Menyebabkan inflamasi
- Apabila bakteri yang menginvasi ruang pulpa dapat Nekrosis meluas ke saluran akar. Saluran
akar yang nekrosis akan dipenuhi bakteri Respon jaringan
dibersihkan dan dilakukan perawatan maka ketiga → Kista
prognosisnya akan baik yang akan bergerak terus ke apikal
menyebabkan lesi pada apikal gigi hingga ke Radikuler
- Apabila bakteri terus berkembang tanpa ada jaringan periodontal disekitarnya. Setelah
perawatan yang adekuat, maka kerusakan yang terjadi bakteri berada pada apikal gigi, maka
pada ruang pulpa akan menyebabkan nekrosis jaringan akan memberikan respon sebagai
pembuluh darah di pulpa dan berlanjut menjadi bentuk pertahanan terhadap adanya jejas.
nekrosis pulpa
Patogenesis
Kalkulus menginisiasi
Kebersihan rongga
terjadinya gingivitis - Pelebaran ligamen
mulut yang tidak terjaga
yang ditandai dengan periodontal
dengan baik, atau posisi
adanya dilatasi vaskuler - Terbantuknya ruang pada
gigi yang berdesakan
dan peningkatan aliran jaringan periodontal akan
akan mengakibatkan sisa Apabila infeksi bakteri
gingival crevikular memudahkan invasi
menghasilkan produk
makanan dan debris bakteri dan destruksi
fluid. Terbentuknya purulen yang terlokalisir
mudah menempel pada jaringan periodontal yang
eksudat inflamasi pada jaringan periodontal
gigi. Debris akan lebih dalam melibatkan
menyebabkan maka terjadi abses
menginisiasi terbentuk tulang alveolar. Hal ini
degenerasi pada area periodontal dan secara
pelikel yang tidak teratur menyebabkan terjadinya
sekitar jaringan klinis tampak sebagai
pda permukaan gigi periodontitis.
abses gingiva. Infeksi
konektif, tcrmasuk - Selanjutnya terjadi
hingga daerah tersebut dapat
gingival fiber, bagian collagen breakdown yaitu
sementum. Pelikel yang menyebabkan terjadinya
apikal dari kolagen menipisnya kolagen pada
bertambah tebal tersebut destruksi ligamen
junctional epithelium jaringan konektif, disertai
akan terkalsiflkasi. periodontal dan tulang
akan rusak, dan osteoklas yang meresorbsi
Selanjutnya kristal alveolar.
mengakibatkan area tulang alveolar. Hal ini
kalsifikasi menciptakan yang menyebabkan
tersebut mengalami
ikatan yang kuat di peningkatan derajat
edema oleh karena sel-
permukaan gingiva kegoyangan gigi.
sel inflamasi, sehingga
membentuk plak dan
akan terbentuk poket
kalkulus.
periodontal.
Patogenesis
Akumulasi bakteri dari bagan bawah
perikorona akan bermetabolisme.
Aktivitas tersebut akan menghasilkan
produk seperti kolagenase, hyaluronidase,
protease chondroitin sulfatase dan
endotoksin berupa lipopolisakarida (LPS)
Abses Palatal
Spasia primer merupakan area yang secara klinis Spasia sekunder merupakan area yang secara klinis
dapat dilakukan palpasi karena terletak sulit untuk dilakukan palpasi dan membutuhkan
superfisial pada wajah. Spasia ini meliputi pemeriksaan penunjang untuk evaluasinya.
buccal space, canine space, infratemporal space, Spasia ini meliputi temporal space, parotid space,
sublingual space, submandibular space, massetetic space, Pterygomandibular space, lateral
submental space. Paringeal space dan retroparingeal space
Spasia
Primer
Fossa Canine space Buccal space
Gambar 2.4. Canine Fossa Abses Gambar 2.5. Buccal Space Abses
(Sumber: Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Springer. New York. p 221 )[10] (Sumber: Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Springer. New York. p 223 )[10
Spasia
Primer
Infratemporal space Submental space
Gambar 2.13 Tampak radiolusensi bulat yang berhubungan dengan permukaan lateral Gambar 2.14 Tampak radiolusensi berupa kelompok buah anggur (botrioid) di bagian permukaan
gigi yang berbatas jelas (tepi kortikal) pada radiografi periapiakal. lateral gigi yang berbatas jelas pada radiografi periapiakal, sering bervarian moltilokular.
(Sumber: Langlais RP, Miller CS, Gehrig JSN. Atlas berwarna lesi mulut yang sering (Sumber: Langlais RP, Miller CS, Gehrig JSN. Atlas berwarna lesi mulut yang sering ditemukan. Alih
ditemukan. Alih bahasa: Suta T. Editor edisi bahasa indonesia: Rasyad EM. Editor bahasa: Suta T. Editor edisi bahasa indonesia: Rasyad EM. Editor penyelaras: Juwono L. Edisi
penyelaras: Juwono L. Edisi keempat. Jakarta: EGC; 2016. hal. 73) keempat. Jakarta: EGC; 2016. hal. 73)
Kista Dentigerous Keratokista Odontogenik (OKC)
Gambar 2.15 Varian unilokular yang berkaitan dengan gigi yang tidak erupsi dengan Gambar 2.16 Varian multilokular yang mucul di regio molar dengan tampakan radiolusen yang
tampakan radiolusen yang berbatas jelas pada radiografi panoramik. berbatas jelas (tepi sklerotik) pada radiografi panoramik.
(Sumber: Langlais RP, Miller CS, Gehrig JSN. Atlas berwarna lesi mulut yang sering (Sumber: Langlais RP, Miller CS, Gehrig JSN. Atlas berwarna lesi mulut yang sering ditemukan. Alih
ditemukan. Alih bahasa: Suta T. Editor edisi bahasa indonesia: Rasyad EM. Editor bahasa: Suta T. Editor edisi bahasa indonesia: Rasyad EM. Editor penyelaras: Juwono L. Edisi
penyelaras: Juwono L. Edisi keempat. Jakarta: EGC; 2016. hal. 73) keempat. Jakarta: EGC; 2016. hal. 73)
Kista Duktus Nasopalatina
Kista Radikular
(Kista Kanalis Incisivus)
Gambar 2.18 Tampak radiolusen yang berbatas jelas yang berbentuk hati klasik diantara Gambar 2.19 Tampak radiolusen yang berbatas jelas (tepi kortikal) di daerah periapikal
akar gigi insisif pertama atas yang vital pada radiografi periapikal. gigi pada radiografi oklusal maksila.
(Sumber: Langlais RP, Miller CS, Gehrig JSN. Atlas berwarna lesi mulut yang sering (Sumber: White SC, Pharoah MJ. Oral radiology priciples and interpretation. Ed 6 Canada:
ditemukan. Alih bahasa: Suta T. Editor edisi bahasa indonesia: Rasyad EM. Editor University of Toronto; 2009. p. 385)
penyelaras: Juwono L. Edisi keempat. Jakarta: EGC; 2016. hal. 119)
Kista Paradental
Kista Residual
(Kista Bifurkasi Bukal)
Gambar 2.20 Kista radikular yang tidak terdeteksi yang gigi penyebabnya telah Gambar 2.21 Tampak radiolusen yang berbatas jelas (tepi kortikal) yang berlokasi paling
diekstrakisi pada radiografi panoramik. umum di sekitar molar pertama yang menyebabkan gigi yang terlibat sedikit terangkat dan
(Sumber: White SC, Pharoah MJ. Oral radiology priciples and interpretation. Ed 6. Canada: berubah posisi pada radiografi panoramik.
University of Toronto; 2009. p. 388 (Sumber: Langlais RP, Miller CS, Gehrig JSN. Atlas berwarna lesi mulut yang sering
ditemukan. Alih bahasa: Suta T. Editor edisi bahasa indonesia: Rasyad EM. Editor
penyelaras: Juwono L. Edisi keempat. Jakarta: EGC; 2016. hal. 73)
Kista Tulang Soliter (Traumatik)
Gambar 2.22 Tampak radiolusen yang berbatas jelas (tepi kortikal) yang berbentuk oval
dan meluas di daerah akar gigi incisivus sampai molar mandibula pada radiografi
panoramik.
(Sumber: Birnbaum W, Dunne SM. Diagnosis kelainan dalam mulut: petunjuk bagi klinisi.
Alih bahasa: Ruslijanto H, Rasyad EM. Editor edisi bahasa Indonesia: Juwono L. Jakarta:
EGC; 2016. hal. 229)
Kanker
Rongga
Mulut
Karsinoma Sel Skuomosa
Pemeriksaan intraoral:
• Penilaian lesi
Biopsi • Dokumentasi
• Alat Tambahan untuk
Penyaringan
• Tambahan skrining
berbasis cahaya
• Pewarnaan jaringan vital
Contoh Kasus
Kasus 1
Seorang Ibu rumah tangga umur 42 tahun dirujuk ke Rumah Sakit Gigi dan
Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar, dengan
keluhan adanya ketidaknyamanan pada mulutnya sekitar 4 bulan yang lalu. Keluhan rasa
tidak nyaman timbul saat makan dan sering digigit-gigit. Pada pipi kiri terdapat
benjolan dengan diameter 1 cm tapi tidak sakit. Pasien lalu dirujuk ke Bagian Bedah
Mulut Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Pemeriksaan medis lengkap menunjukkan tidak adanya
penyakit sistemik.
Pemeriksaan intra-oral menunjukkan adanya nodul lunak di pipi kiri yang Tampak Klinis
ditutupi oleh mukosa normal. Dari pemeriksaan intraoral, terdapat benjolan pada
(Sumber: Dermawan , Putra. Made Merta
Suparka. Penanganan Fibroma Rongga
mukosa pipi kiri dengan konsistensi kenyal, ovoid dan batas tegas, di regio premolar –
Mulut (Studi Kasus). Interdent.Jkg. Vol.16,
No.2. Desember 2020. Jurnal)[22
molar. Pemeriksaan radiografi menunjukkan tidak ada kalsifikasi. Diagnosis sementara
adalah iritasi fibroma. Perawatan yang direncanakan adalah Excisi Biopsi, untuk
evaluasi histopatologi. Dalam persiapan prabedah, semua rentang normal pra-operasi
investigasi rutin dikumpulkan, meliputi hitung darah lengkap, tes koagulasi dan
tekanan darah
Tatalaksana Kasus
1 3 5
Pertama dilakukan Selanjutnya dilakukan Potongan lesi ditempatkan
anastesi infiltrasi lokal di sayatan dengan pisau dalam wadah yang telah
sekitar lesi dengan bedah No. 15 diisi formaldehida 10 %.
pehacain (2%) dengan
vasokonstriktor
2 4
Tahap selanjutnya bagian Pengambilan lesi dengan
lesi dipegang dengan menyelesaikan resesi
benang untuk menarik lesi bedah
Tatalaksana Kasus
6 8 10
Setelah prosedur operasi dilakukan pemeriksaan
Spesimen kemudian dikirim tanda vital pada pasien. Pemeriksaan tanda vital
Terlihat lesi lunak, untuk pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 130/90 mmHg,
kekuningan dan ukuran lesi patologi. denyut nadi 68x/menit, respirasi 16x/ menit.
1,2 cm Kontrol 1 minggu setelah tindakan pasien tidak
memiliki keluhan subyektif pasca operasi
Kemudian dilakukan pengambilan jahitan
7 9
Pasien diinstruksikan untuk meminum obat sesuai anjuran, menggigit
tampon pada bagian bukal kiri selama kurang lebih 30 menit. Selama
Sayatan dijahit dengan 24 jam setelah operasi tidak dianjurkan makan dan minum yang
benang sutra hitam 3-0 panas, menjaga kebersihan mulut, istirahat yang cukup dan makan
makanan yang bergizi, kontrol 1 minggu kemudian. Pasien diberikan
obat berupa amoxycillin 500 mg sebanyak 15 tablet diminum 3x
sehari, obat harus dihabiskan. Asam mefenamat 500 mg sebanyak 9
tablet diminum jika terasa sakit.
Kasus 2
Pasien perempuan usia 16 tahun dengan berat badan 47 kg dan tinggi badan 150 cm
datang ke IGD RSGM Universitas Hasanuddin Makassar dengan keluhan bengkak, nyeri pada
pipi kanan bawah dan susah membuka mulut. Dari anamnesis diketahui bahwa pembengkakan
dirasakan pasien sejak kurang lebih 5 hari sebelumnya. Awal pembengkakan muncul kecil namun
semakin lama semakin besar dan terasa nyeri. Pasien juga sulit membuka mulut dan demam
timbul kira-kira 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya gigi geraham kanan berlubang dan
sakit, pasien sudah mengkonsumsi antibiotik dan anti nyeri 1 minggu lalu, namun bengkak dan
nyeri tidak kunjung sembuh.
2 4
Pasien direncanakan insisi dan Hari kedua setelah operasi insisi dan drainase,
drainase dalam anastesi umum setelah keadaan umum sedang,pembengkakan
pasien diberikan penjelasan dan dibawah dagu minimal, nyeri menelan tidak
informed consent perihal rencana
ada dan pasien sudah bisa makan dan minum
tindakan yang akan dilakukan.
biasa. Luka bekas operasi baik dan pus
Pemeriksaan foto ronsen toraks hasil
normal. Satu jam sebelum insisi dan minimal. Edema diregio submandibula sinistra
drainase pasien diberikan antibiotik berkurang dan trismus menghilang pada hari
profilaksis ceftriaxone 1 g. ke-3 pasca insisi dan drainase.
Gambar . Prosedur insisi dengan blade no. 11 dan diseksi tumpul dengan menggunakan arteri klem
(Sumber: Hasmi, Fadel Reza Rafsan., Andi Tajrin., Nurul Ramadhant. Surgical Treatment For
Odontogenic Submandibular Space Infection: Case Report. Makassar Dent J 2019; 8(2): 87-90) [23]
Berdasarkan pembahasan mengenai infeksi tumor jinak, kista, dan kanker rongga
mulut. maka perlu dilakukan penentuan dan penegakan diagnosis yang benar
dan tepat sehingga mendapatkan terapi yang tepat yang mampu menghambat
sekaligus mampu membunuh pertumbuhan sel kanker.
Syukran
Jazakallah
Khairan
Katsiran
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik