Anda di halaman 1dari 4

TRIVIA 4

Endapan Epitermal High Sulfidation

Slide 1
Menurut Hedenquist dan White (1995) endapan epitermal dibedakan menjadi 2 yaitu
endapan epitermal sulfida rendah (low sulfidation) dan sulfida tinggi (high
sulfidation). Kedua sistem epitermal tersebut dibedakan berdasarkan mineralogi bijih,
mineral ikutan dan juga jenis fluida hidrotermal yang berinteraksi dengan host rock
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Model fluida high sulfidation dan low sulfidation (Corbett dan Leach,
1996)

Slide 2
Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host rock berupa batuan vulkanik
bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur berupa sesar secara regional
atau intrusi subvulkanik, kedalaman formasi batuan sekitar 500-2000 meter dan
temperatur 1000C-3200C. Endapan Epitermal  High Sulfidation terbentuk oleh sistem
dari fluida hidrotermal yang berasal dari intrusi magmatik yang cukup dalam, fluida
ini bergerak secara vertikal dan horizontal menembus rekahan-rekahan pada batuan
dengan suhu yang relatif tinggi (200-3000C), fluida ini didominasi oleh fluida
magmatik dengan kandungan acidic yang tinggi yaitu berupa HCl, SO2, H2S (Pirajno,
1992).
Gambar 2. Keberadaan sistem high sulfidation (http://repository.unisba.ac.id)

Slide 3
a.    Genesa dan Karakteristik
Endapan epitermal high sulfidation terbentuk dari reaksi batuan induk dengan fluida
magma asam yang panas, yang menghasilkan suatu karakteristik zona alterasi
(ubahan) yang akhirnya membentuk endapan Au+Cu+Ag. Sistem bijih menunjukkan
kontrol permeabilitas yang tergantung oleh faktor litologi, struktur, alterasi di batuan
samping, mineralogi bijih dan kedalaman formasi. High sulphidation berhubungan
dengan pH asam, timbul dari bercampurnya fluida yang mendekati pH asam dengan
larutan sisa magma yang bersifat encer sebagai hasil dari diferensiasi magma, di
kedalaman yang dekat dengan tipe endapan porfiri dan dicirikan oleh jenis sulfur yang
dioksidasi menjadi SO.

Gambar 3. Penampang tipikal tubuh bijih High Sulfidation yang memperlihatkan zona
inti silisik (Stoffregen, 1987; Steven and Ratté, 1960; White, 1991; dalam Hedenquist
et al., 2000).

Dalam kasus silisifikasi pada sistem endapan epitermal sulfida tinggi, proses
silisifikasi disertai dengan proses leaching sehingga kuarsa yang terbentuk
menghasilkan tekstur yang berongga (vuggy quartz). Tekstur vuggy quartz terbentuk
karena adanya reaksi antara fluida/uap (vapour) yang sangat asam (pH rendah)
dengan batuan samping. Fluida atau uap membawa cukup konsentrasi SiO2 dan
bersifat asam akan melarutkan material asal batuan secara ekstrim sehingga terganti
dengan SiO2 dengan tekstur berongga. Keterdapatan tipe urat berupa vuggy quartz
merupakan salah satu ciri dari endapan tipe epitermal sulfida tinggi (ephitermal high
sulfidation). Selain itu, keterdapatan mineral kaolin yang melimpah pada alterasi
argilik juga merupakan penciri dari tipe endapan ini. Endapan tipe epitermal sulfida
tinggi memiliki fluida hidrotermal yang cenderung bersifat asam, sehingga
menghasilkan tipe urat dominan vuggy quartz dan mineral yang terbentuk pada
kondisi asam seperti kaolinit.

Gambar 4. A Nikol Sejajar, Kenampakan petrografis vuggy quartz

Gamabar 5. B. Nikol Bersilang (Vug = Vuggy, Qz = Kuarsa)

Slide 4
b.   Interaksi Fluida
Epithermal High Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem magmatic-hydrothermal
yang didominasi oleh fluida hidrothermal yang asam, dimana terdapat fluks larutan
magmatik dan vapor yang mengandung H2O, CO2, HCl, H2S, and SO2, dengan
variabel input dari air meteorik lokal.

Gambar 6. Penampang Ideal Endapan Epitermal Menurut Buchanan (1981)


Sumber:
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/5640/08Bab3_Prihartini_1
0070111118_skr_2016.pdf?sequence=8&isAllowed=y
Rinal Khaidar Ali, Tri Winarno, Muhammad Ainurrofiq Jamalulail, Karakteristik
Alterasi dan Mineralisasi Tipe Epitermal Daerah Gunung Budheg dan Sekitarnya,
Tulungagung, Jawa Timur, Eksplorium, vol. 41 no. 1, pp. 1–14, 2020.

Anda mungkin juga menyukai