Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

TIM BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

KABUPATEN SEMARANG

2015

i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdullilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT


karena atas Ridho-Nya, kami dapat menyusun Pedoman
Pengorganisasian Tim bedah Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa Kabupaten Semarang. Tim bedah Rumah Sakit
Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang merupakan
wadah fungsional yang merupakan unit yang bertugas
membantu kelancaran pelayanan operasi
Kegiatan Tim bedah Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa Kabupaten Semarang merupakan kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku
semua pegawai sumber daya manusia ( SDM ) rumah sakit yang
sesuai dengan target kompetensi yang dimiliki masing – masing
pegawai.
Pedoman Pengorganisasian Tim bedah Sakit Umum
Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang ini disusun agar dapat
digunakan sebagai pedoman bagi RSUD Ambarawa dalam
membuat suatu perencanakan, pelaksanaan dan evaluasi ,
sehingga dapat menjamin mutu dan kualitas program
perencanaan SDM dan pengembangan SDM dalam mencapai
target peningkatan sumber daya manusia sesuai dengan
kompetensi masing- masing.
Pedoman ini belum sempurna, oleh karena itu, kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan untuk
menyempurnakannya.

Ambarawa, 1 Oktober 2015

Penyusun

ii
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
Jl. Kartini No 101 Telp (0298) 591022 Fax (0298) 591866
Email : ambarawa_rsud@yahoo.co.id
AMBARAWA - 50611

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


AMBARAWA

NOMOR : 800/2057b/2015

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM BEDAH

Disusun Oleh :

Achmad Choiri, S.Kep


NIP. 19770402 200604 1 009

Disetujui Oleh :

Dra. Sri Suwanti


NIP. 196508181991012001

Ditetapkan Oleh :

dr. Rini Susilowati, M.Kes, MM


NIP. 19610506 198910 2 001

iii
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
Jl. Kartini No 101 Telp (0298) 591022 Fax (0298) 591866
Email : ambarawa_rsud@yahoo.co.id
AMBARAWA - 50611

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


AMBARAWA

NOMOR : 800/2057b/2015

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM BEDAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA


KABUPATEN SEMARANG,
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan pasien dengan memberikan
pelayanan bedah yang nyaman, efektif, dan
aman bagi pasien yang menjalani pembedahan,
prosedur medis atau trauma yang menyebabkan
rasa nyeri, kecemasan dan stress psikis lain;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas,
perlu ditetapkan Pedoman pengorganisasian tim
bedah di Lingkungan Rumah Sakit Umum
Daerah Ambarawa Kabaten Semarang;
c. bahwa penetapan Pedoman pengorganisasian
tim bedah di Lingkungan RumahSakitUmum
Daerah Ambarawa Kabaten
Semarangsebagaimana tersebut pada huruf b,
perlu ditetapkan dan diatur dengan Keputusan
Direktur.
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 1441 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis /
Medical Record;
5. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 95
Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun
2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Ambarawa;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU :
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH AMBARAWA TENTANG PEDOMAN
PENGORGANISASIAN TIM BEDAH RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH AMBARAWA
KEDUA : Pedoman pengorganisasian Tim Bedah di Rumah Sakit
Umum Daerah Ambarawa dimaksud dalam
Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan ini.
KETIGA : Pedoman ini berlaku sebagai acuan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien di
Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa Kabaten Semarang.
KEEMPAT : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Ambarawa
pada tanggal : 1 Oktober 2015

DIREKTUR RSUD AMBARAWA


KABUPATEN SEMARANG,

RINI SUSILOWATI

v
Daftar Isi

PENDAHULUAN...............................................................................................................1
GAMBARAN UMUM........................................................................................................5
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN......................................................................8
STRUKTUR ORGANISASI RSUD AMBARAWA.................................................................10
STRUKTUR ORGANISASI TIM BEDAH INSTALASI BEDAH SENTRAL................................11
TATA HUBUNGAN KERJA..............................................................................................17
POLA KETENAGAAN......................................................................................................18
RAPAT...........................................................................................................................19
PELAPORAN..................................................................................................................20

vi
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Sumber Daya Manusia merupakan elemen organisasi yang
sangat penting. Sumber Daya Manusia merupakan pilar
utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam upaya
mewujudkan visi dan misinya. Karenanya harus dipastikan
sumber daya ini dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu
memberi kontribusi secara optimal. Maka dipelukanlah
sebuah pengelolaan yang sistematis dan terencana agar
tujuan yang diinginkan di masa sekarang dan masa depan
bisa tercapai. Tujuan manajemen Sumber Daya Manusia
adalah mengelola atau mengembangkan kompetensi personil
agar mampu merealisasikan misi organisasi dalam rangka
mewujudkan visi.
Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang
mempunyai kespesifikasikan dalam hal SDM, sarana
prasarana, dan peralatan yang dipakai. Sering rumah sakit
dikatakan sebagai organisasi yang padat modal, padat dumber
daya manusia, padat teknologi dan ilmu pengetahuan, serta
padat regulasi. Padat modal karena rumah sakit memerlukan
investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan yang ada.
Padat sumber daya manusia karena di dalam rumah sakit
terdapat berbagai profesi dengan jumlah karyawan yang
banyak. Padat teknologi dan ilmu penegtahuan karena di
dalam rumah sakit terdapat peralatan – peralatan canggih dan
mahal serta kebutuhan disiplin ilmu yang berkembang
dengan cepat. Padat regulasi karena banyak
regulasi/peraturan – peraturan yang mengikat berkenaan
dengan syarat – syarat pelaksanaan pelayanan rumah sakit.
Pada situasi ekonomi yang sangat kompetitif, kualitas produk
yang tinggi saja tidak cukup untuk memenangkan
pertarungan bisnis yang semakin ketat. Kunci untuk dapat
merebut hati pelanggan dan membuat pelanggan loyal adalah
menjual jasa kesehatan bermutu tinggi dengan kualitas
pelayanan excellent. Untuk dapat emnciptakan jasa kesehatan
yang prima institusi kesehatan harus didukung oleh SDM

1
yang profesional dengan kinerja sesuai harapan masyarakat.
Tanpa ketersediaan SDM yang handal dalam jumlah yang
memadai, institusi kesehatan akan sulit berkembang dan
bersaing untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
organisasinya sendiri. Untuk dapat bersaing, tidak ada opsi
terbaik selain investasi di bidang SDM menjadi prioritas
utama kita.

II. RUANG LINGKUP


Agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab, untuk itu dengan pembagian tugas
diharapakan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan
keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam
menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila
pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan , dan
tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang , maka tidak
mustahil menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan
pekerjaan itu.

III. DASAR HUKUM


a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 1441 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
b. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
c. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
558/Menkes /SK/VI Tahun 2002 tentang Pola Karir
Pegawai Negeri Sipil di Jajaran Kesehatan;
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045 Tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit Umum;

2
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
g. PerMenKes RI No 59.B/MenKes/Per/II/1998 tentang
Pengaturan cara-cara Akreditasi Rumah Sakit.
h. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun
2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Ambarawa.

IV. TUJUAN
A. Tujuan Umum
1. Pengorganisasian TIM bedah instalasi bedah sentral
dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan
yang dikehendaki dapat mencapai tujuan yang telah
diatur, disusun, ditetapkan.
2. Sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh dari
pengorganisasian ini adalah agar pelaksanaan kegiatan
bidang SDM dilakukan dengan lebih baih baik dan
teratur, koordinasi pelaksanaan, pekerjaan dapat lebih
baik,
3. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan
efisian dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai

B. Tujuan Khusus
1. Memberi tugas pekerjaan pada bidang SDM secara
koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanan
dengan mudah dan efektif. Koordinasi dibutuhkan
tatkala harus membagi unit kerja yang terpisah dan
tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi .
2. Melakukan perencanaan kegiatan bidang SDM untuk
semua pegawai sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
3. Melakukan tahapan monitoring dari kegiatan bidang
SDM baik in house training maupun diklat di luar
rumah sakit sehingga sesuai dengan kompetensi dari
masing-masing pegawai.
4. Melakukan evaluasi dari kegiatan bidang SDM yang
telah dilakukan oleh semua pegawai.

3
V. SASARAN
Sasaran dalam pedoman pengorganisasian TIM bedah instalasi
bedah sentral ini adalah semua sumber daya manusia bidang
pelayanan pembedahan di RSUD Ambarawa.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Deskripsi RSUD Ambarawa


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa dari waktu
kewaktu dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan berjalan
dengan lancar dan semakin mendapat kepercayaan dari berbagai
pihak. Kondisi ini tidak terlepas dari konsistensi RSUD Ambarawa
terhadap upaya pengembangan Rumah Sakit dengan berlandaskan
pada visi RSUD Ambarawa: “ Menjadi Rumah Sakit yang
berkualitas, terpercaya, dan kebanggaan bagi masyarakat “.
RSUD Ambarawa adalah rumah sakit Type C terletak di jalan
Kartini 101 Ambarawa dengan jumlah tempat tidur sebanyak 250
buah. Berdasarkan letak geografis diatas maupun faktor lainnya,
RSUD Ambarawa berada dalam posisi yang strategis sehingga
kepercayaan terhadap RSUD Ambarawa dari masyarakat sebagai
pelanggan terus meningkat.
. RSUD Ambarawa memperoleh prestasi lulus Akreditasi 16
Pelayanan pada tanggal 3 Januari 2012 dengan Nomor Sertifikat :
KARS – SERT/271/1/2012 .Juara I Lomba Citra Pelayanan Prima
Tingkat Kabupaten Semarang serta sertifikasi ISO 9001:2008 pada
bulan Juli 2012.
Pembangunan dan perbaikan sarana prasarana di berbagai
bidang secara menyeluruh disesuai dengan standar yang
disyaratkan oleh Tim Akeditasi. RSUD Ambarawa terletak di
kawasan kota Ambarawa tepatnya di Jalan Kartini 1A dengan
alamat email : ambarawa_rsud@yahoo.co.id, Website :
portal.semarangkab.go.id/rsuambarawa.

A. Sejarah RSUD Ambarawa


RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang berdiri sejak 1930,
milik Yayasan Katholik pada masa Pemerintahan Hindia Belanda,
kemudian pada tahun 1945 sebagian pengelolaan diserahkan
kepada Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II dan pada tahun
1956 secara keseluruhan rumah sakit diserahkan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat II Kab. Semarang.

5
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 203/ Men Kes/SK/II/1993, tanggal 23 Februari
1993 dan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kab
Semarang No: 203/2017/1993 RSUD Ambarawa berubah menjadi
Rumah Sakit Type C dengan kapasitas 124 TT.

Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa


pertama kali diperoleh pada tahun 1995 yaitu berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang Nomor
28 Tahun 1995 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II Semarang.

Berdasarkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II


Semarang Nomor 4 Tahun 1999 dan Persetujuan Menetri Dalam
Negeri Nomor 445/303/PUOD RSUD Ambarawa menjadi Rumah
Sakit Swadana Daerah dengan kapasitas tempat tidur 140 TT.

Berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor 4 Tahun


2002 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002
RSUD Ambarawa menjadi Rumah Sakit Swadana Daerah dengan
kapasitas tempat tidur 154 TT.

Berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor 1 Tahun


2004 pengelolaan swadana RSUD Ambarawa dicabut, diusulkan
untuk mendapat Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang baru.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang


Nomor 20 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa dengan struktur
Kepala RSUD Ambarawa Eselon IIb.

Pada tahun 2008 RSUD Ambarawa mengalami perubahan


Struktur Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tanggal 4 Januari
2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa.

Pada tahun 2011 RSUD Ambarawa mengalami perubahan


Struktur Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun 2011 tanggal 4 Januari 2011
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa.

6
Pada tahun 2011 RSUD Ambarawa menjadi PPK-BLUD
dengan status penuh dengan berdasarkan Keputusan Bupati
Semarang Nomor 445/0529/2011 tanggal 27 Oktober 2011 tentang
Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status penuh. RSUD Ambarawa
adalah milik Pemerintah Kabupaten Semarang yang terletak di
Jalan Kartini No.101 Ambarawa Kabupaten Semarang, dengan luas
lahan 12.000 m2. Penataan bangunan yang ada saat ini masih
dalam tahap pengembangan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
kapasitas dan kualitas pelayanan yang berkembang pesat baik
dilihat dari sisi internal (petugas pemberi pelayanan kesehatan)
maupun eksternal (pengunjung dan pasien) rumah sakit.

7
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN

A. VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RSUD AMBARAWA

1. Visi
Menjadi Rumah Sakit yang berkualitas, terpercaya dan
kebanggaan masyarakat.

1. Misi
a. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten.
b. Menyediakan peralatan, fasilitas, sarana prasarana yang
memadai.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh,
bermutu, bertanggung jawab dan bermanfaat bagi
masyarakat

2. Nilai
Ramah dalam bersikap;
Santun dalam berbicara;
Unggul dalam pelayanan;
Damai dalam perawatan;
Aman dalam lingkungan;
Merawat dengan ikhlas;
Bijak dalam bersikap;
Amanah dalam melaksanakan tugas;
Rapi dalam penampilan;
Asih dalam merawat;
Wajar dalam pembiayaan; dan
Arif dalam bertindak.

3. Moto
Moto RSUD Ambarawa
“ Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami “

B. VISI, MISI, DAN TUJUAN TIM BEDAH


1. Visi
Mewujudkan pelayanan yang bermutu dan profesionalisme

8
2. Misi
a. Memberdayakan sumber daya manusia yang ada untuk

mewujudkan pelayanan standar

b. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia

c. Meningkatkan sumber daya manusia sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

d. Mengupayakan peningkatan sarana prasarana pelayanan

sesuai dengan kebutuhan.

3. Tujuan

a. Mendukung pemerintah dalam meningkatkan kualitasi


pelayanan kesehatan masyarakat
b. Membentuk sumber daya manusia yang memiliki
kompentensi tinggi, integritas dan komitmen yang kuat
terhadap organisasi melalui pendidikan dan pelatihan
c. Tercapainya peningkatan pelayanan Anestesi.

9
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD AMBARAWA

10
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM BEDAH INSTALASI BEDAH SENTRAL

Struktur Organisasi Tim bedah instalasi bedah sentral mengacu


pada Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa.

DIREKTUR

WADIR PELAYANAN KOMITE MEDIS

SENTRAL
IGD KEPALA INSTALASI BEDAH PJ ANESTESI

IRI
KEPALA RUANG BEDAH
IRJ SENTRAL
ADMINISTRASI PERAWA
LABORAT
T
ANESTES
RONTGE KOORDINATOR I
N
FARMASI

KOORDINATOR
PELAYANAN
LOGISTIK LINEN

0K I OK II OK OK III OK IV OK V
INFEKSIUS

I. KEPALA INSTALASI BEDAH SENTRAL

1 Nama Dr Retno Wahyuningsih,Sp.M.


2 Unit Kerja IBS
3 Jabatan KEPALA INSTALASI BEDAH SENTRAL
1) Pendidikan spesialis
2) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
Dan Surat Ijin Praktek (SIP)
4 Kualifikasi
3) Berdedikasi tinggi
4) Mampu memimpin
-

11
URAIAN TUGAS

a. Tugas :
1) Merumuskan kebijakan teksnik, operasional dan stategik
dalam pengembangan serta peningkatan mutu pelayana IBS
2) Melaksanakan perencanaan, pembinaan dan
pengembangan IBS
3) Menyelenggarakan pembinaan, pengawasan, pengendalian
dan evaluasi terhadap pelayanan medis, administrasi
umum dan pelayanan non medis lainya di IBS.
4) Melaksanakan evaluasi standar mutu pelayanan IBS
5) Menyelenggarakan koordinasi dan kerja sama dengan
instalasi, pelayanan penunjang medis, perawatan dan
pelayanan non medis lainya.
6) Melaksanakan koordinasi pembinaan, pengawasan,
penilaian dan penyelesaian masalah dalam pelayanan
kepegawaian di IBS.
7) Membantu direktur RSUD Ambarawa dalam menjalin dan
mengembangkan kerjasama dengan IBS Rumah Sakit lain.

b. Tanggung jawab :
1) Pengembangan, implementasi, dan memelihara /
menegakkan (maintaining) kebijakan dan prosedur
2) Kelengkapan administrative
3) Memelihara/mempertahankan program pengendalian mutu
yang penting
4) Merekomendasikan sumber daya manusia untuk
pelayanan bedah
5) Memantau dan menelaah seluruh pelayanan anestesi
bedah.

II. MANAJER RUANG

1 Nama 1. Ahmad Choiri, S.Kep.


2 Unit Kerja IBS
3 Jabatan MANAJER RUANG
4 Kualifikasi - pendidikan S1 Keperawatan
- jujur
- disiplin

12
- loyal terhadap pimpinan

URAIAN TUGAS

a. Tugas :
1) menyusun rancangan kerja kepala ruang meliputi
perencanaan tenaga, peralatan dan pelatihan keperawatan
baik jumlah maupun kualifikasi selanjutnya diusulkan ke
kepala seksi keperawatan
2) menyusun jadwal dinas dan membagi mahasiswa sesuai
Tim pelayanan.
3) Melaksanakan orientasi pada karyawan baru dan
siswa/mahasiswa keperawatan.
4) Melaksanakan orientasi kepada passion/keluarganya
meliputi : penjelasan tent ik, tata tertib ruang rawat,
fasilitas yang ada dan car penggunaanya serta peraturan
yang berlaku.
5) Mengadakan pertemuan berkala sengan staf keperawatan
yang bertugas di ruang rawatnya
6) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar
selalu siap pakai
7) Mendampingi visite dokter dan mengkoordinasi bila ada
perubahan program pengobatan pasien.
8) Mengelompokkan dan menempatkan pasien sesuai
Timnya
9) Mengendalikan system pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan secara lengkap dan benar
10) Memberi motivasi kepada petugas dan memelihara
kebersihan lingkungan rawat inap
11) Membuat laporan bulanan mengenai pelaksanaan asuhan
dan pelayanan keperawatan disampaikan kepada kepala
seksi keperawatan.
12) Memberi penyuluhan kepada pasien/keluarga sesuai
kebutuhan dasar dalam batas kewenangannya
13) Melakukan penilaian kinerja staf keperawatan di ruang
tersebut
14) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang rawat

13
15) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
atasan
b. Tanggung jawab:
Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan di ruang
instalasi bedah sentral.

III. KOORDINATOR PELAYANAN

1. Tri Joko Sulistyo, S.Kep.


1 Nama
2. joko prasetyo, AMK
2 Unit Kerja IBS
3 Jabatan KOORDINATOR PELAYANAN
- pendidikan min DIII Keperawatan
- jujur
4 Kualifikasi
- disiplin
- loyal terhadap pimpinan

URAIAN TUGAS

a. Tugas :

1) Mengoordinasi kegiatan pelayanan bedah sesuai dengan


sumber daya manusia, sarana,prasarana dan peralatan
yang tersedia;
2) Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab kamar
operasi terkait.

b. Tanggung jawab :

1) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang


melaksanakan pelayanan;
2) Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan standar;
3) Menjamin dapat terlaksananya pelayanan bedah yang
bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien;
4) Menjamin terlaksananya program kendali mutu dan
kendali biaya;
5) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber
daya manusia secaraberkesinambungan.

IV. PENANGGUNG JAWAB KAMAR

14
1. Tutik Hidayati, S.Kep.
2. MM. Reni Puji Astuti,S.Kep
1 Nama 3. Suwartini, S.Kep.
4. Ida Rahmawati,S.Kep.
5. Nenni Erlyna,AMK.
2 Unit Kerja IBS
3 Jabatan PENANGUNG JAWAB KAMAR
- pendidikan min DIII Keperawatan
- jujur
4 Kualifikasi
- disiplin
- loyal terhadap pimpinan
URAIAN TUGAS

a. Tugas :

1) Melaksanakan pelayanan Bedah setiap hari;


2) Menginventaris sarana prasarana kamar operasi yang
menjadi tanggung jawabnya;
3) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan
kegiatan berkala.

b. Tanggung jawab :

1) Menjamin terlaksananya pelayanan bedah yang bermutu


dengan mengutamakan keselamatan pasien;
2) Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan
kegiatan di dalam kamar operasi;
3) Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan bedah dan
keselamatan pasien di dalam rumah sakit.

V. ANGGOTA

1 Nama 1. Sri Kusmiyati,S.Kep.


2. Ridwan Wahyudi,S.Kep
3. Eko Wanoto,AMK
4. Budi Riyanti,S.Kep.

15
2 Unit Kerja IBS
3 Jabatan ANGGOTA
- pendidikan min DIII Keperawatan
- jujur
4 Kualifikasi
- disiplin
- loyal terhadap pimpinan

URAIAN TUGAS

a. Tugas :

1) Melaksanakan pelayanan bedah setiap hari bersama


penanggung jawab kamar operasi;
2) Melakukan Koordinasi tim untuk pelayanan pasien

b. Tanggung jawab:

1) Bertanggung jawab kepada penanggung jawab kamar


operasi;
2) Pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai standar.

16
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam tatanan hubungan kerja dokter yang berkepentingan adalah


melakukan kerjasama/konsultasi kepada dokter anestesi dalam hal
pelayanan anestesi.

1. Dokter yang berkepentingan


Dokter bedah umum, dokter obsgyn, dokter THT, dokter Orthopedi,
dokter kulit dan kelamin, dokter mata, dokter bedah mulut yang
memerlukan tindakan anestesi untuk tindakan pembedahan
2. Dokter anestesi
Dokter anestesi melakukan anamnese, pemeriksaan fisik,
penunjang medis, assessment pra sedasi untuk mengetahui apakah
pasien bisa dilaksanakan anestesi atau tidak. Bila setuju
dilanjutkan pengelolaan anestesi, bila tidak setuju dilakukan
perbaikan K/U.
3. Pasien
Orang yang memerlukan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
pasien (tindakan anestesi dan tindakan bedah)
4. Kordinator Pelayanan
Orang yang melakukan koordinasi untuk kelancaran pelayanan
pembedahan di masing-masing kamar operasi

17
BAB VII
POLA KETENAGAAN

NAMA JABATAN KUALIFIKASI FORMAL DAN TENAGA YANG


NON FORMAL DIBUTUHKAN
KEPALA Pendidikan spesialis 1
INSTALASI
BEDAH
SENTRAL
MANAJER 1. Pendidikan S1 1
RUANG Keperawatan
2. Memiliki pengalaman
dalam kamar operasi
KOORDINATOR 1. Pendidikan minimal D3 2
PELAYANAN Keperawatan
2. Memiliki keterampilan
dan pengetahuan tentang
pelayanan pembedahan
KOMANDAN 1. Pega 5
KAMAR wai Negeri Sipil
2. Pendidikan D3
Keperawatan
3. Memiliki keterampilan
dan pengetahuan tentang
pembedahan
ANGGOTA 1. Pega 5
wai Negeri Sipil
2. Pend
idikan minimal D3
Keperawatan
3. Mem
iliki keterampilan dan
pengetahuan tentang
Pembedahan

18
19
BAB VIII
RAPAT

a. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang
yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan
dan memecahkan suatu masalah tertentu
b. Tujuan
1) Umum
Dapat membantu terselenggarannya pelaksanaan kegiatan Tim
bedah RSUD Ambarawa
2) Khusus
 Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pelayanan
bedah.
 Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang
terkait dengan kompetensi SDM
c. Kegiatan rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh Tim bedah dan dipimpin oleh Ka.
Instalasi Bedah Sentral, dihadiri oleh unit terkait. Rapat yang diadakan
ada 2 macam yaitu :
 Rapat terjadwal
Merupakan rapat yang diadakan oleh Tim bedah setiap hari pada
saat preconferen (sebelum pelayanan) dan pada saat pelaksanaan
one day off yaitu mi8inggu kedua dan keempat di hari sabtu.
 Rapat tidak terjadwal

Merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan diselenggarakan


oleh Tim bedah untuk membahas atau menyelesaikan
permasalahan tim bedah yang bersifat insiden.

20
BAB IX
PELAPORAN

A. PENGERTIAN
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk yang ada terkait dengan Tim bedah

B. JENIS LAPORAN
Laporan dibuat oleh administrasi Tim bedah adapun jenis laporan
yang dikerjakan terdiri dari :
1. Laporan kegiatan
2. Laporan peningkatan mutu

21

Anda mungkin juga menyukai