Anda di halaman 1dari 16

BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT BERAT

Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat berasal dari
bermacam-macam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh kontraktor, alat berat yang
disewa-beli oleh kontraktor, dan alat berat yang disewa oleh kontraktor.
a.      Alat berat yang dibeli oleh kontraktor
Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari pebelian ini adalah biaya
pemakaian per jam yang sangat kecil jika alat tersebut digunakan secara optimal. Dilihat dari
segi keuntungan perusahaan, kepemilikan alat berat merupakan suatu faktor yang penting karena
kadang-kadang pemilik proyek melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan alat yang
dimilikinya.

b.      Alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor


Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa-beli alat umumnya dilakukan
jika pemakaian alat berat tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Sewa-beli
maksudnya adalah karena jangka waktu penyewaan yang lama maka pada akhir jasa penyewaan
alat tersebut dapat dibeli oleh pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi daripada
memiliki alat tersebut, namun terhindar dari resiko biaya kepemilikan alat berat.

c.       Alat berat yang disewa oleh kontraktor


Perbedaan dari alat berat yang disewa dengan disewa-beli adalah dari lamanya penyewaan.
Alat berat yang disewa umumnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Biaya pemakaian alat
berat sewa adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak akan berlangsung lama karena penyewaan
dilakukan pada waktu yang singkat.

Dalam menentukan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengoperasian alat berat ada dua bagian
penting yang harus diperhitungkan :

1. Biaya Tetap ( Biaya Pemilikan )

2. Biaya Variabel ( Biaya Operasi )


1. Biaya Pemilikan ( Owning Cost )

Dalam menghitung biaya pemilikan ada 4 ( empat ) bagian utama yang harus dihitung, keempat
bagian tersebut adalah :

a. Biaya Penyusutan ( Depreciation Cost )

b. Biaya Bunga ( Interest Rate Cost )

c. Biaya Asuransi ( Insurance Cost )

d. Biaya Pajak ( Taxes Cost )

a. Biaya Penyusutan ( Depreciation Cost )

Biaya penyusutan adalah biaya yang harus dihitung sehubungan dengan berkurangnya nilai alat.
Baik karena terjadinya keusangan ataupun berkurangnya nilai alat akibat keausan berbagai elemen yang
ada dalam alat tersebut. Menentukan nilai penyusutan secara ideal dan tepat memang pekerjaan yang
sulit. Karena alat berat adalah sebuah benda yang selalu bergerak dan bersifat mekanis. Tak mudah
menghitung berapa penyusutan sebenarnya yang terjadi pada sebuah alat berat, setelah melakukan
pekerjaan tertentu pada periode waktu yang lama.

Namun untuk menghitung nilai penyusutan secara teoritis berdasarkan ukuran keuangan,
tidaklah terlalu rumit, karena sebagian data yang digunakan untuk dasar perhitungan hanya angka
perkiraan, misalnya dalam menetapkan usia ekonomis alat.

Biaya penyusutan dapat ditentukan dengan rumus berikut :

Harga Penyerahan ( Rp )

Biaya Penyusutan ( Rp/jam ) =

Usia Ekonomis ( jam )

atau
DP

DC =

EL

dimana :

DC = Depreciation Cost ( Biaya Penyusutan )


DP = Delivered Price ( Harga Penyerahan )

EL = Economis Life ( Usia Ekonomis ) - jam

Harga Penyerahan :

adalah biaya yang dikeluarkan untuk memiliki alat tersebut termasuk pajak dan bea
masuk untuk alat tersebut jika didatangkan dari luar negeri.

Usia Ekonomis :

adalah usia dari alat dapat dipakai secara ekonomis dan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain kondisi kerja dan tingkat pemeliharaan yang dilakukan oleh pemilik.

Karena pengaruh kondisi kerja ini sangat besar terhadap usia ekonomis alat. Maka berdasarkan
Caterpillar Performance Handbook edisi 22, untuk alat-alat merk caterpillar kondisi daerah kerja dibagi
dalam tiga kondisi yaitu :

a. Daerah Kerja Berat

b. Daerah Kerja Sedang

c. Daerah Kerja Ringan

dibawah ini dapat dilihat pada tabel berikut perkiraan usia ekonomis beberapa alat berat
berdasarkan kondisi daerah kerja.

Tabel 10. 1
Perkiraan Usia Ekonomis Alat Berat

Sumber : Caterpillar performance Handbook Edisi 26 :1995

harga penyerahan diatas itu termasuk biaya ban dan biaya perlengkapan khusus dan juga jika
alat mempunyai nilai sisa setelah mencapai usia ekonomis, maka biaya penyusutan akan menjadi :

DP - ( SV + TC + SIC )

DC =

EL

dimana :

DC = Depreciation Cost ( Biaya Penyusutan )

DP = Delivered Price ( Harga Penyerahan )

SV = Salvage Value ( Nilai Sisa )

TC = Tires Cost ( Biaya Ban )

SIC = Biaya Perlengkapan Khusus


EL = Economis Life ( Usia Ekonomis ) - jam

Untuk memperkirakan nilai sisa ( Salvage value ) ini cukup sulit. Tak mudah memperkirakan
berapa alat akan dijual setelah dipakai selama mencapai usia ekonomis. Caterpillar Performance
Handbook memberikan angka perkiraan nilai sisa alat berat setelah berakhir usia ekonomisnya kurang
lebih 35 % dari harga penyerahan.

SV = ± 35 % DP

SV = Salvage Value ( Nilai Sisa )

DP = Delevered Price ( Harga Penyerahan )

Contoh 1

Sebuah bulldozer model D7 dibeli dengan harga penyerahan dilokasi proyek dengan harga Rp
380.000.000. Berapa biaya penyusutan perjam, jika alat ini beroperasi pada daerah kerja kondisi sedang,
dengan perkiraan usia ekonomis 18.000 jam.

Solusi :

Harga Penyerahan ( Rp )
Biaya Penyusutan =
Usia Ekonomis ( jam )

Rp 380.000.000,-
=
18.000 jam

= Rp 21.111,11 / jam

Contoh 2

Sebuah Bulldozer model D7 dibeli dengan harga penyerahan Rp 380.000.000,-. Diperkirakan


setelah berakhirnya usia ekonomis selama 18.000 jam dapat dijual kembali dengan harga senilai 30 %
dari harga penyerahan. Hitunglah biaya penyusutan perjam.

Solusi

Harga Penyerahan - Nilai Sisa


Biaya Penyusutan =
Usia Ekonomis ( jam )

Rp 380.000.000,- 30 % Rp 380.000.000,-
=
18.000 jam
= Rp 13.722,22 / jam

Contoh 3.

Sebuah wheel loader dibeli dengan harga penyerahan dilokasi proyek pekerjaan Rp
800.000.000,- . Setelah berakhir usia ekonomis alat ini diperkirakan dapat dijual kembali dengan nilai 35
% dari harga penyerahan. Harga ban diperkirakan Rp 4.000.000,- perbuah. Hitung biaya penyusutan
setiap jam, jika alat ini dapat mencapai usia ekonomis 9 tahun dengan jam kerja rata-rata 2.000 jam
pertahun.

Solusi

Biaya Penyusutan
Harga Penyerahan – ( Nilai Sisa + Harga Ban )
=
Usia Ekonomis

Rp 800.000.000,- - ( 35% Rp 800.000.000,- + 4 x Rp 4.000.000,- )


=
9 x 2000 jam

Rp 800.000.000,- - ( Rp 280.000.000,- + Rp 16.000.000,- )


=
18.000 jam

= Rp 28.000,-/ jam

b. Biaya Bunga

Apabila seorang kontraktor tidak memiliki cukup modal untuk membeli sebuah alat berat,
biasanya mereka berusaha untuk mendapatkan pinjaman dari berbagai pihak, sebagai sebuah
perusahaan tentunya kemungkinan besar untuk memperoleh pinjaman dari Bank. Dan pinjaman ini akan
dikembalikan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Dan pengembalian
ini ada keharusan bagi kontraktor untuk membayar bunga pinjaman. Dengan demikian kontraktor akan
mengeluarkan biaya tetap setiap periode waktu tertentu. Biaya inilah yang diperhitungkan sebagai biaya
bunga.

Dan demikian juga apabila kontraktor memiliki cukup modal untuk membeli alat,dengan tidak
meminjam uang dari Bank,maka biaya bunga tetap harus diperhitungkan.
Faktor-faktor penting yang harus diketahui untuk menghitung biaya bunga adalah :

> Usia Ekonomis Alat ( tahun )

> Harga Penyerahan Alat ( Rp )

> Jam Kerja Rata-rata pertahun ( jam / tahun )

> Besarnya suku bunga ( % )

Jika semua data di atas sudah dapat diketahui maka Biaya Bunga dapat dihitung dengan rumus
dibawah ini :

( N + 1 )
x DP x IR
2N
IRC =
Hpy

dimana ;

IRC = Biaya Bunga ( Rp/jam )

N = Usia Ekonomis ( tahun )

DP = Harga Penyerahan ( Rp )

IR = Suku bunga ( % pertahun )

Hpy = Jam kerja rata-rata ( jam/tahun )

Suku bunga yang dijadikan sebagai dasar perhitungan bersumber pada sumber-sumber yang
dapat dipercaya, misalnya dari Bank, meskipun kadang kala uang yang digunakan untuk membeli alat
tersebut milik sendiri.

contoh 4

Sebuah Motor Grader dibeli dengan harga penyerahan dilokasi proyek Rp 800.000.000,-.
Diperhitungkan alat ini dapat mencapai usia ekonomis 6 tahun dengan jam kerja rata-rata pertahun
2000 jam. Hitung biaya bunga perjam, jika suku bunga yang berlaku pada waktu membeli alat 12 %.

solusi

Biaya Bunga

( N + 1 )
x DP x IR
2 N
IRC =
Hpy
(9+ 1 )
x Rp 800 . 000. 000,− x 12%
2x9
IRC =
2. 000 jam
Rp 53. 333. 333,33
=
2. 000 jam
= Rp 26 .666,66

Jadi Biaya Bunga = Rp 26.666,66

c. Biaya Asuransi

Untuk menutupi kerugian-kerugian akibat kerusakan-kerusakan atau kecelakaan-kecelakaan tak


terduga selama periode kepemilikan atau selama usia ekonomis, kontraktor akan mengasuransikan
alatnya. Mengasuransikan alat berarti ada suatu keharusan membayar segala macam premi yang
berkenaan dengan alat tersebut. Dengan adanya pembayaran tersebut, kontraktor tentunya
mempunyai pengeluaran tetap selama kepemilikan alat berada di tangannya. Pengeluaran inilah yang
dimaksud sebagai biaya Asuransi, yang besarnya tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak.
Jumlah uang yang dikeluarkan untuk biaya asuransi ini, memang tergantung kesepakatan, tetapi
biasanya tergentung dari persentase preminya.

Untuk menghitung biaya Asuransi juga diperlukan data-data sama seperti biaya bunga dengan
rumus seperti berikut : ( N +1 )
x DP x I
2N
IC=
Hpy
dimana ;

IC = Biaya Asuransi ( Rp/jam )

N = Usia Ekonomis ( tahun )

DP = Harga Penyerahan ( Rp )

I = asuransi ( % pertahun )

Hpy = Jam kerja rata-rata ( jam/tahun )

Contoh 5

Sebuah Dump-Truck dibeli dengan harga penyerahan dilokasi proyek Rp 900.000.000,-.


Diperkirakan alat ini dapat mencapai usia ekonomis 8 tahun dengan jam kerja rata-rata pertahun 2.000
jam. Sesuai dengan perjanjian untuk keperluan asuransi kontraktor harus membayar premi polis sebesar
2 % pertahun. Hitung biaya Asuransi perjamnya.

Solusi

Biaya Asuransi ( IC ) =
( N + 1 )
x DP x I
2N
IC=
Hpy
( 8 + 1 )
2x8
x Rp 900 .000 . 000 x 2 %
IC=
2 .000 jam
Rp 10 .125 . 000,−
=
2000 jam
= Rp 5062,5 / jam

Jadi Biaya Asusransi = Rp 5062,5 / jam

d. Biaya Pajak

Pajak merupakan suatu kewajiban membayar kepada negara atas pemilikan barang atau
jasa. Memiliki alat berat berarti juga harus membayar pajak kepada negara sejumlah tertentu sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Pajak yang dimaksud disini bukan pajak pendapatan atau pajak
perusahaan, melainkan pajak peralatan sama seperti pajak kendaraan bermotor lainya.

Cara menghitung biaya pajak, juga sama dengan menghitung biaya bunga dan asuransi
terdahulu, mungkin hanya besar prosentasenya yang berbeda.

Rumus untuk menghitung biaya Pajak adalah

( N + 1 )
x DP x T
2N
TC =
Hpy

dimana ;

TC = Biaya Pajak ( Rp/jam )

N = Usia Ekonomis ( tahun )

DP = Harga Penyerahan ( Rp )

T = Pajak ( % pertahun )

Hpy = Jam kerja rata-rata ( jam/tahun )


Contoh 6

Sebuah Dump-Truck dibeli dengan harga penyerahan dilokasi proyek Rp 900.000.000,-.


Diperkirakan alat ini dapat mencapai usia ekonomis 8 tahun dengan jam kerja rata-rata pertahun 2.000
jam. Sesuai dengan ketentuanyang berlaku pajak peralatan sebesar 1 % pertahun. Hitung biaya pajak
perjamnya.

Solusi

Biaya Pajak ( TC ) =
( N + 1 )
x DP x T
2N
TC =
Hpy

( 8+ 1 )
2x8
x Rp 900 . 000 . 000 x 1 %
TC=
2. 000 jam
Rp 5 . 062. 500 ,−
=
2000 jam
= Rp 2531 ,25 / jam

Jadi Biaya Pajak = Rp 2531,25

dari ketiga persamaan diatas dapat dijadika menjadi satu persamaan :

Biaya Bunga, Asuransi dan Pajak

(N+1 )
x DP x ( IR + I + T )
2N
= z
Hpy

dimana ;

N = Usia Ekonomis ( tahun )

DP = Harga Penyerahan ( Rp )

IR = suku bunga ( % pertahun )

I = Asuransi ( % pertahun )

T = Pajak ( % pertahun )

Hpy = Jam kerja rata-rata ( jam/tahun )


jadi dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan

Biaya Pemilikan = Biaya Penyusutan + Biaya Bunga + Biaya Asuransi + Biaya Pajak

BP = DC + IRC + IC + TC

dimana :
BP = Biaya Pemilikan
DC = Biaya Penyusutan
IRC= Biaya Bunga
IC = Biaya Asuransi
TC = Biaya Pajak

2. Biaya Operasi ( Biaya Variabel )

Biaya Operasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan operasi sebuah alat
berat. Biaya ini memang tergantung pada beroperasi atau tidaknya sebuah alat, berbeda dengan biaya
pemilikan, biaya operasi tidak akan dikeluarkan bila alat dalam keadaan tidak beroperasi. Oleh karena
itu biaya operasi ini tergantung dari intensitas pemakaian alat. Sehingga besarnya biaya operasi yang
harus dikeluarkan sangat ditentukan dari jumlah bahan bakar dan bahan-bahan yang lain serta
perlengkapan yang dikonsumsi oleh alat tersebut.

Secara teoritis biaya-biaya yang harus dihitung dalam bagian biaya operasi ini adalah :

a. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas


b. Biaya Penggantian Ban
c. Biaya Penggantian Roda Rantai
d. Biaya perlengkapan khusus
- Ripper Tip
- Blade
- Bucket
e. Biaya Reparasi
f. Biaya Operator dan Pembantu Operator.

a. Biaya Bahan Bakar


Biaya bahan bakar dapat dihitung dengan mengalikan bahan bakar yang dikonsumsi
oleh alat dengan harga satuanya. Menentukan harga satuan bahan bakar tidak ada kesulitan, karena
harga satuan bahan bakar berlaku sama diseluruh Indonesia dan harganya ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan untuk menentukan jumlah konsumsi bahan bakar relatif agak sulit secara akurat, mengingat
banyak faktor yang mempengaruhinya , antara lain :
- Horse Power ( HP mesin )
- Efisiensi Kerja
- Faktor Lapangan
- dan Faktor alat itu sendiri.

Berdasarkan beberapa referensi kebutuhan bahan bakar secara umum dapat


ditentukan dengan angka teoritis sebagai berikut :

1. Untuk mesin yang berbahan bakar solar ( mesin diesel )


Membutuhkan bahan bakar 0,15 liter/Hp/jam
2. Untuk mesin yang berbahan bakar premium ( bensin )
Membutuhkan bahan bakar 0,23 liter/Hp/jam

Dengan demikian kebutuhan bahan bakar yang diperlukan sebuah alat dapat
ditentukan dengan rumus :

Mesin Diesel qf = Hp x f x 0,15


Mesin Bensin qf = Hp x f x 0,23

Dimana qf = Jumlah bahan bakar yang diperlukan.


f = faktor Efisiensi

b. Pelumas
Perhitungan penggunaan pelumas per jam ( Q p ) biasanya berdasarkan jumlah waktu
operasi dan lamanya:

f x hp x 0,006 c
Qp = +
7,4 t

Hp = horse – power
c = Kapasitas crankcase
t = lama penggunaan pelumas
f = faktor pengoperasian

c.        Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dengan alat berat beroda crawler berbeda.
Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat sedangkan ban
mempunyai depresiasi lebih pendek daripada umur alat.

Contoh 4:
Hitunglah biaya per jam alat berat beroda ban dengan ketentuan seperti di  bawah ini:
-          Mesin diesel 160 hp
-          Kapasitas crankcase 6 gal
-          Pelumas diganti setiap 100 jam
-          Factor pengoperasian 0,6
-          Harga alat 400.000.000 rupiah tanpa nilai alat sisa
-          Pemakaian gemuk per jam 0,25 kg
-          Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)
-          Bunga pinjaman, pajak, asuransi 20%
-          BBM menggunakan solar @ Rp4500/ liter
-          Harga pelumas @Rp120.000/ liter
-          Harga gemuk Rp5.000/ kg
-          Biaya operator = Rp12.500/ jam
-          Harga ban Rp25.000.000 dengan masa pakai 5000 jam dan perbaikan ban 15% dari depresiasi
ban.

Pembahasan:
1)      Biaya kepemilikan per jam:
-          Perhitungan dengan menggunakan table suku bunga
A = P (A/P,i,n)
Dengan menggunakan table suku bunga, diperoleh nilai (A/P,i =20, n=5)
diperoleh = 0,334380, sehingga:
A = 400.000.000 x 0,334380
   = Rp133.752.000/ tahun
   = 133.752.000/ 1400 = Rp95.538/ jam
-          
d. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut alat antara proyek dan
garasi atau tempat penyimpanan alat. Biaya ini perlu diperhitungkan karena alat – alat berat
umumnya kecuali truk tidak berjalan sendiri menuju lokasi proyek tetapi diangkut dengan
menggunakan lowbed trailer

Contoh :
Hitung biaya perjam alat beroda crawler dengan
ketentuan seperti di bawah ini :
- Mesin diesel 160 hp
- Kapasitas crankcase 6 gal
- Pelumas diganti setiap 100 jam
- Faktor pengoperasian 0,6
- Harga alat 400.000.000 rupiah tanpa nilai sisa alat
- Pemakaian gemuk perjam 0,25 kg

- Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai 1400 jam)


- Bunga pinjaman, pajak, asuransi 20 %
Jawab :
Konsumsi BBM perjam = 160 x 0,04 x 0,6 = 3,9 gal
Konsumsi pelumas per jam

160 x 0,6 x 0,006 6


= + =0 , 138 gal
7,4 100
d. perawatan

-          Biaya perawatan alat berat per jam


Perawatan dan pemeliharaan diasumsikan 100% dari depresiasi (metode garis lurus)
= 400.000.000 / 5              = Rp80.000.000/ tahun
                                                = Rp80.000.000/ 1400
                                                = Rp57.143
-          Biaya perawatan ban per jam
Biaya perawatan dan pemeliharaan ban diasumsikan 15% dari depresiasi ban (metode garis
lurus)            = 25.000.000 : 5000 x 0,15 = Rp750/ jam

Secara keseluruhan biaya alat berat per jam adalah sebagai berikut:

No Uraian Rp/ jam


1           Biaya kepemilikan alat berat 95.538
          Biaya kepemilikan ban   3.202
2 Biaya pengoperasian
          Pemeliharaan dan perawatan 57.143
          BBM (3,9 gallon) = 3,9 x 3,78541 x Rp4500 66.434
          Pelumas (0,138 gallon) = 0,138 x 3,78541 x 41.791
Rp80.000   1.250
          Gemuk 0,25 kg @ Rp5000      750
          Pemeliharaan dan perawatan ban
Biaya Total Alat Berat            226.108

Anda mungkin juga menyukai