Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKITIS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pengampu :

Hj. Dedeh Hamdiah,S.Kp., M. Kep

Disusun oleh :
Farhan Yudistira ( 8801190045)
Riska Indriyani ( 8801190046)
Rita Ines Respati ( 8801190047)
Resa Rizky Firdaus ( 8801190048)
Tatu Mahpudoh ( 88011900 51)
Haerul AL Mutiana ( 8801190052)
Idah ( 8801190053)

KELAS IIC
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah pada junjungan kita, Rasulullah Muhammad SAW. Puji syukur dan
shalawat selalu menagawali penulis dalam setiap langkah, sehingga dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan asuhan keperawatan ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada pasien bronkhitis”.

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis bukanlah manusia yang sempurna
sehingga menyadari adanya kekurangan dalam penulisan karya tulis asuhan
keperawatan ini. Terselesaikannya karya tulis asuhan keperawatan ini tidak
terlepas dari bimbingan, dukungan, serta bantuan dari semua pihak yang terlibat.

Serang, maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bab II kajian teori
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi dan Pathway
D. Manifestasi klinis
E. Komplikasi
F. Diagnostik
G. Penatalaksanaan
H. Pencegahan
I. Konsep NCP
Bab III Pembahasan
A. Pengkajian
B. Data psikologi
C. Data sosial
D. Data spiritual
E. Data penunjang
F. Analisa data
G. Masalah keperawatan berdasarkan prioritas
H. Rencana keperawatan
I. Tindakan keperawatan
J. Catatan perkembangan keperawatan
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bronkitis pada anak berbeda dengan bronkitis yang terdapat pada orang dewasa.

Pada anak bronkitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran napas lain,

namun ia dapat juga merupakan penyakit tersendiri. Secara harfiah bronkitis

adalah suatu penyakit yang ditandai oleh adanya inflamasi bronkus. Secara klinis

para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratrik

dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa

bronkitis bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari

penyakit lain tetapi bronkus ikut memegang peran (Ngastiyah, 2005).

Penyakit bronkitis akut merupakan infeksi respiratorik akut bagian bawah (IRA-

B) yang sering terjadi pada bayi. Sekitar 20 % anak pernah mengalami satu

episode IRA-B dengan mengi pada tahun pertama. Angka kejadian rawat inap

IRA-B tiap tahun berkisar 3000 sampai 50.000 – 80.000 bayi (Langley, 2003),

kematian sekitar 2 per-100.000 bayi (Holman, 2003). Bronkitis akut bersifat

musiman, pada umumnya terjadi pada usia kurang dari 2 tahun dengan puncak

kejadian pada usia 6 bulan pertama (Wohl, 2006).

Menurut World Health Organization (WHO) bronkitis kronis merupakan jenis

penyakit yang dekat dengan chronic obstructive pulmonary disease ataupun

penyakit paru obstruktif kronik. Saat ini, penyakit bronkitis diserita oleh sekitar

64 juta orang di dunia. Penggunaan tembakau, merokok, virus, bakteri, parasit,

dan jamur, polusi udara dalam ruangan/luar ruangan dan debu serta bahan kimia

adalah faktor resiko utama.


Angka kejadian bronkitis di Indonesia sampai saat ini belum diketahui secara

pasti. Namun, bronkitis merupakan salah satu bagian dari penyakit paru obstruktif

kronik yang terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema/gabungan dari keduanya

(Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri. Pneumonia

adalah salah satu infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).
Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur juga merupakan provinsi tertinggi period

prevalence ISPA. Period prevalence ISPA di provinsi Nusa Tenggara Timur

menurut Riskesdas 2013 (41,7%) tidak jauh berbeda dengan 2007, dimana

Kabupaten/kota yang tertinggi prevalensi ISPA-nya adalah Sumba Tengah (69%)

dan terendah Manggarai (22%). Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah

anak – anak usia kurang dari 5 tahun.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu penyakit Bronkhitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi

klinik, pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan

keperawatan, serta komplikasi Bronkhitis?

2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Anak Bronkhitis ?

C.   TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu memahami definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi,

manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis

dan keperawatan, serta komplikasi Bronkhitis.

2. Mahasiswa mampu melakukan askep kepada klien anak Bronkhitis .


BAB II

Kajian Teori

A. Konsep Penyakit
A. Definisi
Secara harfiah bronchitis adalah suatu penyakit yang
ditandai oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli
mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dn
dominan . ini berarti bahwa bronchitis bukan penyakit yang berdiri
sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronchitis ikut
memegang peran. ( Ngastiyah, 1997 )
Bronkhitis adalah inflamasi jalan pernafasan dengan
penyempitan atau hambatan jalan nafas di tandai peningkatan
produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidak cocokan ventilasi-
perfusi dan menyebabkan sianosis (FKUI, 2007).Bronkhitis adalah
infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan di
mana bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada
trakhea, yang menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung,
tenggorokan, dan sinus ke paru. Gejala bronkhitis di awali dengan
batuk pilek, akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus,
sehingga menjadikan batuk akan bertambah parah dan berubah
sifatnya (Hidayat, 2011).
Bronkitis adalah suatu penyakit yand ditandai oleh adanya
inflamasi bronkus (Ngastiyah, 2003).
Bronkitis adalah suatu infeksi akut saluran besar paru (yaitu
trachea dan bronchus) karena infeksi virus atau bakteri (Catzel dan
Robert, 1998). Bronkitis adalah inflamasi pada saluran nafas yang
luas (trakea dan bronkhi) yang kebanyakan selalu berhubungan
dengan infeksi respiratori atas (Wong, 2003).
Dari ketiga pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
pengertian bronkitis adalah suatu penyakit infeksi akut saluran
besar paru yang ditandai oleh inflamasi bronkus.
B. Etiologi
1. Bronkitis Akut
Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah virus
seperti rhinovirus, respiratory sincytial virus (RSV), virus
influenza, virus pada influenza, dan coxsakie virus.
2. Bronkitis kronis
Penyebab-penyebab bronkitis kronis misalnya asma atau
infeksi kronik saluran nafas dan sebagainya. Faktor-faktor
predisposisi dari bronkitis adalah alergi, perubahan cuaca, populasi
udara dan infeksi saluran nafas atas kronik (Ngastiyah,2003).
C. Pathofisiologi & pathway
Bronkitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran
nafas bagian atas oleh virus dan infeksi bakteri sekunder oleh S.
Pneumonia atau hemophilus influenza. Adanya bahan-bahan
pencemar udara juga memperburuk keadaan penyakit begitu juga
dengan menghisap rokok. Anak 2 menampilkan batuk-batuk yang
sering, kering tidak produktif dan dimulai berkembang berangsur-
angsur mulai hari 3 – 4 setelah terjadinya rinitis. Penderita
diganggu oleh suara-suara meniup selama bernafas (ronki) rasa
sakit pada dada dan kadang-kadang terdapat nafas pendek. Batuk-
batuk proksimal dan penyumbatan oleh sekreasi kadang-kadang
berkaitan dengan terjadinya muntah-muntah. Dalam beberapa hari,
batuk tersebut akan produktif dan dahak akan dikeluarkan
penderita dari jernih dan bernanah. Dalam 5 – 10 hari lendir lebih
encer dan berangsur-angsur menghilang. Temuan-temuan fisik
berbeda-beda sesuai dengan usia penderita serta tingkat penyakit.
Pada mulanya anak tidak demam atau demam dengan suhu rendah
serta terdapat tanda-tanda nasofaringtis. Infeksi konjungtiva dan
rinitis. Kemudian auskultasi akan mengungkapkan adanya suara
pernafasan bernada tinggi, menyerupai bunyi-bunyi pernafasan
pada penyakit asma. Pada anak-anak dengan malnutrisi atau
keadaan kesehatan yang buruk, maka otitis, sinusitis dan
penumonia merupakan temuan yang sering dijumpai (Ngastiyah,
2003).
 Pathway
D. Manifestasi klinis
Menurut Ngastiyah (2003), gambaran klinik dari bronkitis
biasanya dimulai dengan tanda-tanda infeksi saluran nafas akut
atas yang disebabkan oleh virus, batuk mula-mula kering setelah 2
atau 3 hari batuk mulai berdahak dan menimbulkan suara lendir.
Pada anak, dahak yang mukoid (kental) sudah ditemukan karena
sering ditelan. Mungkin dahak berwarna kuning dan kental tetapi
tidak selalu berarti terjadi infeksi sekunder. Anak besa sering
mengeluh rasa sakit retrosternal dan pad anak kecil dapat terjadi
sesak nafas. Pada beberapa hari pertama tidak terdapat kelainan
pada pemeriksaan dada tetapi kemunduran dapat timbul ronki
basah kasar dan suaraf nafas kasar. Batuk biasanya akan
menghilang setelah 2 – 3 minggu. Bila setelah 2 minggu batuk
masih tetap ada kemungkinan terjadi kolaps dan sgmental atau
terjadi infeksi paru sekunder.
E. Komplikasi
Bronchitis akut yang tidak ditangani cenderung menjadi bronchitis
kronik . pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada
anak dengan gizi kurang dapat terjadi othithis media, sinusitis dan
pneumonia .
Bronchitis kronik menyebabkan mudah terserag infeksi.
Bila secret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau
bronkietaksis.
F. Diagnostic

 Tes darah
 Rontgen dada, untuk mendeteksi kondisi yang menyebabkan
timbulnya batuk.
 Tes fungsi paru. Tes ini menggunakan alat berupa tabung/selang
yang disebut spirometer
 Pemeriksaan kadar oksigen dalam darah. Dalam tes ini, dokter
menggunakan alat berupa sensor khusus yang ditempelkan pada
jari.

G. Penatalaksanaan
a. Tindakan perawatan
Pada tindakan perawatan yng penting ialah mengontrol batuk
dan menegluarkn lendir , sering mengubah posisi, banyak
minum, inhalasi, nebulizer, untuk mempertahnkn daya tahan
tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu diberikan minum
susu atau makanan lain.
b. Tindakan medis
Jangan berikan obat antihistamin berlebih, beri anti biotikbila
ada kecurigaan infeksi bacterial, dapat diberi efedrin0,5 – 1
Mg/KKg BB Tiga kali sehari, chloral hidrat 30 mg/Kg BB
sebagai sedative
H. Pencegahan
Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi gangguan tersebut
perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah parah.
1. Membatasi aktivitas anak
2. Tidak tidur dikamar yang ber AC atau gunakan baju dingin,
bila ada yang tertutuplehernya
3. Hindari makanan yang merangsang
4. Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan
mandikan anak dengan air hangat
5. Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum
makan
6. Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi

I. Konsep NCP (Nursing Care Planning)


Askep
1. Pengkajian

Pada tinjauan teori penyakit bronchitis, data yang lazim


ditemukan pada pengkajian meliputi batuk berdahak yang di derita
sudah 1 munggu yang lalu disertai sesak nafas
a. Biodata
Di biodata ini / identitas ini meliputi : Nama ,Umur ,Jenis Kelamin
Status Mariental ,Agama ,Pendidikan ,Pekerjaan, Suku Bangsa,
Alamat , No. Medrec ,No. Rawat ,Dx. Medis,Tgl. Masuk ,Tgl.
Pengkajian .

Biasanya pada pasien bronchitis banyak menyerang pada pasien


laki laki laki laki maupun dengan usia 35-50 tahun ke atas .
Bagi orang yang tingkat pendidikan nya rendah, / minim
mendapatkan pengetahuan tentang bronchitis , maka akan
menganggap remeh mengenai penyakit ini ,bahkan hanya
menganggap bronchitis ini sebagai batuk biasa dan akan memakan
makanan/ melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan /
memperparah penyakit in .
b. Keluhan utama
Pada pasien bronchitis biasanya sering mengeluhkan batuk berdahak nyeri
dada yang disertai sesak .
 Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pada pasien bronchitis pasien mengeluhkan batuk yang di
derita sudah lebih dari 1 minggu disertai sesak nafas .
 Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu ini berkaitan dengan penyakit yang
pernah diderita . dan biasanya pada psien bronchitis ini belum
pernah mengalami penyakit seperti ini .
 Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarga pasien tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit ini.

c. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
a. Keadaan umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmentis, GCS 4, 6, 5
c. Falaping tremor / asterixia : Flaping tremor normal dan
tidak ada
kelainan persyarafan
d. Tekanan darah : 120/70 mmHg
e. Nadi : 87x / menit
f. Suhu : 38 °C
g. RR : 24 x/ menit
2. Antropometri
Berat Badan : 34 kg
Tinggi Badan : 140 cm
BB(kg) 34 kg
IMT : Index Masa Tubuh = = = 17.34
TB ( m ) x Tb( m) 1,4 x 1,4
Kesimpulan
IMT : 17.34 ( Normal )

2. Pemeriksaan Sistematika / Persistem


A) Sistem pernafasan
1. Inspeksi :
 Biasanya di inspeksi ini dilihat dari bentuk hidung apakah
ada secret / tidk , bentuk dada dan pergerakan otot .

2. Palpasi :
 Adanya masa dan lesi
 Vocal premitus
 Ekskusi pernafasan
 Ekskusi diagframatik
3. Perkusi :
 Terdengar bunyi ronhik
4. Auskultasi :
 Terdapat bunyi tambahan

B) Sistem Kardiovaskuler dan Limfe


1. Inspeksi :
 Biasanya pasien merasa nyeri dibagian dada sebelah kiri
2. Palpasi
 Irama jantungnya tidak teratur , dan tekanan darah nya bisa
meningkat
3. Perkusi
 Pekak
4. Auskultasi
 Bunyi jantung S1, S2 tunggal
C) Sistem Pencernaan
1. Inspeksi
Konjungtiva anemis , tidak ada stomatitis , tidak ada carries
pada gigi , anus Nampak berwarna merah muda .
2. Auskultasi
Bising Usus 15 x /menit
3. Palpasi
Tidak ada Nyeri tekanpada abdomen , tidak ada Hepatomegali
4. Perkusi
Perkusi perut redup
D) Sistem persyarafan
Inspeksi, Palpasi & Perkusi
Tingkat kesadaran, composmentis ,
E) Sistem penglihatan
1. Inspeksi
Tidak terdapat tanda tanda radang , tidak ada kelaina otot –
otot mata , pupil bereaksi terhadap rangsangan cahaya ,
posisi mata simetris , posisi mata cekung , pergerakan bola
mata nirmal .
2. Palpasi
Tekanan intraokuler : normal
3. Test snallen : normal
F) Sistem Pendengaran
1. Inspeksi
Pinan kiri dan kanan simetris , kanalis berish

2. Palpasi
 Nyeri post auricle : tidak
3. Test kemampuan pendengaran
 Garpu tala : normal
 Detak jam : normal
 Test berbisik : normal
G) Sistem Perkemihan
1. Inspeksi
Warna kuning jernih tidak ada edema tidak ada hematuria
2. Palpasi
Tidak ada kelaina pada perkemihan

H) Sistem Muskuloskeletal
1. Inspeksi
Aksia hangat , kemampuan bergerak terbatas dikarnakan pasien
lemah /kelelahan
2. Palpasi
Turgor elastis ,crt <2 detik kekuatan otot 3333
3. ROM
Rentang gerak :
Anggota gerak pada bagian atas dan bawah lengkap tidak ada
kelainan , namun ROM terganggu karena keadaan pasien
lemah atau kelelahan .
I) Sistem Endokrin
1. Inspeksi
Tidak Ada pembesarn pada kelenjar tyroid , nafas tidak berbau
keton tidak ada luka gangrene .
2. Palpasi
Kelenjar tyroid : normal
J) Sistem Integumen
1. Inspeksi
tidak ada kelainan kulit , tidak ada tanda tanda peradangan
2. Palpasi
Tidak ada edema
3. Pola kebiasaan sehari-hari

No Pola Sebelum Sakit Saat Sakit


Sebelum sakit pasien Pasien makan 2xsehari
makan 3x sehari dengan dengan nasi, sayur, lauk
nasi, sayur, lauk pauk pauk dengan porsi ½
Pola Makan
1 dan minum 1.500 cc/ hari dan minum 1.750 cc/
dan Minum
atau setara dengan 6 hari atau setara dengan
gelas dan tanpa 7 gelas
pantangan
Pasien istirahat dan tidur Pasien istirahat dan
dirumah selama 6-7 jam tidur selama 4-5 jam
perhari perhari
Pola Istirahat Pola tidur pasien
2
dan Tidur terganggu karena sering
batuk di malam hari
disertai sesak

Pasien mandi 2x sehari Pasien mandi 1x


Sikat gigi 2x sehari Sikat gigi 2x sehari
Personal Keramas 2x seminggu Tidak keramas
3
Hygiene Personal higiene di
bantu oleh perawat

4 Eliminasi BAB : BAB :


BAB Pasien mengatakan BAB BAB 1x sehari, dengan
BAK 1-2x sehari dengan konsistensi lembek,
konsistensi lembek, warna dan bau yang
warna dan bau yang khas.
khas.
BAK :
BAK : Pasien BAB 50 cc/24
Pasien BAB 50 cc/24 jam
jam Jadi 1,200 cc perhari
Jadi 1,200 cc perhari Warna kuning
Warna dan bau yang kecoklatan
khas
Sehari-hari pasien Pasien istirahat
5 Pola Aktivitas
sekolah
Pasien istirahat
6 Kebiasaan Lain Sehari- hari pasien
bermain

4. Analisa Data
Masalah
No Tanggal Data Etiologi
Kepeawatan
1 19 Maret Mayor Bronkitis Bersihan Jalan
2021 DS :  Napas Tidak
o Pasien Peningkatan jumlah sel efektif
mengeluh goblet

batuk
Produksi mukus
berdahak
meningkat
DO :

o Batuk tidak
Mukus purulen
efektif 
o Sputum Batuk berdahak, sesak
berlebih 
o Ronkhi Bersihan Jalan Napas

kering Tidak efektif

Minor
DS :
o Dispnea
DO :
o Frekuensi
napas
berubah
o Pola napas
berubah
19 Maret Mayor Bronkitis Pola Napas
2021 DS :  Tidak Efektif
o Dispnea Inflamasi meluas

DO :
Bronkospasme
o Fase

ekspirasi Bronkus menyempit
memanjang 
2 o Pola napas Fase ekspirasi
abnormal memanjang
(takipnea) 
Minor Pola Napas Tidak Efektif

DS :
-
DO :
-
08 Maret Mayor Bronkitis Hipertemi
2021 DS : 
- Inflamasi meluas

DO :
Meningkatnya suhu
o Suhu tubuh
tubuh
diatas nilai
3 
normal 38 °C
Demam
Minor 
DS : Hipertermi
o Takipnea
o Kulit terasa
hangat

5. Masalah Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan batuk
berdahak
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan sesak napas
3. Hipertermia berhubungan dengan meningkatnya suhu tubuh

6. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan / Kriteria
No Intervensi
Keperawatan Hasil
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif
napas tidak tindakan keperawatan Observasi
efektif selama 4x24 jam o Identifikasi kemampuan batuk
berhubungan bersihan jalan napas o Monitor adanya retensi sputum
dengan batuk meningkat, dengan o Monitor tanda dan gelaja
berdahak kriteria hasil : infeksi saluran napas
o Produksi Terapeutik
sputum o Atur posisi semi fowler atau
menurun fowler
o Dispnea o Pasang perlak dan bengkok di
menurun pangkuan pasien
o Frekuensi napas o Buang secret pada tempat
membaik sputum
o Pola napas Edukasi
membaik o Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
o Anjurkan narik napas dalam
melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
o Anjurkan mengulangi tarik
napas dalam hingga 3 kali
o Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas
dalam yang ke-3
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu
2 Pola napas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
tidak efektif tindakan keperawatan Observasi
berhubungan selama 4x24 jam pola o Monitor pola napas (frekuensi,
dengan sesak napas membaik, dengan kedalaman, usaha napas)
napas kriteria hasil : o Monitor bunyi napas tambahan
o Dispnea (misal. gurgling, mengi,
menurun wheezing, ronkhi kering)
o Pemanjangan o Monitor sputum (jumlah,
fase ekspirasi warna, aroma)
menurun Terapeutik
o Frekuensi napas o Pertahankan kepatenan jalan
membaik napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
o Posisikan semi fowler atau
fowler
o Berikan minum hangat
o Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
o Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
o Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
o Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
o Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
3 Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan selama 3x24 jam o Identifikasi penyebab
meningkatnya hipertermi membaik, hipertermia
suhu tubuh dengan kriteria hasil : o Monitor suhu tubuh
o Suhu tubuh o Monitor komplikasi
membaik hipertermia
o Suhu kulit Terapeutik
membaik o Sediakan lingkungan yang
dingin
o Longgarkan atau lepaskan
pakaian
o Basahi atau kipasi permukaan
tubuh
o Berikan cairan oral
o Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
o Lakukan pendinginan eksternal
( misal. Kompres dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen,
atau aksila )
Edukasi
o Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena

BAB III

Pembahasan

KASUS

Seorang keluarga datang membawa anak laki-laki berusia 11 tahun mengeluh


sejak 1 minggu yang lalu batuk berdahak terutama pada malam hari disertai
dengan sesak napas . Terkadang juga timbul nyeri dada dan demam. Hasil
pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan TD : 120 / 70 mmHg, frekuensi nadi
87 x /menit, frekuensi nafas 24 x /menit, Suhu : 38 ⁰C. Perawat akan melakukan
pengkajian lengkap tentang fungsi respirasi

A. PENGKAJIAN
a. Biodata
Nama : An. S
Umur : 11 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Mariental : belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Kp. Rokoy Ds, Rokoy Kec. Banjar Kab .
Pandeglang
No. Medrec : 00.39.67.99
No. Rawat : 00.39.67.99
Dx. Medis : Bronkitis
Tanggal Masuk : 18 Maret 2021
Tanggal Pengkajian : 19Maret 2021

Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hubungan dengan Pasien : Ayah
4. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anak batuk terus menerus selama 1 minggu, bila
lari merasa sesak
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Seorang perawat sedang melakukan pengkajian terhadap pasien
yang datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk berdahak
terutama pada malam hari disertai dengan sesak napas dan juga
timbul nyeri dada yang di sebabkan oleh batuk berdahak dan sesak.
Nyeri yang dirasakan pasien seperti tertekan benda berat, nyeri
terkadang menyebar keseluruh tubuh, pasien tampak meringis
dengan skala nyeri 6. Nyeri timbul disaat pasien merasa sesak
napas.
6. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien tidak pernah sakit parah sebelumnya
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa didalam anggota keluarga tidak ada yang
menderita asma atau penyakit berat.
8. Riwayat kehamilan dan persalinan
Klien lahir dengan berat badan lahir 3100 gram, lahir langsung
menangis, menurut ibu klien selama hamil ibu periksa ke bidan
praktek . klien minum ASI sampai usia 6 bulan, PASI dan bubur
susudiberikan sampai anak berusia 5 tahun susu yang diberikan
adalah lactogen.
9. Riwayat imunisasi
Klien telah mendapatkn imunisasi dasra yang lengkap yaitu : BCG,
Polio, DPT, Campak , dan hepatitis.
10. Ibu mengungkapkan An. S diberikan ASI sampai usia 6 bulan.
PASI dimulai saat usia anak mencapai 4 bulan, makanan tambahan
berupa bubur susu pada saat anak berusia 4 bulan .
Pemeriksaan Fisik
3. Tanda-Tanda Vital
h. Keadaan umum : Lemas
i. Kesadaran : Composmentis, GCS 4, 6, 5
j. Falaping tremor / asterixia : Flaping tremor normal dan
tidak ada
kelainan persyarafan
k. Tekanan darah : 120/70 mmHg
l. Nadi : 87x / menit
m. Suhu : 38 °C
n. RR : 24 x/ menit
4. Antropometri
Berat Badan : 34 kg
Tinggi Badan : 140 cm
BB(kg) 34 kg
IMT : Index Masa Tubuh = = = 17.34
TB ( m ) x Tb( m) 1,4 x 1,4
Kesimpulan
IMT : 17.34 ( Normal )

5. Pemeriksaan Sistematika / Persistem


A. Sistem Pernafasan
1. Inspeksi
 Bentuk hidung simetris, terdapat secret, ada
peradangan, warna mukosa hidung merah muda,
septum hidung simetris, terdapat PCH (Pernapasan
Cuping Hidung)
 Bentuk dada simetris
 Ada otot-otot pernafasan
2. Palpasi
 Tidak ada masa dan lesi
 Vocal premitus menurun
 Ekskusi pernafasan normal
 Ekskusi diagframatik normal
3. Perkusi
 Suara perkusi redup
4. Auskultasi
 Ada suara tambahan (Ronchi)
5. Pengukuran
 RR : 24x / menit, irama cepat, kedalaman dangkal
B. Sistem Kardiovaskuler/Limfe
1. Inspeksi
 Mukosa bibir kering, clibbing finger normal, tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening, distensi vena
jugularis normal, ictus cordis oedema normal
2. Palpasi
 Tidak ada penyebaran ictus cordis, acral hangat,
capilary refill time normal
3. Perkusi
 Suara perkusi sonor
4. Auskultasi
 Bunyi jantung normal, tidak ada bunyi tambahan
5. Pengukuran
 HR : Irama normal dan kualitas normal
 Nadi : 87x / menit
C. Sistem Pencernaan
1. Inspeksi
 Congjungtiva anemis, tidak ada stomatitis, lidah
tampak kotor, tidaka ada caries pada gigi, proporsi
tubuh normal, bentuk perut normal, tidak ada
bayangan vena pada abdomen, tidak ada asites,
turgor kulit abdomen normal, keadaan anus normal
2. Auskultasi
 Bising usus normal 12x/menit
3. Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
4. Perkusi
 Perkusi normal (timpani)
D. Sistem Persyarafan
Inspeksi, Palpasi, dan Perkusi
 Tingkat kesadaran normal, GCS normal, flapping
tremor normal, tidak ada tanda-tanda iritasi
meninggal, refleks fisiologis normal, refleks
patologis normal
E. Sistem Penglihatan
1. Inspeksi
 Bentuk mata simetris, konjungtiva normal, warna
seklera putih,
 Diameter pupil normal, refleks cahaya normal, tidak
ada kelainan pada mata, tidak ada edema periorbital,
ketajaman penglihatan dan lapang pandang normal
2. Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
3. Tes Snallen
 Normal

F. Sistem Pendengaran
1. Inspeksi
 Pinna kiri dan kanan simetris
2. Palpasi
 Tidak ada nyeri post auricle
3. Tes kemampuan pendengaran
 Garpu tala normal
 Detak jam normal
 Test berbisik normal
G. Sistem Perkemihan
1. Inspeksi
 Tidak ada edema ekstremitas inferior, tidak ada
edema periorbital, keadaan meatus uretra normal,
tidak terpasang kateter urin
2. Palpasi
 Kandung kemih normal dan tidak nyeri tekan
3. Perkusi
 Tidak nyeri ketuk pada ginjal
H. Sistem Muskuloskeletal
1. Inspeksi
 Bentuk tubuh normal, keadaan umum lemas, bentuk
ekstremitas atas dan bawah normal, tidak ada
edema, kemampuan dalam bergerak terbatas karena
pasien lemas
2. Palpasi
Uji kekuatan otot : 4
1 Apabila sama sekali tidak mampu bergerak,
kontraksi tidak ada bila lengan atau tungkai
dilepaskan akan jatuh 100% pasif
2 Tidak ada gerakan, teraba atau terlihat adanya
kontraksi otot sedikit
3 Gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan
sokongan
4 Rentang gerak normal, menentang gravitasi
5 Gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan
sedikit tahanan
6 Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
penahanan penuh

4 4
4 4

Kekuatan otot lemah dan tidak ada kelainan


3. ROM
Rentang gerak
 ROM terganggu atau ada keterbatasan gerak karena
pasien lemas
I. Sistem Endokrin
1. Inspeksi
 Tidak ada pembesaran tyroid, pasien lemah karena
nafsu makan menurun, tidak ada ganggren, polipagi
normal, tidak ada poliuri & polidipsi, pertumbuhan
organ seks sekunder normal, pertumbuhan rambut
pada tubuh normal
2. Palpasi
 Tidak ada kelenjar tyroid, bentuk simetris
J. Sistem Integumen
1. Inspeksi
 Warna kulit pucat, bersih, warna rambut hitam,
keutuhan kuku normal, tidak ada lesi
2. Palpasi
 Turgor kulit normal, tidak ada edema

No Pola Sebelum Sakit Saat Sakit


Sebelum sakit pasien Pasien makan 2xsehari
makan 3x sehari dengan dengan nasi, sayur, lauk
nasi, sayur, lauk pauk pauk dengan porsi ½
Pola Makan
1 dan minum 1.500 cc/ hari dan minum 1.750 cc/
dan Minum
atau setara dengan 6 hari atau setara dengan
gelas dan tanpa 7 gelas
pantangan
Pasien istirahat dan tidur Pasien istirahat dan
dirumah selama 6-7 jam tidur selama 4-5 jam
perhari perhari
Pola Istirahat Pola tidur pasien
2
dan Tidur terganggu karena sering
batuk di malam hari
disertai sesak

3 Personal Pasien mandi 2x sehari Pasien mandi 1x


Hygiene Sikat gigi 2x sehari Sikat gigi 2x sehari
Keramas 2x seminggu Tidak keramas
Personal higiene di
bantu oleh perawat
BAB : BAB :
Pasien mengatakan BAB BAB 1x sehari, dengan
1-2x sehari dengan konsistensi lembek,
konsistensi lembek, warna dan bau yang
warna dan bau yang khas.
Eliminasi khas.
4 BAB BAK :
BAK BAK : Pasien BAB 50 cc/24
Pasien BAB 50 cc/24 jam
jam Jadi 1,200 cc perhari
Jadi 1,200 cc perhari Warna kuning
Warna dan bau yang kecoklatan
khas
Sehari-hari pasien Pasien istirahat
5 Pola Aktivitas
sekolah
Pasien istirahat
6 Kebiasaan Lain Sehari- hari pasien
bermain

B. Data Psikologis
1. Status Emosi
Pasien mampu mengontrol emosinya
2. Kecemasan Klien
Tingkat kecemasan pasien sedang
3. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Pasien mengeluh dengan kondisi tubuhnya
b. Identitas diri
Pasien dapat mengenali dirinya sendiri, dan merasa puas dengan
dirinya sendiri
c. Peran
Pasien sebagai anak
d. Ideal diri
Pasien berharap ingin cepat sembuh dari penyakitnya
4. Koping mekanisme yang digunakan
Pasien mampu mengatasi stress dan memahami adanya sumber
pendukung
Saat sebelum sakit jika pasien mengalami masalah
C. Data Sosial
1. Pola Komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dengan siapapun dan
menggunakan bahasa indonesia
2. Pola Interaksi
a. Dengan perawat : Hubungan pasien dengan perawat
baik dan
dapat mengikuti intruksi perawat
b. Dengan keluarga : Hubungan pasien dengan keluarga
baik
c. Dengan pasien lain : Hubungan pasien dengan pasien
lain baik
D. Data Spiritual
1. Motivasi religi klien
Pasien yakin dan percaya bahwa penyakit yang di deritanya dapat
sembuh dan pasien percaya bahwa penyakitnya ini dapat sembuh
dengan dukungan dan doa dari keluarga
2. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Pasien yakin penyakitnya bisa sembuh
3. Pelaksanaan ibadah sebelum / selama dirawat
Sebelum sakit pasien rajin sholat, saat sakit pasien beribadah agak
terganggu.

E. Data Penunjang
 Hasil lab
Jenis Hasil
Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan Pemeriksaan
Hemoglobin 12, 5 gr/gl L : 13 – 18 gr/dl
Leukosit 20,62 103/µl 4,5 – 10,5 x 103/µl
Hematokrit 36 % L : 42 – 52 %

Eritrosit 4,36 106/µl 3.80-5,20

Eosinofil 0,77 103/µl 0,0 – 0,40


3
Netrofil 9,12 10 /µl 1,50 – 7,00
3
Limfosit 5,33 10 /µl 1,00 – 3,70
Monisit 5,36 103/µl 0,00 – 0,70

 Hasil Thorax Foto Bronkitis

 Terapi obat
Rute
Jenis Terapi Dosis Indikasi Terapi
Terapi
Paracetamol 3 x 480 Untuk meredakan gejala
Oral
mg demam
Amoxcillin Untuk mengatasi
3 x 250
Oral berbagai jenis infeksi
mg
bakteri.
Kotrimoksazol Untuk mengatasi
2 x 480
Oral penyakit infeksi bakteri,
mg
seperti bronchitis
Ambroxol 3 x 30 Untuk mengencerkan
Oral
mg dahak
F. Analisa Data
Masalah
No Tanggal Data Etiologi
Kepeawatan
19 Maret Mayor Bronkitis Bersihan Jalan Napas
2021 DS :  Tidak efektif
o Pasien Peningkatan jumlah sel

mengeluh goblet

batuk
Produksi mukus
berdahak
meningkat
DO :

o Batuk tidak
Mukus purulen
efektif 
o Sputum Batuk berdahak, sesak
berlebih 
1 o Ronkhi Bersihan Jalan Napas

kering Tidak efektif

Minor
DS :
o Dispnea
DO :
o Frekuensi
napas
berubah
o Pola napas
berubah
2 19 Maret Mayor Bronkitis Pola Napas Tidak
2021 DS :  Efektif
o Dispnea Inflamasi meluas

DO :
Bronkospasme
o Fase

ekspirasi Bronkus menyempit
memanjang 
o Pola napas Fase ekspirasi

abnormal memanjang

(takipnea)
Pola Napas Tidak Efektif
Minor
DS :
-
DO :
-
08 Maret Mayor Bronkitis Hipertemi
2021 DS : 
- Inflamasi meluas

DO :
Meningkatnya suhu
o Suhu tubuh
tubuh
diatas nilai
3 
normal 38 °C
Demam
Minor 
DS : Hipertermi
o Takipnea
o Kulit terasa
hangat

G. Masalah Keperawatan Berdasarkan Prioritas


11. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan batuk
berdahak
12. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan sesak napas
13. Hipertermia berhubungan dengan meningkatnya suhu tubuh

H. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan / Kriteria
No Intervensi
Keperawatan Hasil
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif
napas tidak tindakan keperawatan Observasi
selama 4x24 jam o Identifikasi kemampuan batuk
bersihan jalan napas o Monitor adanya retensi sputum
meningkat, dengan o Monitor tanda dan gelaja infeksi
kriteria hasil : saluran napas
o Produksi Terapeutik
sputum o Atur posisi semi fowler atau fowler
menurun o Pasang perlak dan bengkok di
o Dispnea pangkuan pasien
menurun o Buang secret pada tempat sputum
o Frekuensi napas Edukasi
membaik o Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
o Pola napas efektif
berhubungan
membaik o Anjurkan narik napas dalam melalui
dengan batuk
hidung selama 4 detik, ditahan
berdahak
selama 2 detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
o Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
o Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
2 Pola napas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
tidak efektif tindakan keperawatan Observasi
berhubungan selama 4x24 jam pola o Monitor pola napas (frekuensi,
dengan sesak napas membaik, dengan kedalaman, usaha napas)
napas kriteria hasil : o Monitor bunyi napas tambahan
o Dispnea (misal. gurgling, mengi, wheezing,
menurun ronkhi kering)
o Pemanjangan o Monitor sputum (jumlah, warna,
fase ekspirasi aroma)
menurun Terapeutik
o Frekuensi napas o Pertahankan kepatenan jalan napas
membaik dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga trauma servikal)
o Posisikan semi fowler atau fowler
o Berikan minum hangat
o Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
o Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
o Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
o Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
o Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
3 Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan selama 3x24 jam o Identifikasi penyebab hipertermia
meningkatnya hipertermi membaik, o Monitor suhu tubuh
suhu tubuh dengan kriteria hasil : o Monitor komplikasi hipertermia
o Suhu tubuh Terapeutik
membaik o Sediakan lingkungan yang dingin
o Suhu kulit o Longgarkan atau lepaskan pakaian
membaik o Basahi atau kipasi permukaan tubuh
o Berikan cairan oral
o Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
o Lakukan pendinginan eksternal
( misal. Kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, atau aksila )
Edukasi
o Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena

I. Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Tindakan Tanda
No Tanggal Jam
Keperawatan Tangan
19 maret 09.00 Latihan Batuk Efektif Kel 3
2010 o Mengidentifikasi kemampuan batuk
1
o Memonitor adanya retensi sputum
o Mengatur posisi semi fowler atau fowler
1 20 maret 09.00 Latihan Batuk Efektif
2010 o Memonitor tanda dan gelaja infeksi saluran
napas
o Mengatur posisi semi fowler atau fowler
o Memasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
o Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
o Menganjurkan narik napas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama
8 detik
o Menganjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
o Menganjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke-3
o Membuang secret pada tempat sputum
21 maret 09.00 Latihan Batuk Efektif
2021 o Mengatur posisi semi fowler atau fowler
o Memasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
o Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
o Menganjurkan narik napas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
1
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama
8 detik
o Menganjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
o Menganjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke-3
o Membuang secret pada tempat sputum
22 maret 09.00 Latihan Batuk Efektif
2021 o Mengatur posisi semi fowler atau fowler
1
o Mengkolaborasi pemberian mukolitik
(Ambroxol)
19 maret 09.30 Manajemen Jalan Napas
2010 o Memonitor pola napas (frekuensi,
2 kedalaman, usaha napas)
o Memonitor bunyi napas tambahan (misal.
gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
2 20 maret 09.30 Manajemen Jalan Napas
2021 o Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
o Memposisikan semi fowler atau fowler
o Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
o Memberikan minum hangat
o Mengajarkan teknik batuk efektif
21 Maret 09.30 Manajemen Jalan Napas
o Memposisikan semi fowler atau fowler
2021
2 o Melakukan penghisapan lendir kurang dari
15 detik

22 maret 09.30 Manajemen Jalan Napas


o Memposisikan semi fowler atau fowler
2021
2 o Memberikan oksigen (simple mask)

19 maret 10.00 Manajemen Hipertermi


2010 o Mengidentifikasi penyebab hipertermia
o Memonitor suhu tubuh
o Menyediakan lingkungan yang dingin
3
o Mengganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
o Menganjurkan tirah baring
20 Maret 10.00 Manajemen Hipertermi
2010 o Memonitor suhu tubuh
o Memonitor komplikasi hipertermia
o Melonggarkan atau lepaskan pakaian
o Mengganti linen setiap hari atau lebih
3
sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
o Melakukan pendinginan eksternal (misal.
Kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, atau aksila)
3 21 maret 10.00 Manajemen Hipertermi
2021 o Mengganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
o Mengkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena (Ringer Lactat )

J. Catatan Perkembangan Keperawatan


No. Tanda
Tanggal Jam Perkembangan (SOAP)
DX Tangan
19 maret 09.00 S : Pasien mengeluh batuk berdahak
2021 terutama di malam hari
O : Terlihat sputum yang berlebih
A : Masalah belum teratasi
1 P : Intervensi dilanjutkan dengan :
o Memonitor tanda dan gelaja infeksi
saluran napas
o Menjelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
20 maret 09.00 S : Pasien masih mengeluh batuk berdahak
2021 terutama di malam hari
O : Terlihat sputum yang masih banyak
1 A : Masalah belum teratasi Kel 3
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
o Menjelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
21 maret 09.00 S : Pasien masih mengeluh batuk berdahak
2021 terutama di malam hari
O : Terlihat sputum yang masih banyak
1 A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
o Mengkolaborasi pemberian
mukolitik (Ambroxol)
22 maret 09.00 S : Pasien mengatakan batuk sudah tidak
2021 berdahak
1 O : Tidak ada sputum
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
19 Maret 09.30 S : Pasien mengeluh sesak napas
2021 O : Terlihat pola napas pasien abnormal
(takipnea)
A : Masalah belum teratasi
2
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
o Menganjurkan asupan cairan 2000
ml/hari
o Mengajarkan teknik batuk efektif
20 Maret 09.30 S : Pasien mengeluh sesak napas
2021 O : Pola napas pasien sedikit menurun
A : Masalah belum teratasi
2
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
o Melakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
21 Maret 09.30 S : Pasien mengeluh sesak napas
2021 O : Pola napas pasien sudah mulai
membaik
2
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
o Memberikan oksigen (simple mask)
22 maret 09.30 S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak
2021 O : Pola napas pasien normal
2
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
19 Maret 10.00 S : Pasien mengeluh demam
2021 O : Suhu tubuh diatas nilai normal 38 °C
A : Masalah belum teratasi
3 P : Intervensi dilanjutkan dengan :
o Melakukan pendinginan eksternal
(misal. Kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, atau aksila)
3 20 Maret 10.00 S : Pasien mengatakan demam agak
2021 menurun
O : Suhu tubuh pasien 37,5 °C
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
o Mengkolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena (Ringer
Lactat )
21 Maret 10.00 S : Pasien mengatakan sudah tidak demam
2021 O : Suhu tubuh pasien normal
3
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV

Penutup

A. Kesimpulan

Bronchitis adalah inflamasi dari pembuluh bronkus. Inflamasi menyebabkan


bengkak pada permukaannya, mempersempit pembuluh dan menimbulkan sekresi
dari cairan inflamasi.

Penyakit ini disebabkan oleh interaksi antara agen inhalasi berbahaya danfaktor
tuan rumah, seperti predisposisi genetik atau infeksi pernapasan yang
menyebabkan cedera atau iritasi pada epitel pernapasan dari dinding dan lumen
bronkus dan bronkiolus. Peradangan kronis, edema, bronkospasme sementara, dan
peningkatan produksi lendir oleh sel goblet adalah hasilnya. Sebagai konsekuensi,
aliran udara ke dalam dan keluar dari paru-paru berkurang, kadang-kadang ke
tingkat yang dramatis.

B. Saran

Mahasiswa mampu mengetahui definisi,etiologi,patofisiologi,manifestasi klinis,


komplikasi, dignostik dan penatalaksanaan pada asuhan keperawatan dengan
bronchitis.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38008952/MAKALAH_Bronkitis_kronis

https://repository.poltekeskupang.ac.id/862/1KARYA%20TULIS%20ILMIAH%20FIX.pdf

https://philipeng.com.sg/ms/conditions/bronchitis

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Hal. 18, 26, 284
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Hal. 18, 95, 129
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Hal. 142, 186, 187, 181

Anda mungkin juga menyukai