Anda di halaman 1dari 47

Proyek Akhir Sistem Informasi Akuntansi

Pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji

Oleh:
Kelompok 9

Anggota:

Kaffaka Taukal Hakiki 1710533022


Ade Fitra 1910532026
Annisa Mutia 1910532029
Hanin Nadia Sabar 1910532031

Dosen Pengampu:

Assoc. Prof. Dr. Asniati Bahari, S.E., M.B.A., Ak., CA., CSRA.

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2021
I. BAGIAN UMUM
1.1. Tujuan Studi Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan
Sistem Informasi Akuntansi artinya suatu sistem informasi yang menangani
segala hal mengenai akuntansi. Sistem informasi akuntansi pada perusahaan
digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan data-dataterkait aktivitas yang
terjadi di dalam suatu perusahaan. Data-data tersebut kemudian diolah menjadi
informasi sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan oleh manajemen perusahaan
dalam mengambil keputusan.
Sistem informasi akuntansi terdiri dari berbagai komponen yang saling
bekerja satu sama lain dalam kegiatanmengumpulkan, mengelola, menyimpan, serta
menyebarkan beberapa informasiuntuk mendukung kegiatan di suatu organisasi,
seperti dalam pengambilankeputusan, dalam mengkoordinasi, mengendalikan, serta
menganalisis masalah di organisasi tersebut. Dengan kata lain, sistem informasi
akuntansi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang terstruktur yang dapat
membantu pengguna didalam suatu perusahaan untuk menginput transaksi-transaksi
ekonominya.
Sistem informasi akuntansi dapat diterapkan di berbagai jenis perusahaan,
termasuk perusahaan yang berstatus sebagai UKM (Usaha Kecil Menengah). UKM
merupakan bentuk usaha kecil yang didirikan oleh masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif dari masyarakat tersebut. UKM menjadi salah satu “ladang”
yang bagus dalam menanggulangi kendala lapangan pekerjaan karena proses
produksi dalam industri-industri berskala kecil dan menengah pada umumnya
bersifat padat karya.
Salah satu UKM yang dapat menanggulangi kendala lapangan pekerjaan
adalah Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji. Usaha ini bergerak di bidang manufaktur
dan perdagangan. Usaha ini memproduksi dan menjual beraneka macam kerupuk
khas Sumatera Barat.
Berdasarkan pengamatan penulis, Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji memiliki
kendala dalam pencatatan aktivitas ekonomi. Pencatatan aktivitas ekonomi oleh
usaha tersebut dilakukan secara manual dantidak tertata dengan baik. Hal ini
membuat usaha tersebutsangat rentan untuk mengalami kesalahan dalam
pencatatan. Selain itu keuntungan yang didapat oleh usaha tersebut tidak dapat
benar-benar dibuktikan, karena tidak adanya laporan keuangan yang lengkap.
Untuk itu,makalah ini dibuat untuk membahas mengenai bagaimana
implementasi sistem informasi akuntansi pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak
Haji.Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam proses
pembahasan implementasi tersebut, penulis melakukan wawancara yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan informasi keuangan
pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji.

1.2. Latar Belakang Perusahaan


Nama : Kerupuk Sanjai Amak Haji
Jenis : Industri Kerupuk Sanjai
Pemilik : Bapak Januar Sutan Rajo Ameh.
Karyawan : 16 orang
Alamat : Jl. Mr. Assa’at No. 33 Bukittinggi Sumatera Barat

“Kerupuk Sanjai Amak Haji”

Gambar 1.1
Tampak Depan Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji

Bukittinggi merupakan salah satu kota destinasi wisata. Kota ini memiliki
berbagai macam daya tarik, mulai dari tempat, budaya, hingga makanannya. Hal ini
menjadikan kota Bukittinggi sebagai tujuan wisata bagi para pengunjung baik lokal
maupun luar Kota Bukittinggi. Sebagai tempat tujuan wisata, Kota Bukittinggi
memilki ciri khas yang dijadikan sebagai unggulan destinasi. Salah satu ciri khas
unggulan tersebut adalah oleh-oleh khas dari Bukittinggi, yakni kerupuk sanjai.
Kerupuk sanjai merupakan olahan makanan dari bahan baku ubi kayu atau
singkong yang diolah melalui tahap pengupasan, pencucian, pengirisan,
penggorengan dan pemberian bumbu. Kerupuk sanjai biasanya dibuat dengan
beragam rasa, seperti kerupuk sanjai balado, kerupuk sanjai asin dan kerupuk sanjai
tawar. Oleh karena termasuk makanan tradisional, ciri khas yang melekat, serta
rasanya yang enak, kerupuk sanjai diminati oleh banyak orang. Tingginya
permintaan kerupuk sanjai membuat usaha yang memproduksi kerupuk sanjai
banyak tumbuh di Bukittinggi. Salah satu industri kerupuk sanjai tersebut adalah
usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji.
Kerupuk Sanjai Amak Hajiadalah Usaha Mikro Kecil Menengah dibidang
manufaktur yang memproduksi beraneka macam olahan khas Bukittingi, terutama
kerupuk sanjai. Kerupuk sanjai Amak Haji beralamatkan di Jl. Mr. Assa’at No. 33
Bukittinggi. Nama pemilik usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji adalah Bapak Januar
Sutan Rajo Ameh. Kerupuk Sanjai Amak Haji berdiri sejak tahun 1992 dan bukanlah
usaha kerupuk sanjai turun-temurun, melainkan usaha yang dirintis oleh Bapak
Januar bersama istrinya.
Produk yang dihasilkan adalah aneka kerupuk sanjai. Kegiatan jual-beli dan
produksi dilakukan di tempat yang sama, di mana di samping sebagai tempat
produksi, juga terdapat toko tempat menjual kerupuk sanjai. Usaha kerupuk sanjai
Amak Haji memiliki 16 karyawan yang terdiri dari 13 karyawan dibagian produksi dan
3 dibagian toko. Kelebihan yang ditawarkan di sanjai Amak Haji ini adalah konsumen
dapat membelinya sesuai kebutuhan karena kerupuk sanjai di sanjai Amak Haji ini
bisa menerapkan pembelian dengan kapasitas yang banyak tergantung keinginan
konsumen dan juga kerupuk yang dijual pun selalu baru karena diproduksi setiap
hari.
Produk yang diproduksi di Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji ini adalah
kerupuk sanjai yang merupakan olahan dari ubi kayu yang diproses dari bahan baku
hingga produk jadi. Selain kerupuk sanjai, usaha ini juga memasarkan produk olahan
lainnya serpeti kalamai. Meskipun demikian, kerupuk sanjai merupakan produk
utama dan unggulan dari usaha ini. Kerupuk sanjai yang dipasarkan memiliki
berbagai macam rasa seperti kerupuk sanjai asin, kerupuk sanjai tawar, kerupuk
sanjai balado merah, kerupuk sanjai balado asam durian, kerupuk sanjai balado
hijau, kerupuk karak kaliang, dan kerupuk sanjai bumbu jagung.
Untuk kegiatan jual beli, perusahaan ini masih menggunakan cara manual.
Pencatatan transakasi jual beli hanya dilakukan dengan menggunakan nota dan tidak
ada pencatatan khusus untuk setiap barang yang masuk dan keluar. Oleh karena
pemilik usaha ini tidak melakukan pencatatan khusus pada kegiatan jual belinya,
pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti berapa laba atau rugi yang dihasilkan
dari penjualan usahanya.

1.3. Bagan Organisasi dan Uraian Tugas dalam Organisasi


Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta
tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi dan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar
jalannya perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab
serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada struktur organisasi
perusahaan, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas
apa tugasnya dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia harus
bertanggung jawab.
Bentuk struktur organisasi yang ada pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
berbentuk fungsional, yaitu bentuk struktur organisasi yang ditunjukkan dengan
adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas pada masing-masing bagian
kerja. Bagan struktur organisasi Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji adalah seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Pemilik Usaha

Pengawas di Toko
(Istri Pemilik)

Karyawan Bagian Karyawan Bagian Karyawan Bagian


Pengemasan Penjualan Produksi
(2 Orang) (1 Orang) (13 Orang)
Gambar 1.2
Struktur Organisasi Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji

Deskripsi perkerjaan:
1. Pemilik
Pemilik memiliki tugas untuk mengawasi langsung semua kegiatan yang
terjadi dalam pada usaha Sanjai Amak Haji. Selain itu, Pemilik juga yang
memberikan arahan kepada semua karyawan yang ada. Pemilik sendiri yang
melakukan evaluasi penjualan yang dilakukan oleh tenaga penjualan di bagian
Toko.
2. Istri Pemilik
Istri pemilik bertugas untuk melakukan pengawasan dalam bidang
produksi dan melakukan pengawasan terhadap karyawan yang bertugas di
penjualan kerupuk sanjai di toko serta ikut membantu proses dalam melayani
pembeli.
3. Bagian Produksi
Bagian produksi bertugas dalam pembuatan kerupuk mulai dari tahap
pengupasan, pencucian, pengirisan, penggorengan dan pemberian bumbu.
Bagian produksi juga memiliki tanggung jawab terhadap jumlah target yang
harus diproduksi.
4. Bagian Pengemasan
Karyawan yang bertugas dibagian pengemasan terdiri dari 2 orang.
Karyawan di bagian pengemasan bertugas untukmengemas kerupuk yang sudah
selesai diproduksi.
5. Bagian Penjualan
Karyawan bagianinibertugasdibagian toko, yang terdiri dari 1 orang.
Karyawan tersebut bertugas melayani para pembeli dan juga bertugas dalam
bagian kasir.

1.4. Daftar Fasilitas Komputer Terkini yang Tersedia dan Penggunaan


Pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji, tidak terdapat penggunaan fasilitas
komputer yang dapat membantu jalannya kegiatan usaha. Hal ini dikarenakan,
semua kegiatan yang dilakukan pada usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji saat ini
dilakukan secara tradisional seperti proses produksi kerupuk yang masih
mengandalkan jasa manusia yang berasal dari kalangan masyarakat sekitar sebagai
pekerjanya. Untuk proses pembayaran, usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji juga belum
menggunakan fasilitas komputer, sehingga masih dilakukan secara manual.

1.5. Implementasi Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi yang diterapkan pada usaha Kerupuk Sanjai Amak
Haji masih dilakukan secara manual. Pada usaha ini, tidak terdapat pemrosesan
informasi yang berbasis komputer. Setiap pencatatan pendapatan, pencatatan
pembayaran, atau pencatatan laporan keuangan pada usaha Kerupuk Sanjai Amak
Haji dilakukan secara manual dengan mencatatnya disebuah buku catatan khusus.

1.6. Laporan yang Dihasilkan


1. LaporanHarian
Karyawan bagian pemasaran yang bertugas pada bagian kasir membuat
laporan penerimaan kas harian. Laporan penerimaan kas harian tersebut berisi
tentang semua pendapatan kas yang diterima dari penjualan produk di toko dan
penjualan berupa pesanan yang sudah dibayar oleh pelanggan dalam satu hari.
2. LaporanBulanan
Karyawan bagian pemasaran yang bertugas pada bagian kasir melakukan
rekap laporan penerimaan kas harian setiap bulan. Laporan-laporan tersebut
diringkas menjadi laporan penerimaan kas bulanan untuk diserahkan kepada istri
pemilik. Laporan penerimaan kas bulanan ini digunakan oleh istri pemilik untuk
menjadi bahan pertimbangan banyaknya kas yang akan disetor ke akun
tabungan perusahaan di bank.
II. ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
2.1 Siklus Pemrosesan Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke
pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
(Romney, 2005)
Tujuan yang akan dicapai dalam perusahaan dalam pelaksanaan siklus pendapatan
adalah:
 Mencatat permintaan penjualan secara tepat dan akurat
 Memverifikasi kelayakan kredit konsumen
 Mengirimkan barang atau memberikan jasa tepat waktu sesuai dengan perjanjian
 Melakukan penagihan kepada konsumen pada waktu yang tepat dan dengan cara
yang tepat.
a) Narasi Pemrosesan Pendapatan
Perusahaan menerima pesanan dari dua tipe pelanggan. Untuk tipe
pelanggan yang pertama, barang yang dipesan adalah barang yang dipajang di
toko dan langsung dibayar oleh pelanggan saat mengambil barang tersebut di
toko milik perusahaan. Sementara itu, untuk tipe pelanggan yang kedua,
pesanan diterima dalam jumlah besar dan dikirim oleh perusahaan.

Untuk penerimaan pesanan dari pelanggan tipe yang pertama, ketika


perusahaan menerima pesanan dari pelanggan, barang langsung diserahkan ke
pelanggan dan pembayaran langsung diterima oleh bagian pemasaran.

Untuk penerimaan pesanan dari tipe pelanggan yang kedua, ketika


perusahaan menerima pesanan, bagian pemasaran akan meminta informasi
ketersediaan barang digudang kepada bagian produksi. Berdasarkan informasi
dari bagian produksi, perusahaan akan memutuskan untuk menyetujui pesanan
tersebut. Pesanan pelanggan disiapkan oleh bagian produksi. Barang dikemas
oleh bagian pengemasan. Barang dikirim atas persetujuan pemilik. Pembayaran
diterima secara tunai ataupun kredit.

Penerimaan Pembayaran yang diterima untuk kedua jenis penerimaan


pesanan tersebut dicatat secara manual pada catatan penerimaan kas. Setiap
bulan, sebagian penerimaan kas di depositkan ke akun tabungan perusahaan di
bank.
b)Data Flow Diagram (DFD) untuk Pengolahan Pendapatan
Pembayaran

Pelanggan Faktur
Tipe II

Pesanan
Disetujui
Pesanan
2.0
Pesanan Pengiriman
dan
1.0 penagihan
Pelanggan Pesanan
Ambil
Tipe I
Pesanan

Piutang
Penjualan

Pesanan Ketersediaan
Barang Jadi
Di Gudang
Deposit

3.0
Terima
Siklus
Pembayaran
Konversi
Bank

Penerimaan Rekening
Kas Koran
Pembayaran

Data Flow Diagram Level 0 Siklus Pemrosesan Pendapatan


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
c) Document Flowchart untuk Pemrosesan Pendapatan

Pelanggan Tipe I Pelanggan Tipe II Bagian Pemasaran Bagian Produksi Istri Pemilik Bank

Cek B
Memilih Pesanan Pesanan
ketersediaan
barang
barang jadi

Menyiapkan
Laporan
Menyetujui Keuangan
Melakukan
Pesanan
Pembayaran

Laporan Keuangan
Bulanan
A Faktur Faktur

Melakukan
deposit ke Menerima Deposit
A Bank

Melakukan Menerima Buku Tabungan Perbarui Buku


Pembayaran Pembayaran Tabungan

Membuat
catatan
penerimaan
kas harian

Catatan
Penerimaan
Kas Harian

Membuat
catatan
penerimaan
kas bulanan

Catatan D
Penerimaan
Kas Bulanan

Document Flowchart pemrosesan pendapatan


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
d) Business Process Diagram (BPD) untuk Pemrosesan Pendapatan

Aktivitas yang dilakukan

Memilih dan
Pelanggan
melakukan
Tipe I
pemesanan

Pelanggan Melakukan
Tipe II pemesanan

Menghitung belanjaan
Mencatat dan
Bagian ,menyiapkan faktur,
memberitahu pesanan
Penjualan dan menerima
kepada istri pemilik
pembayaran

Mengkoordinasikan
Istri
penyiapan pesanan
Pemilik
pelanggan

Melakukan
Bagian
pengemasan dan
Pengemasan
pengepakan barang

Business Process Diagram pemrosesan pendapatan


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
e) Kelemahan Pengendalian Internal Pendapatan
Dalam Statements on Auditing Standards (SAS) nomor 78, terdapat enam
elemen pengendalian fisik yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
mengendalikan keuangan internal. Berikut adalah analisis kelemahan
pengendalian internal pada Usaha KerupukSanjaiAmak Haj untuk siklus
pendapatan berdasarkan enam elemen pengendalian fisik tersebut.
1. Otorisasi Transaksi
Persetujuan transaksi yang ada pada usaha kerupuk Sanjai Amak Haji
dilakukan oleh istri pemilik atau pemilik. Setiap pesanan dari pelanggan yang
memesan dalam jumlah besar, harus dilakukan atas persetujuan dari istri
pemilik atau pemilik. Sehingga, otorisasi transaksi yang terjadi sudah cukup
memadai. Akan tetapi, pemilik ataupun istri pemilik sebagai pemegang otoritas,
tidak memiliki data pelanggan yang cukup memadai untuk mengambil
keputusan pada persetujuan transaksi.

2. PemisahanTugas
Pemisahan tugas pada siklus pendapatan pada Usaha Kerupuk Sanjai
Amak Haji kurang memadai terutama pada bagian penjualan. Penerimaan
pesanan, kasir, memajang barang di toko dan pencatatan penerimaan kas
dilakukan oleh satu orang. Kondisi ini dapat mendukung terjadinya kesalahan
dan kecurangan. Karyawan dapat dengan sengaja menghilangkan beberapa
catatan pesanan dan mengambil sebagian penerimaan kas perusahaan.

3. Pencatatan Akuntansi
Dokumen pencatatan terkait keuangan yang digunakan usaha kerupuk
sanjai Amak Haji hanya berupa catatan pesanan, pencatatan piutang dagang,
pencatatan penerimaan kas, serta laporan keuangan bulanan. Usaha Kerupuk
Sanjai Amak Haji belum menggunakan pencatatan akuntansi menggunakan
jurnal dan buku besar. Selain itu, proses pencatatan pada dokumen-dokumen
tersebut masih dilakukan secara manual. Pencatatan keuangan perusahaan
tersebut membuat perusahaan sulit untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
dalam rentang waktu mingguan ataupun harian sehingga informasi-informasi
seperti ramalan penjualan menjadi tidak begitu akurat.
4. Supervisi
Supervisi yang dilakukan pemilik serta istri pemilik terhadap karyawan
bagian penjualan di usaha kerupuk sanjai amak haji dilakukan setiap hari
dengan berada di tempat usaha. Kegiatan supervisi tersebut dapat memantau
seluruh karyawan di bagian penjualan dan pengemasan. Akan tetapi, tidak
seluruh kegiatan karyawan dapat dipantau setiap saat oleh pemilik atau istri
pemilik. Supervisi tidak bisa selalu berada di toko dan mengawasi tindakan
karyawan setiap saat.

5. Pengendalian Akses
Pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji, bagian penjualan dan pengemasan
memiliki akses yang terbatas pada gudang. Bagian-bagian tersebut boleh
mengakses gudang hanya atas izin istri pemilik atau pemilik. Akan tetapi,
bagian lain seperti bagian produksi juga dapat mengakses gudang, dan jumlah
barang yang ada digudang tidak selalu diketahui jumlahnya. Jika terjadi
pencurian, pencurian tersebut tidak dapat diketahui dengan segera.

6. Verifikasi Independen
Pada pesanan pelanggan yang memesan dalam jumlah banyak, verifikasi
independen pada usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji dilakukan antara bagian
penjualan dan istri pemilik dengan mencocokkan jumlah barang yang di
siapkan dengan catatan pesanan pelanggan. Verifikasi independen tersebut
dapat mencegah terjadinya kesalahan penyiapan pesanan pelanggan. Akan
tetapi, verifikasi independen terhadap jumlah penerimaan kas tidak dilakukan.
Karyawan bagian penjualan bisa saja melakukan kesalahan ataupun
kecurangan terhadap jumlah kas yang diterima perusahaan.

e) Saran untuk Memperbaiki Kelemahan Pengendalian Internal


Pendapatan
Berikut saran yang dapat kami berikan untuk memperbaiki kelemahan
pada pengendalian internal perusahaan kerupuk sanjai amak haji.
1. Otorisasi Transaksi
Usaha kerupuk sanjai amak haji sebaiknya memiliki data pelanggan.
Data pelanggan tersebut dapat disimpan menggunakan aplikasi akuntansi
ataupun menggunakan perangkat lunak Access. Dengan data tersebut,
persetujuan untuk kredit dari pelanggan dapat dilakukan dengan lebih baik
oleh pemegang otoritas transaksi.

2. Pemisahan Tugas
Bagian penjualan sebaiknya dipisah menjadi bagian penagihan, bagian
pengiriman, dan bagian administrasi pencatatan, sehingga risiko kecurangan
melalui transaksi palsu dan kesalahan dalam pencatatan dapat diperkecil.

3. Pencatatan Akuntansi
Usaha kerupuk sanjai amak haji disarankan dapat menerapkan sistem
akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan atau menyusun laporan
keuangan. Pencatatan menggunakan excel atau aplikasi-aplikasi akuntansi
yang tersedia di perangkat mobile dapat digunakan untuk menciptakan data
keuangan yang rapi dan memperkecil kemungkinan hilangnya data. Selain itu,
untuk memudahkan pencatatan transaksi, usaha sanjai amak haji disarankan
membeli sebuah perangkat kasir yang dapat membantu kasir menghitung dan
membuat faktur belanja secara otomatis. Sehingga pencatatan keuangan dari
pembayaran yang diterima dari pelanggan yang berbelanja langsung di toko
dapat terorganisir dengan lebih baik.

4. Supervisi
Untuk supervisi, usaha sanjai amak haji disarankan untuk memasang
kamera pengawas di toko perusahaan. Hal ini bertujuan agar karyawan yang
berada di bagian tersebut selalu merasa diawasi, sehingga memperkecil
kemungkinan karyawan untuk melakukan kecurangan. Selain itu, pengawasan
dapat membuat karyawan bekerja dengan lebih sungguh-sungguh.

5. Pengendalian Akses
Untuk melakukan pengendalian akses karyawan bagian penjualan ke
gudang, kami menyarankan usaha kerupuk sanjai amak haji menggunakan
kartu stok yang di-update setiap hari. Hal ini untuk memudahkan bagian
penjualan atau bagian pengemasan untuk menyiapkan pesanan. Dengan
kartu stok, bagian penjualan atau pengemasan dapat mengakses gudang
dengan terkendali tanpa harus meminta izin istri pemilik, sehingga dapat
mempersingkat proses. Selain itu, informasi mengenai jumlah barang yang
masuk dan keluar dari gudang setiap hari dapat diketahui oleh pemilik.
Untuk lebih memudahkan proses pencatatan, kartu stok ini sebaiknya
dicatat oleh supervisi (pemilik atau istri pemilik) menggunakan aplikasi.
Karyawan bagian produksi dan bagian penjualan dapat melaporkan jumlah
barang yang masuk dan barang yang keluar kepada supervisi. Dengan cara
ini, jika terdapat perbedaan dalam jumlah barang digudang yang
mencurigakan, supervisi dapat segera mengetahui penyebabnya. Selain itu,
pemasangan kamera pengawas di toko perusahaan dapat membantu
supervisi menyelidiki penyebab dari perbedaan yang mencurigakan tersebut.

6. Verifikasi Independen
Untuk mencegah terjadinya kehilangan uang kas perusahaan, catatan
pesanan dari pelanggan, baik pelanggan tipe I dan tipe II, dapat dicocokkan
dengan jumlah penerimaan kas yang terima oleh kasir (bagian penjualan).
Selain itu, untuk mencegah terjadinya pencurian barang digudang, catatan
informasi jumlah barang yang terjual dapat dicocokkan dengan jumlah barang
yang tercatat pada kartu stok. Untuk memudahkan proses pencatatan
tersebut, Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji disarankan untuk menggunakan
mesin kasir pada bagian kasir dan pencatatan menggunakan aplikasi
akuntansi pada perangkat mobile.
f) Rancangan Sistem Akuntansi Pendapatan yang sesuai dengan
Pengendalian Interen yang Memadai

Pelanggan Tipe I Pelanggan Tipe II Bagian Penjualan Istri Pemilik Bank

Memilih Pesanan Pesanan


barang

Melakukan
Meminta cek data
Melakukan persetujuan pelanggan
Pembayaran transaksi dan stok
barang

A
Menyetujui
Masukan data
pesanan
pesanan

Mencetak
Faktur
B

Faktur
Faktur Faktur

Mencetak Laporan
Keuangan
A

Laporan Keuangan
Bulanan
Melakukan Menerima
Pembayaran Pembayaran

Melakukan
Perbarui saldo
deposit ke
rekening
Bank
Masukan data
pembelian dan
pembayaran

Rekening Koran Rekening Koran

Mencetak Faktur

Faktur
Faktur
Faktur Faktur

Membuat laporan
penerimaan kas
Faktur harian

Laporan
penerimaan kas
harian

Membuat laporan
penerimaan kas
bulanan

Laporan
penerimaan kas B
bulanan

Rancangan document flowchart pemrosesan pendapatan


2.2 Siklus Pemrosesan Pembelian bahan baku:
Siklus pembelian bahan baku merupakan kegiatan bisnis dan operasional
pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran
barang dan jasa (Romney, 2005).

a) Narasi Pemrosesan Pembelian Bahan Baku


Sistem pembelian bahan baku perusahaan dimulai dari pemberitahuan oleh
karyawan di bagian produksi kepada pemilik yang memberitahu bawah stock bahan
baku habis, kemudian dilakukan pemesanan oleh pemilik ke supplier. Setelah
menyebutkan barang yang diperlukan, supplier akan membuat nota yang kemudian
akan dikirim kepada pemilik untuk ditanda-tangan. Sebelum ditanda-tangan, pemilik
akan memeriksa terlebih dahulu pesanan tersebut, jika sudah benar maka akan
ditanda-tangan oleh pemilik. Disini, pemilik tidak melakukan pencatatan apapun.
Mereka hanya menggunakan nota yang diberikan supplier sebagai simpanan berkas
mereka. Setelah itu barang akan dikirim oleh supplier ke pabrik dan diterima oleh
pemilik untuk kemudian di simpan disimpan dibagian gudang. Dalam pembelian
barang untuk persediaan barang belum jadi, perusahaan tidak ada kartu stock dan
juga tidak melakukan pencatatan persediaan yang masuk dan keluar.
b) DFD untuk Pengolahan Pembelian Bahan Baku

Bagian produksi

Melaporkan persediaan
bahan baku

pemilik

Purchase order

Purchase order Bahan baku pemasok

penerimaan

Barang dan nota pesanan

Menerima barang

Bagian gudang

Pembayaran

pemilik

Data Flow Diagram Siklus Pemrosesan Pembelian Bahan Baku


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
c) Dokumen / Diagram Alir Sistem untuk Pengolahan Pembelian
Bahan Baku

Bagian produksi Pemilik Pemasok

mulai

Pengecekan
persediaan
bahan baku List Bahan baku
yang habis

List Bahan baku


yang habis
Membuat list
bahan baku
yang akan
dipesan

Menerima
Menghubungi
pesanan dan
pemasok
membuat nota

A
2
1
Nota pesanan

Nota pesanan

Pengecekan
Untuk pemasok
nota dan
barang

pembayaran

Menyimpan
pesanan
digudang

selesai

Document Flowchart Pemrosesan Pembelian


Bahan Baku pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
Bagian Produksi
d) Business Process

Membuat List
bahan baku
yang Habis
Start

Menerima list
Pembelian Bahan Baku Kerupuk Sanjai Amak Haji

Bahan baku Melakukan Menerima


Pemilik

yang Habis Pemesanan ke Nota pesanan pesanan


dari Bagian pemasok bahan baku
produksi
pemasok

Menyiapakan
Menerima Membuat
bahan baku
pesanan Nota pesanan
yang dipesan
Pengantaran

Pengantaran
Barang
Bagian gudang

Pesanan yang
diterima
disimpan
digudang End

Business Process Diagram Pemrosesan Pembelian Bahan Baku


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji

e) Kelemahan Pengendalian Internal Pada Pembelian Bahan Baku Usaha


Kerupuk Sanjai Amak Haji, Yaitu:
Dalam Statements on Auditing Standards (SAS) nomor 78, terdapat 6 elemen
pengendalian fisik yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
mengendalikan keuangan internal. Berikut adalah analisis kelemahan pengendalian
internal pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji untuk siklus pemebelian bahan baku
berdasarkan 6 elemen pengendalian fisik tersebut.

1. Otorisasi Transaksi
Otorisasi transaksi adalah memastikan bahwa semua transaksi yang diproses
oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen. Pada usaha
Kerupuk Sanajai Amak Haji tidak terdapat kelemahan yang berkaitan dengan
otorisasi transaksi, karena dalam pembelian bahan baku karyawan di bagian produksi
harus melapor terlebih dahulu kepada pemilik yang kemudian pemilik yang
melakukan pemesanan kepada pemasok.

2. Pemisahan Tugas
Harus ada pemisahan tugas yang memadai agar pengendalian internal dapat
berlangsung dengan baik. Adanya peran ganda pemilik, yaitu bertanggung jawab
sebagi pemesan barang dan juga sebagai penerima barang, sehingga rentan terjadi
kesalahan dalam penerimaan bahan baku, contohnya adanya bahan baku yang tidak
sesuai dengan pesanan.

3. Pencatatan Akuntansi
Dalam melakukan pemesanan bahan baku pemilik tidak melakukan
pencatatan apapun. Mereka hanya menggunakan nota yang diberikan supplier
sebagai simpanan berkas mereka, sehingga rentan untuk kehilangan bukti nota
tersebut sangat besar yang nantinya akan berakibat pada kecurangan saat
pembayaran bahan baku dan sulit untuk melakukan pembukuan atas pembelian
bahan baku.

4. Supervisi
Supervisi mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan
menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas,
dan kinerja bawahan.
Supervisi yang dilakukan pemilik terhadap karyawan bagian produksi yang
juga bertanggungjawab melaporkan persediaan bahan baku di usaha Kerupuk Sanjai
Amak Haji dilakukan setiap hari dengan berada di tempat usaha. Walaupun supervisi
dilakukan hampir setiap hari, seringkali tidak semua karyawan dapat dilihat oleh
supervisi. Pada usaha Kerupuk sanjai Amak Haji, tidak ada alat kontrol yang cukup
untuk memantau seluruh kinerja karyawan bagian penjualan. Kegiatan supervisi
yang tidak menyeluruh berisiko menimbulkan terjadinya inefisiensi dan kecurangan
yang dilakukan oleh karyawan bagian penjualan, seperti proses pemakaian bahan
baku yang tidak sesuai dan munculnya pengelapan atas barang bahan baku yang
digunakan.

5. Pengendalian Akses
Pada usaha kerupuk sanjai amak haji, sudah terdapat pengendalian akses
terhadap persedian bahan baku, dimana hanya karyawan di bagian produski yang
dapat mengambil persediaan bahan baku di gudang untuk proses produksi dan
kemudian melaporkan persediaan bahan baku kepada pemilik jika persediaan bahan
baku habis.

6. Verifikasi Independen
Pada usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji sudah terdapat verifikasi independen.
Dimana nota pembelian bahan baku yang dibuat oleh pemasok akan diserahkan
kepada pemilik untuk ditanda tangani dan memastikan bahwa pesanan sudah sesuai
dengan yang dipesan.

f) Saran untuk Memperbaiki Kelemahan Pengendalian Internal


Pembelian Bahan Baku
1. Otorisasi Transaksi
Pada usaha Kerupuk Sanajai Amak Haji tidak terdapat kelemahan yang
berkaitan dengan otorisasi transaksi, karena dalam pembelian bahan baku karyawan
di bagian produksi harus melapor terlebih dahulu kepada pemilik yang kemudian
pemilik yang melakukan pemesanan kepada pemasok.

2. Pemisahan Tugas
Saran untuk mengatasi kelemahan pada usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
pada elemen pemisahan tugas, yaitu harus ada pemisahan tugas yang memadai
agar pengendalian internal dapat berlangsung dengan baik. Saran untuk
memperbaiki kelemahan tersebut adalah membedakan bagian yang
bertanggungjawab atas pemesanan bahan baku dengan penerimaan bahan baku,
dimana pemilik bertanggung jawab sebagai pemesan bahan baku dan untuk
penerimaan bahan baku ditunjuk karyawan yang bertanggung jawab dibagian
gudang, sehingga karyawan di bagian gudang dapat mencocokkan barang yang
diterima dengan barang yang dipesan.

3. Pencatatan Akuntansi
Usaha kerupuk sanjai amak haji disarankan dapat menerapkan sistem
akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan atau menyusun laporan keuangan
terkait dengan pembelian bahan baku. Pencatatan menggunakan excel atau aplikasi-
aplikasi akuntansi yang tersedia di perangkat mobile dapat digunakan untuk
menciptakan data keuangan yang rapi dan memperkecil kemungkinan hilangnya data
yang berkaitan dengan pembelian bahan baku. Jadi, semua bukti yang berkaitan
dengan pembelian bahan baku bisa diketik kedalam excel.

4. Supervisi
Untuk supervisi, usaha sanjai amak haji disarankan untuk memasang CCTV,
setidaknya ditempat-tempat yang penting pada bagian persediann bahan baku
sehingga semua aktifitas yang terjadi dapat dilihat oleh pemilik walaupun pemilik
sedang tidak berapa ditemat dan hal ini juga bertujuan agar karyawan yang berada
di bagian tersebut selalu merasa diawasi, sehingga karyawan bekerja dengan lebih
jujur.

5. Pengendalian Akses
Pada usaha kerupuk sanjai amak haji tidak terdapat kelemahan di bagian
pengedalian akses karena sudah terdapat pengendalian akses terhadap persedian
bahan baku, dimana hanya karyawan di bagian produski yang dapat mengambil
persediaan bahan baku di gudang untuk proses produksi dan kemudian melaporkan
persediaan bahan baku kepada pemilik jika persediaan bahan baku habis.

6. Verifikasi Independen
Pada usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji sudah terdapat verifikasi independen.
Dimana nota pembelian bahan baku yang dibuat oleh pemasok akan diserahkan
kepada pemilik untuk ditanda tangani dan memastikan bahwa pesanan sudah sesuai
dengan yang dipesan.
g) Rancangan System Akuntansi Pembelian Bahan Baku yang Sesuai
dengan Pengendalian Interen yang Memadai
Bagian Produksi Pemilik Pemasok Bagian Gudang

Laporan Bahan Laporan Bahan Laporan Bahan


baku tidak baku tidak baku tidak
tersedia tersedia tersedia

Membuat
Nota
Pesanan

Nota Pesanan Nota Pesanan Nota Pesanan

Mengirim
Barang ke
Toko

List Barang yang List Barang yang


sudah diterima sudah diterima
Toko Toko

Menyesuaikan
Barang yang
ada dengan
List

List Barang yang List Barang yang


sudah diterima sudah diterima
Toko Toko

Menyesuaikan
List dari
Bagian gudang
dengan nota
Pemesanan

Update Bahan Baku


yang Baru datang

Rancangan document flowchart


Pemrosesan Pembelian Bahan Baku
2.3 Siklus Proses Penggajian:

a) Narasi Pemrosesan Penggajian


Karyawan yang bekerja di Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji berjumlah 16
orang, yaitu 13 orang dibagian produksi , 1 orang dibagian pemasaran dan 2 orang
dibagian pengemasan. Dibagian produksi itu dibagi atas 2 pekerjaan, pertama yang
bekerja dibagian tukang goreng sebanyak 3 orang dengan gaji Rp100.000 dalam 2
hari jumlah kerja dan kedua yang bekerja dibagian tukang kupas dan pemotongan
sebanyak 8 orang keryawan dengan gaji Rp70.000 per orang dalam jumlah 2 hari
kerja. Karyawan yang bekerja dibagian pengemasan sebanyak 2 orang mendapatkan
gaji Rp50.000 dalam 2 hari jumlah kerja dan 1 karyawan dibagian pemasaran
mendapatkan gaji Rp1.000.000 dalam 7 hari kerja. Untuk pemberian gaji akan
diberikan langsung oleh istri pemilik kepada karyawannya.

b) DFD untuk Pengolahan Penggajian

ARSIP DATA
KARYAWAN

ISTRI PEMILIK DATA


KARYAWAN

PEMBUATAN LAPORAN GAJI TERTULIS

REKAP WAKTU
PEMBAYARAN
LAPORAN GAJI KERJA DATA WAKTU KERJA KARYAWAN
GAJI
KARYAWAN

ARSIP GAJI
KARYAWAN

Data Flow Diagram untuk Pengolahan Sistem Penggajian


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
c) Dokumen / Diagram Alir Sistem untuk Pengolahan Penggajian
PEMILIK KARYAWAN

MENCATAT
DATA
KARYAWAN

DATA
KARYAWAN

REKAP
WAKTU
KERJA
KARYAWAN

DATA WAKTU
KERJA
KARYAWAN

PEMBAYARAN
GAJI

GAJI GAJI
KARYAWAN KARYAWAN

MEMBUAT
LAPORAN GAJI

LAPORAN GAJI
KARYAWAN

Document Flowchart untuk Pengolahan Penggajian


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
d) Business Process Diagram
B
u
s
i
PEMILIK

Catat Waktu
Mencatat Data Membuat
Kerja Pembayaran
n Karyawan
Karyawan Gaji Karyawan
Laporan
Penggajian
e Data Karyawan Waktu Kerja Karyawan
Laporan Gaji Karyawan
s
s
KA RYAW AN

P
r
o Gaji Karyawan

c
e
Business Process Diagram untuk untuk Pengolahan Penggajian
pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji

e) Kelemahan Pengendalian Internal Penggajian


Dalam Statements on Auditing Standards (SAS) nomor 78, terdapat 6 elemen
pengendalian fisik yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengendalikan
keuangan internal. Berikut adalah analisis kelemahan pengendalian internal pada Usaha
Kerupuk Sanjai Amak Haji untuk siklus penggajian berdasarkan 6 elemen pengendalian
fisik tersebut.

1. Otorisasi Transaksi
Tujuan otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang
valid yang akan diproses. Pada usaha ini, setiap transaksi pemberian gaji selalu
dicatat oleh istri pemilik sehingga data-datanya valid dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Pemisahan Tugas
Harus ada pemisahan tugas yang memadai agar pengendalian internal dapat
berlangsung dengan baik. Pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji belum terdapat
pemisahan tugas yang jelas terhadap penanggungjawab bagian gaji, dimana bagian
penanggung jawab gaji itu langsung dipegang oleh Istri dari si pemilik.

3. Supervisi
Supervisi dapat memberikan pengendalian pada system yang sudah terpisah
dengan baik. Pada usaha ini, akses ke kas atau laporan keuangan dipegang langsung
pemilik dan istrinya. Sehingga kecil kemungkinan terjadinya kecurangan oleh
karyawan.

4. Catatan Akuntansi
Dalam proses penggajian tidak ada pencatatan khusus yang dilakukan pada
usaha Sanjai Amak Haji. Proses penggajian langsung diberikan oleh istri pemilik
kepada karyawan. Pencatatan ini dilakukan secara manual oleh istri pemilik. Hal ini
dapat membuat sulitnya perusahaan untuk membuat laporan keuangan berkaitan
dengan pemberian gaji.

5. Pengendalian Akses
Pengendali akses mencegah dan mendeteksi akses yang tidak disetujui dan
terlarang ke aktiva perusahaan. Pada usaha ini belum terdapat pengendali akses
terhadap aktiva gaji, karena sepenuhnya dipegang oleh pemilik dan istrinya.

6. Verifikasi Independen
Verifikasi independen adalah pengecekan tindakan atau dokumen yang dilakukan
atau dibuat oleh suatu bagian oleh bagian lain di perusahaan yang sama. Verifikasi
independen hampir tidak terdapat pada siklus penggajian pada usaha kerupuk sanjai
amak haji. Hal itu disebabkan pemberian gaji langsung diberikan ke tangan para
karyawannya. Kurangnya verifikasi independen ini, dapat meningkatkan risiko
terjadinya kesalahan dalam proses penggajian.

f) Saran untuk memperbaiki kelemahan Pengendalian Internal


Penggajian

1. Otorisasi Transaksi
Data Penggajian yang dicatat oleh pemilik memang bisa dikatakan sudah valid,
namun alangkah baiknya jika catatan penggajian tersebut ada bukti fisiknya secara
terpisah dan disarankan menggunakan komputer agar lebih valid lagi dan komputer
juga bisa menunjukkan juka terjadi ketidakvalidan data.

2. Pemisahan Tugas
Harus ada pemisahan tugas yang memadai agar pengendalian internal dapat
berlangsung dengan baik. Saran untuk memperbaiki kelemahan tersebut adalah
dalam pengurusan masalah keuangan dan gaji sebaiknya diperlukan tenaga kerja
yang benar-benar paham dan mengerti masalah keuangan dan juga dapat dipercaya.
Sehingga sang pemilik hanya sebagai penanggung jawab dan pengawas dalam
usaha ini. Dan hal ini juga bias mengurangi adanya kesalahan dalam masalah
penggajian.

3. Supervisi
Pengendalian system nya sudah bagus karena dipegang langsung oleh pemilik.
Tetapi jika suatu saat usaha ini berencana merekrut karyawan di bagian administrasi,
maka disarankan untuk lebih ditingkatkan lagi supervisi nya.

4. Catatan Akuntansi
Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji disarankan dapat menerapkan sistem akuntansi
dalam pembuatan laporan keuangan atau menyusun laporan keuangan terkait
dengan proses penggajian. Untuk kelemahan di catatan akuntansi, sebaiknya
pencatatan gaji dilakukan dengan komputerisasi agar pencatatan lebih praktis dan
juga mengurangi terjadinya kesalahan. Sehingga ketika perusahaan membutuhkan
data terkait dengan penggajian, maka data tersebut sudah tersedia di dalam
komputer.

5. Pengendalian Akses
Pengendalian akses nya sudah bagus karena langsung di tangan pemiliknya.
Sehingga karyawan juga tidak bisa mengaksesnya.

6. Verifikasi Independen
Verifikasi independen dapat dilakukan dengan menggunakan fasiltas
komputerisasi pada usaha Kerupuk Sanjai Amak haji, sehingga dokumen yang
berkaitan dengan proses penggajian ataupaun data-data para karyawan yang
dibutuhkan untuk proses penggajian dapat di input ke komputer ataupun aplikasi-
aplikasi yang sekarang banyak tersedia dan itu tentunya memudahkan dalam proses
penggajian karyawan.

g) Rancangan System Akuntansi Penggajian yang Sesuai dengan


Pengendalian Interen yang Memadai

Bagian Administrasi Karyawan Pemilik Buku Besar

Mencatat
Data
Karyawan

Data Karyawan
Data Karyawan
Data Karyawan
Data Karyawan

Mencatat
Waktu
Kerja
Karyawan

Rekap Rekap
Waktu Waktu
Kerja Kerja
Karyawan Karyawan

Pembayaran
Gaji

Gaji Karyawan Gaji Karyawan


Gaji Karyawan Gaji Karyawan

Laporan Laporan
Pembaruan Pembaruan
Gaji Gaji

Laporan Gaji Laporan Gaji


Laporan Gaji
Karyawan
Laporan Gaji Karyawan
Laporan Gaji
Karyawan
Laporan Gaji
Karyawan Karyawan
Karyawan

Rancangan Document Flowchart untuk


Pengolahan Penggajian Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
2.4 Siklus Pemrosesan Aset Tetap:
a) Narasi pemrosesan Aset Tetap
- Jenis-jenis aset tetap
1. Tanah
2. Bangunan
3. Kendaraan
4. Peralatan dapur

Cara perolehan aset tetap


a. Sang pemilik membeli tanah, lalu membangun bangunan yang digunakan
sebagai temapat produksi sanjai sekaligus tempat menjual kerupuknya
sendiri.
b. Setelahnya, sang pemilik membeli satu mobil bak terbuka yang bisa
digunakan untuk mengantar pesanan konsumen jika ada yang memesan via
telfon dalam jumlah yang banyak
c. Transaksi pembelian aset tetap seperti peralatan dapur yang digunakan untuk
produksi kerupuk akan dilakukan oleh pemilik.
d. Semua pemesanan aset tetap tersebut akan dikirimkan ke alamat pemilik
oleh supplier.
e. Lalu, melakukan aktivitas jual beli.
Reparasi dan pemeliharaan
a. Jika terjadi kerusakan pada mobil nya, maka keryawan akan melaporkannya
kepada pemilik dan lalu dilakukan maintanance ke bengkel terpercaya.
b. Biasanya proses perbaikan memerlukan waktu 1-2 hari
c. Setelah beberapa lama, sang pemilik membayar pajak kendaraan dan
bangunan yang dimiliki.
d. Pengendalian biasanya dilakukan secara berkala oleh pemilik, kadang 1
minggu sekali untuk melakukan cek atas aset tetap yang ada di toko.

b) DFD untuk Pengolahan Aset Tetap

Data Flow Diagram untuk Pengolahan siklus Aset Tetap

pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji


c) Dokumen / Diagram Alir Sistem untuk Pengolahan Aset Tetap

Document Flowchart untuk Siklus Aset Tetap


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
d) Business Process

Business Process Diagram untuk untuk Pengolahan siklus Aset Tetap


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji

e) Kelemahan Pengendalian Internal Penggajia Aset Tetap


Dalam Statements of Auditing Standards (SAS) nomor 78, terdapat enam
elemen pengendalian fisik yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
mengendalikan keuangan internal. Berikut adalah analisis kelemahan pengendalian
internal pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji untuk Aset tetap berdasarkan enam
elemen pengendalian fisik tersebut.

1. Otorisasi Transaksi
Otorisasi transaksi pada siklus Aset Tetap dilakukan oleh pemilik.
Pemiliklah yang memutuskan apakah akan dilakukan proses penggunaan aset
tetap atau tidak. Sementara itu, otorisasi pada penggunaan Aset tetap dilakukan
oleh istri pemilik. Berdasarkan hal tersebut, pengendalian internal usaha kerupuk
sanjai amak haji untuk aspek otorisasi transaksi sudah cukup memadai. Hal ini
didasarkan pada persetujuan untuk melakukan tindakan pada aset tetap, yakni
memulai untuk menggunakan aset tetap dan izin dilakukan atas persetujuan
supervisi.

2. Pemisahan Tugas
Pemisahan tugas pada siklus aset tetap pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak
Haji sudah cukup memadai. Penggunaan aset tetap selalu memerlukan tindakan
dan izinnya pada istri pemilik. Serta pemeliharaan aset tetap selalu dikakukan oleh
pemilik.

3. Pencatatan Akuntansi
Dalam pencatatan akuntansi pada siklus aset tetap pada usaha kerupuk
sanji amak haji belum memadai, dimana setiap aset tetap yang dimiliki tidak ada
depresiasi atau penyusutan dari suatu aset selama umur manfaatnya

4. Supervisi
Dalam penggunaan aset tetap selalu diberitahu oleh karyawan serta
meminta izin kepada pemilik dalam penggunaannya dalam kegitan supervisi pada
aset tetap sangat memadai

5. Pengendalian Akses
Pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji, saat menggunakan aset tetap selalu
atas izin istri pemilik atau pemilik. Pengendalian akses pada Usaha Kerupuk Sanjai
Amak Haji sudah cukup memadai.

6. Verifikasi Independen
Verifikasi independen yang diterapkan oleh usaha ini pada aset tetap ada
pada pemilik dan istri pemilik dalam penggunaan aset tersebut. Sehingga
kebenaran dan kelengkapan dari aset tetap itu lansung diketahui oleh pemilik atau
istri pemilik
f) Saran untuk memperbaiki kelemahan Pengendalian Internal
Aset Tetap
1. Otorisasi Transaksi

Otorisasi transaksi pada aset tetap disarankan untuk memiliki kepala


bagian pada aset tetap. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemilik dalam
mengetaui informasi terkait aset tetap

2. Pemisahan Tugas
Harus ada pemisahan tugas yang memadai agar pengendalian internal
dapat berlangsung dengan baik. Saran untuk memperbaiki kelemahan tersebut
adalah dalam pengurusan masalah Aset tetap sebaiknya diperlukan tenaga kerja
yang benar-benar paham dan mengerti masalah aset tersebut dan juga dapat
dipercaya. Sehingga sang pemilik hanya sebagai penanggung jawab dan
pengawas dalam usaha ini. Dan hal ini juga bias mengurangi adanya kesalahan
dalam masalah pemliharaan dari aset tetap.

3. Pencatatan Akuntansi
Dalam pencatatan akuntansi, Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji sebaiknya
menggunakan aplikasi pencatatan akuntansi aset tetap yang ada, sehingga nilai
sistematis dari aset tetap tersebut diketahui umur manfaatnya.

4. Supervisi
Pengendalian system sudah bagus karena dipegang langsung oleh
pemilik. Tetapi jika suatu saat usaha ini berencana merekrut karyawan di bagian
pemeliharaan serta perbaikan dalam aset tetap, maka disarankan untuk lebih
ditingkatkan lagi supervisi nya.

5. Pengendalian Akses
Pengendalian aksesnya sudah bagus karena dipegang langsung oleh pemilik.

6. Verifikasi Independen
Untuk verifikasi independen, untuk mempersingkat waktu disarankan
untuk penggunaan absensi terkait penggunaan aset tetap sehingga pemilik tidak
perlu di ganggu pada saat meminta izin penggunaan aset tetap
g) Rancangan system akuntansi Aset Tetap yang sesuai dengan
pengendalian interen yang memadai

Rancangan document flowchart untuk Pemrosesan Aset Tetap


Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
2.5 Siklus Sistem Konversi
Siklus ini mencakup kegiatan mengubah bahan mentah menjadi produk jadi.

a) Narasi pemrosesan Sistem Konversi

Proses produksi kerupuk sanjai melalui tahapan pengupasan, pencucian,


pengirisan, penggorengan, pemberian bumbu dan proses pengemasan. Proses
produksi dilakukan dibawah perintah pemilik. Dalam pengambilan bahan mentah
untuk produksi, istri yang akan memberikan perintah pada karyawan yang
bertugas di bagian produksi. Kemudian, karyawan akan mengambil bahan yang
ada digudang dan langsung diolah.

Kerupuk yang telah diolah dikemas oleh karyawan bagian pengemasan.


Kerupuk yang sudah selesai dikemas diletakkan di toko untuk dijual dan sebagian
disimpan digudang untuk konsumen yang membeli dalam jumlah banyak.

b) DFD untuk Pengolahan Sistem Konversi

Siklus
Istri
Pemrosesan
Kebutuhan Pemilik
Ketersediaan Bahan Baku Kebutuhan
Produksi
Barang Jadi Produksi
Di Gudang Kebutuhan
Produksi
Karyawan
Bagian
Siklus Pesanan Produksi
Pemilik
Pendapatan

Kebutuhan
Produksi
Perkiraan Penjualan

Barang 1.0
Jadi Berbagai
Tahapan
Barang Jadi Proses
Barang Jadi
Yang dipajang Produksi
Yang sudah
Di toko 2.0 Karyawan
dikemas
Pajang Bagian
Di Toko Pengemasan

Barang Jadi
Yang sudah
3.0 dikemas
Simpan Ke
Gudang

Data Flow Diagram untuk Pengolahan Sistem Konversi


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
c) Dokumen / Diagram Alir Sistem untuk Pengolahan Sistem
Konversi

Pemilik Istri Pemilik Bagian Produksi Bagian Pengemasan

Perkiraan
Pesanan
Penjualan

Memperkira
kan
Kebutuhan
Produksi

Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan


Produksi Produksi Produksi

Mengambil
Menginisiasi Menginisiasi
Bahan
Proses Penggunaan
Baku dari
Produksi Bahan Baku
Gudang

Melakukan
Berbagai Mengemas
proses Barang jadi
produksi

Jumlah Jumlah
Produk Jadi Produk Jadi

Document Flowchart untuk Pengolahan Sistem Konversi


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
d) Business Process

Aktivitas yang dilakukan

Memperkirakan
Pemilik
kebutuhan produksi

Memberikan perintah
Istri kepada karyawan
Pemilik untuk mengambil
bahan mentah

Bagian Mengambil bahan Mengolah bahan baku


Produksi mentah di gudang menjadi barang jadi

Melakukan
Bagian
pengemasan barang
Pengemasan
jadi

Business Process Diagram untuk untuk Pengolahan Sistem Konversi


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji

e) Kelemahan Pengendalian Internal Sistem Konversi

Dalam Statements of Auditing Standards (SAS) nomor 78, terdapat enam elemen
pengendalian fisik yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
mengendalikan keuangan internal. Berikut adalah analisis kelemahan pengendalian
internal pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji untuk siklus konversi berdasarkan
enam elemen pengendalian fisik tersebut.
1. Otorisasi Transaksi
Otorisasi transaksi pada siklus konversi dilakukan oleh pemilik. Pemiliklah
yang memutuskan apakah akan dilakukan proses produksi atau tidak. Sementara itu,
otorisasi pada penggunaan bahan baku dilakukan oleh istri pemilik. Berdasarkan hal
tersebut, pengendalian internal usaha kerupuk sanjai amak haji untuk aspek otorisasi
transaksi sudah cukup memadai. Hal ini didasarkan pada persetujuan untuk
melakukan tindakan dalam siklus konversi, yakni memulai produksi dan izin
mengambil bahan baku dilakukan atas persetujuan supervisi.

2. Pemisahan Tugas
Tidak ada pembagian tugas yang jelas antara karyawan yang melakukan
proses produksi pada setiap tahapan-nya. Hal ini membuat ketidakjelasan dalam
deskripsi kerja serta menyulitkan pemilik untuk melihat karyawan mana yang
melakukan kesalahan dalam bekerja jika terjadi cacat produksi.

3. Pencatatan Akuntansi
Dokumen pencatatan yang digunakan oleh usaha kerupuk sanjai amak haji
hanyalah kebutuhan produksi. Hal ini dapat menyulitkan pemilik untuk melihat
jumlah barang digudang dan memperkirakan kebutuhan produksi.

4. Supervisi
Dalam proses produksi, perintah produksi diberikan oleh pemilik dan perintah
pengambilan bahan baku untuk memulai produksi dilakukan oleh istri
pemilik. Supervisi yang dilakukan usaha ini sudah cukup memadai.

5. Pengendalian Akses
Karyawan yang bekerja di bagian produksi dapat mengakses gudang dan
bagian pemajangan toko. Hal ini meningkatkan risiko pencurian karena akses untuk
memajang barang di toko juga dapat dilakukan oleh karyawan bagian penjualan. Jika
diketahui terjadi pencurian barang, akan sulit untuk melacak karyawan mana yang
melakukan hal tersebut.

6. Verifikasi Independen
Verifikasi independen yang diterapkan oleh usaha ini pada siklus konversi ada
pada pemilik dan istri pemilik dalam menginisiasi proses produksi. Verifikasi
independen lain tidak ada pada bagian lain dari siklus konversi, seperti verifikasi
untuk melihat jumlah barang jadi yang selesai di produksi dengan jumlah barang jadi
yang dipajang di toko dan/atau disimpan di gudang. Hal ini dapat menyebabkan
ketidakpastian jumlah barang yang berhasil diproduksi.

f) Saran untuk memperbaiki kelemahan Pengendalian Internal


Sistem Konversi

Berikut saran yang dapat kami berikan untuk memperbaiki kelemahan pada
pengendalian internal perusahaan kerupuk sanjai amak haji pada sikuls konversi.

1. Otorisasi Transaksi

Otorisasi pada pengambilan bahan baku disarankan untuk juga dimiliki oleh
mandor bagian produksi. Hal ini bertujuan untuk membuat proses produksi menjadi
lebih cepat.

2. Pemisahan Tugas
Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji melakukan proses produksi dalam beberapa
tahapan proses produksi, yakni mulai dari proses pengupasan, pencucian,
pengirisan, penggorengan, pemberian bumbu hingga proses pengemasan. Dalam
setiap proses tersebut, sebaiknya Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji meletakkan
karyawan pada posisi masing-masing. Seperti proses pengupasan dilakukan oleh
sekolompok karyawan tertentu saja, proses pencucian juga dilakukan oleh
sekelompok karyawan tertentu saja, dan sebagainya. Hal ini dapat membantu
pemilik dalam menentukan karyawan mana yang melakukan kesalahan jika terjadi
cacat produksi.

3. Pencatatan Akuntansi
Dalam pencatatan akuntansi, Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji sebaiknya
menggunakan aplikasi pencatatan akuntansi untuk stok barang dan biaya produksi,
sehingga pencatatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

4. Supervisi
Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji disarankan menunjuk salah satu karyawan
bagian produksi yang paling terpercaya sebagai mandor untuk mengawasi setiap
aktivitas di gudang dan produksi, sehingga pengawasan tidak hanya dilakukan oleh
pemilik. Hal ini dapat menjaga keamanan dalam proses produksi dan bahan baku
serta bahan jadi yang ada di gudang.

5. Pengendalian Akses
Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji disarankan untuk memberikan hak akses
pengambilan bahan baku digudang yang dapat menunjukkan dokumen kebutuhan
produksi yang didapat dari istri pemilik kepada mandor yang mengawasi. Hal ini
membuat karyawan yang memiliki akses masuk hanyalah karyawan yang memang
diberikan perintah oleh istri pemilik.

6. Verifikasi Independen
Untuk verifikasi independen, hasil produk yang telah jadi sebaiknya dihitung
untuk kemudian dicocokkan dengan dokumen sebelumnya. Pemilik dapat menunjuk
mandor yang telah dipilih untuk melakukan tugas ini. Mandor kemudian dapat
memperbarui persediaan barang jadi untuk dilaporakan kepada istri pemilik,
bersamaan dengan laporan penggunaan bahan baku. Istri pemilik kemudian dapat
membandingkan perubahan persediaan barang jadi dengan penggunaan bahan
baku. Jika jumlah penggunaan bahan baku pada keadaan normal tidak sesuai
dengan jumlah barang yang harusnya menjadi barang jadi, maka istri pemilik dapat
mengetahui hal tersebut pada hari bahan baku tersebut diproduksi.
g) Rancangan sistem akuntansi Konversi yang sesuai dengan pengendalian
interen yang memadai

1. Data Flow Diagram

Kebutuhan Pembelian Siklus


Biaya Tenaga Kerja Bahan Baku Pemrosesan
Siklus Penggajian
Pembelian
Bahan Baku
Informasi Penjualan
Dan Data Barang 2.0 Informasi
di Gudang Perencanaan Keuangan
Anggaran
Produksi

Anggaran Anggaran
Produksi Produksi

Pesanan
1.0
Siklus Ide Ide Istri
Pemilik Desain
Pendapatan Pemilik
Produk
Data Penjualan

Ketersediaan
Barang Barang Jadi
Jadi Dan Laporan
Bahan Baku Biaya
Produksi

Kebutuhan Kebutuhan
Produksi Karyawan Produksi
Mandor Bagian
Produksi
Jumlah
Bahan Baku 4.0
Yang di Ambil Kebutuhan Pencatatan
Produksi Biaya Keuangan
Barang Produksi
Jadi
3.0
Proses
Produksi

Data Flow Diagram untuk Pengolahan Sistem Konversi


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
2. Document Flowchart

Pemilik Istri Pemilik Bagian Produksi Mandor

Anggaran Anggaran
Mengambil
Produksi Produksi
bahan baku

Jumlah Bahan Jumlah Bahan


Menginisiasi Baku Baku
Kegiatan Yang diambil Yang diambil
produksi

Proses Perbarui stok


Produksi barang

Barang Jadi Barang Jadi


Barang Jadi

Membandingka
n data barang
jadi dengan Perbarui
penggunaan Persediaan Barang
bahan baku Jadi

Mencatat
Biaya
Produksi Database

Biaya Produksi

Input
Data
Biaya
Produksi

Proses Laporan
Produksi

Laporan Biaya
Produksi

Document Flowchart untuk Pengolahan Sistem Konversi


pada Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji
III. Kesimpulan
Penerapan sistem informasi akuntansi pada usaha sangatlah penting agar
tercapainya keberhasilan usaha dan dapat menjadi dasar untuk mengambil
keputusan ekonomis dan pengelolaan, diantaranya pengembangan harga,
penetapan harga, dan lain sebagainya.
Sistem informasi akuntansi menunjukkan bahwa fungsi-fungsi akuntansi
merupakan maninvestasi dari pada sistem akuntansi yang secara administrasi
akan tercantum dalam bentuk-bentuk formulir, buku-buku, dan catatan-catatan
akuntansi serta laporan yang disajikan.
Penerapan sistem informasi akuntansi dapat meningkatkan mutu informasi
perusahaan, meningkatkan pengawasan internal, melindungi harta benda
perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap catatan akuntansi.
Implementasi sistem informasi akuntansi pada usaha Kerupuk Sanjai
Amak Haji masih dilakukan secara manual belum berbasih komputer. Dimana
setiap pencatatan pendapatan, pencatatan pembayaran, atau pencatatan laporan
keuanggan pada usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji masih dilakukan secara
manual dengan mencatatnya dibuku khusus yang sudah disediakan. Sehingga
rentan sekali terjadi kesalahan dan banyaknya data-data yang hilang.
Sistem akuntansi dan pencatatan atas laporan keuangaan yang berbasis
komputerisasi agar memperoleh kemudahan, tidak hanya untuk kemudahan
kreditur dari kreditur, tetapi juga untuk pengendalian aset, kewajiban dan modal
serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya yang terjadi, sehingga
dapat dijadikan sebagai alat untuk mengambil keputusan usaha kedepannya.

IV. Saran
Usaha kerupuk sanjai amak haji adalah perusahaan manufaktur yang memiliki
beragam jenis siklus keuangan. Setiap siklus keuangan pada usaha kerupuk
sanjai amak haji tersebut memiliki beberapa kelemahan dalam pengendalian
internalnya.
Usaha Kerupuk Sanjai Amak Haji diharapkan dapat mencoba menerapkan
sistem akuntansi yang yang telah dirancang sesuai dengan enam pengendalian
internal yang memadai dan sedapat mungkin dapat menerapkan sistem informasi
akuntansi yang berbasis komputer.
V. Referensi
Romney, Marshall B.: “Accounting Information System 12th Edition”,
PEARSON, Inggris, 2012.

VI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai