Anda di halaman 1dari 8

Nama : Risni Sri Wahyuni

NIM : P20624519029
Prodi : Profesi Bidan
Mata Kuliah : Asuhan remaja pranikah prakonsepsi
Dosen : Ibu herni kurnia, SST, M.Keb
Tugas : Resume konsep pemeriksaan fisik pranikah
A. Pengertian Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah proses mengevaluasi temuan anatomi melalui
penggunaan pengamatan, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Informasi yang diperoleh
harus dipadukan dengan riwayat dan patofisiologi pasien (Campbell,1994)
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan
komperehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan asuhan yang tepat bagi klien. (Dewi Sartika, 2010)
B. Teknik Pemeriksaan Fisik
1. Teknik Infeksi (Pemeriksaan dilakukan degan cara dilihat)
2. Teknik Palpasi (Pemeriksaan dilakukan dengan cara iraba)
3. Teknik Perkusi (Pemeriksaan dilakukan dengan cara diketuk)
4. Teknik Auskultasi (Pemeriksaan dilakukan dengan cara didengar)
C. Prinsip-prinsip Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksa berada di sisi kanan klien
2. Pada pemeriksaan bagian2 tertentu, dilakukan dari bagian terjauh terlebih dahulu.
Misalnya: ketika melakukan pemeriksaan mata, lakukan mata kiri terlebih dahulu
(dengan posisi pemeriksa sebelah kanan klien).
3. Pada dasarnya, pemeriksaan dilakukan secara cephalocaudal (Head to Toe)
4. Namun pada klien tertentu, bisa dilakukan bagian tertentu terlebih dahulu
(tergantung kasus).
Contoh: pada pasien anak, kita dapat melakukan pemeriksaan dada dan abdomen
terlebih dahulu. Karena anak biasanya akan kurang nyaman jika dilakukan
pemeriksaan secara lama. Sehingga jika anak menangis, biasanya mempengaruhi
suara bising usus atau paru-paru nya kurang
D. Anamnesis (kaji dan data subjektif)
1. Identiitas pasien meliputi (nama, umur, golongan darah, pekerjaan, agama,
pendidikan, suku/bangsa, dan alamat rumah.
2. Kaji adanya tanda bahaya pada pasien (jika ditemukan)
3. Catat keluhan utama pasien
4. Tanyakan riwayat kesehatannya (meliputi penyakit menurun, menahun, dan
menular)
5. Tanyakan pola kehidupan sehari-hari meliputi (pola nutrisi, eliminasi, aktifitas,
dan pola istirahat)
6. Tanyakan pada pasien riwayat menstruasinya (Menarche, durasi mentruasi, siklus
mentruasi, dan banyaknya darah saat menstruasi).
7. Tanyakan mengenai personal hygine pasien
8. Tanyakan mengenai riwayat alergi yang dimiliki pasien
E. Langkah-langkah Pemeriksaan Fisik Pranikah
1. Pesiapan diri, lingkungan dan tempat
a. Persiapan alat : Meteran, timbangan BB, penlight, stetoskop, arloji/stopwatch,
relfeks hammer, handscoon bersih/steril, tissue dan buku catatan.
b. Persiapan lingkungan yang nyaman dan menjaga privacy klien
c. Persiapan diri dengan mencuci tangan, dan APD bila diperlukan
2. Penilaian Keadaan Umum
a. Keadaan Umum
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai dengan peniaian keadaan umum
penderita yang mencakup kesan keadaan sakit, termasuk fasies
b. Keadaan Emosional
Diperoleh kesan apakah penderita dalam keadaan distres akut yang
memerlukanpertolongan segera ataukah dalam keadaan relatif stabil sehingga
pertolongan dapat diberikan setelah dilakukan pemeriksaan fisik yang lengkap.
c. Kesadaran
Kesadaran baru dapat dinilai bila penderita tidak tidur. Penilaian kesadaran
dapatdilakukan secara kulaitatif dan kuantitatif:
1) Penilaian secara kualitatif : Compos metis, apatis, somnolen, sopor, coma,
delirium.
2) Penilaian kesadaran secara kuantitatif menggunakan GCS (Glasgow
Comma Scale) Pemeriksaan ini dapat untuk menentukan tingkat keparahan
cedera otak yang terjadidengan melihat respon mata/eye (E),verbal (V),
dan gerakan/movement (M).
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Pengukuran Berat Badan
Berat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudah
diukur dan diulang, serta merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat.
b. Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan data tinggi
badansemua kelompok umur, agar dapat diketahui status gizi penduduk.Alat
pengukurtinggi badanyang digunakan adalahmicrotoise
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LLA) merupakan salah satu piliha nuntuk penentuan
status gizi. Alat yang digunakan adalah pita LLA sepanjang 33 cm dengan
ketelitian 0,1 cm atau meteran kain.
Jika LLA > 23,5 status gizi baik
Jika LLA <23,5 status gizi kurang (KEK)
4. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
a. Pengukuran Tekanan darah pasien
b. Penguuran suhu badan pasien
c. Pengukuran Respiratory Rate
d. Pengukuran nadi pasien
5. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
a. Pemeriksaan kepala dan wajah ( Rambut, mata, hidung, mulut, telinga)
1) Pemeriksaan Kepala dan Wajah
Tujuan : mengetahui bentuk dan fungsi kepala mengetahui yang terdapat di
kepala
Persiapan Alat : lampu, sarung tangan (jika diperlukan)
Prosedur pelaksaan : Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk,
kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala,
warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut.
Palpasi : adanya pembangkakan/penonjolan, dan tekstur rambut.
2) Pemeriksaan Mata
Tujuan : Mengetahui bentuk dan fungsi mata Mengetahui adanya kelainan
pada mata
Persiapan Alat : lampu, sarung tangan (jika diperlukan)
Prosedur pelaksaan : Inspeksi : bentuk bola mata, kesimetrisan, keadaan
kelopak mata, konjungtiva, sklera, keadaan pupil kiri dan kanan.
Palpasi : adanya massa (benjolan) dan adanya pembangkakan ataupun
edema di kelopak mata
3) Pemeriksaan Hidung
Tujuan : Mengetahui bentuk dan fungsi hidung Menentukan kesimetrisan
struktur dan adanya inflamasi atau infeksi
Persiapan Alat : Spekulum hidung Senter kecil Lampu penerang Sarung
tangan
Prosedur Pelaksanaan : Inspeksi : keadaan septum, bentuk, ukuran, warna,
kesimetrisan, pendarahan, pengeluaran cairan, polip dan kelainan yang
terjadi pada hidung
Palpasi dan Perkusi : frontalis dan maksilaris (bengkak, nyeri dan septum
deviasi)
4) Pemeriksaan Mulut
Tujuan : Mengetahui bentuk kelainan mulut
Persiapan Alat : Sudip lidah, Sarung tangan bersih Kasa, Lampu penerang
Prosedur Pelaksanaan:
Inspeksi dan Palpasi Struktur Luar : warna mukosa mulut dan bibir,
tekstur, lesi dan stomatitis
Inspeksi dan Palpasi Struktur Dalam : gigi lengkap/penggunaan, gigi palsu,
pendarahan/radang gusi, kesimetrisan, warna, posisi lidah dan keadaan
langit-langit.
5) Pemeriksaan Telinga
Tujuan : Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga,
dan fungsi pendengaran.
Persiapan alat: Arloji berjarum detik, Speculum telinga, Lampu kepala.
Prosedur pelaksanaan : Inspeksi : daun telinga, keadaan liang telinga,
tanda-tanda pendengaran, pengeluaran cairan, intregritas, warna dan fungsi
pendengaran.
palpasi : nyeri tekan pada kartilago dan tulang mastoid.
b. Pemeriksaan Leher ( Kelenjar limfa, kelenjar getah bening, area klavikula)
Tujuan : Menentukan struktur integritas leher ; Mengetahui bentuk leher serta
organ yang berkaitan ; Memeriksa sistem limfatik.
Persiapan Alat : Stetoskop Inspeksi : bentuk leher, kesimetrisan, adanya
pembengkakan, peningkatan JVP dan warna kulit
Prosedur Pelaksanaan: Inspeksi dan Auskultasi Arteri Karotis : lokasi pulsasi
Inspeksi dan Palpasi Kelenjar Tiroid : nodus/difus, pembesaran batas,
konsistensi, nyeri, gerakan/perlengketan pada kulit, kelenjar limfe (letak,
konsistensi, nyeri dan pembesaran) dan kelenjar parotis (letak dan
terlihat/teraba) Auskultasi : bising pembuluh darah
c. Pemeriksaan dada dan abdomen (Payudara, jantung, paru abdomen)
1. Prosedur Pelaksanaan : Sistem Pernapasan
Tujuan : Mengetahui frekuensi, sifat dan irama pernafasan, mengetahui
bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit dan dinding dada,
mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan dan traktil premitus.
Persiapan Alat : Stetoskop
Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas (frekuensi,
irama, kedalaman dan upaya pernafasan/penggunaan otot-otot bantu
pernafasan), warna kulit, lesi, edema dan pembengkakan/penonjolan
Palpasi : simetris, pergerakan dada, massa, lesi Perkusi : paru dan eksrusi
diafragma
Auskultasi : suara nafas, trakea dan bronkus
2. Sistem Kardiovaskular
Tujuan : Mengetahui ketidaknormalan denyut jantung, mengetahui bentuk
dan ukuran jantung secara kasar Mengetahui bunyi jantung normal dan
abnormal, mendeteksi gangguan kardiovaskular.
Persiapan Alat : Stetoskop Senter kecil Prosedur Pelaksanaan :
Palpasi : denyutan
Perkusi : ukuran, bentuk dan batas jantung Auskultasi : bunyi jantung dan
arteri karotis
3. Dada dan aksila
Tujuan : Mengetahui adanya massa atau ketidakteraturan dalam jaringan
payudara, mendeteksi awal adanya kanker payudara
Alat: Sarung tangan sekali pakai (jika diperlukan)
Prosedur: Inspeksi payudara : integritas kulit, warna kulit, adanya retraksi
(dimpling)
Palpasi payudara : bentuk, nyeri tekan, simetris, ukuran, aerolla, puting,
Inspeksi dan Palpasi Aksilla : nyeri, pembesaran nodus limfe dan
konsistensi
4. Pemeiksaan abdomen
Posisi Klien : berbaring
Tujuan : Mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut; Mendengarkan
suara peristaltik usus; Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam
rongga perut dan benjolan dalam perut
Alat dan Bahan : Stetoskop, Metlin/Pita pengukur Prosedur Pelaksanaan :
Inspeksi : simetris, kontur permukaan, warnna kulit, lesi, scar, distensi,
tonjolan, kelainan umbilicius dan gerakan dinding perut Auskultasi : suara
peristaltik (bising usus) di semua kuadran Perkusi semua Kuadran :
mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah jarum jam, perhatikan jika
klien merasa nyeri dan bagaimana kualitas bunyinya.
Perkusi Hepar : batas
Perkusi Limfa : ukuran dan batas
Perkusi Ginjal : nyeri
Palpasi semua Kuadran : massa, karakteristik organ, adanya asistes, nyeri
irregular, lokasi dan nyeri
d. Pemeriksaan Ekstremitas atas dan bawah
Tujuan : Memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian;
Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-
bagian tertentu
Posisi pasien berdiri / duduk/ berbaring
Prosedur Pelaksanaan Inspeksi Struktru Muskuloskletal : simetris, pergerakan,
kekuatan dan tonus otot , warna kuku.
Palpasi : denyutan aorta
Ekstremitas Bawah
Inspeksi Struktur Muskulokletal : simetris, pergerakan, kekuatan dan tonus
otot , pelebaran pembuluh darah
Palpasi : edema, denyutan aorta femoralis, aorta poplitea dan aorta derails
pedis
Perkusi: Reflex patella
e. Pemeriksaan Anoegenital (Vulva, vagina, kelenjar skene, kelenjar bartholini,
anus)
Tujuan : Melihat dan mengetahui organ-organ yang termasuk dalam genetalia,
mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, mengetahui kemajuan proses
persalinan pada ibu hamil, mengetahui kondisi anus dan rectum, menentukan
adanya massa atau bentuk tidak teratur dari dinding rektal.
Prosedur Pelaksanaan : Wanita -> Inspeksi Genetalia Eksternal : mukosa kulit,
integritas kulit, contour simetris, edema dan pengeluaran Inspeksi Vagina dan
Servik : massa dan pengeluaran Palpasi Vagina, Uterus
Pemeriksaan Anus dan Rektum : nyeri, massa edema, haemoroid,.
Pria -> Inspeksi dan Palpasi Penis : integritas kulit, massa dan pengeluaran
Inspeksi dan Palpasi Skrotum : integritas kulit, ukuran, bentuk, turunan, testes,
mobilitas, massa, nyeri dan tonjolan
Pemeriksaan Anus dan Rektum : feses, nyeri, massa, edema, haemoroid,
fistula ani, pengeluaran dan pendarahan.
F. Assesment/analisis
Setelah data terkumpul, jika ada hal yang bersifat patologis maka tegakkan diagnosa
berdarkan data dan pemeriksaan. Setelah itu identifikasi masalah potensial apa yang
akan terjadi dan buat antisipasi penanganannya/tindakan segera jika maslaah potensial
tersebut benar-benar terjadi.
Misalnya :
1. Diagnosa : Remaja pranikah, masalah : lemas, pandangan berkunang-kunang,
mengalami keputihan disertai gatal.
2. Data objektif : Skela anemis, muka tampak pucat, tekanan darah rendah. Dan hasil
pemeriksaan genital tampak merah, pengeluaran cairan keputihan dengan jumlah
banyak, berbau, dan berwarna.
3. Diagnosa/masalah potensial : Anemia dan keputihan akibat infeksi jamur atau
bakteri.
4. Antisipasi penanganan : Cek Hb, nutrisi adekuat, pemberian tablet tambah darah
(Fe) KIE tentang gizi seimbang, serta pengambilan spesimen cairan keputihan.,
KIE personal hygine
G. Planing
1. Lakukan tindakan segera dengan kolaborasi berasama laboratorium untuk
memeriksa :
a. Pemeriksaan darah rutin (Hb, trombosit, dan leukosit)
b. Untuk premarital screeneng dapat ditambah dengan pemeriksaan (golongan
darah, rhesus, thalasemia, hepatitis B dan C), serta pemeriksaan TORCH
(toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus, dan herpes simplek). Dan
pemeriksaan Urine.
2. Tindakan segara dengan rujukan ke dr. Sp.OG terkait masalah keputihan yang
dialami pasiean agar dapat lebih memastikan penyebabnya serta dapat diobati
dengan lebih efektif.
3. Pemberian vaksinasi TT
4. KIE mengenai pentingnya konsumsi gizi seimbang, dan personal hygine (cara
menjaga kebersihan organ reproduksi).

Anda mungkin juga menyukai