Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH PEMBERIAN BUBUR KACANG HIJAU

KOMBINASI LABU KUNING PADA IBU


MENYUSUI DENGAN KELANCARAN
PRODUKSI ASI ( AIR SUSU
IBU ) DI POSKESKEL
“I “ KOTA SOLOK
TAHUN 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Meperolah Gelar Sain Terapan

OLEH

ANITA AMELIA SURIADI

1615301103

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2016/2017
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FORT DE KOCK
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN Laporan Tugas Akhir, Oktober
2017

ANITA AMELIA SURIADI


Pengaruh Pemberian Bubur kacang Hijau Kombinasi Labu Kuning Pada
Ibu Menyusui Dengan Kelancaran Produksi ASI ( Air Susu Ibu ) Di
Poskeskel “I” Kota Solok Tahun 2017
Vii + VII BAB + 50 halaman + 4 tabel + 2 skema + 15 lampiran

ABSTRAK
Masalah umum yang sering dialami ibu menyusui adalah permasalahan
dengan kelancaran produksi ASI. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor nutrisi ibu
pada saat hamil dan menyusui bayinya. Karena makanan yang kurang di konsumsi
oleh ibu akan berdampak pada asupan makan bayi . Tujuan penelitian ini adalah
Untuk melihat Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Hijau Kombinasi Labu Kuning
Pada Ibu Menyusui Dengan Kelancaran Produksi ASI (Air Susu Ibu) Di
Poskeskel “I” Kota Solok Tahun 2017.
Penelitian ini adalah quasi eksperiment atau percobaan dengan rancangan
penelitian Pre Test dan Post Test. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan
metode purposive sampling dengan jumlah sampel 10 orang dari 24 orang ibu
hamil..Data diambil dengan menggunakan observasi, wawancara dan perlakuan
kepada responden, yang dilakukan dari 27 September - 3 Oktober 2017.
Dari hasil penelitian ini didapatkan rata-rata responden sebelum diberikan
bubur kacang hijau kombinasi labu kuning sebanyak 6,90 sedangkan nilai rata-
rata setelah diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning adalah 13,70.
Terdapat perbedaan rata-rata antara sebelum dan setelah pemberian bubur kacang
hijau kombinasi labu kuning, sedangkan Pvalue = 0,000.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang diberikan bubur
kacang hijau kombinasi labu kuning dapat menlancarkan produksi ASI di Wilayah
Kerja Poskeskel “I” Kota Solok Tahun 2017. Diharapkan bagi ibu menyusui agar
sering mengkonsumsi bubur kacang hijau kombiansi labu kuning agar dapat
memperlancar produksi ASI.

Daftar bacaan : 17(2007 –2017)


Kata kunci : kelancaran ASI, Ibu Menyusui.
MIDWIFERY DIV PROGRAM STUDY
HEALTH SCIENCE FORT DE KOCK BUKITINGGI
Research, Oktober 2017

ANITA AMELIA SURIADI

The influence of the green bean porridge combination yellow squash on the
production suckle with the breastfeeding ( milk mother ) in poskeskel ”i” city
Solok in 2017
vii + vii chapter + 50 homes + 4 table + 2 the scheme + 15 appendix ~

ABSTRACT
A problem common often experienced nursing mother is problem with
the breastfeeding production. This can be influenced by a factor of nutrition
mother during pregnancy and nurse her baby. Because food is less consumed by
mrs will have an impact on intake of feeding an infant. The purpose of this
research is to see the influence of the green bean porridge combination yellow
squash on the production suckle with the breastfeeding ( milk mother ) in
poskeskel “I” city solok in 2017..
Research is a quasi eksperiment or experiment design pre test and
research post test . In this research samples taken by method purposive sampling
with the total sample 10 people from 24 the pregnant women . Data taken by
using observation , Interviews and treatment to respondents , done by 27
september - 3 october 2017 .
The research is obtained rata-rata respondents before it was given green
bean porridge combination yellow squash about 6,90 while value rata-rata having
given green bean porridge combination yellow squash is 13,70.There is a
difference rata-rata before and after the green bean porridge combination yellow
squash, while pvalue = 0,000.
From the above it can be concluded that mother parturition given green
bean porridge combination yellow squash menlancarkan breastfeeding can
production in the work area poskeskel ”i”city solok in 2017 . Expected to nursing
mother that often consume green bean porridge kombiansi yellow squash in order
to facilitate breastfeeding production .

Reading list: 17 ( 2007-2017 )


password: smoothness breastfeeding , a nursing mother
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga pada semua

umatnya sampai akhir zaman, amin.

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan. Laporan Tugas Akhir

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Hijau Kombinasi labu

Kuning Pada Ibu Menyusui Dengan Peningkatan Produksi ASI ( Air Susu

Ibu ) Di Pustu “I” Kota Solok Tahun 2017”.

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari bebagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Nurhayati, S. ST. M. Biomed selaku ketua STIKes Fort De Kock

Bukittinggi sekaligus sebagai penguji Iyang telah memberikan fasilitas

kelancaran pendidikan serta telah memberikan banyak masukan pada penulis

dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Ibu Zuraida S.ST, M.Biomed selaku Ketua Program Sudi D IV Kebidanan

STIKes Fort De Kock Bukittinggi yang telah memberikan motivasi kepada

kami selama perkuliahan.


3. Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes sebagai pembimbing I yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaianLaporan Tugas Akhir

ini.

4. Novi Wulan Sari, S.ST sebagai pembimbing II yang telah membantu dan

membimbing penulis dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.

5. Dosen dan Staf STIKes Fort De Kock Bukitinggi yang telah memberikan

ilmu, bekal dan bimbingannya selama perkuliahan dalam pendidikan.

6. Teristimewa kepada ayahanda dan ibunda beserta seluruh keluarga tercinta,

serta orang yang tersayang yang telah begitu sabar membantu, berkorban,

memberi dorongan, motivasi dan semangat bagi penulis baik moril maupun

materil serta doa yang tulus dan kasih sayang.

7. Semua sahabat dan rekan – rekan mahasiswa Program D IV Kebidanan

STIKes Fort De Kock Bukitinggi yang telah memberikan semangat dan

kerjasama yang baik dalam menyusun Laporan Tugas Akhirini.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan hidayah-Nya. Penulis

menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca

sehingga kesempurnaan tersebut dapat terpenuhi. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi

kita semua.

Bukittinggi, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................. v
DAFTAR SKEMA...……………………………………………….. vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 3
C. Tujuan Penulisan.............................................................. 3
D. Manfaat Penelitian........................................................... 4
E. Ruang lingkup.................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Fisiologis laktasi............................................................. 7
B. Defenisi ASI.................................................................... 7
C. Hal-hal yang dapat meningkatkan oksitosin.................... 9
D. Tahap-tahapan produksi ASI........................................... 9
E. Manfaat ASI bagi Bayi.................................................... 10
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi ASI......................... 12
G. Sifat ASI.......................................................................... 14
H. Kacang Hijau................................................................... 16
I. Labu Kuning.................................................................... 19
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep…………………………...................... 21
B. Defenisi Operasional…………………........……………. 22
C. Hipoteseis……………………….........………………..... 23

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian………….……………....…………...... 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................... 25
C. Populasi............................................................................. 25
D. Sampel............................................................................... 25
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian....................................... 26
F. Teknik Pengumpulan Data............................................... 26
G. Pengolahan Data............................................................... 28
H. Analisi Data……………...…………............................... 29
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................... 31
B. Hasil Penelitian............................................................... 31

BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat........................................................... 35
B. Analisis Bivariat............................................................. 38

BAB VII PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................... 43
B. Saran................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari

duktulus yang baru, percabangan-percabangan dan lobus, yang

dipengaruhi oleh hormon-hormon placenta dan korpus luteum. Hormon-

hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah

prolaktin,lactogen plasenta,korionik gonadotropin, insulin, kortisol,

hormon paratiroid, hormon pertumbuhan (Dewi Laelatul Badriah, M.Kes.,

AIFO).

Menurut WHO/UNICEF, standar emas pemberian makan pada bayi

dan anak adalah mulai segera menyusui dan dalam 1 jam setelah lahir.,

menyusui bayi secara ekslusifsejak lahir sampai dengan umur 6 bulan, dan

mulai umur 6 bulan bayi mendapatkan Makanan Pendamping Asi (MP-

ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan

meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan atau lebih. Menyusui

secara ekslusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88%

pada bayi uang berusia kurang dari 3 bulan, sebanyak 31,36% (82%) dari

37,94% anak sakit, karena tidak menerima ASI Ekslusif. Investasi dalam

pencegahan BBLR, Stunting dan meningkatkan IMD dan ASI Ekslusif


berkontribusi dalam menurunkan resiko obese dan penyakit kronis

(Kementrian kesehatan RI direktorat gizi masyarakat, 2016).

Produksi ASI bergantung pada kerja hormon dan refleks menyusui.

Selama kehamilan terjadi perubahan pada hormon yang berfungsi

mempersiapkan jaringan kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Segera

setelah melahirkan, bahkan dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan, terjadi

perubahan hormonal yang menyebabkan payudara mulai memproduksi

ASI. Selain karena kerja hormon, produksi ASI juga ditentukan oleh

refleks isapan bayi. Isapan bayi mengakibatkan terjadinya dua refleks yang

menyebabkan ASI keluar pada saat dan jumlah yang tepat. Refleks

produksi ASI atau reflek prolaktin adalah proses yang terjadi dari

perangsangan payudara sampai pembuatan ASI. Hormon yang berperan

dalam proses ini adalah hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar

hipofisa bagian depan yang berada di dasar otak. Hormon prolaktin akan

merangsang kelenjar payudara untuk memproduksi ASI yang tersimpan di

alveolus. hormon oksitosin berasal dari belakang (posterior) kelenjar

hipofisa. Seperti halnya prolaktin, oksitosin juga dihasilkan bila ujung

saraf sekitar payudara dirangsang oleh hisapan. Bayi tidak akan

mendapatkan Asi yang cukup bila hanya mengandalkan refleks prolaktin

saja. Kedua refleks harus berjalan seimbang (Dr.Sandra

Fikawati,dkk,2016)

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosea yang

cukup penti ng di Indonesia. Posisinya menduduki tempat ketiga setelah

kacang kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau (phaseolus radiates)


merupakan tanaman berbatang basah yang tumbuh pendek. Kacang

berbentuk jorong dengan panjang 2-4 cm. Kulit biji tebal, berwarna coklat

muda atau tua, bagian tengah berbintik putih, dan dilingkari warna hitam.

Berdasarkan jumlah proteinnya merupakan penyusun utama kedua setelah

karbohidrat. Kacang hijau mengandung 20-25% protein. Protein pada

kacang hijau mentah memiliki daya cerna sekitar 77%. Daya cerna yang

tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan oleh adanya zat antigizi, seperti

antitripsin dan tanin (polifenol) pada kacang hijau. Peningkatan kedua

hormon ini dipenmgaruhi oleh protein yaitu polifenol dan asam amino

yang ada pada kacang hijau yang juga mempengaruhi hormon prolaktin

untuk memproduksi Asi dengan cara merangsang alveoli yang bekerja

aktif dalam pembentukan Asi. Peningkatan hormon oksitosin akkan

membuat Asi mengalir deras dibanding dengan biasanya. Selain itu kacang

hijau mempunyai kandungan B1 yang sangat bermanfaat untuk ibu

menyusui ( Dr.Sandra Fikawati,dkk,2016)

Berdasarkan penelitian Vemelya Sandha Aditama,dkk faktor yang

mempengaruhi produksi ASI menunjukkan faktor makanan 47%, faktor

pola istirahat 69,5%, faktor pemberian ASI 94,9%, dan faktor perawatan

payudara 100%. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

produksi ASI adalah perawatan payudara, frekuensi penyusunan

(pemberian ASI) dan pola istirahat. Berdasarkan survey awal yang

dilakukan pada polondes “I” dengan persalinan selama periode desember

sebanyak 24 orang ibu bersalin. Survey awal yang dilakukan dengan

melakukan wawancara kepada 6 orang ibu bersalin, ibu bersalin tersebut


memberikan susu formula karena ibu merasa ASI nya tidak cukup untuk

sang bayi.

Berdasarkan uraian tersebut penulis melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Bubur Kacang Hijau Kombinasi Labu Kuning Dengan

Peningkatan Produksi ASI Di Pustu “I” Kota Solok Tahun 2017 ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan yaitu

produksi ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain imtek makanan,

istirahat, psikologi dan umur bayi.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh bubur kacang hijau pada ibu

menyusui dengan peningkatan produksi ASI di pustu “D” Kota Solok

Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui produksi ASI sebelum pemberian bubur

kacang hijau kombinasi labu kuning.

b. Untuk mengetahui produksi ASI setelah pemberian bubur kacang

hijau kombinasi labu kuning.


c. Untuk mengetahui adakah pengaruh bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning pada ibu menyusui dengan peningkatan

produksi ASI setelah dan sebelum pemberian.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk mengembangkan Imu Pengetahuan dan mengaplikasikan

Pengaruh Bubur Kacang Hijau Kombinasi Labu Kuning Dengan

Peningkatan Produksi Asi di Pustu “I” Kota Solok Tahun 2017.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

wawasan sebagai acuan untuk pengembangan dan peningkatan dalam

penelitian sebelumnya.

3. Bagi Ibu Menyusui

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi

ibu menyusui bahwa bubur kacang hijau kombinasi labu kuning

mampu membantu ibu dalam peningkatan produksi asi.


E. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukakn untuk mengetahui adakah Pengaruh

Bubur Kacang Hijau Kombinasi Labu Kuning Pada Ibu Menyusui Dengan

Peningkatan Produksi ASI di Pustu ”I” Di Kota Solok. Jenis penelitian ini

adalah quasi eksperimen dengan rancangan pretes dan postest dan data

dianalisis dengan analisis univariat ddan bivariat dengan Uji t-test

dependen. Penelitian direncanakan dilakukan pada bulan September 2017

dengan cara observasi ,wawancara, dan perlakuan. Populasi dan sampel

adalah ibu menyusui dan bayi 0-6 bulan. Teknik pengambilan sampel

dengan purposive sampling.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Fisiologi Laktasi

1. Defenisi

Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesteron

menginduksi perkembangan alveoli dan duktus lactiferous di dalam

payudara, serta merangsang produksi kolostrum. Produksi ASI tidak

berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon

estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen ini memungkinkan naiknya

kadar prolaktin dan produksi ASI. Produksi prolaktin yang

berkesinambungan disebabkan oleh menyusunya bayi pada payudara ibu

(Ari Sulistyawati, 2009).

Sel-sel otak janin sudah tumbuh dan berkembang sejak bulan

pertama dalam kandungan. Lalu membelah dengan cepat mencapai 100

miliar sel, sambil berkembang sesuai tempat dan fungsi masing-masing.

Sejak kehamilan enam bulan, sel-sel itu saling berhubungan membentuk

berbagai rangkaian fungsional yang kompleks, ibarat rangkaian microchip

komputer. Proses itu berlangsung sangat cepat dan kompleks sampai umur

tiga tahun, melambat di usia sekolah dan remaja (Ari Sulistyawati, 2009).

Pada awal bulan, bayi beresiko terhadap berbagai penyakit, Air

Susu Ibu (ASI) ekslusif membantu melindungi terhadap diare dan infeksi

lainnya. ASI minimal diberikan minimal 6 bulan tanpa makanan


pendamping ASI (PASI) inilah yang disebut ASI ekslusif (Proverawati

Atikah ,dkk, 2010)

Proses menyusui secara penuh tidak segera terjadi setelah ibu

melahirkan. Selama dua atau tiga hari pertama sesudah melahirkan

dikeluarkan kolostrum dalam jumlah sedikit. Pada hari-hari berikutnya

terjadi peningkatan cepat sekresi ASI, yang pada umumnya mencapai

puncak pada akhir minggu pertama sesudah melahirkan. Pada ibu yang

untuk pertama kali melahirkan (primipara), hal ini baru terjadi pada kinggu

ketiga atau lebih. Oleh sebab itu, dua minggu atau tiga minggu pertama

merupakan periode perkenalan yang lanjutkan dengan periode

pemeliharaan yang berlangsung lebih lama (Almatsier sunita, 2011)

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi pada usia 6 bulan pertama

kehidupannya. Semua kebutuhan nutrisi yaitu protein, karbohidrat, lemak,

kekebalan tubuh dari ibu yang dapat melindungi bayi dari penyakit

penyebab kematian bayi diseluruh dunia seperti diare, ISPA dan radang

paru-paru. Di masa dewasa, terbukti bahwa bayi yang diberi ASI memiliki

resiko rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,

diabetes tipe 2 dan obesitas. Sehingga WHO sejak 2001

merekomendasikan agar bayi mendapat ASI ekslusif sampai umur 6 bulan

(Sandra Fikawati,dkk, 2015).

2. Hal-hal Yang Dapat Meningkatkan Oksitosin


a. Ibu dalam keadaan tenang

b. Mencium dan mendengarkan celotehan bayi atau tangisannya

c. Melihat dan memikirkan bayinya dengan perasaan kasih sayang

d. Ayah menggendong bayi dan diberikan kepada ibu saat akan

menyusui dan menyendawakannya

e. Ayah menggantikan popok dan memandikannya

f. Ayah bermain, menggendong, mendendangkan nyanyian, dan

membantu pekerjaan rumah tangga

g. Ayah memijat bayi

3. Hal –hal Yang Dapat Mengurangi Produksi Oksitosin

antara lain :

a. Ibu merasa takut jika menyusui akan merusak bentuk payudara

b. Ibu bekerja

c. Ibu merasa khawatir produksi ASI-nya tidak cukup

d. Ibu merasa kesakitan, terutama saat menyusui

e. Ibu merasa sedih, cemas, kesal, dan bingung

f. Ibu merasa malu untuk menyusui

g. Suami atau keluarga kurang mendukung dan mengerti ASI

4. Tahapan – Tahapan Produksi ASI

Perkenalan dan pemeliharaan menyusui merupakan proses

yang melibatkan sarap hormon. Menyusui melibatkan sarap sensori

(perasa) di dalam puting susu, sumsum tulang belakang, hipotalamus,


dan kelenjar pituitari dengan berbagai jenis hormonnya. Produksi ASI

terjadi dalam dua tahap :

a. Seksresi ASI

b. Pengaliran ASI melewati sistem duktus (Almatsier sunita, 2011)

5. Manfaat ASI Bagi Bayi

ASI dirancang sempurna untuk memenuhi kebutuhan bayi.

ASI mengandung prebiotik oligosakarida, zat yang menberikan makan

bakteri baik sehingga ada di perut. Bakteri ini bekerja melawan virus,

sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi yang masuk lewat

saluran pencernaan. ASI membantu perkembangan kecerdasan bayi

ibu (Hartuti, 2009)

Mengapa memilih untuk memberikan ASI :

a. ASI bersifat alami

b. ASI mengandung semua gizi dan antibodi yang diperlukan

bayi

c. Riset menunjukkan bahwa ASI mengurangi resiko

diabetes dan leukimia dini

d. Menyusi membantu melindungi bayi dari infeksi saluran

pernafasan dan telinga serta beberapa jenis alergi, seperti

asma dan aksim

e. Riset menunjukkan bahwa bayi yang ASI, cenderung tidak

kegemukan saat dewasa kelak.


6. Produksi ASI

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari

duktus yang baru, percabangan-percabangan dari lobulus, yang

dipengaruhi oleh hormon-hormon placenta dan korpus luteum.

Hormon-hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan

adalah prolaktin,lactogen placenta,korionik gonadotropin, insulin,

kortisol, hormon tiroid, hormon paratirois, hormon pertumbuhan

(Badriah dewi laelatul, 2011)

ASI dihasilan oleh kelenjar payudara wanita melalui laktasi.

Keberhasilan laktasi ini dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat

kehamilan berlangsung. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh

perkembangan payudara saat lahir dan pubertas. Sedangkan kondisi

pada saat kehamilan yaitu trimester II dimana payudara mengalami

pembesaran oleh karena pertumbuhan dan diferensiasi oleh

lobuloalveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran

payudara ini hormon prolaktin dan lactogen placenta aktif bekerja

dalam memproduksi ASI.

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang

oleh isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan

tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi

sejumlah prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan

pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung

pada let down reflex, dimana isapan puting dapat merangsang serabut

otot halus dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat
mengalir secara lancar. Keluarnya air susu terjadi sekitar hari ketiga

setelah bayi lahir, dan kemudian terjadi peningkatan aliran susu yang

cepat pada minggu pertama, meskipun kadang-kadang agak tertunda

sampai beberapa hari (Proverawati atikah, 2010).

7. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

a. Nutrisi

b. Psikologi

c. Kesehatan

d. Pengetahuan dan pendidikan tentang pantangan, kesukaan,

kebutuhan

e. Sosial ekonomi

f. Bayi tidak mau menyusu

g. Masalah pada payudara (Medical Book, 2008)

8. Sifat ASI

a. Kandungan Dasar

Hasil-hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa ASI

mengandung lebih dari 100 komponen-komponen penting. Pada

dasarnya ASI merupakan larutan protein, gula, dan garam-garam

dengan suspensi ikatan-ikatan lemak. Komposisi gizi ASI berbeda

antara ibu menyusui, antara satu periode laktasi ke periode kaltasi ke

periode lain, bahkan pada waktu berbeda di satu hari ( Almatsier

sunita, 2011).
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen

ASI sangat rumit dan lebih dari 1000 biologi komponen unik, yang

memainkan peran utama dalam perlawanan penyakit pada bayi.

Meskipun tidak semua keuntungan dari semua komponen yang telah

sepenuhnya diteliti atau belum ditemukan, berikut daptar elemen

penting ASI :

1) Kolostrum

Cairan susu kental berwana kekuning-kuningan yang

dihasilkan pada sel alveoili payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas

pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir yang belum

mampu menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak

terlalu banyak tetapi kaya akan gizi dan sangat baik bagi bayi.

2) Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit

dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih

banyak mengandung whey dari pada casein sehingga protein ASI

mudah dicerna. Sedangkan pada susu sapi kebalikannya.

3) Lemak

Lemak ASI adalah penghasil kalori (energi) utama dan

merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih

mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Penelitian

OSBORN membuktikan, bayi tidak dapat mendapatkan ASI lebih

banyak menderita penyakit jantung koroner di usia muda.


4) Laktosa

Merupakan karbohidrat utama pada ASI. Fungsinya sebagai

sumber energi, meningkatkan absorbsi kalsium dan merangsang

pertumbuhan lactobacillus bifidus.

5) Laktosa

Konsentrasi vitamin A berkisar pada 200 IU/dl.

6) Zat Besi

Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5-1,0 mg

/liter), bayi yang menyusui jarang kekurangan zar besi (anemia).

Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI yang lebih mudah diserap.

7) Taurin

Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmiter,

berperan penting dalam maturasi otak bayi. DHA dan ARA

merupakan bagian dari kelompok molekul yang dikenal sebagai

omega fatty acids. DHA adalah sebuah blok utama bangunan

utama di otak sebagai pusat kecerdasan dan di jala mata

(Proverawati atikah,dkk,2010).

b. Volume ASI

Di Amerika Serikat konsumsi ASI bayi sehat adalah sebnyak

340 hingga 1000 ml sehari, dengan rata-rata sebnyak 600 ml hingga

800 ml sehari. Menurut Sudrajat Suryaatmaja, volume ASI pada tahun

pertama kelahiran adalah sebanyak 400-700 ml sehari, sedangkan ada

tahun kedua sebnyak 200-400 ml sehari. Sesudah itu volume ASI akan
semakin menurun yaitu kurang lebih 200 ml sehari. Produksi ASI

sehari anak pertama lebih sedikit daripada anak kedua, masing-masing

sebanyak 580 ml dan 654 ml sehari. Ibu melahirkan bayi kembar

menunjukkan kemampuan memproduksi ASI yang lebih tinggi.

Kekurangan asupan makanan berat dapat menurunkan produksi ASI

(Almatsier sunita, 2011 ).

9. Durasi Pemberian ASI

Sebelum tahun 2001, WHO merekomendasikan pemberian

ASI ekslusif selama 4-6 bulan sambil memberikan MPASI pada umur

tersebut. Pada tahun 2000, WHO melakukan telaah kembali terkait

kelebihan dan kekurangan pemberian ASI ekslusif selama 4 bulan dan

6 bulan. Sejak tahun 2001, WHO merekomendasikan pemberian ASI

ekslusif menjadi 6 bulan. WHO menyatakan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan bayi yang diberikan ASI ekslusif menjadi 6 bulan.

WHO menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan bayi yang

diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tetap baik dan tidak mengalami

defisit pertumbuhan BB dan PB jika dibandingkan dengan bayi yang

diberikan ASI eksklusif yang lebih singkat (3-4 bulan) (WHO, 2015)

Durasi pemberian ASI ekslusif yang dianjurkan oleh WHO

adalah 6 bulan. Untuk mencapai durasi pemberian 6 bulan tersebut

tenyata bukan hal yang mudah. Hal ini terbukti dengan masih

rendahnya prevalensi pemberian ASI ekslusif di Indonesia yang

berkisar antara 10-30%. Keberhasilan oemberian ASI ekslusif 6 bulan


ditentukan oleh banyak faktor. Studi kualitatif Fikawati dan Syafiq

(2009) mengenai faktor penyebab dan keberhasilan menyusui

mengungkap bahwa faktor pendidikan, pengetahuan dan pengalaman

ibu adalah faktor predisposisi yang berpengaruh positif terhadap

keberhasilan ASI ekslusif, sedsngkan IMD adalah faktor pemungkin

yang kuat terhadap keberhasilan ASI ekslusif (Sandra

Fikawati,dkk,2015)

10. Kacang Hijau

Nama ilmiah Phaseolus radiatus. Ciri-ciri umum merupakan

tanaman berbatang basah yang tumbuh pendek. Kacang berbentuk

jorong dengan panjang 204 cm. Kulit tebal, berwarna coklat muda dan

tua bagian tengah berbintik putih dan dilingkati warna hitam. Bagian

yang digunakan yaitu kacang atau biji kacang. Kandung kimia yang

terkandung dalam kacang hijau yaitu vitamin B1 yang berkasiat

sebagai deuretik (journal penelitian, Sundari tri, 2009).

Kandungan gizi pada kacang hijau yang wajib diketahui para

ibu atau orangtua.

1. Karbohidrat

Saat seorang wanita hamil dan menyusui, maka kebutuhan

kalori dalam tubuh meningkat drastis sehingga diperlukan asupan

makanan yang menunjang nutrisi ibu menyusui salah satunya

adalah kacang hijau sebagai pelancar ASI. Kacang hijau memiliki

kandungan karbohidrat yang tinggi mencapai angka 62,90


gram/100 gram karbohidrat. Sari pati pada kacang hijau akan

mengubah kalori menjadi energi yang sangat bermanfaat bagi

tubuh anda selama menyusui.

2. Protein

Ibu menyusui membutuhkan asupan protein tinggi untuk

memproduksi ASI lebih banyak. Protein tersebut bisa didapatkan

dari berbagai jenis makanan seperti sup daging atau ikan laut.

Anda pun bisa mendapatkan nutrisi ibu menyusui dari

mengkonsumsi kacang hijau sebagai pelancar ASI sebab

kandungan protein dalam kacang hijau adalah 22 gram/100 gram

sehingga sangat baik untuk pertumbuhan bayi.

3. Lemak

Kandungan lemak tak jenuh pada kacang hijau adalah 73%

sehingga aman dikonsumsi untuk membentuk koleterol baik yang

dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, lemak tak jenuh juga akan

membantu meningkatkan jumlah panjang akson, dendrite serta

neuron yang bisa meningkatkan kecerdasan otak pada bayi yang

menyusu asi. Kacang hijau juga mengandung fitosterol yang

mampu mencegah penyakit jantung selain kacang hijau sebagai

pelancar asi. Kandungan lemak tak jenuh ini juga akan membuat

anda yang menyusui memiliki nutrisi ibu menyusui yang cukup

tanpa takut dengan kata gemuk.


Kacang hijau mengandung banyak sekali vitamin seperti

vitamin A, B, B1 dan C. Dengan mengkonsumsi kacang hijau, ibu

dapat memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan oleh bayi termasuk

semua vitamin tersebut akan memberikan manfaat maksimal

seperti vitamin A yang tersalurkan lewat asi akan mencegah

devisiensi vitamin A yang mampu merusak mata. Begitu pula

dengan kebutuhan vitamin lain yang bisa ditopang dari pelancar

ASI murah yaitu minuman kacang hijau ini.

5. Mineral

Kalsium, fosfor dan zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu

hamil dan menyusui. Kalsium dan fosfor membantu pembentukan

tulang pada janin dan mencegah osteoporosis pada ibu akibat

kekurangan dua zat penting ini. Sedangkan zat besi membantu

mengencerkan darah yang kental agar tidak terjadi pendarahan saat

proses kelahiran yang bisa berakibat fatal seperti kematian. Zat

besi juga mampu menghilangkan anemia yang kerap melanda ibu

menyusui setelah proses melahirkan. Jadi, ibu mendapatkan ragam

manfaat lebih dari kacang hijau sebagai pelancar ASI dan juga

untuk kesehatan tubuh ibu menyusui sendiri.

Asam folat pada kacang hijau akan membantu ibu menyusui

yang mungkin mengalami kesulitan menyusui seperti ASI yang cepat

kering atau produksi ASI yang terhambat. Konsumsi kacang hijau secara

rutin sejak masa kehamilan akan membantu memperlancar ASI ibu dan
tentu juga baik untuk kesehatan janin saat dalam kandungan. Ibu bisa

membuat bubur kacang hijau atau bisa juga memvariasikannya agar tidak

terjadi kebosanan seperti membuat kue kacang hijau atau jus kacang

hijau yang nikmat.

11. Labu Kuning

Nama ilmiah cucurbita moschata durk. Merupakan

semak yang tumbuh merambat dengan panjang mencapai 25 m.

Batang berkayu, lunak, berbentuk segilima, berambut, berkuku,

dan berwarna hijau muda. Bagian yang digunakan yaitu biji dan

getah buah.

Menurut astawan (2004) labu kuning mempunyai kadar

ait dan kandungan β-karoten yang cukup tinggi. Selain itu juga

merupakan sumber vitamin C. Komposisi kandungan zat gizi

labu kuning secara lengkap dapat dilihat pada Tabel


Tabel 2.1 Komposisi dan kandungan zat gizi labu kuning

(per 100gr)

Komposisi Kandungan

Air (%) 86,8

Energi (kkal) 51

Protein (g) 1,7

Lemak (g) 0,5

Karbohidrat (g) 10

Serat (g) 2.7

Kalsium (mg) 40

Pspor (mg) 180

Natrium (mg) 280

Kalium (mg) 220

B-Karoten (µg) 1569

Vitamin C (mg) 2

Manfaat labu kuning dalam terapi antara lain untuk

penyembuhan radang, pengobatan ginjal, pengobatan demam

dan diare. Buah labu kuning mengandung antioksidan untuk

mencegah kanker. Air buahnya sebagai penawar racun binatang

berbisa, sementara bijinya merupakan mengobati cacing pita

(journal penelitian, Sundari tri, 2009)

Manfaat labu kuning untuk ibu menyusui yaitu dapat

memperlancar produksi ASI. Ada banyak manfaat yang bisa


didapatkan oleh ibu menyusui dengan mengkonsumsi makanan

labu kuning ini yaitu

1. Sumber vitamin

Yang bisa didapatkan ibu menyusui yang

mengkonsumsi labu kuning adalah vitamin yang melimpah

yang terkandung di dalamnya. Sedikitnya ada tiga jenis

vitamin yang terkandung didalam labu kuning yaitu vitamin

A, C, dan E.

2. Meningkatkan kualitas ASI

Begitu banyak kandungan vitamin dan nutrisi yang

terdapat di dalam labu kuning maka jika ibu mengkonsumsi

nya akan baik untuk kualitas ASI. Labu kuning

mengandung β-Karoten yang dapat memperlancar produksi

ASI .Dengan begitu kesehatan dan tumbuh kembang bayi

akan senantiasa terjaga dengan baik

3. Sumber energi

Terkadang setelah melahirkan atau pada masa

menyusui tubuh ibu yang kekurangan vitamin akan terasa

lemas. Dengan mengkonsumsi labu kuning akan menjadi

sumber energi yang baik untuk ibu dan kualitas ASI yang

akan diberikan kepada bayi ibu.


4. Melancarkan sistem pencernaan

Kandungan serat yang tinggi yang ada pada buah

labu kuning ini sangat baik untuk kesehatan, salah satunya

yaitu menjafa sistem pencernaan dengan baik.


KERANGKA TEORI
Skema 2.1

Kacang hijau dan Labu kuning

Mempengaruhi hormon oksitosin dan prolaktin, peningkatan


hormon dipengaruhi oleh protein dan B-Karoten yaitu polifenol
dan asam amino.

Merangsang alveoli yang bekerja aktif untuk memproduksi ASI


BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan melihat secara mendalam mengenai

pengaruh rebusan kacang hijau kombinasi labu kuning terhadap

peningkatan produksi ASI.Untuk lebih jelasnya pengaruh rebusan kacang

hijau kombinasi labu kuning terhadap peningkatan produksi ASI dapat

dilihat pada kerangka konsep berikut.

Skema 3.1
Kerangka Konsep Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Hijau Kombinasi
Labu Kuning Pada Ibu Menyusui Dengan Kelancaran Produksi ASI

X1 Perlakuan X2

Produksi ASI Perlakuan Produksi


sebelum ASI setelah
diberikan diberikan
perlakuan perlakuan

B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1

Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Cara ukurAlat Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur
Pemberian bubur
Ibu yang belum diberikan
Lembar ObservasiDiberikan Ordinal
kacang hijau bubur kacang hijau ceklist sesuai
kombinasi labu kombinasi labu dengan
kuning kuning . komposisi
100gr/hari
Ibu yang diberikan bubur (Shohin,2006
kacang hijau )
kombinasi labu
kuning sebanyak
100gr setiap pagi (O7-
08) untuk dikonsumsi
selama 4 hari.
Kelancaran produksi
Air susu yang dikeluarkan Lembar ObservasiTidak lancar Ordinal
ASI dari payudara si ibu. Ceklist BAK
ASI dikatakan lancar bayi<8 X
jika BAK bayi >8 X sehari
sehari.
Lancar
BAK
bayi>8 X
sehari
(Budiati,
Tri, 2010
)

C. Hipotesis
Adanya pengaruh pemberian bubur kacang hijau kombinasi labu kuning
terhadap kelancaran produksi ASI di Poskeskel “I” Kota Solok Tahun
2017
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment atau percobaan yaitu

suatu peneltian yang melakukan percobaan desain yang tidak memiliki

pembatasan yang ketat terhadap randominasi dan variable yang seharusnya

dikontrol untuk dilakukan.Dengan metode pendekatan pretest dan posttest

(Notoadmojo 2005).Untuk melihat pengaruh pemberian bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning untuk kelancaran produksi ASI.

Rancangan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Pretest perlakuan postest

Kelompok eksperimen

Keterangan : 01 x 02

Kelompok eksperimen: kelompok ibu menyusui yang diberikan bubur kacang

hijau kombinasi labu kuning

01 : Pengukuran produksi ASI sebelum di berikan bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning

02 : Pengukuran produksi ASI sesudah diberikan bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning .

X : perlakuan
A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilakukan pada bulan September 2017. Penelitian ini

dilakukan di rumah ibu menyusui di wilayah kerja poskeskel “I” di Kota

Solok tahun 2017.

B. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui di poskeskel “I”

di Kota Solok Tahun 2017.

C. Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Notoadmojo), 2010). Ditetapkan sampel pada penelitian ini sebanyak 10

orang.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah ibu menyusui di

poskeskel “I” dengan criteria sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi

a. Ibu

1) Ibu menyusui memiliki bayi usia 0-6 bulan

2) Ibu yang berada di tempat saat penelitian

3) Ibu memiliki bayi tunggal

4) Dapat bekomunikasi dengan baik

5) Responden yang mau mengkonsumsi bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning


6) Tidak mengkonsumsi obat pelancar ASI

b. Bayi

1) Bayi tidak mengalami penyakit gangguan pencernaan

2) Bayi tidak sedang sakit

2. Kriteria ekslusi

a. Responden yang sedang sakit

b. Responden yang menolak menjadi responden

c. Responden yang tidak bertempat tinggal diwilayah kerja

poskeskel “I” tersebut.

D. Jenis Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara penulis dengan

responden untuk mendapatkan data awal mengenai masalah yang

dialami responden mengenai produksi ASI, serta pengetahuan

responden terhadap kecukupan ASI bayinya.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini data bayi beusia 0-6 bulan yang

penulis dapatkan dari poskeskel“I” Kota Solok Tahun 2017.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data yang dikumpulkan

Data yang diambil setelah produksi ASI sebelum dan sesudah

mengkonsumsi kacang hijau kimbinasi labu kuning dan dicatat


dalam lembaran observasi yang disediakan.Sedangkan data lain

klien yang dikumpulkan meliputi nama, umur, pendidikan, dan

pekerjaan.

2. Langkah-Langkah Pengumpulan Data

a. Peneliti menemui langsung responden kerumah masing-masing

data ibu mempunyai bayi berumur 0-6 bulan yang didapatkan di

poskeskel “I” kota solok

b. Responden yang ditemui dirumah masing-masing kemudian

diberikan penjelasan terhadap tujuan penelitian.

c. Responden yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dijadikan

sebagai kelompok eksperimen setelah menyetujui lembar

persetujuan (informed concent) yang telah diajukan peneliti.

d. Selama 1 hari responden diobservasi mengenai kecukupan ASI

pada bayi dengan observasi frekuensi buang air kecil bayi selama

24 jam.

e. Selama 1 hari observasi maka, 4 hari berikutnya ibu diberikan

kacang hijau kombinasi labu kuning dengan mengkonsumsi waktu

sarapan pagi, kemudian observasi pada frekuensi buang air kecil

bayi selama 24 jam.

F. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga

tahap yaitu pretest,perlakuan dan posttest.


1. Pre Test

- Lakukan tes pengukuran frekuensi urine bayi selama 1 hari

dengan menanyakan pada ibu bayi tanpa menggunakan pempes.

2. Perlakuan

a. Rebusan kacang hijau kombinasi labu kuning

- Kacang hijau sebanyak 100 gr

- Labu kuning sebanyak 50 gr

- Air sebanyak 250cc

- Rebus selama 20 menit

b. Persiapan ibu

- Berikan kepada ibu setiap jam 07.00-08.00 wib

- Berikan rebusan kacang hijau selama 4 hari

3. Post Test

- Lakukan tes pengukuran frekuensi urine bayi selama 1 hari

dengan menanyakan kepada ibu, bayi tanpa menggunakan

pempes.

G. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul pada penelitian ini akan diolah melalui tahap-

tahap :

1.Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap

kelengkapan data observasi yang dikumpulkan saat penelitian.


2.Coding

Coding adalah mengklarifikasikan jawaban – jawaban

responden yang bersklala nominal dan ordinal kedalam kategori –

kategori yang dilakukan dengan cara memberikan tanda atau kode

berbentuk angka pada masing – masing jawaban.

3.Proccesing

Setelah semua lembar observasi terisi penuh dengan benar,

serta sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya

adalah memproses data agar yang sudah di entry dapat dianalisis,

pemprosesan data dilakukan dengan cara mengetry data hasil

observasi kepaket program computer.

4.Cleaning

Cleaning atau pembersihan data merupakan kegiatan

pengecekan kembali yang sudah di entry apakah ada kesalahan (

Notoatmojo, 2010 :176-178 )

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan tiap variable dari penelitian. Variabel

pada penelitian ini adalah pengaruh kacang hijau kombinasi labu

kuning dengan kelancaran produksi ASI. Tujuan dari analisis ini

adalah untuk melihat produksi ASI oleh ibu menyusui yang diberi

kacang hijau dan labu kuning.


2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat kemaknaan

perhitungan statistik antar variabel independen dan dependen.

Sebelum melakukan pengujian statistik maka dapat dilakukan

pengujian normalitas terlebih dahulu. Untuk mengolah perhitungan

statistik tersebut dilakukan dengan komputerisasi dimana

menggunakan kemaknaan p = 0,05, sehingga bila nilai ( p < 0,05 ),

maka hasil statistik dinilai bermakna. Jika ( p = 0,05 ), maka hasil

perhitungan statistik tidak bermakna.


BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Poskeskel “I” merupakan salah satu Poskeskel yang terletak di

Kecamatan Lubuk Sikarah, Mempunyai wilayah kerja 2,82 Km2 yang

terdiri dari 11 kelurahan yakni Kelurahan IX Korong, Aro IV Korong,

KTK, Simpang Rumbio, Koto Panjang, Tanah Garam, Kampung Jawa,

Pasar Pandan Air Mati, Sinapa Piliang, Anam Suku. Wilayah Kerja

Puskesmas mempunyai batas – batas sebelah utara berbatasan dengan

kecamatan Tanjung Harapan

B. Hasil Penelitian

Penelitian tentang Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Hijau Kombinasi

Labu Kuning Pada Ibu Menyusui Dengan Kelancaran ASI (Air Susu Ibu) Di

Pustu “I” Kota Solok Tahun 2017 telah peneliti laksanakan terhadap 10 orang

responden dari 24 orang populasi. Penelitian dilakukan pada 27 September -

3 Oktober 2017.

Kemudian responden dinilai kelancaran produksi ASI sebelum dan

sesudah diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning. Dalam

penelitian ini dilihat adakah Pengaruh pemberian bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning terhadap kelancaran produksi ASI di Wilayah Kerja

Poskeskel “I” Kota Solok Tahun 2017. Hasil penelitian tersebut adalah
1. Analisa Univariat

a. Kelancaran Produksi ASI Sebelum di berikan Bubur Kacang


Hijau Kombinasi Labu Kuning

Tabel 5.1
Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Hijau Kombinasi Labu Kuning
Terhadap Kelancaran Produksi ASI (Air Susu Ibu) Kota Solok
Tahun 2017

Variabel Devisiasi Kelancaran Produksi ASI Sebelum


Diberikan
N 10
Mean 6,90
Min 6
Max 8
Standar 0,738

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat dari 10 orang ibu menyusui

hasil analisis didapatkan rata-rata sebelum diberikan bubur kacang

hijau kombinasi labu kuning 6,90, hal ini menunjukan kelancaran

produksi ASI ibu menyusui tidak lancar berdasarkan hasil pengukuran

dengan kuesioner.

b. Kelancaran Produksi ASI Sebelum di berikan Bubur Kacang


Hijau Kombinasi Labu Kuning.

Tabel 5.2
Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Hijau Kombinasi Labu Kuning
Terhadap Kelancaran Produksi ASI (Air Susu Ibu) Kota Solok
Tahun 2017
Variabel Kelancaran Produksi ASI Setelah
N 10
Mean 13,7
Min 10
Max 18
Standar Deviasi 2,66

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat dari 10 orang ibu menyusui

hasil analisis didapatkan rata-rata setelah diberikan bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning 13,70 , hal ini menunjukan kelancaran produksi

ASI setelah diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning diperoleh

peningkatan sebesar 6,80 yang bubur kacang hijau kombinasi labu kuning

berpengaruh terhadap kelancaran produksi ASI.

a. Analisa Bivariat

1. Perbedaan rata- rata kelancaran produksi ASI sebelum dan sesudah

diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning.

Tabel 5.3
Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Hijau Kombinasi Labu Kuning
Terhadap Kelancaran Produksi ASI (Air Susu Ibu) Kota Solok
Tahun 2017

Variabel Pretest dan Postest


N 10
Mean 6,80
Standar Devisiasi 2,251
T -9,553
95% confidence interval Lower -8410
Upper -5190
Sig.(2-tailed) 0,000

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat dari nilai Confidence interval

sebelum diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning -8410 dan

sesudah diberikan senam -5190, artinya ada pengaruh sebelum diberikan

bubur kacang hijau kombinasi labu kuning pada ibu menyusui. Hal ini bisa
dilihat pada nilai signifikan atau nilai pvalue 0,000 (< 0,05). Artinya

hipotesis H0 menyatakan ada pengaruh rata – rata kelancaran ASI sebelum

diberikan dan setelah diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu

kuning.

Hasil uji statistik didapatkan perbedaan kelancaran produksi ASI

sebelum dan sesudah pada kelompok eksperimen dengan nilai signifikan =

0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata- rata pada

kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan bubur kacang hijau.


BAB VI
PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat

1. Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Menyusui

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari 10 orang ibu


menyusui hasil analisis didapatkan rata-rata sebelum diberikan bubur
kacang hijau 6,90 ,hal ini menunjukan kelancaran produksi ASI tidak
lancar berdasarkan hasil pengukuran dengan kuesioner .
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi pada usia 6 bulan pertama
kehidupannya. Semua kebutuhan nutrisi yaitu protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral sudah tercukupi dari ASI. ASI awal mengandung zat
kekebalan tubuh dari ibu yang dapat melindungi bayi dari penyakit
penyebab kematian bayi diseluruh dunia seperti diare, ISPA dan radang
paru-paru. Di masa dewasa, terbukti bahwa bayi yang diberi ASI memiliki
resiko rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2 dan obesitas. Sehingga WHO sejak 2001
merekomendasikan agar bayi mendapat ASI ekslusif sampai umur 6 bulan
(Sandra Fikawati,dkk, 2015).

Teori tersebut sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh

Nuraini Mantuli Tahun 2014 dengan judul Pengaruh pemberian bubur

kacang hijau pada ibu menyusui. Penyebab kelancaran ASI terganggu

dipengaruhi oleh faktor gizi ibu pada saat ibu menyusui makanan yang

dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui secara tidak

langsung mempengaruhi mutu atau ataupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Ibu dengan gizi yang baik dapat memberikan ASI sekitar
600ml pada bulan pertama, pada bulan ketiga meningkat menjadi 700-800

ml. Sedangkan pada bulan keempat meningkat menjadi 750-800 ml,

kemudian akan menururun atau berkurang tergantung isapan bayi.

Sedangkan ibu menyusui memerlukan asupan rata-rata 2700 Kkal tiap hari

tambahan sebesar 500-700 Kkal diperlukan untuk kebutuhan biosintesis.

Menurut asumsi peneliti, kelancaran produksi ASI pada ibu

menyusui pada ibu menyusui sebelum dilakukan pemberian bubur kacang

hijau kombinasi labu kuning banyak mengalami gangguan. Hal ini tentu

disebabkan karena kurangnya perhatian ibu hamil terhadap terhadap

kesehatan dirinya, seperti asupan nutrisi ibu.

2. Kelancaran Produksi ASI Setelah Diberikan Bubur Kacang Hijau

Kombinasi Labu Kuning

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari 10 orang ibu

menyusui hasil analisis didapatkan rata-rata setelah diberikan bubur

kacang hijau kombinasi labu kuning 13,70, hal ini menunjukan

kelancaran produksi ASI setelah diberikan bubur kacang hijau kombinasi

labu kuning diperoleh peningkatan sebesar 6,8 yang mana pemberian

bubur kacang hijau kombinasi labu kuning dapat berpengaruh terhadap

kelancaran produksi ASI.

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang

oleh isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan

tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi

sejumlah prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan


pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada

let down reflex, dimana isapan puting dapat merangsang serabut otot

halus dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir

secara lancar. Keluarnya air susu terjadi sekitar hari ketiga setelah bayi

lahir, dan kemudian terjadi peningkatan aliran susu yang cepat pada

minggu pertama, meskipun kadang-kadang agak tertunda sampai

beberapa hari (Proverawati atikah, 2010). Faktor yang mempengaruhi

produksi ASI yaitu nutrisi, bayi tidak mau menyusu, masalah pada

payudara (Medical Book, 2008)

Teori tersebut sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh

Nuraini Mantuli Tahun 2014 dengan judul Pengaruh pemberian bubur

kacang hijau pada ibu menyusui. Penyebab kelancaran ASI terganggu

dipengaruhi oleh faktor gizi ibu pada saat ibu menyusui dan makanan yang

dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui secara tidak

langsung mempengaruhi mutu atau ataupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Ibu dengan gizi yang baik dapat memberikan ASI sekitar

600ml pada bulan pertama, pada bulan ketiga meningkat menjadi 700-

800ml. Sedangkan pada bulan keempat meningkat menjadi 750-800 ml,

kemudian akan menururun atau berkurang tergantung isapan bayi.

Sedangkan ibu menyusui memerlukan asupan rata-rata 2700 Kkal tiap hari

tambahan sebesar 500-700 Kkal diperlukan untuk kebutuhan biosintesis.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewi

Triloka Wulandari,dkk bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan

didapatkan ASI yang keluar sebelum diberikan sari kacang hijau yaitu 4
responden (57,1) mengalami pengeluaran ASI sedikit. Dari tabel 2 dapat

diketahui bahwa yang paling banyak mengalami kesulitan dalam

pengeluaran ASI adalah Primi sebanyak 5 responden (71,4%)

Menurut asumsi peneliti setelah peneliti melakukan intervensi

pemberian bubur kacang hijau kombinasi labu kuning. Mereka

mengatakan ada perbedaan kelancaran produksi ASI, mereka mengatakan

dengan mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning yang

teratur merasa produksi ASI menjadi lebih banyak dari sebelumnya serta

mereka merasakan bayi lebih puas tidurnya. Dengan mengkonsumsi

bubur kacang hijau minimal 1 kali sehari efek minimalnya adalah, tidur

bayi lebih lebih nyenyak.. Setelah ibu menyusui mengetahui manfaat

mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning diharapkan

kepada menyusui untuk tetap mengkonsumsi bubur kacang hijau secara

rutin.

B. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari nilai Confidence


interval sebelum diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning
-8410 dan sesudah diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning
-5190, artinya ada pengaruh sebelum diberikan bubur kacang hijau
kombinasi labu kuning dan setelah diberikan bubur kacang hijau
kombinasi labu kuning pada ibu menyusui. Hal ini bisa dilihat pada nilai
signifikan 0,000 (< 0,05). Artinya hipotesis H0 menyatakan ada pengaruh
rata – ratakelancaran produksi ASI sebelum diberikan dan setelah
diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning.
Di Amerika Serikat konsumsi ASI bayi sehat adalah sebnyak 340
hingga 1000 ml sehari, dengan rata-rata sebnyak 600 ml hingga 800 ml
sehari. Menurut Sudrajat Suryaatmaja, volume ASI pada tahun pertama
kelahiran adalah sebanyak 400-700 ml sehari, sedangkan ada tahun kedua
sebnyak 200-400 ml sehari. Sesudah itu volume ASI akan semakin
menurun yaitu kurang lebih 200 ml sehari. Produksi ASI sehari anak
pertama lebih sedikit daripada anak kedua, masing-masing sebanyak 580
ml dan 654 ml sehari. Ibu melahirkan bayi kembar menunjukkan
kemampuan memproduksi ASI yang lebih tinggi. Kekurangan asupan
makanan berat dapat menurunkan produksi ASI (Almatsier sunita, 2011 ).

Meningkatkan kelancaran produksi ASI dapat dilakukan dengan

berbagai cara yaitu dari asupan nutrisi. Memperbaiki gizi sangat

berpengaruh dalam peningkatan produksi ASI. Seperti saat ini bahwa ibu

menyusui yang rutin mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu

kuning mengalami peningkatan produksi ASI setelah diberikan bubur

kacang hijau kombinasi labu kuning.

Teori tersebut sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh

Nuraini Mantuli Tahun 2014 dengan judul Pengaruh pemberian bubur

kacang hijau pada ibu menyusui. Penyebab kelancaran ASI terganggu

dipengaruhi oleh faktor psikologis ibu saat menyusui dan faktor gizi ibu

pada saat ibu menyusui makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang

dalam masa menyusui secara tidak langsung mempengaruhi mutu atau

ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Ibu dengan gizi yang baik dapat

memberikan ASI sekitar 600ml pada bulan pertama, pada bulan ketiga

meningkat menjadi 700-800ml. Sedangkan pada bulan keempat meningkat

menjadi 750-800 ml, kemudian akan menururun atau berkurang

tergantung isapan bayi. Sedangkan ibu menyusui memerlukan asupan rata-


rata 2700 Kkal tiap hari tambahan sebesar 500-700 Kkal diperlukan untuk

kebutuhan biosintesis.

Menurut asumsi peneliti setelah memberikan bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning pada responden, mereka merasakan adanya

perbedaan sebelum dan setelah mengkonsumsi bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning tersebut. Berdasarkan pengamatan peneliti hal ini

bisa terjadi karena responden benar – benar melakukan serangkaian

intervensi dengan baik, maka manfaat mengkonsumsi bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning secara langsung didapatkan oleh responden. Karna

dengan mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning yang

rutin dapat memperlancar produksi ASI ibu. Untuk itu diharapkan pada

masyarakat untuk meningkatkan pengetahuannya tentang manfaat

mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning pada ibu

menyusui, serta meningkatkan motivasinya untuk melakukan

mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning secara rutin.

Kerutinan mengikuti mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu

kuning pada ibu menyusui merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan agar mendapatkan manfaat yang optimal dalam

meningkatkan produksi ASI ibu.


BAB VI
PEMBAHASAN

C. Analisis Univariat

3. Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Menyusui

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari 10 orang ibu


menyusui hasil analisis didapatkan rata-rata sebelum diberikan bubur
kacang hijau 6,90 ,hal ini menunjukan kelancaran produksi ASI tidak
lancar berdasarkan hasil pengukuran dengan kuesioner .
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi pada usia 6 bulan pertama
kehidupannya. Semua kebutuhan nutrisi yaitu protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral sudah tercukupi dari ASI. ASI awal mengandung zat
kekebalan tubuh dari ibu yang dapat melindungi bayi dari penyakit
penyebab kematian bayi diseluruh dunia seperti diare, ISPA dan radang
paru-paru. Di masa dewasa, terbukti bahwa bayi yang diberi ASI memiliki
resiko rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2 dan obesitas. Sehingga WHO sejak 2001
merekomendasikan agar bayi mendapat ASI ekslusif sampai umur 6 bulan
(Sandra Fikawati,dkk, 2015).

Teori tersebut sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh

Nuraini Mantuli Tahun 2014 dengan judul Pengaruh pemberian bubur

kacang hijau pada ibu menyusui. Penyebab kelancaran ASI terganggu

dipengaruhi oleh faktor gizi ibu pada saat ibu menyusui makanan yang

dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui secara tidak

langsung mempengaruhi mutu atau ataupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Ibu dengan gizi yang baik dapat memberikan ASI sekitar
600ml pada bulan pertama, pada bulan ketiga meningkat menjadi 700-800

ml. Sedangkan pada bulan keempat meningkat menjadi 750-800 ml,

kemudian akan menururun atau berkurang tergantung isapan bayi.

Sedangkan ibu menyusui memerlukan asupan rata-rata 2700 Kkal tiap hari

tambahan sebesar 500-700 Kkal diperlukan untuk kebutuhan biosintesis.

Menurut asumsi peneliti, kelancaran produksi ASI pada ibu

menyusui pada ibu menyusui sebelum dilakukan pemberian bubur kacang

hijau kombinasi labu kuning banyak mengalami gangguan. Hal ini tentu

disebabkan karena kurangnya perhatian ibu hamil terhadap terhadap

kesehatan dirinya, seperti asupan nutrisi ibu.

4. Kelancaran Produksi ASI Setelah Diberikan Bubur Kacang Hijau

Kombinasi Labu Kuning

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari 10 orang ibu

menyusui hasil analisis didapatkan rata-rata setelah diberikan bubur

kacang hijau kombinasi labu kuning 13,70, hal ini menunjukan

kelancaran produksi ASI setelah diberikan bubur kacang hijau kombinasi

labu kuning diperoleh peningkatan sebesar 6,8 yang mana pemberian

bubur kacang hijau kombinasi labu kuning dapat berpengaruh terhadap

kelancaran produksi ASI.

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang

oleh isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan

tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi

sejumlah prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan

pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada
let down reflex, dimana isapan puting dapat merangsang serabut otot

halus dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir

secara lancar. Keluarnya air susu terjadi sekitar hari ketiga setelah bayi

lahir, dan kemudian terjadi peningkatan aliran susu yang cepat pada

minggu pertama, meskipun kadang-kadang agak tertunda sampai

beberapa hari (Proverawati atikah, 2010). Faktor yang mempengaruhi

produksi ASI yaitu nutrisi, bayi tidak mau menyusu, masalah pada

payudara (Medical Book, 2008)

Teori tersebut sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh

Nuraini Mantuli Tahun 2014 dengan judul Pengaruh pemberian bubur

kacang hijau pada ibu menyusui. Penyebab kelancaran ASI terganggu

dipengaruhi oleh faktor gizi ibu pada saat ibu menyusui dan makanan yang

dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui secara tidak

langsung mempengaruhi mutu atau ataupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Ibu dengan gizi yang baik dapat memberikan ASI sekitar

600ml pada bulan pertama, pada bulan ketiga meningkat menjadi 700-

800ml. Sedangkan pada bulan keempat meningkat menjadi 750-800 ml,

kemudian akan menururun atau berkurang tergantung isapan bayi.

Sedangkan ibu menyusui memerlukan asupan rata-rata 2700 Kkal tiap hari

tambahan sebesar 500-700 Kkal diperlukan untuk kebutuhan biosintesis.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewi

Triloka Wulandari,dkk bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan

didapatkan ASI yang keluar sebelum diberikan sari kacang hijau yaitu 4

responden (57,1) mengalami pengeluaran ASI sedikit. Dari tabel 2 dapat


diketahui bahwa yang paling banyak mengalami kesulitan dalam

pengeluaran ASI adalah Primi sebanyak 5 responden (71,4%)

Menurut asumsi peneliti setelah peneliti melakukan intervensi

pemberian bubur kacang hijau kombinasi labu kuning. Mereka

mengatakan ada perbedaan kelancaran produksi ASI, mereka mengatakan

dengan mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning yang

teratur merasa produksi ASI menjadi lebih banyak dari sebelumnya serta

mereka merasakan bayi lebih puas tidurnya. Dengan mengkonsumsi

bubur kacang hijau minimal 1 kali sehari efek minimalnya adalah, tidur

bayi lebih lebih nyenyak.. Setelah ibu menyusui mengetahui manfaat

mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning diharapkan

kepada menyusui untuk tetap mengkonsumsi bubur kacang hijau secara

rutin.

D. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari nilai Confidence

interval sebelum diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning

-8410 dan sesudah diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning

-5190, artinya ada pengaruh sebelum diberikan bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning dan setelah diberikan bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning pada ibu menyusui. Hal ini bisa dilihat pada nilai

signifikan 0,000 (< 0,05). Artinya hipotesis H0 menyatakan ada pengaruh

rata – ratakelancaran produksi ASI sebelum diberikan dan setelah

diberikan bubur kacang hijau kombinasi labu kuning.


Di Amerika Serikat konsumsi ASI bayi sehat adalah sebnyak 340

hingga 1000 ml sehari, dengan rata-rata sebnyak 600 ml hingga 800 ml

sehari. Menurut Sudrajat Suryaatmaja, volume ASI pada tahun pertama

kelahiran adalah sebanyak 400-700 ml sehari, sedangkan ada tahun kedua

sebnyak 200-400 ml sehari. Sesudah itu volume ASI akan semakin

menurun yaitu kurang lebih 200 ml sehari. Produksi ASI sehari anak

pertama lebih sedikit daripada anak kedua, masing-masing sebanyak 580

ml dan 654 ml sehari. Ibu melahirkan bayi kembar menunjukkan

kemampuan memproduksi ASI yang lebih tinggi. Kekurangan asupan

makanan berat dapat menurunkan produksi ASI (Almatsier sunita, 2011 ).

Meningkatkan kelancaran produksi ASI dapat dilakukan dengan

berbagai cara yaitu dari asupan nutrisi. Memperbaiki gizi sangat

berpengaruh dalam peningkatan produksi ASI. Seperti saat ini bahwa ibu

menyusui yang rutin mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu

kuning mengalami peningkatan produksi ASI setelah diberikan bubur

kacang hijau kombinasi labu kuning.

Teori tersebut sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh

Nuraini Mantuli Tahun 2014 dengan judul Pengaruh pemberian bubur

kacang hijau pada ibu menyusui. Penyebab kelancaran ASI terganggu

dipengaruhi oleh faktor psikologis ibu saat menyusui dan faktor gizi ibu

pada saat ibu menyusui makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang

dalam masa menyusui secara tidak langsung mempengaruhi mutu atau

ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Ibu dengan gizi yang baik dapat

memberikan ASI sekitar 600ml pada bulan pertama, pada bulan ketiga
meningkat menjadi 700-800ml. Sedangkan pada bulan keempat meningkat

menjadi 750-800 ml, kemudian akan menururun atau berkurang

tergantung isapan bayi. Sedangkan ibu menyusui memerlukan asupan rata-

rata 2700 Kkal tiap hari tambahan sebesar 500-700 Kkal diperlukan untuk

kebutuhan biosintesis.

Menurut asumsi peneliti setelah memberikan bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning pada responden, mereka merasakan adanya

perbedaan sebelum dan setelah mengkonsumsi bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning tersebut. Berdasarkan pengamatan peneliti hal ini

bisa terjadi karena responden benar – benar melakukan serangkaian

intervensi dengan baik, maka manfaat mengkonsumsi bubur kacang hijau

kombinasi labu kuning secara langsung didapatkan oleh responden. Karna

dengan mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning yang

rutin dapat memperlancar produksi ASI ibu. Untuk itu diharapkan pada

masyarakat untuk meningkatkan pengetahuannya tentang manfaat

mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning pada ibu

menyusui, serta meningkatkan motivasinya untuk melakukan

mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu kuning secara rutin.

Kerutinan mengikuti mengkonsumsi bubur kacang hijau kombinasi labu

kuning pada ibu menyusui merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan agar mendapatkan manfaat yang optimal dalam

meningkatkan produksi ASI ibu.

Anda mungkin juga menyukai