12 months ago
Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-nya maka
saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul “ Konsep Dasar dan
Motivasi Berwirausaha”.
Makalah ini di tulis mempunyai tujuan untuk sebagai bahan pembelajaran dan
sebagai salah satu sumber pengetahuan. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Kewirausahaan yang di berikan oleh Bapak Sulaiman Kurdi. S. Ag., M.M
Dalam penulisan makalah ini penulis minta maaf karena merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan dalam teknis penulisan maupun materi, karena keterbatasan penulis.
Untuk itu kritik dan saran harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1.3.Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
o Saran
o Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari – hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang
bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan “usahawan” atau
“wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karna jiwa dan sikap kewirausahaan tidak
hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berfikir
kreatif, dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti
petani, karyawan, pegawai, mahasiswa, guru dan pimpinan organisasi lainnya.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemapuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.
1. Rumusan Masalah
2. Apa pentinganya berkewirausahaaan sejak dini ?
3. Apa motivasi mahasiswa menjadi wirausahawan ?
4. Apa perbedaan esensial antara wirausahawan dengan karyawan/orang gajian ?
5. Apa keuntungan dan kelemahan menjadi wirausahawan ?
6. Apa yang dimaksud dengan Konsep cash flow quadrant oleh Robert T. Kiyosaki ?
1. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa puluh tahun lalu, ada yang berpendapat bahwa kewirausahaan tidak dapat
diajarkan, namun pada dekade terakhir ini entrepreneurship ( berkewirausahaan) telah
menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah dan menjadi mata kuliah wajib yang diajarakan
disebagian besar perguruan tinggi negeri maupun swasta, baik perguruan tinggi dalam
maupun luar negeri. Bahkan , di Indonesia telah diajarkan di berbagai kursus, seminar,
workshop, dan sejenisnya. Di negara-negara maju, baik di benua Eropa maupun Amerika
Serikat, setiap sepuluh menit lahir wirausahawan baru. Bahkan, pertumbuhan wirausaha
membawa peningkatan ekonomi luar biasa. Pengusaha-pengusaha baru itu telah memperkaya
pasar dengan berbagai produk barang dan jasa yang kreatif dan inovatif.
Transformasi pengetahuan berkewirausahaan telah berkembang pada dekade terakhir
ini. Demikian pula tren di negara-negara lain termasuk Indonesia, mata pelajaran atau mata
kuliah kewirausahaan telah diajarkan di beberapa sekolah menengah atas kejuruan, dan
berbagai perguruan tinggi, bahkan dijadikan sebagai kurikulum wajib, serta di berbagai
kursus bisnis dan koperasi menjadi materi ajar utama, bahkan menjadi salah satu konsentrasi
di program studi tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa berkewirausahaan dapat dijadikan
sebagai mata pelajaran atau mata kuliah yang dapat diajarkan, baik ditingkat sekolah dasar,
sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas kejuruan dan umum maupun di
perguruan tinggi. Tujuannya agar paradigma berfikir peserta didik berubah dan termotivasi
untuk menjadi seorang wirausahawan.
Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berjalan cepat pada decade terakhir
ini. Di Indonesia, kewirausahaan diajarkan diberbagai sekolah menengah atas kejuruan dan
berbagai perguruan tinggi. Kewirausahaan merupakan ilmu yang dapat diajarkan dari tingkat
sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Tujuannya adalah agar paradigma berpikir peserta
didik berubah dari berorientasi menjadi pegawai menjadi mau dan mampu menjadi
wirausaha.
Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara kesempatan kerja
tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja. Kesenjangan antara jumlah permintaan dan
penawaran kerja ini perlu kita pikirkan, lebih-lebih untuk tenaga kerja yang tidak terdidik,
tidak trampil, atau tenaga kerja berpendidikan rendah.
Di Negara-negara maju keinginan seseorang menjadi bos terhadap dirinya sendiri
cukup besar. Mereka ingin sukses tanpa harus ada dibawah perintah orang lain.
Keberanian seorang mahasiswa untuk berwirausaha seringkali didorong oleh dosen
yang mampu memberikan mata kuliah kewirausahaan secara praaktis dan menarik. Mereka
mampu membangkitkan minat mahasiswa untuk mulai berwirausaha.
4) Kemandirian : memiliki rasa bangga karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti
permodalan, mandiri dalam pengelolaan.
Wirausahawan :
1. Penghasilan bervariasi atau tidak teratur, sehingga pada tahap awal sulit mengatur ( tidak
merasa aman )
2. Memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi orang kaya
3. Pekerjaan bersifat tidak rutin
4. Kebebasan waktu yang tinggi ( tidak terikat oleh jam kerja )
5. Tidak dapat kepastian ( ketidakpastian tinggi ) dalam banyak hal termasuk meramalkan
kekayaan
6. Keativitas dan inovasi dituntut setiap saat
7. Ketergantungan rendah
8. Berbagai resiko tinggi
9. Terbuka peluang untuk menjadi bos
10. Tanggung jawab besar
Karyawan :
1. Memiliki penghasilan pasti atau teratur, sehingga mudah diatur ( rasa aman )
2. Peluang kaya relatif ( sangat tergantung kemujuran dan karier )
3. Pekerjaan bersifat rutin
4. Waktu tidak bebas ( terikat ) pada jadwal/jam kerja perusahaan
5. Ada kepastian ( dapat diprediksi ) dalam banyak hal, kekayaan dapat diramal/dihitung
6. Bersifat menunggu intruksi/perintah
7. Ketergantungan tinggi
8. Resiko relatif tinggi bahkan dapat diramalkan
9. Menjadi bos relatif sulit apalagi bekerja pada perusahaan keluarga
10. Tanggung jawab relatif
4) Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha- usaha yang konkret
5) Terbuka peluang untuk menjadi bos, minimal bagi dirinya sendiri
1) Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko
2) Harus bekerja keras dan dengan jam yang mungkin lebih panjang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berjalan cepat pada decade terakhir
ini. Di Indonesia, kewirausahaan diajarkan diberbagai sekolah menengah atas kejuruan dan
berbagai perguruan tinggi. Kewirausahaan merupakan ilmu yang dapat diajarkan dari tingkat
sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Tujuannya adalah agar paradigma berpikir peserta
didik berubah dari berorientasi menjadi pegawai menjadi mau dan mampu menjadi
wirausaha.
4) Kemandirian : memiliki rasa bangga karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti
permodalan, mandiri dalam pengelolaan
Wirausahawan :
Penghasilan bervariasi atau tidak teratur, sehingga pada tahap awal sulit mengatur ( tidak
merasa aman )
Karyawan :
Memiliki penghasilan pasti atau teratur, sehingga mudah diatur ( rasa aman )
4) Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha- usaha yang konkret
5) Terbuka peluang untuk menjadi bos, minimal bagi dirinya sendiri
1) Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko
2) Harus bekerja keras dan dengan jam yang mungkin lebih panjang
3.2 Saran
Dari makalah yang saya susun ini, saya berharap jiwa berwirausaha bangsaa indonesia
sudah tertanam sejak dini, supaya dapat melahirkan generasi muda yang mampu
berwirausaha. Yang mampu dan berani untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan membuka
usaha sendiri, sudah saatnya kita untuk bangkit dari seseorang yang diperintah ( pekerja )
tapi, sudah saatnya sekarang kita yang menjadi bos dari usaha kita. Karena, bangsa yang
maju adalah bangsa yang banyak memiliki wirausahawan-wirausahawan. Peran dari
pemerintah Indonesia juga sangat saya harapkan, untuk bisa lebih memperhatikan generasi-
generasi muda bangsa ini. Karena, generasi muda adalah penerus bangsa.
Daftar Pustaka
http://aqubocahpemimpi.blogspot.co.id/2012/11/kewirausahaan_5914.html
Share this:
Related
In "Paper"
In "Paper"
October 4, 2020
In "Paper"
Categories: Paper
Leave a Comment
Zavia Balqis
Back to top