Anda di halaman 1dari 14

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENYUSUNAN KODE ETIK

APARATUR PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH (APIP)

PRAMELLA YUNIDAR PASARIBU


BOBBY BRIANDO
Politeknik Imigrasi
Jalan Raya Gandul No.4 Cinere, Depok
bobby_briando@yahoo.com

Abstrak
Latar Belakang penulisan artikel ini berawal dari kegelisahan penulis pada semakin lunturnya nilai-nilai
Pancasila dalam segenap aspek kehidupan bangsa. Lunturnya nilai-nilai tersebut juga merambah pada
kalangan Aparatur Sipil Negara khususnya Pengawas Internal Pemerintah. Kode Etik Auditor Internal
Pemerintah Indonesia yang sejatinya harus memiliki ruh Pancasila ternyata dalam implementasinya
sama sekali jauh dari nilai-nilai tersebut. Penulisan artikel menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi literatur. Kesimpulan menunjukkan bahwa Aparatur Pengawas Internal Pemerintah
(APIP) harus menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam tugas dan fungsinya termasuk dalam
menyusun kode etik. Saran penulis adalah agar kode etik auditor internal pemerintah harus lebih
mengedepankan nilai-nilai pancasila yang sejatinya merupakan jati diri bangsa Indonesia tanpa harus
mengadopsi secara penuh kode etik asing.
Kata kunci: APIP, Kode Etik, Nilai Pancasila

Abstract

The writings background of this article originated from the writer's concern about the lost values of
Pancasila in all aspects of Indonesian people. This phenomenon occurs also to the State Civil Apparatus,
especially the Government Internal Auditor. The Indonesian Auditor's Internal Code of Ethics which
should be holding to the spirit of Pancasila turns out to be far from the commitment towards these values.
This study uses qualitative method with a literature study approach. The conclusion shows that the
Government Internal Auditor (APIP) must instill the noble values of Pancasila in their tasks and
responsibilities including in the development of a code of ethics. The author suggests that the code of
ethics of the internal auditors of the government should prioritize the values of Pancasila which are the
unique identity of Indonesian people. In a sense, there is no need to fully adopt foreign code of ethics.
Keywords : APIP, Code of Conduct, Pancasila’s Value

PENDAHULUAN Sitorus menyatakan bahwa pandangan hidup


bangsa mengandung unsur-unsur pokok
Setiap bangsa memiliki karakter khas kepribadian bangsa yang merupakan
yang menjadi core value dalam menjiwai kristalisasi nilai-nilai luhur yang lahir dan hidup
perjalanan bangsa tersebut. Ciri khas ini yang pada bangsa tersebut serta menjadi milik
pada akhirnya menjadi pembeda antar satu bangsa yang bersangkutan2. Dengan
bangsa dengan bangsa lainnya. Sebuah sendirinya, nilai-nilai ini diakui dan diyakini
bangsa yang berdaulat tidak akan luput dari kebenaran dan kebaikannya, sehingga bangsa
berbagai macam persoalan seperti ancaman tersebut juga memiliki tekad untuk menghayati,
dan tantangan dalam segi ekonomi, politik, menjalankan dan mengamalkannya dalam
sosial budaya serta pertahanan dan keamanan. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
Berdasarkan karakter yang menjadi ruh dan
jiwa serta pandangan hidup inilah berbagai
Etik IAI’, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 1.Vol. 1.,2016,
persoalan dapat diatasi dan dipecahkan1.
hlm. 5.
2
Jordan Hotman Ekklesia Sitorus, ‘Membawa Pancasila
1
Achdiar Redy Setiawan, ‘Mempertanyakan Nilai-Nilai Dalam Suatu Definisi Akuntansi’, Jurnal Akuntansi
Pancasila Pada Profesi Akuntan: Bercermin Pada Kode Multiparadigma, 6.Vol. 2., 2015, hlm. 178.
1
bernegara. Ketika nilai-nilai luhur ini telah anasir dan pengaruh asing yang cukup kental
merasuk pada seluruh elemen bangsa, maka di mendominasi segala lini kehidupan berbangsa
tengah arus apapun yang muncul dan di negara ini7. Hal ini pada akhirnya dapat
menghadang, suatu bangsa akan menjauhkan kita dari cita-cita luhur bangsa dan
mempertahankannya secara gigih, menjadi titik spirit para The founding father. Segala hal yang
tolak sekaligus tujuan bersama. menjauhkan dari cita-cita tersebut seharusnya
menjadi titik tumpu kesadaran berpancasila
Menurut Setyawan dalam sebuah
sebagai sesuatu yang penting dan utama diatas
artikelnya menyatakan bahwa pandangan hidup
kepentingan yang lainnya.
bersama ini sesungguhnya juga dimiliki oleh
bangsa Indonesia3. Para founding father Sebagai sebuah pandangan hidup,
bangsa sebagai peletak dasar berbangsa telah Pancasila mengandung konsep dasar
menyepakati bahwa Pancasila adalah landasan mengenai kehidupan yang dicita-citakan,
dan tujuan berbangsa. Sitorus menegaskan pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan
pula bahwasannya Pancasila lahir mendahului mengenai wujud kehidupan yang dianggap
lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia 4. baik8. Untuk itulah perlu menanamkan atau
Hal ini bisa dilhat bahwa secara formal, menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung
Pancasila sebagai pandangan hidup ini dalam Pancasila tersebut kedalam setiap diri
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang pribadi manusia Indonesia termasuk Aparatur
Dasar (UUD) 1945 alinea keempat. Rumusan Pengawas Internal Pemerintah (APIP). APIP
Pancasila dalam Mukadimah UUD 1945 merupakan instansi pemerintah yang memiliki
mendahului pasal-pasal dalam batang tubuh tugas dan fungsi dalam melakukan
UUD 1945. Faktor ini mengandung arti bahwa pengawasan. Sesuai dengan tugas dan
Negara harus dijiwai dan dipimpin oleh kewenangannya, maka APIP melakukan tugas
Pancasila. Penjelasan tersebut juga selaras pengawasan Internal Pemerintah. Pengawasan
dengan apa yang disampaikan Abdulgani sendiri memiliki arti yang penting, hal ini
bahwa Pancasila adalah leimotive (dorongan dikarenakan salah satu unsur manajemen
pokok) dan leitstar (bintang penunjuk jalan) merupakan proses kegiatan untuk memberikan
yang menuntun perjalanan bangsa dalam jaminan yang memadai (reasonable assurance)
mencapai segala tujuannya5. Dengan kata lain, yang mana tujuan dan sasaran serta tugas
Pancasila merupakan satu-satunya tujuan dan suatu organisasi telah terlaksana dengan baik
pandangan hidup bangsa Indonesia. apabila telah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Sebagai salah satu fungsi
Semakin berkembangnya suatu
manajamen, dalam hal ini manajemen sektor
peradaban maka dinamika perubahan tidak
publik, pengawasan merupakan tanggungjawab
dapat dielakkan lagi. Arus teknologi dan
melekat dalam setiap jenjang kepemimpinan di
informasi yang begitu pesat mengungkungi
setiap instansi.
perjalanan bangsa Indonesia tak pelak juga
mencuatkan pertanyaan besar tentang Latar Belakang
relevansi Pancasila dalam menjawab tantangan
Hakekat pengawasan adalah suatu
tersebut. Abad 21 yang ditandai dengan
aktivitas dalam mencegah sedini mungkin
derasnya arus globalisasi yang merasuki
terjadinya penyimpangan, pemborosan,
segenap ruang-ruang privat dan publik
penyelewengan, hambatan, kesalahan dan
menjadikan kehidupan berbangsa dalam satu
kegagalan dalam pencapaian tujuan dan
geografis tertentu mengahadapi tantangan yang
sasaran organisasi9. Sesuai dengan tugas dan
besar6. Bibit-bibit individualisme, perilaku
kewenangannya, maka APIP melakukan tugas
konsumtif dan koruptif serta pemihakan
pengawasan internal pemerintah. Peraturan
berlebihan pada kepentingan pribadi dan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
kelompok diatas kepentingan bangsa sudah
Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009
menjadi hal lumrah yang acapkali ditemui
tentang Pedoman Kendali Mutu APIP
dalam kehidupan sehari-hari, begitupun dengan
7
Setiawan., Op.cit., hlm. 12
3 8
Setiawan,. Op.cit., hlm. 8. Burhanuddin Salam, Filsafat Pancasilaisme, Jakarta:
4
Sitorus,. Op.cit., hlm. 177 PT. Rineka Cipta, 1996, hlm 56.
5 9
Roeslan Abdulgani, Pengembangan Pancasila Di Iwan Triyuwono, ‘Pengembangan Nilai Etika Dalam
Indonesia Jakarta: Idayu Press., 1977. hlm.56 Pengelolaan Dan Pengawasan Sektor Publik’,
6
Sirajudin, ‘Interpretasi Pancasila Dan Islam Untuk Pembekalan Teknis Manajemen Stratetjik Dan Teknik
Etika Profesi Akuntan Indonesia’, Jurnal Akuntansi Penganggaran / Keuangan Bagi Anggota DPRD
Multiparadigma, 4.Vol. 3., 2013., hlm 456. Kabupaten/kota Dan Pejabat Pemda, 2000, hlm. 14.
2
mendefinisikan bahwa Pengawasan Internal Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
sebagai keseluruhan proses kegiatan audit, Pengendalian Internal Instansi Pemerintah
reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan (SPIP) pasal 48 yang menyatakan bahwa
pengawasan lain terhadap penyelengaraan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka melakukan pengawasan internal melalui, audit,
memberikan keyakinan yang memadai bahwa reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan pengawasan lainnya. Dalam realisasi
tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif pelaksanannya, fungsi pengawasan yang
dan efisien dalam mewujudkan tata kelola dilakukan APIP sampai saat ini dilaksanakan
kepemerintahan yang baik 10. melalui peran pemeriksaan (watchdog), peran
konsultansi (consultant) dan peran katalisator
Dalam melaksanakan peran
dan pendampingan manajemen (catalyst).
pengawasannya tersebut, maka APIP dapat
Ketiga peran tersebut telah dilaksanakan oleh
melakukan tugas-tugas pengawasan melalui
APIP dengan menggunakan segenap sumber
aktivitas audit, reviu, evaluasi dan pemantauan,
daya yang telah disediakan yaitu sumber daya
yang didefinisikan sebagai berikut: (1). Audit
manusia auditor, sumber dana (anggaran),
adalah proses indentifikasi masalah, analisis,
serta sarana dan prasarana pengawasan yang
dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
diperlukan. Berbicara mengenai sumber daya
independen, objektif dan profesional
manusia auditor ternyata menumbuhkan
berdasarkan standar audit, untuk menilai
semangat korsa profesi auditor untuk
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas,
membentuk suatu wadah profesi, untuk itulah
dan keandalan informasi pelaksanaan tugas
kemudian lahir Asosiasi Auditor Internal
dan fungsi instansi pemerintah. Audit yang
Pemerintah (AAIPI). Asosiasi ini lahir setelah
dilakukan APIP dapat berupa audit kinerja
diadakannya konferensi Auditor yang memiliki
maupun audit investigasi. Audit kinerja adalah
begitu banyak diskusi panjang dan strategis
audit yang terdiri dari aspek efektivitas;
dalam merapatkan barisan APIP yang diinisiasi
sedangkan audit investigatif adalah proses
oleh Badan Pengawas Keuangan dan
mencari, menemukan, dan mengumpulkan
Pembangungan (BPKP).
barang bukti secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu Dalam konferensi tersebut setidaknya
perbuatan dan pelakunya guna dilakukan menghasilkan beberapa agenda penting salah
tindakan hukum selanjutnya; (2). Reviu adalah satunya adalah mengenai pedoman telaah
penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan sejawat AAIPI. Pada saat pelaksanaan
untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut konferensi ternyata memunculkan begitu
telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, banyak masukan dan saran dalam perumusan
standar,rencana, atau norma yang telah konsep pedoman oleh berbagai Sumber Daya
ditetapkan; (3). Pemantauan adalah proses Manusia (SDM) yang hadir. Namun sebagian
penilaian kemajuan suatu program atau besar peserta mengarahkan untuk mengacu
kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah pada International Standard For The
ditetapkan; (4). Evaluasi adalah rangkaian Professional Internal Auditing (Institut of
kegiatan membandingkan hasil atau prestasi Internal Auditors), Quality Assessment Manual
suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau for The Internal Audit Activity yang notabene
norma yang telah ditetapkan, dan menentukan merupakan standar audit asing yang berlaku
faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan universal. Kembali ke konsep pandangan hidup
atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai Pancasila, dalam proses perumusan suatu
tujuan11. konsep, pengaruh model yang akan dijadikan
acuan khususnya bersumber dari luar (asing)
Peran APIP sebagaimana tercantum
tidak bisa secara mentah-mentah diadopsi.
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Perlu melewati tahapan penyesuaian dan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
adaptasi terhadap nilai-nilai yang hidup dan
diperkuat lagi dengan Peraturan Pemerintah
berkembang dalam suatu negara, terlebih di
10
BPKP, ‘Membangun Etika Aparatur’, 2014
negara Indonesia yang notabene memiliki
<www.bpkp.go.id>. begitu banyak nilai-nilai luhur12.
11
Rizki Bagustianto and Nurkholis, ‘Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Minat Pegawai Negeri Sipil Untuk
12
Melakukan Tindakan Whistle-Blowing (Studi Pada Unti Ludigdo, ‘Pemahaman Strukturasi Atas Praktik
BPK RI)’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3. Vol. 1., 2015, Etika Di Sebuah Kantor Akuntan Publik’ ,Brawijaya,
hlm.18. 2005, hlm245.
3
Inilah salah satu esensi penerimaan kita Penelitian yang membahas Pancasila
sebagai bangsa atas kesepakatan menjadikan sebagai falsafah kehidupan bangsa Indonesia
Pancasila sebagai falsafah dan pandangan selama ini hanya terbatas pada filosofi dan
hidup berbangsa dan bernegara. Esensi keterkaitannya dengan pendidikan moral
penerimaan ini patut dilayangkan pada semua pancasila. Namun semakin berkembangnya
bidang kehidupan, termasuk profesi auditor. sudut pandang atau paradigma terkait
Arah kemajuan dan pengembangan profesi Pancasila dengan kode etik profesi
auditor semestinya harus selaras dengan nilai- sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
nilai mulia Pancasila. Profesi auditor Ludigdo terkait memaknai etika profesi akuntan
pemerintah yang dijalankan, hidup dan Indonesia dengan Pancasila. Kemudian
berkembang di Indonesia walau tidak dapat penelitian oleh Sitorus yang mencoba
dilepaskan dari perkembangan yang ada di membawa Pancasila dalam definisi akuntansi
dunia global, ketika berpraktik di Indonesia, serta Setyawan dengan penelitian internalisasi
perlu ada pengejawantahan nilai-nilai Pancasila Pancasila dalam pembelajaran akuntansi
dalam profesi tersebut. Ini adalah konsekuensi semakin meyakinkan penulis akan urgensitas
logis dan tanggungjawab moral atas internalisasi Pancasila pada penyususnan kode
penerimaan terhadap Pancasila sebagai etik APIP. Absennya substansi Pancasila akan
falsafah dan pandangan hidup bangsa13. menjauhkan realitas tentang menjadi APIP
dalam konteks Keindonesiaan15.
Rumusan Masalah
Metode Penelitian
Pertanyaan serupa tak terkecuali juga
harus ditujukan kepada Profesi Auditor Internal Penulisan artikel ini menggunakan
Pemerintah. Profesi ini sebenarnya menempati pendekatan kualitatif. Teknik analisis data
posisi yang istimewa dan mulia di mata menggunakan studi kepustakaan. Sumber
stakeholder. Sebagai aparatur yang memiliki referensi diperoleh dari berbagai artikel dalam
peran dalam menjaga akuntabilitas keuangan suatu jurnal ilmiah. Kode Etik Aparat
negara di ranah institusi publik, profesi ini perlu Pengawasan Intern Pemerintah digunakan
menaruh perhatian besar untuk menjaga sebagai dasar penelahaan, tulisan ini bertujuan
amanah yang dibebankan secara konsisten dan mengkritisi pengembangan profesi Auditor
bertanggung jawab. Pengembangan profesi Internal Pemerintah atau APIP di Indonesia.
auditor internal pemerintah di Indonesia perlu Tulisan ini disusun dengan sistematika berikut.
dipertanyakan keselarasannya dengan nilai- Pertama, penjelasan awal tentang ideologi
nilai luhur Pancasila sebagai pandangan hidup Pancasila. Ini sebagai alat untuk mengingat
bangsa. Sebagaimana dimafhumi, profesi ini kembali tentang urgensi dan posisi penting
tidaklah steril dari pengaruh perkembangan di Pancasila dalam sendi kehidupan bangsa.
dunia global. Apalagi melihat hasil konferensi Kedua, Selayang pandang profesi APIP dan
AAIPI yang melakukan penyusunan konsep kode etik yang dianut. Ketiga, telaah kritis atas
mengacu pada standar internasional yang beberapa poin yang dianggap urgent. Keempat,
notabene berasal dari negara luar. Apakah sebagai refleksi dalam menentukan posisi yang
penempatan Pancasila dalam penyusunan teguh dan jelas atas nilai-nilai luhur Pancasila
kode etik Aparatur Pengawas Internal dalam pengembangan profesi APIP di tanah air.
Pemerintah (APIP) penting untuk dikemukakan
agar para APIP tidak tercerabut dari akarnya
sebagai bangsa Indonesia yang berjiwa PEMBAHASAN
Pancasila?14 Inilah kemudian yang menjadi Lahirnya Pancasila secara konseptual
permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan diungkapkan mulanya oleh Presiden RI
ini. pertama, Soekarno. Pada pidatonya dalam
Tujuan sidang Badan Penyidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
tanggal 1 Juni 1945, Soekarno secara tegas
13
Unti Ludigdo, Memaknai Etika Profesi Akuntan menggali lima prinsip (asas) yang sebaik-
Indonesia Dengan Pancasila, Pidato Pengukuhan Guru baiknya sebagai Dasar Negara Indonesia,
Besar Bidang Etika Bisnis Dan Profesi, 2012, hlm.35. yakni: kebangsaan Indonesia,
14
Achdiar Redy Setiawan and Ari Kamayanti, Internasionalisme atau perikemanusiaan,
‘Mendobrak Reproduksi Dominasi Maskulinitas Dalam mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial
Pendidikan Akuntansi: Internalisasi Pancasila Dalam
Pembelajaran Accounting Fraud’, Konferensi Nasional
15
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012, hlm. 18–20. Setiawan, Op.cit., hlm 10.
4
dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Lima asas dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pokok ini lalu diistilahkan sendiri oleh Bung permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
Karno sebagai Pancasila. Usulan ini menurut mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
beberapa literatur sesungguhnya bukanlah nilai seluruh rakyat Indonesia.”
orisinil yang muncul dari pemikiran Soekarno.
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar
Sokarno tegas Abdulgani16 hanyalah penggali
Negara dan pandangan hidup bangsa
dan perangkai dalam satu kesatuan utuh.
merupakan pencerminan kehidupan bangsa
Sejatinya, lima nilai itu merupakan rangkaian
dan negara. Asdi mengemukakan fungsi
jiwa dan nafas yang telah merasuk dalam hidup
Pancasila, antara lain: (a). sebagai jiwa bangsa
dan kehidupan berbangsa sejak para leluhur
Indonesia: memiliki arti tetap dan tidak berubah
bangsa menapakkan sejarahnya17. Dan ini juga
seiring lahirnya bangsa Indonesia; (b) sebagai
beliau tegaskan dengan eksplisit dalam pidato
kepribadian bangsa Indonesia: merupakan
monumentalnya sebagai berikut:
seuatu yang dinamis, mewujud dalam sikap
“… Saya hanyalah sekedar perumus, mental dalam perbuatan khas yang
penyambung lidah dari keinginan-keinginan dari membedakan dengan bangsa lain; (c) sebagai
perasaan-perasaan yang sudah lama pandangan hidup bangsa: sebagai falsafah
terpendam, bisu dalam jiwa dan kalbu rakyat bangsa, Pancasila dapat mempersatukan
Indonesia secara turun menurun dari para bangsa karena nilai-nilainya merupakan
pendahulu bangsa….” kristalisasi yang diyakini kebenarannya; (d)
sebagai titik tolak atau landasan dan sekaligus
Merujuk pada pidato tersebut jelaslah
cita-cita dan tujuan bangsa: Pancasila
bahwa nilai-nilai Pancasila sejatinya merupakan
memberikan landasan yang kuat, bersifat
nilai-nilai yang telah dianut bangsa Indonesia
dinamis sesuai tuntutan zaman; (e). sebagai
sejak lama. Nilai-nilai ini dihayati, diyakini dan
dasar moral bangsa: memiliki arti bahwa setiap
dijalankan sebagai nilai yang dianggap benar
individu yang bernaung di bawah payung
dan baik dalam tatanan sosial kemasyarakatan.
Indonesia hendaknya memiliki moral seperti
Dengan demikian, tidaklah mengherankan pula
nilai Pancasila; (f). sebagai perjanjian luhur
jika para The Founding Father akhirnya
bangsa: merupakan kebulatan tekad dari
menyepakati lima sila ini sebagai dasar negara
bangsa Indonesia yang disepakati para pendiri
tatkala pekik kemerdekaan dikumandangkan
bangsa; (g) sebagai dasar Negara Kesatuan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Disamping itu,
Republik Indonesia: dipakai sebagai dasar
secara formal sesungguhnya Pancasila
mengatur penyelenggaraan pemerintah dan
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang
negara; (h) sebagai sumber dari segala sumber
Dasar (UUD) 1945 alinea keempat yang
hukum: keseluruhan aturan dan perundang-
ditetapkan pertamakali pada 18 Agustus 1945.
undangan harus berlandaskan nilai-nilai luhur
“Pancasila” memang tidak tercantum secara
Pancasila.
gamblang, namun formulasinya ada didalamnya
dan ditegaskan sebagai dasar tujuan Menurut Setyawan dan Kamayanti18
bernegara. Berikut kutipan lengkapnya: Pancasila yang lahir secara konsepsi
kenegaraan pada tahun 1945 dalam
“Kemudian daripada itu, untuk
perkembangannya tetap menjadi satu-satunya
membentuk suatu Pemerintah Negara
landasan hidup yang disepakati. Bahkan hingga
Indonesia yang melindungi segenap bangsa
saat ini relevansi nilai-nilai Pancasila masih
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
sangat relevan dengan kehidupan berbangsa
dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
dan bernegara. Walaupun perkembangan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
teknologi modern yang menjadikan dunia
melaksanakan ketertiban dunia yang
seakan tidak terbatas lagi (borderless),
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
Pancasila masih relevan untuk dijadikan
dan keadilan sosial, maka disusunlah
panduan menghadapi beragam tantangan dan
kemerdekaan itu dalam suatu Undang-Undang
ancaman yang menghadang. Salah satu kunci
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
untuk terus merevitalisasi Pancasila adalah
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi
ber- Ketuhanan Yang Maha Esa,
terbuka. Sitorus19, Setyawan20 dan Ludigdo 21
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
menyatakan bahwa Pancasila akan bisa terus
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
18
Setiawan and Kamayanti, Op.cit, hlm.12.
16 19
Abdulgani, Op.cit, hlm 37. Sitorus, Op.cit, hlm. 175.
17 20
Setiawan, Op.cit., hlm.11. Setiawan, Op.cit, hlm. 8.
5
dipakai karena nilai-nilainya selalu bisa termasuk didalamnya pengelolaan sektor publik
dikomunikasikan dan disesuaikan dengan dan pemerintahan semakin mengokohkan
situasi dan kondisi yang berkembang dinamis. eksistensinya. Pada saat yang sama, sebagai
Kuncinya ada pada pemaknaan secara eksesnya, peran negara menjadi semakin kerdil
kontinuitas sehingga substansinya dapat terus dan kehilangan kapasitasnya termasuk dalam
relevan dan komunikatif sepanjang jaman. menginternalisasi nilai-nilai luhur bangsa
Sebagaimana ungkapan terkenal Bung Karno: terutama Pancasila. Pada titik inilah,
“ambil apinya, jangan abunya”, pemaknaan membicarakan tentang nasionalisme
Pancasila sebagai ideologi terbuka akan kebangsaan menjadi hal yang urgent untuk
menjadikan implementasi dan internalisasi dieksplorasi.
Pancasila menjadi ruh yang hidup. Interaksi
Profesi APIP dan Kode Etiknya
dinamis dengan realita kehidupan yang
menghadang akan menempatkan bangsa Auditor merupakan salah satu keahlian
Indonesia semakin yakin akan kebenaran dan profesi yang sangat rentan terhadap
nilai-nilai luhur Pancasila sebagai nilai yang penyalahgunaan wewenang. Mengingat sifat
dianggap benar dan baik. pekerjaannya yang independen, auditor
memerlukan tatanan yang memadai guna
Ketika Pancasila ini telah disepakati
memberikan tingkatan kepercayaan kepada
sebagai landasan bernegara, maka
masyarakat. Penyusunan kode etik bagi auditor
konsekuensi logisnya Pancasila harus
publik merupakan salah satu langkah yang
diamalkan secara objektif dan subjektif22.
dapat ditempuh. Dalam konteks profesi, Kode
Secara objektif bermakna bahwa Pancasila
etik auditor merupakan salah satu produk yang
harus dijadikan dasar, sumber, dan jiwa seluruh
menjadi fokus sebelum auditor melaksanakan
pembuatan dan perumusan peraturan
tugas dan fungsinya. Dalam banyak hal, poin-
perundang-undangan dan penyelenggaraan
poin yang ada dalam Kode Etik tersebut
negara. Adapun pengamalan Pancasila secara
memang diarahkan untuk menata profesi
subjektif merujuk pada pengamalan Pancasila
auditor pemerintah. Dasar pemikiran
oleh diri tiap pribadi selaku warga negara
penyusunan kode etik profesional setiap profesi
Indonesia dalam hidup dan kehidupan baik
adalah kebutuhan profesi terhadap
secara individual maupun sosial
kepercayaan masyarakat tentang mutu jasa
kemasyarakatan. Hal ini memiliki arti
yang diserahkan oleh pihak profesional. Setiap
bahwasannya profesi APIP harus merujuk pada
profesi yang menyediakan jasanya kepada
nilai-nilai Pancasila. Profesi apapun sejatinya
publik memerlukan kepercayaan dari
dalam menjalankan pekerjaan di wilayah NKRI
masyarakat. Umumnya masyarakat awam
perlu dan wajib menyesuaikan diri dengan nilai-
tentang pekerjaan yang dilakukan oleh pihak
nilai Pancasila. Nilai-nilai tersebut seharusnya
profesional karena kompleksnya pekerjaan
mewarnai dan menjiwai pengembangan profesi
yang dilaksanakan olehnya. Kepercayaan
APIP walaupun secara praksis ia tidak bisa
masyarakat terhadap mutu jasa auditor akan
dilepaskan dari acuan global beserta
menjadi lebih tinggi jika profesi tersebut
turunannya. Hari ini pertanyaan tentang nilai-
menerapkan standar mutu tinggi terhadap
nilai Pancasila perlu diajukan kembali
pelaksanaan pekerjaan profesional yang
mengingat begitu derasnya arus globalisasi
dilakukan oleh anggota profesinya.
merasuki semua sendi kehidupan bernegara,
tak terkecuali auditor pemerintah. Globalisasi APIP secara esensi merupakan
yang terjadi serta tuntutan untuk mengacu pada implementasi dari Audit Internal. Audit internal
standar internasional yang universal ibarat mata menurut Standar Internasional Praktik
pisau yang mengiris dua sisi 23. Asumsi neo- Profesional Audit Internal yang dikeluarkan oleh
liberal yang menjadi dasar berpijaknya The Institute of Internal Auditors
globalisasi dan internasionalisasi menjadikan diselenggarakan pada berbagai lingkungan
gurita penguasaan segala sumber daya hukum dan budaya; untuk berbagai organisasi
yang memiliki beraneka ragam tujuan, ukuran,
21 kompleksitas, dan struktur oleh berbagai pihak,
Ludigdo, Memaknai Etika Profesi Akuntan Indonesia
Dengan Pancasila, 2013, hlm.16.
baik di dalam maupun di luar organisasi.
22
Musthafa Kamal Pasha, Pancasila, UUD 1945 Dan Walaupun perbedaan dapat memengaruhi
Mekanisme Pelaksanaannya, Yogyakarta: Mitra Gama praktik audit internal pada setiap
Widya, 1988, hlm. 6. lingkungannya, kesesuaian terhadap standar
23
M Wibisono, Implikasi Kerjasama Trans Pacific merupakan hal yang esensial dalam
Partnership, Jakarta: LEMHANAS, 2013, hlm.25. pemenuhan tanggungjawab audit internal dan
6
aktivitas audit internal. Tujuannya adalah: (1). hasil penilaian/assessment disebut kemudian
Memberikan panduan untuk pemenuhan unsur- dengan pengguna (user). Jasa konsultasi
unsur yang diwajibkan dalam Kerangka Praktik adalah jasa yang bersifat pemberi nasihat, yang
Profesional Internasional; (2). Memberikan pada umumnya diselenggarakan berdasarkan
kerangka kerja dalam melaksanakan dan permintaan spesifik klien. Sifat dan ruang
meningkatkan berbagai bentuk layanan audit lingkup berdasarkan atas kesepakatan dengan
internal yang bernilai tambah; (3) menetapkan klien. Auditor harus selalu mempertahankan
dasar untuk mengevaluasi kinerja audit internal; obyektifitas dalam pelaksanaan tugasnya24.
(4) mendorong peningkatan proses dan
APIP yang merupakan Auditor Intern
operasional organisasi.
Pemerintah wajib memiliki standar dan kode
Standar mencakup serangkaian prinsip etik sebagaimana diamanatkan oleh The
dan persyaratan wajib (mandatory) yang terdiri Institute of Internal Auditors. Kode etik Auditor
dari: Pernyataan persyaratan pokok, yang Intern Pemerintah Indonesia pada prinsipnya
berisi persyaratan dasar praktik profesional merupakan sistem dari prinsip-pronsip moral
audit internal dan pedoman evaluasi efektifitas yang diberlakukan dalam suatu kelompok
kinerjanya, yang berlaku secara internasional profesi yang ditetapkan secara berama. Kode
pada tingkatan organisasi dan individual; Etik ini harus dipatuhi oleh setiap mereka yang
Interpretasi, yang menjelaskan lebih lanjut menajalankan tugas profesi tersebut. Kode Etik
istilah dan konsep yang digunakan dalam ini juga mengatur mengenai prinsip etika,
Standar. Standar, bersama dengan Kode Etik aturan perilaku auditor intern pemerintah baik
merupakan unsur-unsur wajib (mandatory) dari dalam organisasi, sesama auditor maupun
Kerangka Praktik Profesional Internasional, hubungan dengan auditan. Pada intinya kode
oleh karena itu, kesesuaian terhadap Kode Etik etik ini merupakan pedoman perilaku bagi
dan Satndar menunjukkan kesesuaian terhadap auditor dalam menjalankan profesinya dan
seluruh unsur wajib (mandatory) dalam dalam mengevaluasi perilaku auditor dalam
Kerangka Peraktik Profesional Internasional. mendukung tugas dan kegiatan Aparat
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sebagai
Standar Atribut dan Standar Kinerja. Setandar salah satu unsur menajamen pemerintah yang
Atribut mengatur organisasi dan individu yang bersifat pengawasan dalam mewujudkan
melaksanakan audit internal. Standar kinerja kepemerintahan yang bersih dan bebas dari
mengatur sifat audit internal dan menetapkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit
Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
internal. Standar atribut dan kinerja diterapkan
Indonesia (AIPI) merupakan aturan perilaku dan
pada seluruh jenis jasa audit internal.
etika yang harus dipatuhi oleh setiap mereka
Standar implementasi merinci Standar yang mejalankan tugas profesi auditor intern
Atribut dan Kinerja dengan menyajikan pemerintah. Sungguh merupakan suatu
persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa prestasi sendiri,bahwa penetapan kode etik
audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk AIPI berhasil mengayunkan langkah
asuransi (assurance) dan kode (C) untuk pertamanya sejak didirikan pada tanggal 30
konsultansi (consulting). Jasa assurance November 2012 dengan susunan Dewan
merupakan kegiatan penailaian bukti obyektif Pengurus Nasional (DPN) yang dikukuhkan
oleh auditor internal untuk memberikan oleh Wakil Presiden RI pada tanggal 19
pendapat dan simpulan mengenai suatu entitas, Desember 2012. Dengan adanya implementasi
operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek kode etik bagi para auditor yang merupakan
lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu subyek dari pengawasan tertentu tersebut,
penugasan assurance ditentukan oleh auditor. dipastikan akan membantu organisasi dalam
Pada umumnya terdapat tiga pihak yang mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
berperan serta dalam pelaksanaannya, yaitu (1) baik sebagai bagian dari tugas nasional.
seorang atau sekelompok orang yang terlibat Asosiasi Auditor Intern Pemerintah (AAIPI)
secara langsung dengan entitas, operasi, dibentuk untuk mengemban amanat Peraturan
fungsi, proses, sistem, atau permasalahan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42
lainnya disebut kemudian dengan pemilik Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps
proses; (2) seseorang atau sekelompok orang 24
yang melakukan penilaian/assessment disebut The Institute of Internal Auditors, Standar
kemudian dengan auditor internal; (3) seorang Internasional Praktik Profesional Audit Internal
Florida: The Institute of Internal Auditors, 2017,
atau sekelompok orang yang memanfaaatkan
hlm.12.
7
dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil dan 1) Prinsip etika yang relevan dengan profesi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dan praktik pengawasan intern pemerintah, dan
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem 2) Aturan perilaku yang menggambarkan norma
Pengendalian Intern Pemerintah. Pasal 13 ayat perilaku yang diharapkan bagi auditor intern
(1) huruf b Peraturan Pemerintah Republik pemerintah dalam memenuhi tanggung jawab
Indonesia Nomor 42 Tahun 2004 mewajibkan profesionalnya. Aturan ini membantu untuk
organisasi profesi di lingkungan PNS menafsirkan prinsip dalam penerapan praktis
menetapkan kode etiknya masing-masing. dan dimaksudkan sebagai pedoman perilaku
Pasal 52 Peraturan Pemerintah Republik etis bagi auditor intern pemerintah.
Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 mewajibkan
Refleksi Kode Etik AIPI dan Cara Pandang
AAIPI sebagai organisasi profesi untuk
Pancasila
menyusun kode etik aparat pengawasan intern
pemerintah yang mempunyai tugas Kode Etik AIPI secara eksplisit
melaksanakan pengawasan25. menegaskan bahwa hadirnya kode etik ini
bertujuan untuk memenuhi tanggung jawabnya
Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
dengan standar profesionalisme tertinggi,
Indonesia (disingkat KE-AIPI) disusun sebagai
mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
pedoman perilaku bagi auditor intern
orientasi kepada kepentingan publik. Prinsip
pemerintah dalam menjalanakan tugas dan
Etika Profesi dalam KE-AIPI menyatakan
tanggungjawabnya dan bagi pimpinan APIP
memberikan jaminan (assurance) dan
dalam mengevaluasi perilaku auditor intern
konsultasi (consulting) yang independen dan
pemerintah. KE-AIPI disusun dengan tujuan
objektif untuk menambah nilai dan memperbaiki
sebagai berikut: a. untuk mendorong sebuah
operasi organisasi. Pengawasan intern
budaya etis dalam profesi pengawasan intern
membantu organisasi mencapai tujuannya
pemerintah; b. untuk memastikan bahwa
dengan menghasilkan pendekatan sistematis
seorang profesional akan berperilaku pada
untuk mengevaluasi dan memperbaiki
tingkat lebih tinggi dibandingkan PNS lainnya;
efektifitas manajemen risiko, pengendalian, dan
c. untuk mewujudkan auditor intern pemerintah
proses tata kelola. Terdapat 6 (enam) prinsip
terpercaya, berintegritas, objektif, akuntabel,
yang didedahkan oleh Kode Etik AIPI:
transparan, dan memegang teguh rahasia,
serta memotivasi pengembangan profesi 1. Integritas; memiliki arti mutu, sifat, atau
secara berkelanjutan, dan; d. untuk mencegah keadaan yang menunjukkan kesatuan
terjadinya tingkah laku tidak etis agar dipenuhi yang utuh sehingga memiliki potensi
prinsip-prinsip kerja akuntabel dan dan kemampuan yang memancarkan
terlaksananya pengendalian pengawasan kewibawaan dan kejujuran. Integritas
sehingga terwujud auditor kredibel dengan auditor intern pemerintah membangun
kinerja optimal dalam pelaksanaan kepecayaan dan dengan demikian
pengawasan. Sedangkan fungsinya antara lain: memberikan dasar untuk kepercayaan
a. memberikan pedoman bagi setiap anggota dalam pertimbangannya. Integritas tidak
AAIPI tentang prinsip profesionalitas yang hanya menyatakan kejujuran, namun
digariskan. Dengan KE-AIPI, auditor intern juga hubungan wajar dan keadaan yang
pemerintah mampu mengetahui suatu hal yang sebenarnya.
boleh dilakukan dan tidak boleh; b. merupakan 2. Objektivitas; memiliki arti sikap jujur
sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas yang tidak dipengaruhi pendapat dan
profesi pengawasan intern pemerintah. KE-AIPI pertimbangan pribadi atau golongan
dapat memberikan suatu pengetahuan kepada dalam mengambil putusan atau
masyarakat agar memahami arti pentingnya tindakan. Auditor intern pemerintah
profesi pengawasan intern pemerintah; c. menunjukkan objektivitas profesional
mencegah campur tangan pihak di luar tingkat tertinggi dalam mengumpulkan,
organisasi AAIPI tentang hubungan etika dalam mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
keanggotaan profesi pengawasan intern informasi tentang kegiatan atau proses
pemerintah. yang sedang diaudit. Auditor intern
Kode Etik Auditor Intern Pemerintah pemerintah membuat penilaian
Indonesia meliputi dua komponen dasar, yaitu: berimbang dari semua keadaan yang
25
relevan dan tidak dipengaruhi oleh
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Kode kepentingan-kepentingan sendiri
Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia ,Jakarta: ataupun orang lain dalam membuat
BPKP RI, 2014.
8
penilaian. Prinsip objektivitas memang diinternalisasi dan diimplementasikan
menentukan kewajiban bagi auditor oleh auditor intern pemerintah. Namun, ada
intern pemerintah untuk berterus erang, beberapa pertanyaan yang perlu diusung terkait
jujur secara intelektual dan bebas dari apakah nilai-nilai Pancasila juga telah
konflik kepentingan. diakomodasi dalam kode etik ini?. Dari enam
prinsip tersebut, tidak satupun yang dapat
3. Kerahasiaan; memiliki arti sifat sesuatu
mencerminkan implementasi dari Sila Pertama
yang dipercayakan kepada seseorang
Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
agar tidak diceritakan kepada orang lain
Hal ini mencerminkan seolah kode etik tersebut
yang tidak berwenang mengetahuinya.
memiliki “penegasian” Tuhan dalam ranah
Auditor intern pemerintah menghormati
publik profesi auditor intern pemerintah di
nilai dan kepemilikan informasi yang
Indonesia. Tuhan adalah ultimate reality.
diterima dan tidak mengungkapkan
Segala hal ikhwal pencipataan manusia tidaklah
informasi tanpa kewenangan yang tepat,
terlepas dari peran-Nya26. Dan tujuan
kecuali ada ketentuan perundang-
penciptaan manusia di mukabumi adalah untuk
undangan atau kewajiban profesional
beribadah sebagai hamba-Nya. Dan ini
untuk melakukannya.
mencakup segala bentuk dan dimensi
4. Kompetensi; memiliki arti kemampuan kehidupan, tak terkecuali kehidupan
dan karakteristik yang dimiliki oleh bermasyarakat, berbangsa dan bernegara27.
seseorang, berupa pengetahuan, Dalam konteks profesi auditor intern pemerintah
keterampilan, dan sikap perilaku yang juga memiliki konteks yang sama, dimana
diperlukan dalam pelaksanaan tugas seorang auditor adalah seorang hamba yang
jabatannya. Auditor intern pemerintah memiliki kewajiban untuk menghamba kepada-
menerapkan pengetahuan, keahlian dan Nya. Tentu jika ini diinternalisasikan dalam diri
keterampilam, serta pengalaman yang auditor akan menjadi standing point yang luar
diperlukan dalam pelaksanaan layanan biasa dimata publik.
pengawasan intern.
Cara Pandang Ketuhanan
5. Akuntabel; memiliki arti kemampuan
Penghambaan dan ketaatan yang
untuk menyampaikan
mewujud pada pertanggungjawaban auditor
pertanggungjawaban atas kinerja dan
yang utama (dan terutama) kepada Tuhan perlu
tindakan seseorang kepada pihak yang
dinyatakan secara eksplisit dalam kode etik
memiliki hak atau berkewenangan untuk
profesi. Ini akan mendorong para auditor intern
meminta keterangan atau
pemerintah dalam setiap tindak tanduknya akan
pertanggungjawaban. Auditor intern
selalu berada dijalan yang lurus, jalan yang
pemerintah wajib menyampaikan
diridhoi oleh Tuhan. Efek dominonya. Publik
pertanggungjawaban atas kinerja dan
sebagai stakeholder akan melihat auditor intern
tindakannya kepada pihak yang memiliki
pemerintah semakin dapat dipercaya.
hak atau kewenangan untuk meminta
Logikanya sederhana, kepatuhan terhadap
keterangan atau pertanggungjawaban.
Kode Etik yang diarahkan kepada kepatuhan
6. Perilaku Profesional; memiliki arti tindak (terutama) kepada Tuhan akan menghilangkan
tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan prasangka terhadap adanya tindakan
kualitas suatu profesi atau orang yang menyimpang atau negatif para akuntan.
profesional di mana memerlukan Merujuk dari Kode Etik AIPI, profesi auditor
kepandaian khusus untuk
menjalankannya. Auditor intern 26
Iwan Triyuwono, ‘[Makrifat] Metode Penelitian
pemerintah sebaiknya bertindak dalam Kualitatif [ Dan Kuantitatif] Untuk Pengembangan
sikap konsisten dengan reputasi profesi Disiplin Akuntansi’, Simposium Nasional Akuntansi Ke-
yang baik dan menahan diri dari segala 16 Manado, 2013, 1–15; Iwan Triyuwono, Akuntansi
perilaku yang mungkin menghilangkan Syariah : Perspektif, Metodologi, Dan Teori, 2nd edn
kepercayaan kepada profesi (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015); Iwan
pengawasan intern atau organisasi. Triyuwono, ‘Taqwa : Deconstructing Triple Bottom
Line ( TBL ) to Awake Human ’ S Divine
Secara umum, pernyataan yang Consciousness’, PERTANIKA, 24.7 (2016), 89–104.
mengatur perilaku auditor intern untuk sejalan 27
Gugus Irianto, ‘Spirit Profetik, Akuntan, Dan
dengan nilai-nilai kebaikan dan etika sudah Pencegahan Fraud’, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
baik. Keseluruhan prinsip kode etik telah Besar Dalam Bidang Ilmu Akuntansi Sektor Publik,
berisikan nilai-nilai ideal yang seharunya 2015, hlm. 45.
9
intern pemerintah belum menjadikan Mempertanyakan konteks sila kedua,
keTuhanan dan nilai-nilai yang melekat di Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dapat
dalamnya sebagai preferensi etis. Dalam cara dilihat dalam konteks lanskap profesi auditor di
pandang Pancasila, nilai-nilai keTuhanan Indonesia. Menurut Tuanakotta, praktik
merupakan sumber etika dan spiritualitas (yang pengauditan masih didominasi oleh kantor
bersifat vertikal-transendental) bagi Bangsa akuntan yang berafiliasi global di peringkat
Indonesia. Ini adalah suatu kenyataan sejarah teratas. Sebagaimana diketahui bahwasannya,
dalam mana Tuhan telah “hadir” dalam ruang pengadopsian audit masih banyak menjadikan
publik Nusantara, meski usaha-usaha untuk prinsip global yang berlaku umum sebagai
mencerabutnya pernah dilakukan oleh mahzab dalam menyusun segala bentuk
kolonialis Belanda. Ini menunjukkan bahwa regulasinya. Dalam pasar global, pembagian
sejarah Panjang perjuangan mencapai dan jatah jasa audit cenderung berat sebelah.
mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Secara mayoritas lebih dari 75 persen audit
banyak dilandasi dan didasari oleh semangat dikuasai oleh empat Kantor Akuntan Publik The
keberagamaan ini. Big Four yang afiliasinya berada hampir merata
diseluruh negara di muka bumi ini. The Big
Etos perjuangan para pendahulu bangsa
Four yang relatif sudah memiliki nama global,
yang sangat kuat dilandasi oleh semangat
plus sokongan kemampuan kapital yang
Ketuhanan, antara lain dapat diperhatikan
memadai akan terus melambung jika tidak ada
dalam pernyataan Pembukaan, antara lain
tatanan yang lebih memeratakan dan
dapat diperhatikan dalam pernyataan
berkeadilan. Disamping itu mereka juga akan
pembukaan UUD 1945 aline ketiga yang
memiliki kuasa penuh dalam membuat regulasi,
berbunyi, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
standar dan prinsip agar diikuti oleh seluruh
Kuasa…”. Nilai-nilai Ketuhanan merupakan
auditor secara universal termasuk auditor
sesuatu yang fundamental dan alamiah
internal29.
terdapat dalam kehidupan individu auditor
intern pemerintah dalam menjalankan tugas Dalam cara pandang Pancasila, nilai-nilai
profesi dan menuntaskan visinya. Di alam kemanusiaan yang bersumber dari hukum
Indonesia, Tuhan dianggap mempunyai peran Tuhan, hukum alam dan sifat-sifat sosial
penting untuk mempromosikan sikap dan manusia (yang bersifat horizontal) dianggap
perilaku etis auditor intern pemerintah. Untuk itu penting sebagai pondasi kehidupan Bangsa
auditor intern pemerintah harus selalu didorong Indonesia untuk membangun relasi antar
untuk menjaga komitmen dirinya kepada Tuhan sesama dan antar bangsa. Nilai- nilai
dan kemudian menghasilkan sikap dan perilaku kemanusiaan ini bukanlah dalam pengertian
menghindari perbuatan yang dilarang oleh sekedar mengikuti paham pengutamaan hak-
Tuhan, serta sekaligus menyebarkan rahmat hak individual (individualisme) namun harus
kepada semesta. Seharusnyalah dengan disandarkan pada paham kekeluargaan.
disemangati oleh nilai-nilai Ketuhanan seperti Menarik kembali mencerna pandangan The
ini, auditor intern pemerintah akan Founding Father yang disampaikan melalui
merealisasikan berbagai prinsip dan aturan pidato di sidang BPUPKI. Bung Karno dengan
etika lainnya28. Menjadi sesatu yang urgent lantang menyatakan, “Jikalau betul-betul
bahwa spirit Ketuhanan harus menjadi pondasi hendak mendasarkan negara pada paham
auditor internal pemerintah dalam menjalankan kekeluargaan, paham tolong-menolong, paham
aktivitas profesionalnya. Ketulusan auditor gotong-royong dan keadilan sosial,
dalam bekerja dan menunaikan tanggung jawab enyahkanlah tiap-tiap pikiran, tiap-tiap paham
profesionalnya akan didasari oleh keyakinannya individualism dan liberalism dari padanya”.
untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Oleh Dalam kontek ini auditor perlu memahami
karenanya maka penghindaran atau absennya prinsip kebangsaan yang luas melalui jalan
nilai-nilai ketuhanan termasuk dalam eksternalisasi dan internalisasi. Dalam
perumusan kode etik adalah sebuah eksternalisasi, auditor sepantasnya turut terlibat
“pengkhianatan” terhadap nilai-nilai dasar secara bebas aktif membangun ketertiban
bangsa dan karakter asasi manusia Indonesia dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
yang telah diperjuangkan oleh para pejuang perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam
dan The Founding Father.
29
Cara Pandang Kemanusiaan Unti Ludigdo, ‘Mengembangkan Etika Di Kantor
Akuntan Publik : Sebuah Perspektif Untuk Mendorong
28
Ludigdo, Memaknai Etika Profesi Akuntan Indonesia Perwujudan Good Governance’, Konferensi Nasional
Dengan Pancasila. Akuntansi, 2006, hlm. 20.
10
Internalisasi. Auditor seharunya nilai auditor intern pemerintah didorong untuk
mengembangkan disipilin ilmu dan lebih mementingkan penyelematan dan
meningkatkan martabat penduduk negeri30. penjagaan aset bangsa dibandingkan yang
lainnya32.
Dengan demikian, dalam kerangka
mengangkat harkat kemanusiaan yang luhur Dalam cara pandang Pancasila, harus
dan mempromosikan keadilan untuk semua, dipahami bahwa aktualisasi nilai persatuan
termasuk keadilan terhadap lingkungan dan harus berakar kuat pada visi kebangsaan yang
keberlangsungan alam. Auditor harus menjadi kokoh oleh karena pluralitas masyarakat
kreator terwujudnya tata kehidupan yang Indonesia. Visi kebangsaan yang merupakan
beradab melalui otoritas keilmuan dan pengejawantahan prinsip persatuan ini
keahliannya. Kejujuran, integritas dan kehati- merupakan komitmen untuk membangun
hatian profesional dalam terminologi etika kebersamaan menuju tercapainya cita-cita
profesi AIPI pada umumnya harus dimaknai bersama. Membangun kebersamaan ini
kembali sebagai sikap menjaga martabat dilakukan dalam wadah Persatuan Indonesia,
manusia untuk membangun suatu peradaban yang tidak mengharuskan tercerabutnya akar
agung yang dilandasi oleh prinsip tradisi dan kesejarahan masing-masing
Kemanusiaan. Auditor dituntun untuk komunitas, suku, ras dan agama. Dalam
memenuhi kebutuhan manusia sebagai semangat ini auditor intern pemerintah harus
makhluk sosial, oleh karenanya alat ukur utama meletakkan peran startegisnya dalam upaya
tidak lagi berbasis material semata, namun memperkokoh persatuan Indonesia, karena
bertujuan membentuk pribadi manusia yang sistem ekonomi dan pemerintahan global saat
humanis31. Dalam konteks ini, berbagai prinsip ini berpotensi meruntuhkan bangunan
etika yang dibangun tidak dimaknai dalam persatuan dan kebangsaan ini. Dalam situasi
semangat menjaga “kepentingan publik” yang demikian loyalitas auditor pada bangsa akan
menguasai pasar secara global sebagaimana mengalahkan “birahi” materi yang ditawarkan
KAP The Big Four, akan tetapi lebih kepada oleh kaum kolonialis versi baru. Visi ini juga
menciptakan kemanusiaan yang lebih adil dan mengarahkan auditor intern pemerintah untuk
beradab. berkomitmen melawan anasir-anasir
penghancur kokohnya bangunan kebangsaan
Cara Pandang Persatuan
Indonesia yang bercokol di bumi Indonesia.
Melihat hasil konferensi yang fokus ke Termasuk dalam hal ini adalah memperkuat
cara pandang globalnya, auditor intern perlawanan terhadap pelaku korupsi dan
pemerintah kurang mementingkan atau fokus berbagai tindakan manipulatif yang telah terjadi
ke cara pandang Pancasila dalam membangun sedemikian akut di negeri ini. Untuk itulah peran
standar profesi, termasuk menyusun kode auditor intern pemerintah menjadi sentral dalam
etiknya. Dengan ini akan sangat mungkin terjadi menjaga akuntabilitas keuangan negara.
situasi, apapun yang dilakukan demi
Cara Pandang Musyawarah
keterterimaan global daripada pengutamaan
kepentingan nasional. Statement yang Profesi auditor intern pemerintah
menyatakan bahwa pengembangan dan menempatkan keharusan internasional sebagai
pemutakhiran Standar Profesi yang dilakukan driver pengembangan profesi, hal ini tampak
melaui penyerapan Standar Profesi pada pelaksanaan konferensi AIPI yang secara
Internasional bertujuan untuk memastikan paripurna mengadopsi aturan profesi global dari
bahwa Standar Profesi yang digunakan di The Institute of Internal Auditor. Hal ini
Indonesia dapat juga diterima dan berlaku menandakan bahwa pengembangan standar
secara global. Jika diresapi, seharusnya profesi sampai saat ini masih harus mengacu
pernyataan ini menandakan pengembangan pada yang dimiliki oleh “orang lain” atau
standar profesi dilakukan terlebih dahulu organisasi profesi internasional. Menurut
dengan mengeksplorasi nilai-nilai utama Ludigdo bahwa dalam cara pandang Pancasila,
bangsa, khususnya nilai-nilai Pancasila setelah prinsip musyawarah mufakat tidak
itu baru kemudian mengakomodasi nilai-nilai menghendaki situasi di mana suatu keputusan
global sepanjang tidak bertentangan dengan didikte oleh kalangan mayoritas atau kekuatan
kepentingan nasional. Jika ini dilakukan, secara elit politik dan asing. Menjunjung tinggi

30 32
Ludigdo, ‘Pemahaman Strukturasi Atas Praktik Etika Unti Ludigdo, ‘Wacana Dan Praktik Etika Akuntan
Di Sebuah Kantor Akuntan Publik’. Publik Dalam Strukturasi (+SQ)’, Ekuitas, 13.No. 1
31
Sitorus, Op.cit., hlm 176. 2009, hlm. 127.
11
kedaulatan rakyat dalam semangat kepada sesama, manusia tidak hanya diajarkan
permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmah untuk mengutamakan kepentingan dirinya
kebijaksaan haruslah merupakan aktualisasi semata, namun juga bertanggungjawab
dari nilai-nilai ke-Tuhanan, kemanusian dan terhadap kepentingan bersama. Hal ini akan
persatuan. Ini akan memberikan perspektif etis membawa pribadi auditor mencapai visi
kepada profesi auditor intern pemerintah yang keadilan yang diwujudkan dalam
tergabung dalam AAIPI bahwa kedaulatan penyeimbangan antara pemenuhan kebutuhan
organisasi profesi auditor, sebagai bagian jasmani dan rohani, serta keseimbangan antara
sistem organisasi kemasyarakatan di Indonesia peran manusia sebagai makhluk individu dan
harus terjaga. peran manusia sebagai makhluk sosial.
Nilai obyektifitas yang menyatakan bahwa Dalam cara pandang Pancasila,
auditor tidak dipengaruhi pendapat dan perwujudan keadilan sosial ini sekaligus
pertimbangan pribadi atau golongan dalam merupakan aktualisasi nilai-nilai Ketuhanan dan
mengambil putusan atau tindakan dalam prinsip nilai-nilai kemanusiaan, serta cita-cita
etika harus dibuktikan. Demikian halnya dalam kebangsaan yang menjunjung tinggi kedaulatan
pengembangan standar dan kode etik tidak rakyat. Dalam mewujudkan keadilan sosial,
harus selalu menuruti kehendak lembaga- masing-masing pribadi diberi peran yang
lembaga internasional (asing). Namun yang secara keseluruhan mengembangkan
lebih penting adalah memerhatikan kepentingan semangat kekeluargaan, bukan semangat
masyarakat dan kearifan lokal yang ada di individual. Tentu saja ini berseberangan dengan
Indonesia. Sudah saatnya untuk kedepan, semangat kapitalisme dan liberalisme yang
asosiasi profesi manapun agar lebih mana individualisme sebagai dasarnya. Bung
mengedepankan corak dan ciri khas bangsa Karno secara tegas mengatakan “Dengan
sendiri, yang belum tentu lebih buruk atau tidak menyetujui kata keadilan sosial dalam
lebih baik dari asing. Karena sesungguhnya preambule, berarti merupakan protes kita yang
kepentingan bangsa dan negara jauh lebih maha hebat kepada dasar individualisme” 34.
berarti daripada kepentingan global. Akhirnya, Berangkat dari pemahaman tersebut maka
dengan menempatkan rakyat sebagai pilihan auditor intern pemerintah harus mempunyai
utama dalam setiap aspek, secara tidak perhatian yang besar untuk menyeimbangkan
langsung organisasi telah menerapkan seluruh pemenuhan kesejahteraan diri dan
sumber daya untuk mencapai tujuan bersama. masyarakatnya. Auditor harus terlibat pada
Tujuan bersama yang dimaksud adalah perwujudan keadilan sosial melalui
mensejahterakan rakyat dari berbagai pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. Dengan
kepentingan individu atau kelompok dengan demikian dalam menjalankan tugas
melibatkan seluruh unsur dan sumber daya profesionalnya, auditor tidak boleh hanya
yang ada dalam suatu paradigma mendasarkan pada dipenuhinya hak pribadi
pembangunan bersama 33. dirinya, tetapi lebih mulia dari itu adalah
pemenuhan kewajiban kepada masyarakatnya.
Cara padang Keadilan
Dengan demikian agar nilai-nilai
Keadilan dapat dipandang sebagai
Pancasila tersebut dapat dinternalisasikan
sebuah keseimbangan hubungan aktivitas
dalam diri auditor intern pemerintah, maka para
antara manusia dengan Tuhan dan sesama.
perumus kebijakan dalam hal ini Asosiasi
Demikian pula dengan auditor, auditor dalam
Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI)
melaksanakan tugas dan fungsinya harus
sebaiknya dapat merevisi dua komponen dasar
selalu dan mampu dalam menjaga
dalam menyusun etika, yaitu 1) Prinsip etika
keseimbangan tersebut. Peran auditor dalam
yang relevan berdasarkan nilai-nilai pancasila
menyeimbangkan hubungan manusia kepada
dengan profesi dan praktik pengawasan intern
Tuhan dan sesama pada dasarnya ibarat dua
pemerintah, dan 2) Aturan perilaku yang
sisi mata uang yang saling mendukung satu
menggambarkan norma perilaku berdasarkan
sama lain. Melalui pertanggungjawaban
nilai-nilai Pancasila yang diharapkan bagi
manusia kepada Tuhan dalam setiap
auditor intern pemerintah dalam memenuhi
aktivitasnya termasuk dalam melakukan audit,
tanggung jawab profesionalnya. Aturan ini
manusia diajarkan untuk selalu bersyukur atas
membantu untuk menafsirkan prinsip dalam
apa yang telah dianugrahkan padanya.
Demikian pula, melalui pertanggungjawaban 34
Y Latif, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas,
Dan Aktualitas Pancasila, Jakarta: PT Gramedia
33
Sitorus, Op.cit, hlm. 275. Pustaka Utama, 2011, hlm. 56.
12
penerapan praktis dan dimaksudkan sebagai Kesimpulan
pedoman perilaku etis bagi auditor intern
Pancasila memiliki suatu standar sendiri
pemerintah. Untuk itu kemudian auditor intern
yang di buat oleh para The Founding Father
pemerintah diharapkan menerapkan prinsip-
berasaskan Ketuhanan, Kemanusiaan,
prinsip etika berdasarkan Pancasila. Dengan
Persatuan, Musyawarah Mufakat dan Keadilan
demikian insan-insan auditor intern pemerintah
yang tercermin dalam tiap sila yang ada. Untuk
haruslah berkeyakinan atas adanya Tuhan
itulah urgensitas internalisasi nilai tersebut
Yang Maha Esa. Keyakinan ini harus dihadirkan
dalam perumusan standar dan kode etik auditor
dalam setiap relung jiwa aparatur sebagai
intern pemerintah tidak dapat dinegosiasikan
sumber nilai dan sumber motivasi dalam
lagi. Pancasila secara mutlak harus menjadi
merealisasikan misi kemanusiaan dalam
dasar dalam menyusun tiap standar dan kode
pengabdiannya, mengikat komitmen persatuan
etik di wilayah Negara Kesatuan Republik
dan kebangsaan, membangun kekuatan kolektif
Indonesia.
secara musyawarah dalam mencapai mufakat,
Saran
serta akhirnya mengukir prestasi untuk
mencapai kesejahteraan. Tulisan ini secara eksplisit mencoba untuk
mengeksplorasi dan memberikan input kepada
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
para pengambil kebijakan agar melakukan
Manusia RI dalam merumuskan kode etik bagi
revisi kedepan dalam penyusunan standar dan
Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
kode etik auditor intern pemerintah.
secara umum masih mengikuti dan mengadopsi
Standar Internasional Praktik Profesional Audit
Internal yang dikeluarkan oleh The Institute of
DAFTAR PUSTAKA
Internal Auditor, sejauh ini masih belum tampak
untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila Buku:
dalam penyusunan kode etiknya. Namun
kedepannya ada suatu asa dan harapan agar Abdulgani, Roeslan, Pengembangan Pancasila
nilai-nilai tersebut dapat diinternalisasikan dan Di Indonesia (Jakarta: Idayu Press, 1977)
diimplementasikan dalam diri pribadi APIP. Hal Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia,
ini merupakan suatu bentuk ikhtiar kebaruan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
dan inovasi yang akan dihadirkan kedepannya Indonesia (Jakarta: BPKP RI, 2014)
sehingga aparatur dapat bertransformasi
menjadi lebih pancasilais dan menjunjung tinggi Latif, Y, Negara Paripurna: Historisitas,
nilai-nilai luhur yang telah dibangun oleh para Rasionalitas, Dan Aktualitas Pancasila
The Founding Father. Nilai-nilai tersebut juga (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
dapat dikolaborasikan dan disesuaikan dengan 2011)
menonjolkan kekhasan atau tata nilai yang Pasha, Musthafa Kamal, Pancasila, UUD 1945
telah diimplementasikan di masing-masing Dan Mekanisme Pelaksanaannya
Kementerian atau Lembaga, sehingga dapat (Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 1988)
lebih aplikatif dalam penerapannya.
Salam, Burhanuddin, Filsafat Pancasilaisme
. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996)
PENUTUP Wibisono, M, Implikasi Kerjasama Trans Pacific
Globalisasi telah menyentuh segala aspek Partnership (Jakarta: LEMHANAS, 2013)
kehidupan, termasuk didalamnya aspek
kebijakan. Hal ini pada akhirnya memunculkan The Institute of Internal Auditors, Standar
suatu wacana universalitas dalam mengadopsi Internasional Praktik Profesional Audit
setiap kebijakan yang akan disusun. Dalam Internal (Florida: The Institute of Internal
organiasi sektor publik sendiri, hal ini telah Auditors, 2017)
dirasakan saat perumusan kode etik bagi Jurnal/Makalah/Artikel/Prosiding:
Auditor Intern Pemerintah, yang mana dalam Bagustianto, Rizki, and Nurkholis, ‘Faktor-
merumuskan kode etiknya, Asosiasi Auditor Faktor Yang Mempengaruhi Minat
secara paripurna megadopsi standar dan kode Pegawai Negeri Sipil Untuk Melakukan
etik yang berlaku internasional. Sejatinya kode Tindakan Whistle-Blowing (Studi Pada
etik haruslah mencermintan nilai-nilai luhur BPK RI)’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3
yang ada pada negara tersebut. Indonesia (2015), 1–18
sejak dari di proklamasikannya kemerdekaan Irianto, Gugus, ‘Spirit Profetik, Akuntan, Dan
telah memiliki dasar yang kuat yaitu Pancasila. Pencegahan Fraud’, Pidato Pengukuhan
13
Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu
Akuntansi Sektor Publik, 2015, 1–50
Ludigdo, Unti, Memaknai Etika Profesi
Akuntan Indonesia Dengan Pancasila,
Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang
Etika Bisnis Dan Profesi, 2012
———, ‘Mengembangkan Etika Di Kantor
Akuntan Publik : Sebuah Perspektif Untuk
Mendorong Perwujudan Good
Governance’, Konferensi Nasional
Akuntansi, 2006, 1–20
———, ‘Pemahaman Strukturasi Atas Praktik
Etika Di Sebuah Kantor Akuntan Publik’
(Brawijaya, 2005)
———, ‘Wacana Dan Praktik Etika Akuntan
Publik Dalam Strukturasi (+SQ)’, Ekuitas,
13 (2009), 127–41
Setiawan, Achdiar Redy, ‘Mempertanyakan
Nilai-Nilai Pancasila Pada Profesi
Akuntan: Bercermin Pada Kode Etik IAI’,
Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 1 (2016), 1–
21
Setiawan, Achdiar Redy, and Ari Kamayanti,
‘Mendobrak Reproduksi Dominasi
Maskulinitas Dalam Pendidikan
Akuntansi: Internalisasi Pancasila Dalam
Pembelajaran Accounting Fraud’,
Konferensi Nasional Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 2012, 18–20
Sirajudin, ‘Interpretasi Pancasila Dan Islam
Untuk Etika Profesi Akuntan Indonesia’,
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 4
(2013), 456–66
Sitorus, Jordan Hotman Ekklesia, ‘Membawa
Pancasila Dalam Suatu Definisi
Akuntansi’, Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 6 (2015), 175–340
Triyuwono, Iwan, ‘[Makrifat] Metode Penelitian
Kualitatif [ Dan Kuantitatif] Untuk
Pengembangan Disiplin Akuntansi’,
Simposium Nasional Akuntansi Ke-16
Manado, 2013, 1–15
———, ‘Pengembangan Nilai Etika Dalam
Pengelolaan Dan Pengawasan Sektor
Publik’, Pembekalan Teknis Manajemen
Stratetjik Dan Teknik Penganggaran /
Keuangan Bagi Anggota DPRD
Kabupaten/kota Dan Pejabat Pemda,
2000, 1–14
Peraturan Perundang-Undangan:
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar
Tahun 1945.
Republik Indonesia, Pancasila Tahun 1945.

14

Anda mungkin juga menyukai