Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

“PEMERIKSAAN COIL PADA SISTEM PENGAPIAN”

Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Teknik listrik otomotif

TUGAS KELOMPOK

Disusun oleh kelompok 1:

AHMED SABILI GIFARI 2041220075

BIMA SAMUDRA NURROHMAN 2041220087

FAIZAL AKBAR 2041220077

IGO SAPUTRA HIDAYAT 2041220060

MOHAMMAD EGA YUSRIANSYAH 2041220084

MUHAMMAD RIFQI ADITYA IRAWAN 2041220065

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, para
keluarga dan sahabatnya, juga selaku pengikut ajaran yang diembannya.

Berkat rahmat dari Allah SWT, saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik
Listrik Otomotif tentang pemeriksaan sistem pengapian. Terima kasih kepada bapak Isa
Muhammad Said S.Pd, M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik Listrik Otomotif yang
telah memberikan arahan terkait tugas ini. Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang
telah memberi banyak saran dan pengetahuan untuk saya.

Tidak menutup kemungkinan dalam penulisan laporan praktikum ini terdapat


kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Saya
berharap tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca.

Malang, 24 November 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Judul Praktikum.............................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.4 Tujuan Praktikum...........................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................................2

2.1 Induksi Elektromagnetik................................................................................................2


2.2 Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik..................................................................3
2.3 Prinsip Mutual Induksi..................................................................................................4
2.4 Prinsip Mutual Induksi Pada Coil..................................................................................5
2.5 Pengertian Sistem Pengapian.........................................................................................5
2.6 Pengertian Ignition Coil.................................................................................................6
2.7 Tipe – Tipe Coil.............................................................................................................6
2.8 Prinsip Kerja Coil Pengapian.........................................................................................8

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM........................................................................................8

3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................................8


3.2 Objek dan Alat...............................................................................................................9
3.3 Keselamatan Kerja.........................................................................................................9
3.4 Prosedur Pemeriksaan dan pembongkaran....................................................................9

BAB IV ANALISIS HASIL..........................................................................................................15

4.1 Tabel 4.1......................................................................................................................15

BAB V PENUTUP........................................................................................................................15

5.1 Kesimpulan..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi kendaraan bermotor sangat menunjang bagi kehidupan manusia. Untuk


dapat dipergunakan sebagimana fungsinya kendaraan bermotor menggunakan tenaga mesin
sebagai tenaga gerak. Seperti halnya mesin – mesin yang lain pasti suatu saat mengalami
kerusakan selama masa penggunaan, sehingga memerlukan suatu perbaikan dan pemeliharaan.
Untuk suatu perbaikan dan pemiliharaan biasanya dilakukan oleh mekanik dalam bengkel.

Dalam makalah sistem pengapian ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu
diketahui agar dapat melakukan pemerikasaan, perawatan, perbaikan. Di dalam sistem pengapian
terdapat dua sistem di dalam pengapian yaitu : 1. Sistem pengapian Konpensional dan yang, 2.
Sistem pengapian elektronik. Ternyata komponen – komponen pada sistem pengapian memiliki
fungsinya masing – masing. Dengan demikian maka melalui makalah ini penulis akan
menguraikan tentang pemeriksaan pada sistem pengapian khususnya pada coil.

1.2 Judul Praktikum

PEMERIKSAAN COIL PADA SISTEM PENGAPIAN

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud sistem pengapian?

2. Apa perbedaan pengapian konvesional dengan pengapian elektronik?

3. Apa fungsi dari coil?

4. Bagaimana coil bisa menghasilkan induksi tegangan?

5. Mengapa coil bisa terjadi kemagnetan?

6. Mengapa busi bisa memercikan bunga api?

7. Bagaimana cara memeriksan tahanan pada coil?

8. Bagaimana tahapan-tahapan prosedur pemeriksaan coil?


1.4 Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui bagaimana


cara melakukan pemeriksaan tahanan pada coil, mengetahui kondisi kelayakan pada coil,
menganalisis kerusakan pada sistem pengapian, mengetahui SOP pengerjaan pembongkaran dan
pemeriksaan, mengetahui prinsip kerja coil, dan melatih keterampilan mahasiswa dibidang
otomotif khususnya keterampilan dikelistrikan pengapian. Agar ilmu yang didapatkan dapat
diterapkan didunia industri, masyarakat dan dunia pendidikan khususnya pendidikan vokasi.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Induksi Elektromagnetik

Gambar 2.1 induksi elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan
fluks magnetic. Fluks magnetic adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu
bidang. Seorang ilmuwan dari Jerman yang bernama Michael Faraday memiliki gagasan bahwa
medan magnet dapat menghasilkan arus listrik. Pada tahun 1821 Michael Faraday membuktikan
bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik

Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
arus listrik yang mengalir. Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-
garis gaya magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir dinamakan arus induksi
dan peristiwanya disebut induksi elektromagnetik.
Faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu :

1. Kecepatan perubahan medan magnet, Semakin cepat perubahan medan magnet, maka
GGL induksi yang timbul semakin besar.
2. Banyaknya lilitan, Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga
semakin besar.
3. Kekuatan magnet, Semakin kuat gejala kemagnetannya, maka GGL induksi yang
timbul juga semakin besar.

2.2 Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik

Gambar 2.2 proses induksi elektromagnetik

Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum galvanometer


menyimpang ke salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum galvanometer segera kembali
menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet tersebut didiamkan sejenak di dalam
kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan, maka jarum galvanometer akan menyimpang
dengan arah yang berlawanan (misalnya ke kiri). Jarum galvanometer menyimpang disebabkan
adanya arus yang mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung
kumparan timbul beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari
kumparan. Beda potensial yang timbul ini disebut Gaya Gerak Listrik Induksi (ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya
magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus yang mengalir).
Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus
yang mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis gaya
magnetik yang memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan). Jadi,
akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan, maka pada kedua
ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus listrik yang disebabkan oleh
perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan disebut arus induksi.

2.3 Prinsip Mutual Induksi

Gambar 2.3 mutual induksi

Induksi bersama atau induksi mutual (mutual induction) pada dasarnya hampir mirip
dengan induksi sendiri. Pada induksi mutual terdapat dua buah kumparan (kumparan primer dan
kumparan sekunder), dimana kedua kumparan tesebut tidak saling berhubungan. Jika pada
kumparan primer dialiri arus listrik maka akan timbul garis gaya magnet pada kumparan primer,
ketika listrik yang mengalir pada kumparan primer diputus atau berubah arah maka akan terjadi
perubahan medan magnet dan pada saat ini kemagnetan yang terjadi akan hilang. Perubahan
medan magnet ini akan menyebabkan terjadinya induksi pada kedua kumparan (kumparan
primer dan kumparan sekunder) sehingga pada kumparan primer dan kumparan sekunder akan
timbul arus listrik secara bersama (induksi bersama atau induksi mutual).

Arus yang digunakan untuk menghasilkan induksi mutual ini dapat berupa arus AC
maupun arus DC. Pada arus DC, untuk mengubah garis gaya magnet ini membutuhkan
komponen tambahan yang digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus ke kumparan
primer agar terjadi perubahan medan magnet untuk menghasilkan tegangan induksi pada
kumparan sekunder. prinsip penggunaan induksi mutual dengan arus DC banyak diaplikasikan
pada komponen kelistrikan pada kendaraan, contohnya pada komponen sistem pengapian yaitu
pada koil pengapian.

2.4 Prinsip Mutual Induksi Pada Coil

Gambar 2.4 induksi mutual pada coil

Besar kecilnya tegangan induksi pada kumparan sekunder ini tergantung dari banyak
sedikitnya kumparan sekunder dibandingkan dengan kumparan primer dan tergantung dari besar
kecilnya tengangan induksi pada kumparan primer.

2.5 Pengertian Sistem Pengapian

Gambar 2.5 sistem pengapian

Sistem pengapian adalah sistem yang digunakan untuk melakukan pembakaran campuran
bahan bakar yang telah dikompresikan. Sistem ini menggunakan percikan bunga api sehingga
mengakibatkan ledakan pada ruang bakar. Didalam ruang bakar ketika campuran bahan bakar
yang sudah dikompresi dan memiliki tekanan tinggi terbakar maka akan timbul daya atau tenaga.
Maka daya tersebut akan digunakan untuk menggerakkan kendaraan dengan melalui proses
pemindahan daya.

2.6 Pengertian Ignition Coil

Gambar 2.6 coil tabung

Ignition coil adalah komponen yang berfungsi untuk menaikan tegangan baterai dari 12 Volt
menjadi tegangan tinggi hingga 20 KV melalui proses induksi elektromagnetik.

2.7 Tipe – Tipe Coil

1. Tipe Konvensional / single coil

Gambar 2.7 single coil

Jenis single coil atau coil tabung menjadi komponen yang populer untuk sistem
pengapian konvensional dan sistem pengapian transistor. Sesuai namanya, coil ini hanya
berjumlah satu untuk mensuplai energi listrik bertegangan tinggi ke masing- masing busi. Coil
pack menggunakan dua kumparan yang terletak berdekatan untuk menghasilkan induksi
elektromagnetic. Tegangan yang dihasilkan bisa mencapai 10 hingga 20 KV.
2. Tipe Individual Coil Pack

Gambar 2.8 Individual coil

Individual coil pack, digunakan pada sistem pengapian DLI (Distributor less Ignition)
yang populer saat ini. Bentuk coil ini lebih kecil dan berjumlah sesuai jumlah silinder. Meski
memiliki bentuk yang lebih kecil, tegangan sekunder yang dihasilkan lebih besar daripada coil
biasa. Output yang dihasilkan bisa mencapai 40 KV.

3. Tipe Dual Coil Pack

Gambar 2.9 Dual Coil

Dual coil pack, memiliki bentuk yang lebih kecil dibandingkan coil jenis tabung. Dual
coil pack hampir sama dengan individual coil pack namun jumlah coil pada dual coil pack
berjumlah dua buah yang bekerja secara bergantian. Sehingga saat salah satu coil bekerja, maka
akan menghasilkan output yang dikirimkan ke dua silinder. Sehingga dua busi akan bekerja
bersama saat langkah kompresi dan langkah buang.

2.8 Prinsip Kerja Coil Pengapian


Gambar 2.10 Prinsip dasar cara kerja koil pada sistem pengapian

a. Saat Terjadi Kemagnetan

Pada saat arus listrik mengalir ke terminal positif, maka lilitan primer akan dialiri arus
listrik. Hal ini akan menyebabkan kemagnetan pada lilitan primer. Arus listrik akan mengalir
dari lilitan primer menuju terminal negatif.

b. Saat Terjadi Induksi Tegangan Tinggi

Pada saat platina membuka , maka hubungan antara terminal negatif ke massa akan
terputus. Arus listrik dari terminal positif tidak akan mengalir ke lilitan primer. Hal ini akan
mengakibatkan kemagnetan pada lillitan primer menjadi hilang. Dengan hilangnya kemagnetan
pada lilitan primer , maka timbullah induksi pada lilitan sekunder. Di mana pada lilitan sekunder
akan menghasilkan listrik dengan tegangan yang sangat tinggi. Listrik yang dihasilkan pada
lilitan sekunder ini akan dialirkan ke terminal sekunder untuk diteruskan ke kabel tegangan
tinggi.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pemeriksaan sistem pengapian ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24
November 2020 sampai selesai, bertempat di Rumah. Secara kelompok
3.2 Objek dan Alat
Objek:
Unit Sepeda Motor Yamaha Mio
Alat:
1. Kunci T 10mm
2. Obeng Plus Kecil
3. Multimeter
4. Obeng Plus Besar
3.3 Keselamatan Kerja
1. Lakukan pekerjaan sesuai dengan SOP
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Bersihkan alat jika selesai memakainya
4. Gunakan APD seperti sarung tangan
3.4 Prosedur Pemeriksaan dan pembongkaran
1. Siapkan unit untuk media praktek

Gambar 3.1 menyiapkan media praktek


2. Siapkan alat yang akan digunakan saat praktek
Gambar 3.2 Alat praktek
3. Mula-mula lepaskan cover mesin menggunakan obeng plus kecil

Gambar 3.4 Melepas Cover Mesin


4. Kemudian lepaskan cover samping dengan kunci T 10mm
Gambar 3.5 melepas cover samping

5. Lepaskan kabel output tegangan CDI ke coil

Gambar 3.6 Lepas kabel output CDI


6. Lepaskan kabel massa dan baut massa
Gambar 3.7 Melepas Massa coil

7. Kemudian lepaskan coil

Gambar 3.8 melepas coil


8. Lakukan kalibrasi ohm meter pada multitester
Gambar 3.9 Kalibrasi multitester
9. Mulailah lakukan pengukuran hambatan pada kumparan primer coil

Gambar 3.10 pemeriksaan tahanan kumparan primer coil


10. Kemudian lakukan pemeriksaan tahanan kumparan sekunder
Gambar 3.11 pemeriksaan tahanan kumparan sekunder
11. Kemudian lakukan pemeriksaan tahanan terhadap kabel tegangan tinggi

Gambar 3.12 pemeriksaan tahanan kabel busi


BAB IV
ANALISIS HASIL

Setelah melakukan praktikum ini didapat hasil berupa data. Dari beberapa data praktikum
yang diperoleh dirubah dalam bentuk tabel. Berikut adalah hasil praktikum ini.

Tabel 4.1

No POIN PEMERIKSAAN HASIL PENGUKURAN

1 Pemeriksaan tahanan pada kumparan primer 0,05kΩ

2 Pemeriksaan tahanan pada kumparan sekunder 8.9KΩ

3 Pemeriksaan tahanan pada kabel busi 0,8KΩ

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemeriksaan tahanan coil merupakan salah satu rangkaian poin pemeriksaan sistem
pengapian, peran coil sangatlah penting dalam sistem pengapian. Karena apabila dalam satu
rangkaian sistem pengapian tidak terdapat komponen coil, maka induksi tegangan tinggi tidak
akan tercipta. Sehingga busi tidak akan memercikan bunga api.

Pemeriksaan tahanan coil sangat penting tujuannya ialah untuk memeriksa kondisi
kelayakan kumparan primer maupun kumparan sekunder pada koil. Untuk mencegah troble-
troble pada sistem pengapian seperti contoh hilangnya bunga api pada coil yang disebabkan
adanya kerusakan pada coil. Kondisi baik tidaknya coil dapat dilihat dari hasil pengukuran
tahanannya, apabila tahanan pada coil masih berada diangka standart / anjuran pada buku
manual, maka dapat disimpulkan bahwa koil masih dalam kondisi baik. Sedangkan apabila nilai
hasil pengukuran menyimpang dari anjuran / standar pada buku manual, maka dapat dipastikan
kondisi koil tidak baik. Sehingga apabila nilai tahanan coil tidak sesuai dengan buku manual,
maka bisa meyebabkan hasil percikan bunga api tidak sempurna dan mengakibatkan motor
menjadi kurang bertenaga.

DAFTAR PUSTAKA

Juan.2017. Induksi elekromagnetik. Teknik-otomotif.com. Diakses pada tanggal 24


November 2020 dari https://www.teknik-otomotif.com/2017/10/induksi-elektromagnet- induksi-
sendiri.html

Muchta Amrie. [2017, 2 Juli]. Materi Ignition Coil Lengkap (Pengertian, Cara Kerja dan
Gambar Konstruksi). Autoexpose.org. Diakses pada tanggal 24 November 2020 dari
https://www.autoexpose.org/2017/02/cara-kerja- ignition-coil.html.

bacabrosur.blogspot.com. 2017. Mengenal model dan bentuk ignition coil mobil. Diakses
pada tanggal 24 November 2020 dari https://bacabrosur.blogspot.com/2018/04/macam- macam-
ignition-coil.html

Anda mungkin juga menyukai