Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JURNAL

Nama Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Angkatan IX tahun 2021

Nama Peserta : dr. Nur Awaliya Fatimah, S.Ked

NDH : 02

Kegiatan Pembelajaran Mandiri tanggal : 19 Agustus 2021

A. Pokok Pembelajaran (Menjelaskan tentang inti pembelajaran yang dilaksanakan atau dipelajari
sesuai dengan tanggal kegiatan belajar mandiri)

Whole – of – Government (WoG)

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaran pemerintahan yang menyatukan upaya –


upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luasguna mencapai tujuan – tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan – urusan yang relevan.

WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat –
sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam model New Public Management (NPM). Bentuk
pendekatannya bisa dilakukan dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal.

Beberapa alasan mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang
mendapatkan perhatian dari pemerintah, yaitu :

1. Adanya faktor – faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.
2. Terkait faktor – faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
3. Khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.

Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara
kelembagaan yang terlibat. Perbedaan masing – masing kategori terletak dari posisi masing –
masing kelembagaan yang terlibat atau dilibatkan dalam WoG.

1. Kategori koordinasi, kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan WoG tidak mengalami
perubahan struktur organisasi.
2. Kategori integrasi, kelembagaan yang terlibat mulai cair dan terdapat penyamaan
perencanaan jangka panjang serta kerjasama.
3. Kategori kedekatan dan pelibatan, kelembagaan menyatukan diri dalam wadah yang relative
lebih permanen.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan institusi
formal maupun informal, yaitu :

1. Penguatan koordinasi antar lembaga, dapat dilakukan jika jumlah lembaga – lembaga yang
dikorrdinasikan masih terjangkau dan manageable.
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus, yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor
atau kementerian. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat
lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
3. Membentuk gugus tugas, salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi
tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordinasi tadi.
4. Koalisi sosial, bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa
perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tatanan praktek antara lain, adalah :

1. Kapasitas SDM dan institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama
2. Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya kolaborasi sampai dengan
penyatuan kelembagaan.
3. Kepempinan

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait
dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh
pendekatan WoG adalah :

1. Pelayanan yang bersifat administratif, yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi
yang dibutuhkan warga masyarakat.
2. Pelayanan Jasa, yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat.
3. Pelayanan Barang, yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat.
4. Pelayanan Regulatif, melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang – undangan,
maupun kebijakan publik yang mengatur sendi – sendi kehidupan masyarakat.

Berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan dalam 5 macam pola pelayanan, yaitu :

1. Pola Pelayanan Teknis Fungsional, pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan wewenangnya.
2. Pola Pelayanan Satu Atap, pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi
pemerintah yang bersagkutan sesuai kewenangan masing – masing.
3. Pola Pelayanan Satu Pintu, pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh
satu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah
terkait lainnya yang bersangkutan.
4. Pola Pelayanan Terpusat, pelayanan masyarakat yang dilkaukan oleh suatu instansi
pemerintah yang bertindak selaku coordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah
lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
5. Pola Pelayanan Elektronik, pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi yang merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan
yang bersifat elektronik atau on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan
dan kapasitas masyarakat pengguna.
B. Penerapan ( Penerapan Nilai-nilai dari pokok pembelajaran yang di dapat dari point A)
Setelah mempelajari materi WoG ini diharapkan dapat memahami, menerapkan, dan
mengimplemetasikan praktek – praktek WoG yang telah diterapkan dalam pelayanan publik di
Indonesia sesuai dengan profesi masing – masing.

Anda mungkin juga menyukai