PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
AKHIR PROYEK
AWAL PROYEK
0+550
0+375
0+314.065
0+221.216
Sub Kontraktor
Supervision Engineer
Noeng Poerwoko
Quantity Engineer-1 Quantity Engineer-2 Structure Engineer Highway Engineer Geotechnic Engineer Quality Engineer
Nur Rochman Ananda Hirawadi Demiyanti Melawat Tomy Tarigan Budi Susetyo Elon Ahmadi
2.5.4 Kontraktor
Menurut Ervianto (2002) definisi perusahaan kontraktor adalah orang
atau badan hukum atau perorangan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan.
Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau
sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.
Site Adm Manager Site Operation Manager Site Manager Site Engineer Manager
Sugiono Zulkifli Lubis, ST Ir. Dody Perbawanto Dwi Adi S., MSc
3.1 Umum
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 3.4 (a) Friction Pile (b) Point Bearing Pile
Sumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj
3. Kombinasi 1 dan 2
Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang sangat
tinggi karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu,
dinding turap juga tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak
batuan-batuan, karena menyulitkan pemancangan.
Ground Anchor
Metode penjangkaran tanah disebut juga dengan nama Ground Anchor.
Dalam metode ini pemboran dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik terdiri
dari lapisan berpasir, lapisan kerikil, lapisan berbutir halus ataupun batuan yang
lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya tarik seperti campuran semen
dengan kabel baja atau semen dengan batang baja dimasukkan ke dalam lubang
hasil pemboran tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik setelahnya untuk
memperkuat konstruksinya. Dalam banyak hal dipergunakan untuk melawan
tekanan tanah seperti turap ataupun tembok penahan tanah. Kadang-kadang juga
dipergunakan untuk konstruksi yang permanent tetapi pada dasarnya hanyalah
dipakai untuk konstruksi sementara. Apabila suatu dinding turap dipasang di suatu
daerah di mana sedang dikerjakan penurapan sedangkan penopang ataupun tiang-
tiang antara tidak dibutuhkan maka akan diperoleh daerah yang lebih luas di
antara dinding turap, yang memungkinkan penggalian dengan alat-alat berat.
Fungsi dari secant pile adalah sebagai struktur dinding penahan tanah
ramp yaitu di sisi exit gate cibubur dan sisi jalan Tol Jagorawi. Pelaksanaan
konstruksi bored pile pun relatif tidak menimbulkan kebisingan dan tidak
mengganggu lalu lintas yang berlangsung di sisi jalan tol Jagorawi maupun exit
gate Cibubur, jalan Tol Jagorawi.
b. Ground Anchor
Berdasarkan perhitungan konstruksi pemancangan steel sheet pile free
standing tidak mampu menahan geser dan guling akibat tekanan tanah aktif maka
dilakukan penambahan kekuatan dengan ground anchor. Pada proyek ini ground
anchor yang dipergunakan adalah tipe temporary anchor yang dapat dilepas
setelah selesainya masa konstruksi. Kabel prategang yang digunakan adalah tipe
wire strand II. Angkur dipasang berdasarkan layer menurut pembebanan di sisi
luar area galian. Adapun rencana pengangkuran tersebut dibagi menjadi 3 layer
dengan kedalaman galian 0 - 2.5 m, 2.5 - 4 m, dan 4 - 6 m. Pengangkuran steel
sheet pile dengan kedalaman 2.5 m sebanyak 17 titik, kedalaman 4 m sebanyak 21
titik, dan kedalaman 6 m sebanyak 17 titik.
Pengeboran lubang angkur pada sheet pile dilakukan setelah lembar tiang
baja telah terpancang dan tersambung semua dan dikerjakan setelah galian tanah.
Kabel prategang dimasukkan ke dalam lubang hasil pengeboran hingga mencapai
kedalaman rencana sedalam 34 m kemudian dilakukan pekerjaan grouting.
Pelaksanaan pekerjaan grouting semen yang digunakan adalah semen PPC tipe 1
yang dicampur dengan bahan additive dan air. Karena pengangkuran tidak
mungkin dilakukan di tiap sheet pile, maka dibuatlah waller beam sebagai pengikat
antar pile. Waller beam juga difungsikan sebagai dudukan angkur. Pemasangan
waller beam dilakukan setelah grouting telah selesai dikerjakan. Pada saat
pelaksanaan stressing dilakukan dengan kekuatan hingga mencapai 70 ton.
Gambar yang dijadikan pedoman dari pekerjaan ini adalah seperti
gambar dibawah ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Crawler - PH
Crane Kobelc
o
-
Kapasit
as 35
ton
4. Auger Diameter 80 cm
5. Bucket Diameter 80 cm
Selain itu, ada beberapa sumber daya manusia yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan primary pile seperti terlihat pada tabel 3.3 dibawah ini.
b) Persiapan K3 (Safety)
Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus
diutamakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan
pendukung K3 tersebut haruslah tersedia, seperti:
1. Safety helmet
2. Sarung tangan
3. Sepatu boots
4. Rompi
5. Masker
6. Rambu-rambu peringatan
c) Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan konstruksi primary pile di lapangan terdiri dari beberapa
kegiatan diantaranya pengukuran untuk menentukan as pondasi yang akan
dikerjakan, pengeboran titik pondasi, dan pengecoran. Dalam pelaksanaannya
Mulai
Pengukuran/
Gambar kerja
penentuan titik as
pondasi
Pengeboran
Pemasangan
Casing
Pemesanan ready
mix
Ya
Slump 16±2 ?
Persetujuan
pengawas
Pengecoran
Selesai
Pengukuran dengan alat theodolit ini dilakukan dari dua sisi yang saling tegak
lurus, sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat. Setelah pengukuran dengan alat
theodolit selesai, maka proses penarikan benang dilakukan dari dua sisi titik As
yang berbeda, sehingga didapat titik As untuk pengeboran pondasi.
Setelah titik-titik pengeboran pondasi didapat dan diberi tanda seperti terlihat pada
gambar 3., maka selanjutnya proses pengeboran dapat dimulai.
2. Pekerjaan Pengeboran
Pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur kedalaman lubang bor primary
pile bervariasi dari 8 m sampai 10 m dengan diameter lubang pondasi 80 cm.
Tanah hasil pengeboran diletakkan sekitar 45o di samping alat berat untuk
kemudian dibersihkan oleh excavator. Langkah-langkah pekerjaan pengeboran
adalah sebagai berikut:
a. Pertama, alat berat diarahkan menuju titik pengeboran yang telah ditandai
sebelumnya. Berdasarkan tinjauan di lapangan kadang titik-titik tersebut sudah tak
terihat karena tertutup tanah. Sehingga perlu pembersihan dengan menyiramkan
air atau dibersihkan dengan sekop.
b. Setelah titik terlihat, selanjutnya setting titik dengan memasang 2 buah batang
besi sebelum auger mulai menggerus tanah. Setting titik ini perlu dilakukan agar
pada saat pengeboran titik tidak bergeser dan pengeboran lubang tetap vertikal.
d. Pada saat kedalaman mencapai muka air tanah, auger diangkat untuk kemudian
diganti dengan bucket. Kemudian pengeboran dapat dilanjutkan kembali hingga
d) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab
akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus
diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
3. Excavat - Hitachi
or - Kapasitas 0,7
m3
4. Auger Dia. 80 cm
5. Bucket Diameter 80 cm
b) Persiapan K3 (Safety)
Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus
diutamakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan
pendukung K3 tersebut haruslah tersedia, seperti:
1. Safety helmet
2. Sarung tangan
3. Sepatu boots
4. Rompi
5. Kacamata
6. Masker
7. Rambu-rambu peringatan
Mulai
Pengukuran/
Gambar kerja
penentuan titik as
pondasi
Tidak
Ya
Pemasukan
tulangan
Penyambungan
tulangan
Pengujian slump
Tidak
Slump 16±2 ?
Ya
Persetujuan
pengawas
Pengecoran
Selesai
Pekerjaan perakitan tulangan sengkang pada tulangan pokok ini diikat dengan
kawat bendrat dan dikerjakan dengan menggunakan alat bantu berupa palu, tang,
cutting tos, dan mesin las.
3. Pekerjaan Pengeboran
3.3.2.1 Pemancangan
Pemancangan tiang baja dilakukan dengan cara digetarkan menggunakan
alat vibro hammer. Steel sheet pile yang digunakan adalah tipe FSP-III.
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan steel sheet pile pada proyek ini dikerjakan
oleh sub kontraktor PT. Jasa Tirta I.
Kapasit
as 110
Kw
5. Cutting
tos
b) Persiapan K3 (Safety)
Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus
diutamakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan
pendukung K3 tersebut haruslah tersedia, seperti:
1. Safety helmet
2. Sarung tangan
3. Kacamata
4. Sepatu boots
5. Rompi
6. Rambu-rambu peringatan
c) Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan steel sheet pile di lapangan terdiri dari
beberapa kegiatan diantaranya pengukuran untuk penentuan posisi (stakeout) titik-
titik pancang, pemancangan tiang baja dengan alat vibro hammer, dan
penyambungan tiang menggunakan las.
Tahapan pelaksanaan pemancangan SSP dilakukan seperti diagram alir
dibawah ini.
Data Pengukuran /
Pematokan
Pemancangan
tiang 12 m
Peyambungan
tiang dengan
las
tidak
Cek ?
ya
Pemancangan
tiang 3 m
Selesai
Gambar 3.58 Steel sheet pile diarahkan pada posisi yang tepat
Sumber: Dokumentasi pribadi
3. Penyambungan tiang
Penyambungan steel sheet pile dilakukan setelah beberapa pile terangkai
membentuk satu panel rangkaian seperti terlihat pada gambar 3. Steel sheet pile 12
m disambung dengan sheet pile 3 m yang telah dipotong. Penyambungan
dilakukan dengan mengelas menggunakan tambahan plat besi sebagai perkuatan.
2. Pompa - Sanchin
- Kapasitas 20 Psi
- 4 unit
7. Cutting
tos
b) Persiapan K3 (Safety)
Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus
diutamakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan
pendukung K3 tersebut haruslah tersedia, seperti:
1. Safety helmet
2. Sarung tangan
3. Kacamata
4. Sepatu boots
5. Rompi
6. Rambu-rambu peringatan
c) Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ground anchor dilakukan setelah pekerjaan galian
tanah. Pekerjaan ground anchor terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya
penentuan posisi titik angkur, pengeboran tanah, instalasi tendon anchor, grouting
tendon anchor, pemasangan waller beam, dan stressing tendon anchor.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ground anchor dilakukan seperti diagram
alir dibawah ini.
Gambar Penentuan
titik
Pengeboran
tidak
Kedalaman
34 m?
ya
Instalasi
strand
Grouting
tidak
Cek?
ya
Pemasangan
waller beam
Stressing
Selesai
Gambar 3.65 Penandaan titik ground anchor pada steel sheet pile
Sumber: Dokumentasi pribadi
2. Pengeboran (Drilling)
Jenis pengeboran yang digunakan pada proyek ini adalah rotary drilling, dimana
mesin bor tersebut duduk di landasan kayu di atas tanah. Kotoran atau lumpur
hasil pengeboran dikeluarkan dari lubang bor dengan menyemprotkan air ke
dalam lubang bor. Diameter pengeboran 15 cm dengan kedalaman sampai 34
meter dan kemiringan sudut 30°.
d) Pengendalian Mutu
Tinjauan pengendalian mutu dalam proyek yang harus diperhatikan dalam
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang
baja semula dapat ditingkatkan.
2. Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan bahan dasar elemen
struktur baja yang akan disambung untuk memastikan bahwa sambungan
dapat dipertanggung jawabkan.
3. Mutu campuran grouting harus terdiri dari semen portland biasa dan air.
Rasio air - semen harus serendah mungkin sesuai dengan sifat kelecakan
(workability) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 0,45.
4. Semen yang digunakan untuk dijadikan pasta harus sesuai dengan SNI 15-
2049-1994
5. Penggunaan kadar bahan tambahan (admixture) harus sesuai dengan
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
6. Bahan plasticizer yang umum diperdagangkan untuk penyuntikan
(grouting) harus digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Bahan ini tidak boleh mengandung chlorida, nitrat, sulfat atau sulfida.
Dalam pekerjaan konstruksi bored pile dan steel sheet pile pada proyek
Pembangunan Underpass Cibubur ditemui beberapa masalah yang disebabkan
oleh faktor teknis dan non teknis. Di bawah ini akan dipaparkan mengenai
permasalahan-permasalahan selama pelaksanaan pekerjaan bored pile dan
pekerjaan steel sheet pile pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pemantauan di lapangan pada pekerjaan bored pile secant pile
dan pekerjaan steel sheet pile selama melaksanakan praktek kerja lapangan ini,
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan jumlah bored pile yang dikerjakan kontraktor tidak sesuai
dengan jumlah yang direncanakan. Pekerjaan bored pile yang terlaksana
pada sisi kiri hanya 183 buah dan sisi kanan hanya 65 buah dilaksanakan
selama 60 hari.
5.2 Saran
Rochaman, Henda dan Sugeng Nirwanto. 2009. Laporan Kerja Praktek “Tinjauan
Pelaksanaan Pondasi Bored Pile dan Pekerjaan Footing Pilar pada
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo Jembatan Banyumanik I
Semarang-Jawa Tengah”. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.