertanggung jawaban atas kekerasan oleh RSUD Pandan Arang Boyolali. (LKUI,
yang sudah dilakukan oleh tersangka. 1980).
Visum Et Repertum tersebut 4. Lama proses pembuatan Visum Et
digunakan untuk mengurus segala Repertum
biaya yang telah dibebankan kepada Dari 89 kasus permintaan Visum Et
korban untuk meminta ganti rugi. Repertum dapat diselesaikan tepat waktu
Selain itu juga untuk mengurus ke sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11 kasus
pengadilan apabila pihak korban yang mengalami keterlambatan sebesar
tidak terima dengan kekerasan yang (26,36%). Hal ini disebabkan oleh faktor
terjadi. dokter yang sedang tidak bertugas di RSUD
c. Kasus pemerkosaan Pandan Arang Boyolali (dinas luar). Untuk
Untuk kasus pemerkosaan biasanya menghindari keterlambatan tersebut
korban melakukan pemeriksaan diperlukan koordinasi yang baik antara
terlebih dahulu ke poliklinik obsgyn petugas pelayanan Visum Et Repertum
atau kalau waktu kejadian diluar jam dengan dokter yang merawat / melakukan
praktek poliklinik biasanya pasien Visum Et Repertum yaitu dengan cara
diperiksa di UGD sebagai bukti untuk petugas bagian Visum Et Repertum harus
mengetahui kondisi awal pasien segera menghubungi dokter yang merawat,
masuk yang menuju ke kasus untuk dilakukan pemeriksaan apabila ada
perkosaan. kasus permintaan Visum Et Repertum yang
3. Dokter yang melaksanakan pemeriksaan melibatkan dokter tersebut sehingga terjalin
Visum Et Repertum komunikasi yang baik dan menghindari
Dokter yang membuat Visum Et keterlambatan proses pelayanan pembuatan
Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali Visum Et Repertum.
meliputi dokter umum dan dokter obsgyn. 5. Pencabutan /pembatalan permintaan
Dalam hak ini Visum Et Repertum dapat visum et repertum
dibuat oleh dokter forensik, dokter umum, Di RSUD Pandan Arang Boyolali selama
dokter spesialis. Dan bidang spesialis dokter periode tahun 2008 tidak ditemukan
disesuaikan dengan kasus yang diminta pencabutan permintaan Visum Et Repertum,
pengadilan misalnya korban perkosaan akan tetapi apabila kedua belah pihak
sebaiknya dokter spesialis obsgyn, korban memutuskan untuk berdamai di tengah
hidup / mati akibat penganiayaan atau perjalanan maka hasil Visum Et Repertum
kecelakaan lalulintas dilakukan oleh dokter tidak diambil. Dari hasil wawancara dengan
bedah. Jika dokter tidak bertugas / berada di petugas pembuat Visum Et Repertum bahwa
rumah sakit tersebut maka pemeriksaan hasil Visum Et Repertum secara otomatis
98 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99
6. Pengambilan Visum Et Repertum di
RSUD Pandan Arang Boyolali selama DAFTAR PUSTAKA
ini pengambilan hasil Visum Et Departemen Kesehatan RI Direktorat
Repertum hanya dilakukan dengan cara Jenderal Pelayanan Medis. 1997.
Pedoman Pengelolaan Rekam Medis
petugas kepolisian menandatangani dan Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi 1.
menuliskan nama terang pada buku Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
pengambilan Visum Et Repertum
sebagai tanda bukti bahwa Visum Et Depkes RI, 2006. Pedoman
Penyelanggaraan dan Prosedur
Repertum tersebut diambil oleh pihak Rekam Medis di Indonesia.Jakarta:
yang berwenang. Depkes RI.
B. Saran
1. Pada alur pelayanan pembuatan Visum Et Huffman EK. 1994. HIM (Health
Information Management Physician
Repertum sebaiknya pada hasil dibuat Record Company Berwin Illonionis,
rangkap 2 sebagai bukti untuk rumah USA
sakit dan pihak yang berwajib.
2. Untuk menghindari keterlambatan Koeswadji, H. 1996. Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan,
tersebut diperlukan koordinasi yang baik Asas-asas dan Implemasinya PT.
antara petugas pelayanan Visum Et Citra Aditya Bhakti. Bandung.
Repertum dengan dokter yang merawat /
melakukan Visum Et Repertum yaitu Lembaga Kriminologi UI (LKUI), 1980.
Lokakarya Tata Laksana Visum Et
dengan cara petugas bagian Visum Et Repertum di DKI Jakarta 1980 V et R
Repertum harus segera menghubungi Kejahatan Kesusilaan V et R
Jenasah, LKUI, Jakarta.
dokter yang merawat, untuk dilakukan
pemeriksaan apabila ada kasus
Notoatmodjo, S.2005. Metodologi
permintaan Visum Et Repertum yang Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :
melibatkan dokter tersebut sehingga Jakarta.
terjalin komunikasi yang baik dan
menghindari keterlambatan proses Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia
Nomor 269/MENKES/PER/2008
pelayanan pembuatan Visum Et Tentang Rekam Medis. Jakarta:
Repertum. Menteri Kesehatan