PERATURAN KARUMKIT
RUMAH SAKIT TK.III WIRASAKTI KUPANG
KUPANG
Nomor :
TENTANG
PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT TK.III WIRASAKTI KUPANG KUPANG
KARUMKIT RUMAH SAKIT TK.III WIRASAKTI KUPANG
KUPANG
ii
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 09.04.01
RUMAH SAKIT Tk.III WIRASAKTI KUPANG
Jln. Moh Hatta No.9-11 Kel.Fontein Kota Raja
Telp (0380) 8231131-824735
Fax (0380) 824735
Email: rstwirasakti@gmail.com
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT TK.III WIRASAKTI KUPANG KUPANG
Pasal 1
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RUMAH SAKIT
TK.III WIRASAKTI KUPANG Kupang merupakan acuan bagi rumah
sakit dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Pasal 2
iii
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 09.04.01
RUMAH SAKIT Tk.III WIRASAKTI KUPANG
Jln. Moh Hatta No.9-11 Kel.Fontein Kota Raja
Telp (0380) 8231131-824735
Fax (0380) 824735
Email: rstwirasakti@gmail.com
Pasal 4
Peraturan KARUMKIT ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
iv
DAFTAR ISI
PEDOMAN.................................................................................................................................i
PERATURAN KARUMKIT.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................ix
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
A. VISI.............................................................................................................................3
B. MISI.............................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................4
A. STRUKTUR ORGANISASI.......................................................................................4
BAB IV......................................................................................................................................7
BAB V......................................................................................................................................11
A. PENGERTIAN..........................................................................................................11
v
E. INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT................................................................14
BAB VI....................................................................................................................................33
A. PENGERTIAN..........................................................................................................33
C. TIPE INSIDEN..........................................................................................................38
BAB VII.................................................................................................................................114
A. DEFINISI................................................................................................................114
BAB VIII................................................................................................................................136
MANAJEMEN RISIKO........................................................................................................136
B. TUJUAN..................................................................................................................136
vi
C. FAKTOR YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN........................................136
D. KATEGORI RISIKO..............................................................................................137
BAB IX..................................................................................................................................155
FMEA.....................................................................................................................................155
A. DEFINISI................................................................................................................155
B. LANGKAH-LANGKAH........................................................................................156
BAB X....................................................................................................................................164
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................165
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang dilakukan oleh rumah sakit
dengan membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Kejadian keselamatan
pasien tidak selalu merupakan hasil dari kecacatan pada sistem atau rancangan proses,
kerusakan sistem, kegagalan alat, atau kesalahan manusia.
1. Kejadian Sentinel
Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit
pasien atau penyakit yang mendasarinya yang terjadi pada pasien. Kejadian sentinel
merupakan salah satu jenis insiden keselamatan pasien yang harus dilaporkan yang
menyebabkan terjadinya hal-hal berikut ini:
a. Kematian.
Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien.
b. Cedera permanen.
Cedera permanen adalah dampak yang dialami pasien yang bersifat ireversibel akibat
insiden yang dialaminya misalnya kecacadan, kelumpuhan, kebutaan, tuli, dan lain-
lainnya.
33
c. Cedera berat yang bersifat sementara/reversible.
Cedera berat yang bersifat sementara adalah cedera yang bersifat kritis dan dapat
mengancam nyawa yang berlangsung dalam suatu kurun waktu tanpa terjadi cedera
permanen/gejala sisa, namun kondisi tersebut mengharuskan pemindahan pasien ke
tingkat perawatan yang lebih tinggi /pengawasan pasien untuk jangka waktu yang lama,
pemindahan pasien ke tingkat perawatan yang lebih tinggi karena adanya kondisi yang
mengancam nyawa, atau penambahan operasi besar, tindakan, atau tata laksana untuk
menanggulangi kondisi tersebut.
Kementerian Kesehatan Pada tahun 2022 dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang
akreditasi menyebutkan bahwa Kejadian lainnya yang dapat digolongkan sebagai kejadian
sentinel Yakni:
a. Bunuh diri oleh pasien yang sedang dirawat, ditatalaksana, menerima pelayanan di
unit yang selalu memiliki staf sepanjang hari atau dalam waktu 72 jam setelah
pemulangan pasien, termasuk dari Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit;
b. Kematian bayi cukup bulan yang tidak diantisipasi;
c. Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah;
d. Penculikan pasien yang sedang menerima perawatan, tata laksana, dan pelayanan;
e. Kaburnya pasien (atau pulang tanpa izin) dari unit perawatan yang selalu dijaga oleh
staf sepanjang hari (termasuk UGD), yang menyebabkan kematian, cedera permanen,
atau cedera sementara derajat berat bagi pasien tersebut;
f. Reaksi transfusi hemolitik yang melibatkan pemberian darah atau produk darah
dengan inkompatibilitas golongan darah mayor (ABO, Rh, kelompok darah lainnya);
g. Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan kematian, cedera permanen, atau cedera
sementara derajat berat) atau pembunuhan pasien yang sedang menerima perawatan,
tata laksana, dan layanan ketika berada dalam lingkungan rumah sakit;
h. Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan kematian, cedera permanen, atau cedera
sementara derajat berat) atau pembunuhan anggota staf, praktisi mandiri berizin,
pengunjung, atau vendor ketika berada dalam lingkungan rumah sakit
i. Tindakan invasif, termasuk operasi yang dilakukan pada pasien yang salah, pada sisi
yang salah, atau menggunakan prosedur yang salah (secara tidak sengaja);
j. Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien secara tidak sengaja setelah suatu
tindakan invasif, termasuk operasi;
34
k. Hiperbilirubinemia neonatal berat (bilirubin >30 mg/dL);
l. Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis kumulatif >1.500 rad pada satu medan
tunggal atau pemberian radioterapi ke area tubuh yang salah atau pemberian
radioterapi
>25% melebihi dosis radioterapi yang direncanakan;
m. Kebakaran, lidah api, atau asap, uap panas, atau pijaran yang tidak diantisipasi selama
satu episode perawatan pasien;
n. Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan proses persalinan); atau
o. orbiditas ibu derajat berat (terutama tidak berhubungan dengan perjalanan alamiah
penyakit pasien atau kondisi lain yang mendasari) terjadi pada pasien dan
menyebabkan cedera permanen atau cedera sementara derajat berat.
Definisi kejadian sentinel meliputi poin a) hingga o) di atas dan dapat meliputi kejadian-
kejadian lainnya seperti yang disyaratkan dalam peraturan atau dianggap sesuai oleh
rumah sakit untuk ditambahkan ke dalam daftar kejadian sentinel.
b. Semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan sebagaimana
yang didefinisikan oleh rumah sakit
e. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam
dan pemakaian anestesi
f. Pasien jatuh
35
g. Kejadian-kejadian lain misalnya Infeksi yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit
36
1) Prosedur klinis tidak dilakukan ketika dibutuhkan
2) Penundaan jadwal pelaksanaan prosedur klinis
3) Tidak ada penandaan area yang akan dioperasi (site marking)
4) Kesalahan penandaan area yang akan dioperasi (site marking)
f. Transfusi Darah
1) Kekosongan stok darah dan produk darah
2) Ketidaksesuaian suhu penyimpanan
3) Monitoring suhu penyimpanan tidak dilakukan
4) Monitoring reaksi transfusi tidak dilakukan
g. Dokumentasi
1) Kesalahan memasukkan/meng-input data
2) Tulisan tidak dapat dibaca
3) Ketidaksesuaian dalam penggunaan singkatan
4) File rekam medik hilang
h. Manajemen organisasi
1) Tidak ada SPO
2) Tidak ada kebijakan
i. Nutrisi
1) Kesalahan penyimpanan
2) Pencemaran makanan
3) Kesalahan diet
4) Kesalahan konsistensi
5) Kesalahan pemberian makanan pada pasien
j. Alat medis/ alat kesehatan
1) Alat-alat tidak bersih/ steril
2) Alat-alat rusak
3) Alat-alat tidak tersedia
4) Kesalahan pemakaian alat
k. Perilaku
Agresi verbal pasien
l. Dll
37
Suatu kondisi potensial cedera signifikan (KPCS) adalah suatu kondisi (selain dari proses
penyakit atau kondisi pasien itu sendiri) yang berpotensi menyebabka KTD maupun kejadian
sentinel.
Contoh:
a. Bahan Kimia tanpa label
b. Obat tanpa label expired
c. Meletakkan tabung oksigen tanpa diberi rantai pengaman
C. TIPE INSIDEN
Untuk mengisi tipe insiden, harus melakukan analisis dan investigasi terlebih dahulu. Insiden
terdiri dari tipe insiden dan subtipe insiden yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. Tipe Insiden Subtipe Insiden
1 Administrasi Proses i. Serah terima
Klinik ii. Perjanjian
iii. Daftar tunggu / Antrian
iv. Rujukan / Konsultasi
v. Admisi
vi. Keluar/Pulang dari Ranap/RS
vii. Pindah Perawatan (Transfer of care)
viii. Identifikasi Pasien
ix. Consent
x. Pembagian tugas
xi. Respons terhadap kegawatdaruratan
Masalah i. Tidak performed ketika dibutuhkan/ i
ndikasi
ii. Tidak lengkap / Inadekuat
iii. Tidak tersedia
iv. Salah pasien
v. Salah proses / pelayanan
2 Proses / Proses i. Skrining / Pencegahan / Medical check
Prosedur up
Klinis ii. Diagnosis / Assessment
iii. Prosedur / Pengobatan / Intervensi
38
15.
Laboratorium Pengambil an/
/ Patologi Pick up Transport
Sorting Data entry
Prosesing Verifikasi /
Validasi Hasil
1. Kebijakan
a. Penanganan insiden ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
dan keselamatan pasien.
b. Penanganan insiden di RS dilakukan melalui pembentukan Subkomite KPRS.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien menjadi awal proses pembelajaran untuk
mencegah kejadian yang sama terulang lagi.
45
d. Penanganan insiden dilakukan kegiatan berupa pelaporan, verifikasi, investigasi
dan analisis penyebab insiden tanpa menyalahkan, menghukum dan
mempermalukan seseorang.
46
3. Formulir Pelaporan
Formulir pelaporan terdiri dari :
4. Prosedur Pelaporan
47
Analysis). Analisis dan rencana tindakan selesai dalam waktu 45 hari setelah
kejadian. Tujuan AAM (Analisis Akar Masalah) adalah agar rumah sakit dapat
mengerti dengan baik dan komprehensif asal kejadian. Apabila AAM menunjukkan
perbaikan system atau tindakan lain dapat mengurangi risiko seperti itu terjadi lagi,
rumah sakit merancang ulang proses dan mengambil tindakan yang perlu dilakukan.
Kejadian sentinel bukan indikator terkait dengan pelanggaran hukum.
h. Rumah sakit wajib membuat laporan ke Komite Nasional Keselamatan Pasien
(KNKP) sesuai peraturan perundang-undangan dan dijamin keamanannya, bersifat
rahasia, anonym (tanpa identitas), tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak,
dilengkapi dengan analisa, rekomendasi dan solusi dari Subkomite KPRS.
i. RS harus melakukan pelaporan kejadian sentinel secara online melalui
https://mutufasyankes.kemkes.go.id/ikp_rs/form_ikp_rs atau tertulis kepada Komite
Nasional Keselamatan Pasien (KNKP) sesuai dengan format laporan pada Formulir 2
dan Formulir 3 paling lambat 2 x 24 jam.
j. Selain Kejadian Sentinel, Rumah sakit juga melaporakan KTD melalui
https://mutufasyankes.kemkes.go.id/ikp_rs/form_ikp_rs setiap bulan dan
mengirimkan laporan tertulis ke Dinas Kesehatan Kota Kupang maksimal tanggal 15
bulan berikutnya.
k. Laporan IKP dilaporkan kepada Pemilik setiap 6 bulan, dan laporan kejadian sentinel
dilaporkan paling lambat 2 x 24 jam dengan disertai hasil RCA.
l. Laporan IKP dilaporkan kepada KARUMKIT setiap 3 bulan, dan laporan kejadian
sentinel dilaporkan paling lambat 2 x 24 jam dengan disertai hasil RCA.
m. Pelaporan insiden disampaikan setelah dilakukan analisis, serta mendapatkan
rekomendasi dan solusi dari Subkomite KPRS.
n. Subkomite KPRS melakukan rekapan IKP termasuk Invertigasi dan Analisa
menggunakan format berikut:
48
Table 3- Hasil Investigasi dan Analisa IKP
5. Insiden yang harus dilaporkan, yaitu kejadian yang sudah terjadi, potensial
terjadi, ataupun yang nyaris terjadi, yaitu KNC, KTC, KTD, KPCS dan kejadian
sentinel
6. Yang membuat pelaporan insiden adalah
a. Siapa saja atau semua staf RS yang pertama kali menemukan kejadian atau insiden.
b. Siapa saja atau semua staf RS yang terlibat dalam kejadian atau insiden.
7. Batas waktu pelaporan adalah 2 x 24 jam.
8. Hasil pelaporan insiden:
a. Tidak disimpan di dokumen rekam medik
b. Tidak difoto copy
c. Disimpan hanya di Subkomite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
49
1. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami
pasien dari mulai tidak ada cedera sampai meninggal.
Table 4- Penilaian Dampak Klinis/ Konsekuansi/ Severity
Cedera ringan,
2 Minor Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
Cedera sedang,
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau
3 Moderate intelektual secara semipermanent / reversibel / tidak
berhubungan dengan penyakit
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
cedera berat / luas
Kehilangan fungsi utama permanent (motorik, sensorik,
4 Major psikologis, intelektual), permanen/irreversibel/tidak
berhubungan dengan penyakit
Kerugian keuangan besar
Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
5 Cathastropic penyakit
Kerugian keuangan sangat besar
50
3. Matriks Grading Risiko
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks
Grading Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna band risiko :
a. Skor Risiko
Cara menghitung skor risiko :
Sangat Sering
Terjadi
Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi
(Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Mungkin terjadi
(1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme
3
Jarang terjadi
(>2-5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
2
Sangat jarang
sekali (>5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
1
51
Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada asesmen risiko ditemukan
dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih
prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko.
b. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu : biru, hijau, kuning, dan merah. Warna “Bands” akan menentukan
investigasi yang dilakukan.
Warna bands : hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurut ke bawah
dan nilai probabilitas yang diurut ke samping kanan
Contoh :
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di RS X
terjadi pada 2 tahun yang lalu.
Nilai dampak : 5 (katastropik) karena pasien meninggal
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun lalu
Skoring risiko : 5 x 3 = 15
Warna bands : Merah (ekstrim)
52
F. RCA (Root Cause Analysis)
1. RCA adalah proses mengidentifikasi faktor dasar atau faktor penyebab yang
mendasari variasi dalam kinerja.
2. Laporan insiden dan hasil Investigasi baik investigasi komprehensif (RCA) maupun
investigasi sederhana (simple RCA) harus dilakukan untuk setidaknya hal-hal berikut
ini:
b) Semua kejadian serius akibat reaksi obat (adverse drug reaction) yang serius
sesuai yang ditetapkan oleh rumah sakit
e) Kejadian tidsk diharapkan atau pola kejadian tidak diharapkan selama sedasi
prosedural tanpa memandang cara pemberian
f) Kejadian tidak diharapkan atau pola kejadian tidak diharapkan selama anestesi
tanpa memandang cara pemberian
53
G. STANDAR KESELAMATAN PASIEN
54
i. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang diterapkan di rumah sakit ada 6 (enam) yaitu:
1. SKP 1 : mengidentifikasi pasien dengan benar
2. SKP 2 : meningkatkan komunikasi yang efektif
3. SKP 3 : meningkatkan keamanan obat-obat yang harus diwaspadai (high alert
medications)
4. SKP 4 : memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar
5. SKP 5 : mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. SKP 6 : mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
76