Anda di halaman 1dari 20

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by e-Journal Balitbangkumham (Balitbang Hukum Dan Ham)

Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENYUSUNAN KODE ETIK


APARATUR PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH (APIP)
(Internalizing Pancasila Values In Preparing The Code of Ethics of The
Government Internal Auditors (APIP))

Pramella Yunidar Pasaribu


Bobby Briando
Politeknik Imigrasi
Jalan Raya Gandul No.4 Cinere, Depok
bobby_briando@yahoo.com

Tulisan Diterima : 3 Januari 2019; Direvsi: 8 Maret 2019;


Disetujui Diterbitkan 14 Mei 2019

DOI: http://dx.doi.org/10.30641/kebijakan.2019.V13.245-264

Abstrak

Latar Belakang penulisan artikel ini berawal dari kegelisahan penulis pada semakin lunturnya
nilai-nilai Pancasila dalam segenap aspek kehidupan bangsa. Lunturnya nilai-nilai tersebut juga
merambah pada kalangan Aparatur Sipil Negara khususnya Pengawas Internal Pemerintah. Kode
Etik Auditor Internal Pemerintah Indonesia yang sejatinya harus memiliki ruh Pancasila ternyata
dalam implementasinya sama sekali jauh dari nilai-nilai tersebut. Penulisan artikel menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Kesimpulan menunjukkan bahwa Aparatur
Pengawas Internal Pemerintah (APIP) harus menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam tugas
dan fungsinya termasuk dalam menyusun kode etik. Saran penulis adalah agar kode etik auditor
internal pemerintah harus lebih mengedepankan nilai-nilai pancasila yang sejatinya merupakan jati
diri bangsa Indonesia tanpa harus mengadopsi secara penuh kode etik asing.

Kata kunci: APIP; kode etik; nilai pancasila.

Abstract
The background of the preparation of this article has been the author’s concern on the fading values of
Pancasila in all aspects of this country’s life. The values seem also fading away from the spirits of the
state’s civil servants, especially those in the Government internal control agencies. The Code of Ethics
of the Indonesian Internal Auditors that should have adopted the Pancasila spirit turns to be far away
from these values in its implementation. This article uses qualitative methods with a literature study
approach. The conclusion demonstrates that the Government's Internal Auditors must uphold the noble
values of Pancasila in the performance of their duties and functions including in drafting their own code
of ethics. The author suggests that the code of ethics of the internal auditors of the government must
put the Pancasila values, which are in fact the identity of the Indonesians, prevail over, and without
necessarily adopt in full the, the foreign code of ethics.

Keywords: internal apip; code of ethics; pancasila values.

245
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

PENDAHULUAN bangsa sebagai peletak dasar berbangsa


telah menyepakati bahwa Pancasila adalah
Latar Belakang landasan dan tujuan berbangsa. Sitorus
Setiap bangsa memiliki karakter khas menegaskan pula bahwasannya Pancasila
yang menjadi core value dalam menjiwai lahir mendahului lahirnya Negara Kesatuan
perjalanan bangsa tersebut. Ciri khas ini Republik Indonesia.4 Hal ini bisa dilhat
yang pada akhirnya menjadi pembeda bahwa secara formal, Pancasila sebagai
antar satu bangsa dengan bangsa lainnya. pandangan hidup ini termaktub dalam
Sebuah bangsa yang berdaulat tidak akan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
luput dari berbagai macam persoalan seperti 1945 alinea keempat. Rumusan Pancasila
ancaman dan tantangan dalam segi ekonomi, dalam Mukadimah UUD 1945 mendahului
politik, sosial budaya serta pertahanan dan pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945.
keamanan. Berdasarkan karakter yang Faktor ini mengandung arti bahwa Negara
menjadi ruh dan jiwa serta pandangan hidup harus dijiwai dan dipimpin oleh Pancasila.
inilah berbagai persoalan dapat diatasi dan Penjelasan tersebut juga selaras dengan
dipecahkan1. Sitorus menyatakan bahwa apa yang disampaikan Abdulgani bahwa
pandangan hidup bangsa mengandung Pancasila adalah leimotive (dorongan
unsur-unsur pokok kepribadian bangsa yang pokok) dan leitstar (bintang penunjuk jalan)
merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang yang menuntun perjalanan bangsa dalam
lahir dan hidup pada bangsa tersebut serta mencapai segala tujuannya.5 Dengan kata
menjadi milik bangsa yang bersangkutan2. lain, Pancasila merupakan satu-satunya
Dengan sendirinya, nilai-nilai ini diakui tujuan dan pandangan hidup bangsa
dan diyakini kebenaran dan kebaikannya, Indonesia.
sehingga bangsa tersebut juga memiliki Semakin berkembangnya suatu
tekad untuk menghayati, menjalankan peradaban maka dinamika perubahan tidak
dan mengamalkannya dalam kehidupan dapat dielakkan lagi. Arus teknologi dan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. informasi yang begitu pesat mengungkungi
Ketika nilai-nilai luhur ini telah merasuk pada perjalanan bangsa Indonesia tak pelak juga
seluruh elemen bangsa, maka di tengah mencuatkan pertanyaan besar tentang
arus apapun yang muncul dan menghadang, relevansi Pancasila dalam menjawab
suatu bangsa akan mempertahankannya tantangan tersebut. Abad 21 yang ditandai
secara gigih, menjadi titik tolak sekaligus dengan derasnya arus globalisasi yang
tujuan bersama. merasuki segenap ruang-ruang privat dan
Menurut Setyawan pandangan hidup publik menjadikan kehidupan berbangsa
bersama ini sesungguhnya juga dimiliki oleh dalam satu geografis tertentu mengahadapi
bangsa Indonesia3. Para founding father tantangan yang besar6. Bibit-bibit
individualisme, perilaku konsumtif dan koruptif
serta pemihakan berlebihan pada kepentingan
1 Achdiar Redy Setiawan, “Mempertanyakan Nilai-
Nilai Pancasila Pada Profesi Akuntan: Bercermin
pribadi dan kelompok diatas kepentingan
Pada Kode Etik IAI,” Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.
1, no. Vol. 1 (2016): 1–21. 4 Sitorus, “Membawa Pancasila Dalam Suatu
2 Jordan Hotman Ekklesia Sitorus, “Membawa Definisi Akuntansi.”
Pancasila Dalam Suatu Definisi Akuntansi,” 5 Roeslan Abdulgani, Pengembangan Pancasila Di
Jurnal Akuntansi Multiparadigma 6, no. 2 (2015): Indonesia (Jakarta: Idayu Press, 1977), 56.
175–340. 6 Sirajudin, “Interpretasi Pancasila Dan Islam
3 Setiawan, “Mempertanyakan Nilai-Nilai Pancasila Untuk Etika Profesi Akuntan Indonesia,” Jurnal
Pada Profesi Akuntan: Bercermin Pada Kode Etik Akuntansi Multiparadigma 4, no. 3 (2013): 456–
IAI.” 466.

246
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

bangsa sudah menjadi hal lumrah yang Hakikat pengawasan adalah suatu
acapkali ditemui dalam kehidupan sehari- aktivitas dalam mencegah sedini mungkin
hari, begitupun dengan anasir dan pengaruh terjadinya penyimpangan, pemborosan,
asing yang cukup kental mendominasi segala penyelewengan, hambatan, kesalahan dan
lini kehidupan berbangsa di negara ini.7 Hal kegagalan dalam pencapaian tujuan dan
ini pada akhirnya dapat menjauhkan kita dari sasaran organisasi9. Sesuai dengan tugas
cita-cita luhur bangsa dan spirit the founding dan kewenangannya, maka APIP melakukan
father. Segala hal yang menjauhkan dari cita- tugas pengawasan internal pemerintah.
cita tersebut seharusnya menjadi titik tumpu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
kesadaran berpancasila sebagai sesuatu Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19
yang penting dan utama diatas kepentingan Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu
yang lainnya. APIP mendefinisikan bahwa Pengawasan
Sebagai sebuah pandangan hidup, Internal sebagai keseluruhan proses
Pancasila mengandung konsep dasar kegiatan audit, pengawasan lain terhadap
mengenai kehidupan yang dicita-citakan, penyelengaraan tugas dan fungsi organisasi
pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan dalam rangka memberikan keyakinan yang
mengenai wujud kehidupan yang dianggap memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan
baik8. Untuk itulah perlu menanamkan atau sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
menginternalisasikan nilai-nilai yang ter- secara efektif dan efisien dalam mewujudkan
kandung dalam Pancasila tersebut kedalam tata kelola kepemerintahan yang baik (good
setiap diri pribadi manusia Indonesia ter- governance)10
masuk Aparatur Pengawas Internal Peran APIP sebagaimana tercantum
Pemerintah (APIP). APIP merupakan instansi dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
dalam melakukan pengawasan. Sesuai diperkuat lagi dengan Peraturan Pemerintah
dengan tugas dan kewenangannya, maka Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
APIP melakukan tugas pengawasan Internal Pengendalian Internal Instansi Pemerintah
Pemerintah. Pengawasan sendiri memiliki (SPIP) pasal 48 yang menyatakan bahwa
arti yang penting, hal ini dikarenakan salah Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
satu unsur manajemen merupakan proses melakukan pengawasan internal melalui,
kegiatan untuk memberikan jaminan yang audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan
memadai (reasonable assurance) yang kegiatan pengawasan lainnya. Dalam realisasi
mana tujuan dan sasaran serta tugas suatu pelaksanannya, fungsi pengawasan yang
organisasi telah terlaksana dengan baik dilakukan APIP sampai saat ini dilaksanakan
apabila telah sesuai dengan ketentuan melalui peran pemeriksaan (watchdog), peran
yang telah ditetapkan. Sebagai salah satu konsultansi (consultant) dan peran katalisator
fungsi manajamen, dalam hal ini manajemen dan pendampingan manajemen (catalyst).
sektor publik, pengawasan merupakan Ketiga peran tersebut telah dilaksanakan oleh
tanggungjawab melekat dalam setiap jenjang APIP dengan menggunakan segenap sumber
kepemimpinan di setiap instansi.

9 Iwan Triyuwono, “Pengembangan Nilai Etika


7 Setiawan, “Mempertanyakan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pengelolaan Dan Pengawasan Sektor
Pada Profesi Akuntan: Bercermin Pada Kode Etik Publik,” Pembekalan Teknis manajemen stratetjik
IAI.” dan Teknik Penganggaran / Keuangan bagi
8 Burhanuddin Salam, Filsafat Pancasilaisme Anggota DPRD Kabupaten/kota dan Pejabat
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 56. Pemda (2000): 1–14.
10 BPKP, “Membangun Etika Aparatur,” 2014.

247
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

daya yang telah disediakan yaitu sumber daya pandangan hidup berbangsa dan bernegara.
manusia auditor, sumber dana (anggaran), Esensi penerimaan ini patut dilayangkan pada
serta sarana dan prasarana pengawasan semua bidang kehidupan, termasuk profesi
yang diperlukan. Berbicara mengenai sumber auditor. Arah kemajuan dan pengembangan
daya manusia auditor ternyata menumbuhkan profesi auditor semestinya harus selaras
semangat korsa profesi auditor untuk dengan nilai-nilai mulia Pancasila. Profesi
membentuk suatu wadah profesi, untuk auditor pemerintah yang dijalankan, hidup dan
itulah kemudian lahir Asosiasi Auditor Intern berkembang di Indonesia walau tidak dapat
Pemerintah Indonesia (AAIPI). Asosiasi ini dilepaskan dari perkembangan yang ada di
lahir setelah diadakannya konferensi Auditor dunia global, ketika berpraktik di Indonesia,
yang melalui begitu banyak diskusi panjang perlu ada pengejawantahan nilai-nilai
dan strategis dalam merapatkan barisan Pancasila dalam profesi tersebut. Ini adalah
APIP yang diinisiasi oleh Badan Pengawas konsekuensi logis dan tanggungjawab moral
Keuangan dan Pembangungan (BPKP). atas penerimaan terhadap Pancasila sebagai
Dalam konferensi tersebut setidaknya falsafah dan pandangan hidup bangsa12.
menghasilkan beberapa agenda penting Rumusan Masalah
salah satunya adalah mengenai pedoman
Sebagai aparatur yang memiliki peran
telaah sejawat AAIPI. Pada saat pelaksanaan
dalam menjaga akuntabilitas keuangan
konferensi ternyata memunculkan begitu
negara di ranah institusi publik, profesi
banyak masukan dan saran dalam perumusan
ini perlu menaruh perhatian besar untuk
konsep pedoman oleh berbagai Sumber
menjaga amanah yang dibebankan
Daya Manusia (SDM) yang hadir. Namun
secara konsisten dan bertanggung jawab.
sebagian besar peserta mengarahkan untuk
Pengembangan profesi auditor internal
mengacu pada International Standard For
pemerintah di Indonesia perlu dipertanyakan
The Professional Internal Auditing (Institut
keselarasannya dengan nilai-nilai luhur
of Internal Auditors), Quality Assessment
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Manual for The Internal Audit Activity yang
Sebagaimana dimafhumi, profesi ini tidaklah
notabene merupakan standar audit asing
steril dari pengaruh perkembangan di dunia
yang berlaku universal. Kembali ke konsep
global. Apalagi melihat hasil konferensi
pandangan hidup Pancasila, dalam proses
AAIPI yang melakukan penyusunan konsep
perumusan suatu konsep, pengaruh model
mengacu pada standar internasional
yang akan dijadikan acuan khususnya
yang notabene berasal dari negara luar.
bersumber dari luar (asing) tidak bisa secara
Apakah penempatan Pancasila dalam
mentah-mentah diadopsi. Perlu melewati
penyusunan kode etik Aparatur Pengawas
tahapan penyesuaian dan adaptasi terhadap
Internal Pemerintah (APIP) penting untuk
nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam
dikemukakan agar para APIP tidak tercerabut
suatu negara, terlebih di negara Indonesia
dari akarnya sebagai bangsa Indonesia yang
yang notabene memiliki begitu banyak nilai-
berjiwa Pancasila? Inilah kemudian yang
nilai luhur11.
menjadi permasalahan yang akan dibahas
Inilah salah satu esensi penerimaan dalam tulisan ini.
kita sebagai bangsa atas kesepakatan
menjadikan Pancasila sebagai falsafah dan

12 Unti Ludigdo, “Memaknai Etika Profesi Akuntan


11 Unti Ludigdo, “Pemahaman Strukturasi Atas Indonesia Dengan Pancasila,” Pidato Pengukuhan
Praktik Etika Di Sebuah Kantor Akuntan Publik” Guru Besar Bidang Etika Bisnis dan Profesi, no.
(Brawijaya, 2005), 245. April (2012): 1–70.

248
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

Tujuan PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah kode etik profesi APIP Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
telah mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Lahirnya Pancasila secara konseptual
Metode Penelitian diungkapkan mulanya oleh Presiden
RI pertama, Soekarno. Pada pidatonya
1. Pendekatan
dalam sidang Badan Penyidik Usaha-
Penelitian ini menggunakan pendekatan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
kualitatifsebagaistrategiuntukmengumpulkan (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno
dan memanfaatkan semua data dan informasi secara tegas menggali lima prinsip (asas)
terkait pokok permasalahan. Penelitian yang sebaik-baiknya sebagai Dasar Negara
ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk Indonesia, yakni: kebangsaan Indonesia,
menggambarkan dan menganalisis apakah Internasionalisme atau perikemanusiaan,
kode etik APIP telah mencerminkan nilai-nilai mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan
Pancasila. sosial dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Lima
2. Pengumpulan Data asas pokok ini lalu diistilahkan sendiri oleh
Metodepengumpulandatamenggunakan Bung Karno sebagai Pancasila. Usulan ini
studi kepustakaan. Data yang digunakan menurut beberapa literatur sesungguhnya
dalam kajian ini adalah data sekunder yang bukanlah nilai orisinil yang muncul dari
dikumpulkan berdasarkan telaah literatur. pemikiran Soekarno. Sokarno tegas
Sumber referensi diperoleh dari artikel dalam 13
Abdulgani hanyalah penggali dan perangkai
suatu jurnal ilmiah serta referensi terkait dalam satu kesatuan utuh. Sejatinya, lima
dengan topik yang diangkat. nilai itu merupakan rangkaian jiwa dan
3. Teknik Analisis Data nafas yang telah merasuk dalam hidup dan
Teknik analisis data penggunakan kehidupan berbangsa sejak para leluhur
pendekatan reflektif terhadap nilai-nilai yang bangsa menapakkan sejarahnya.14 Dan ini
terkandung dalam Pancasila. Langkah- juga beliau tegaskan secara eksplisit dalam
langkah analisis data sebagai berikut: pidato monumentalnya sebagai berikut:
Pertama, penjelasan awal tentang ideologi “… Saya hanyalah sekedar perumus,
Pancasila. Ini sebagai alat untuk mengingat penyambung lidah dari keinginan-keinginan
kembali tentang urgensi dan posisi penting dari perasaan-perasaan yang sudah lama
Pancasila dalam sendi kehidupan bangsa. terpendam, bisu dalam jiwa dan kalbu rakyat
Kedua, Selayang pandang profesi APIP dan Indonesia secara turun menurun dari para
kode etik yang dianut sebagai introduction. pendahulu bangsa….”
Ketiga, telaah kritis atas beberapa poin Merujuk pada pidato tersebut jelaslah
yang dianggap urgent. Keempat, refleksi bahwa nilai-nilai Pancasila sejatinya
dalam menentukan posisi yang teguh dan merupakan nilai-nilai yang telah dianut
jelas atas nilai-nilai luhur Pancasila dalam bangsa Indonesia sejak lama. Nilai-nilai ini
pengembangan profesi APIP di tanah air. dihayati, diyakini dan dijalankan sebagai nilai
Langkah-langkah tersebut dilakukan agar yang dianggap benar dan baik dalam tatanan
telaah dapat diurutkan dalam suatu pola,
kategori dan uraian dasar yang jelas sehingga
13 Abdulgani, Pengembangan Pancasila Di
dapat ditemukan hasil yang tepat. Indonesia, 37.
14 Setiawan, “Mempertanyakan Nilai-Nilai Pancasila
Pada Profesi Akuntan: Bercermin Pada Kode Etik
IAI.”

249
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, bangsa lain; (c) sebagai pandangan hidup
tidaklah mengherankan pula jika para The bangsa: sebagai falsafah bangsa, Pancasila
Founding Father akhirnya menyepakati dapat mempersatukan bangsa karena nilai-
lima sila ini sebagai dasar negara tatkala nilainya merupakan kristalisasi yang diyakini
pekik kemerdekaan dikumandangkan pada kebenarannya; (d) sebagai titik tolak atau
tanggal 17 Agustus 1945. Disamping itu, landasan dan sekaligus cita-cita dan tujuan
secara formal sesungguhnya Pancasila bangsa: Pancasilamemberikanlandasan yang
termaktub dalam Pembukaan Undang- kuat, bersifat dinamis sesuai tuntutan zaman;
Undang Dasar (UUD) 1945 alinea keempat (e). sebagai dasar moral bangsa: memiliki
yang ditetapkan pertamakali pada 18 Agustus arti bahwa setiap individu yang bernaung
1945. “Pancasila” memang tidak tercantum di bawah payung Indonesia hendaknya
secara gamblang, namun formulasinya ada memiliki moral seperti nilai Pancasila; (f).
didalamnya dan ditegaskan sebagai dasar sebagai perjanjian luhur bangsa: merupakan
tujuan bernegara. Berikut kutipan lengkapnya: kebulatan tekad dari bangsa Indonesia
“Kemudiandaripadaitu,untukmembentuk yang disepakati para pendiri bangsa; (g)
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
melindungi segenap bangsa Indonesia Indonesia: dipakai sebagai dasar mengatur
dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan penyelenggaraan pemerintah dan negara;
untuk memajukan kesejahteraan umum, (h) sebagai sumber dari segala sumber
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan hukum: keseluruhan aturan dan perundang-
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang undangan harus berlandaskan nilai-nilai luhur
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian Pancasila.
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Menurut Setyawan dan Kamayanti
kemerdekaan itu dalam suatu Undang- Pancasila yang lahir secara konsepsi
Undang Dasar Negara Indonesia, yang kenegaraan pada tahun 1945 dalam
terbentuk dalam suatu susunan Negara perkembangannya tetap menjadi satu-
Republik Indonesia yang ber- Ketuhanan satunya landasan hidup yang disepakati.15
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil Bahkan hingga saat ini relevansi nilai-nilai
dan beradab, Persatuan Indonesia dan Pancasila masih sangat relevan dengan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kehidupan berbangsa dan bernegara.
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ Walaupun perkembangan teknologi modern
perwakilan, serta dengan mewujudkan yang menjadikan dunia seakan tidak terbatas
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat lagi (borderless), Pancasila masih relevan
Indonesia.” untuk dijadikan panduan menghadapi
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar beragam tantangan dan ancaman yang
Negara dan pandangan hidup bangsa menghadang.
merupakan pencerminan kehidupan bangsa Salah satu kunci untuk terus
dan negara. Asdi mengemukakan fungsi merevitalisasi Pancasila adalah dengan
Pancasila, antara lain: (a). sebagai jiwa menjadikan Pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia: memiliki arti tetap dan
tidak berubah seiring lahirnya bangsa
Indonesia; (b) sebagai kepribadian bangsa 15 Achdiar Redy Setiawan and Ari Kamayanti,
Indonesia: merupakan sesuatu yang “Mendobrak Reproduksi Dominasi Maskulinitas
Dalam Pendidikan Akuntansi: Internalisasi
dinamis, mewujud dalam sikap mental dalam Pancasila Dalam Pembelajaran Accounting
perbuatan khas yang membedakan dengan Fraud,” Konferensi Nasional Pendidikan Akuntansi
Indonesia (2012): 18–20.

250
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

terbuka. Sitorus16, Setyawan17 dan Ludigdo diri dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai
18
menyatakan bahwa Pancasila akan bisa tersebut seharusnya mewarnai dan menjiwai
terus dipakai karena nilai-nilainya selalu pengembangan profesi APIP walaupun
bisa dikomunikasikan dan disesuaikan secara praksis ia tidak bisa dilepaskan dari
dengan situasi dan kondisi yang berkembang acuan global beserta turunannya.
dinamis. Kuncinya ada pada pemaknaan Hari ini pertanyaan tentang nilai-nilai
secara kontinuitas sehingga substansinya Pancasila perlu diajukan kembali mengingat
dapat terus relevan dan komunikatif begitu derasnya arus globalisasi merasuki
sepanjang jaman. Sebagaimana ungkapan semua sendi kehidupan bernegara, tak
terkenal Bung Karno, yaitu “ambil apinya, terkecuali auditor pemerintah. Globalisasi
jangan abunya”, pemaknaan Pancasila yang terjadi serta tuntutan untuk mengacu
sebagai ideologi terbuka akan menjadikan pada standar internasional yang universal
implementasi dan internalisasi Pancasila ibarat mata pisau yang mengiris dua sisi20.
menjadi ruh yang hidup. Interaksi dinamis Asumsi standar peraturan yang berlaku
dengan realita kehidupan yang menghadang universal menjadi dasar berpijaknya global-
akan menempatkan bangsa Indonesia isasi dan internasionalisasi menjadikan gurita
semakin yakin akan kebenaran dan nilai-nilai penguasaan segala sumber daya termasuk
luhur Pancasila sebagai nilai yang dianggap di dalamnya pengelolaan sektor publik
benar dan baik. dan pemerintahan semakin mengokohkan
Ketika Pancasila ini telah disepakati eksistensinya. Argumentasi ini diperkuat
sebagai landasan bernegara, maka dalam kajian sektor publik yang dilakukan
konsekuensi logisnya Pancasila harus oleh Farazmand yang menjelaskan bahwa
diamalkan secara objektif dan subjektif.19 penggunaan standar universal akibat
Secara objektif bermakna bahwa Pancasila pengaruh globalisasi membuka jalan bagi
harus dijadikan dasar, sumber, dan jiwa Transnational Corporations. Ia menjelaskan
seluruh pembuatan dan perumusan peraturan lebih lanjut bahwa “capitalism needs the
perundang-undangan dan penyelenggaraan state and the state is not dependent form
negara. Adapun pengamalan Pancasila capital”21. Artinya kekuasaan yang besar
secara subjektif merujuk pada pengamalan terhadap Negara adalah sumber daya, dalam
Pancasila oleh diri tiap pribadi selaku hal ini adalah (Transnational Corporations);
warga negara Indonesia dalam hidup dan dan tidak hanya itu, negara dalam hal ini
kehidupan baik secara individual maupun pemerintah dibutuhkan untuk melanggengkan
sosial kemasyarakatan. Hal ini memiliki arti kapitalisme, salah satu caranya dengan
bahwasannya profesi APIP harus merujuk pengadopsian standar yang berlaku secara
pada nilai-nilai Pancasila. Profesi apapun universal22. Kamayanti menyatakan negara-
sejatinya dalam menjalankan pekerjaan di negara berkembang termasuk Indonesia
wilayah NKRI perlu dan wajib menyesuaikan didiorong untuk menuju proses pembangunan
yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi
16 Sitorus, “Membawa Pancasila Dalam Suatu
Definisi Akuntansi.” 20 M Wibisono, Implikasi Kerjasama Trans Pacific
17 Setiawan, “Mempertanyakan Nilai-Nilai Pancasila Partnership (Jakarta: LEMHANAS, 2013), 25.
Pada Profesi Akuntan: Bercermin Pada Kode Etik 21 Ali Farazmand, “Globalization and Public
IAI.” Administration,” Public Administration Review 59,
18 Ludigdo, “Memaknai Etika Profesi Akuntan no. 6 (1999): 509–522.
Indonesia Dengan Pancasila.” 22 Ari Kamayanti, “Akuntansiasi Atau Akuntansiana?
19 Musthafa Kamal Pasha, Pancasila, UUD 1945 Memaknai Reformasi Akuntansi Sektor Publik Di
Dan Mekanisme Pelaksanaannya (Yogyakarta: Indonesia,” Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2,
Mitra Gama Widya, 1988), 6. no. 3 (2011): 531–540.

251
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

dan kemajuan pembangunan sosial yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap
bercirikan industrialisasi dan modernisme pelaksanaan pekerjaan profesional yang
dengan semangat privatisasinya, akibatnya dilakukan oleh anggota profesinya25.
peran negara menjadi semakin kerdil dan Tujuan APIP adalah: (1). Memberikan
kehilangan kapasitasnya termasuk dalam panduan untuk pemenuhan unsur-unsur
menginternalisasi nilai-nilai luhur bangsa yang diwajibkan dalam Kerangka Praktik
terutama Pancasila23. Pada titik inilah, Profesional Internasional; (2). Memberikan
membicarakan tentang nasionalisme kerangka kerja dalam melaksanakan dan
kebangsaan menjadi hal yang urgent untuk meningkatkan berbagai bentuk layanan audit
dieksplorasi. internal yang bernilai tambah; (3) menetapkan
Profesi APIP dan Kode Etiknya dasar untuk mengevaluasi kinerja audit
internal; (4) mendorong peningkatan proses
Auditor merupakan salah satu keahlian
dan operasional organisasi26
profesi yang sangat rentan terhadap
penyalahgunaan wewenang. Mengingat Standar mencakup serangkaian prinsip
sifat pekerjaannya yang independen, auditor dan persyaratan wajib (mandatory) yang
memerlukan tatanan yang memadai guna terdiri dari: Pernyataan persyaratan pokok,
memberikan tingkatan kepercayaan kepada yang berisi persyaratan dasar praktik
masyarakat24. Penyusunan kode etik bagi profesional audit internal dan pedoman
auditor publik merupakan salah satu langkah evaluasi efektifitas kinerjanya, yang berlaku
yang dapat ditempuh. Dalam konteks profesi, secara internasional pada tingkatan
Kode etik auditor merupakan salah satu organisasi dan individual; Interpretasi, yang
produk yang menjadi fokus sebelum auditor menjelaskan lebih lanjut istilah dan konsep
melaksanakan tugas dan fungsinya. Dalam yang digunakan dalam Standar. Standar,
banyak hal, poin-poin yang ada dalam Kode bersama dengan Kode Etik merupakan
Etik tersebut memang diarahkan untuk menata unsur-unsur wajib (mandatory) dari Kerangka
profesi auditor pemerintah. Dasar pemikiran Praktik Profesional Internasional, oleh karena
penyusunan kode etik profesional setiap itu, kesesuaian terhadap Kode Etik dan
profesi adalah kebutuhan profesi terhadap Standar menunjukkan kesesuaian terhadap
kepercayaan masyarakat tentang mutu jasa seluruh unsur wajib (mandatory) dalam
yang diserahkan oleh pihak profesional. Kerangka Peraktik Profesional Internasional.
Standar terdiri dari dua kelompok utama:
Setiap profesi yang menyediakan jasanya
Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar
kepada publik memerlukan kepercayaan dari
Atribut mengatur organisasi dan individu
masyarakat Umumnya masyarakat awam
yang melaksanakan audit internal. Standar
tentang pekerjaan yang dilakukan oleh pihak
kinerja mengatur sifat audit internal dan
profesional karena kompleksnya pekerjaan
menetapkan kriteria mutu untuk mengukur
yang dilaksanakan olehnya. Kepercayaan
kinerja jasa audit internal. Standar atribut dan
masyarakat terhadap mutu jasa auditor akan
kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa
menjadi lebih tinggi jika profesi tersebut
audit internal.

23 Ari Kamayanti, “Fobi(a)Kuntansi: Puisisasi


Dan Refleksi Hakikat,” Jurnal Akuntansi 25 Mary B Curtis, “Are Audit Related Ethical
Multiparadigma 7, no. 1 (2016): 1–16. Decisions Dependent Upon Mood?,” Journal of
24 Steven E Kaplan and Stacey M Whitecotton, “An Business Ethics 68 (2006): 191–209.
Examination of Auditors Reporting Intention When 26 Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia,
Another Auditor Is Offered Client Employment,” A Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia
Journal of Practice and Theory 20, no. 1 (2001): (Jakarta: BPKP RI, 2014).
45–63.

252
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

Standar implementasi merinci Standar menajalankan tugas profesi tersebut. Kode


Atribut dan Kinerja dengan menyajikan Etik ini juga mengatur mengenai prinsip etika,
persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa aturan perilaku auditor intern pemerintah baik
audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk dalam organisasi, sesama auditor maupun
asuransi (assurance) dan kode (C) untuk hubungan dengan auditan. Pada intinya
konsultansi (consulting). Jasa assurance kode etik ini merupakan pedoman perilaku
merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif bagi auditor dalam menjalankan profesinya
oleh auditor internal untuk memberikan dan dalam mengevaluasi perilaku auditor
pendapat dan simpulan mengenai suatu dalam mendukung tugas dan kegiatan Aparat
entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sebagai
subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup salah satu unsur menajamen pemerintah yang
suatu penugasan assurance ditentukan oleh bersifat pengawasan dalam mewujudkan
auditor. Pada umumnya terdapat tiga pihak kepemerintahan yang bersih dan bebas dari
yang berperan serta dalam pelaksanaannya, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
yaitu (1) seorang atau sekelompok orang Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
yang terlibat secara langsung dengan Indonesia (AIPI) merupakan aturan perilaku
entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau dan etika yang harus dipatuhi oleh setiap
permasalahan lainnya disebut kemudian mereka yang mejalankan tugas profesi auditor
dengan pemilik proses; (2) seseorang intern pemerintah. Sungguh merupakan
atau sekelompok orang yang melakukan suatu prestasi sendiri, bahwa penetapan
penilaian/assessment disebut kemudian kode etik AIPI berhasil mengayunkan
dengan auditor internal; (3) seorang atau langkah pertamanya sejak didirikan pada
sekelompok orang yang memanfaaatkan tanggal 30 November 2012 dengan susunan
hasil penilaian/assessment disebut kemudian Dewan Pengurus Nasional (DPN) yang
dengan pengguna (user). Jasa konsultasi dikukuhkan oleh Wakil Presiden RI pada
adalah jasa yang bersifat pemberi nasihat, tanggal 19 Desember 2012. Dengan adanya
yang pada umumnya diselenggarakan implementasi kode etik bagi para auditor
berdasarkan permintaan spesifik klien. yang merupakan subyek dari pengawasan
Sifat dan ruang lingkup berdasarkan atas tertentu tersebut, dipastikan akan membantu
kesepakatan dengan klien. Auditor harus organisasi dalam mewujudkan tata kelola
selalu mempertahankan obyektifitas dalam pemerintahan yang baik sebagai bagian
pelaksanaan tugasnya27. dari tugas nasional. Asosiasi Auditor Intern
APIP yang merupakan Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) dibentuk untuk
Pemerintah wajib memiliki standar dan kode mengemban amanat Peraturan Pemerintah
etik sebagaimana diamanatkan oleh The Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2004
Institute of Internal Auditors. Kode etik Auditor tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode
Intern Pemerintah Indonesia pada prinsipnya Etik Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan
merupakan sistem dari prinsip-prinsip moral Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
yang diberlakukan dalam suatu kelompok Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
profesi yang ditetapkan secara bersama. Kode Intern Pemerintah. Pasal 13 ayat (1) huruf
Etik ini harus dipatuhi oleh setiap mereka yang b Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 42 Tahun 2004 mewajibkan organisasi
profesi di lingkungan PNS menetapkan kode
27 The Institute of Internal Auditors, Standar
Internasional Praktik Profesional Audit Internal
etiknya masing-masing. Pasal 52 Peraturan
Florida: The Institute of Internal Auditors, 2017, Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
hlm.12.

253
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

Tahun 2008 mewajibkan AAIPI sebagai memahami arti pentingnya profesi peng-
organisasi profesi untuk menyusun kode awasan intern pemerintah; c. mencegah
etik aparat pengawasan intern pemerintah campur tangan pihak di luar organisasi
yang mempunyai tugas melaksanakan AAIPI tentang hubungan etika dalam
pengawasan.28 keanggotaan profesi pengawasan intern
pemerintah”30.
Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
Indonesia (disingkat KE-AIPI) disusun Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
sebagai pedoman perilaku bagi auditor intern Indonesia meliputi dua komponen dasar, yaitu:
pemerintah dalam menjalanakan tugas dan 1) Prinsip etika yang relevan dengan profesi
tanggungjawabnya dan bagi pimpinan APIP dan praktik pengawasan intern pemerintah,
dalam mengevaluasi perilaku auditor intern dan 2) Aturan perilaku yang menggambarkan
pemerintah. KE-AIPI sebagaimana dikutip norma perilaku yang diharapkan bagi auditor
dari laman berkas.dpr.go.id disusun dengan intern pemerintah dalam memenuhi tanggung
tujuan sebagai berikut: jawab profesionalnya. Aturan ini membantu
untuk menafsirkan prinsip dalam penerapan
“a. untuk mendorong sebuah budaya
praktis dan dimaksudkan sebagai pedoman
etis dalam profesi pengawasan intern
pemerintah; b. untuk memastikan perilaku etis bagi auditor intern pemerintah31.
bahwa seorang profesional akan ber- Refleksi Kode Etik AIPI dan Cara Pandang
perilaku pada tingkat lebih tinggi di- Pancasila
bandingkan PNS lainnya; c. untuk me-
Kode Etik AIPI secara eksplisit mene-
wujudkan auditor intern pemerintah
terpercaya, berintegritas, objektif, akun- gaskan bahwa hadirnya kode etik ini ber-
tabel, transparan, dan memegang teguh tujuan untuk memenuhi tanggung jawab-
rahasia, serta memotivasi pengem- nya dengan standar profesionalisme
bangan profesi secara berkelanjutan, tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi,
dan; d. untuk mencegah terjadinya dengan orientasi kepada kepentingan
tingkah laku tidak etis agar dipenuhi publik. Prinsip Etika Profesi dalam KE-
prinsip-prinsip kerja akuntabel dan AIPI menyatakan memberikan jaminan
terlaksananya pengendalian pengawas- (assurance) dan konsultasi (consulting) yang
an sehingga terwujud auditor kredibel independen dan objektif untuk menambah
dengan kinerja optimal dalam pelaksana- nilai dan memperbaiki operasi organisasi.
an pengawasan”29. Pengawasan intern membantu organisasi
Sedangkan fungsinya antara lain: mencapai tujuannya dengan menghasilkan
“a. memberikan pedoman bagi setiap pendekatan sistematis untuk mengevaluasi
anggota AAIPI tentang prinsip profesio- dan memperbaiki efektifitas manajemen
nalitas yang digariskan. Dengan KE- risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.
AIPI, auditor intern pemerintah mampu Terdapat 6 (enam) prinsip yang didedahkan
mengetahui suatu hal yang boleh dilaku- oleh Kode Etik AIPI:
kan dan tidak boleh; b. merupakan sara-
1. Integritas; memiliki arti mutu, sifat, atau
na kontrol sosial bagi masyarakat atas
keadaan yang menunjukkan kesatuan
profesi pengawasan intern pemerintah.
yang utuh sehingga memiliki potensi
KE-AIPI dapat memberikan suatu pe-
dan kemampuan yang memancarkan
ngetahuan kepada masyarakat agar
kewibawaan dan kejujuran. Integritas

28 Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia,


Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia. 30 Ibid.
29 DPR, “Kode Etik Auditor Internal Pemerintah 31 Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia,
Indonesia.” Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia.

254
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

auditor intern pemerintah membangun 5. Akuntabel; memiliki arti kemampuan


kepecayaan dan dengan demikian untuk menyampaikan pertanggung-
memberikan dasar untuk kepercayaan jawaban atas kinerja dan tindakan se-
dalam pertimbangannya. Integritas tidak seorang kepada pihak yang memiliki
hanya menyatakan kejujuran, namun hak atau berkewenangan untuk meminta
juga hubungan wajar dan keadaan yang keterangan atau pertanggungjawaban.
sebenarnya. Auditor intern pemerintah wajib menyam-
2. Objektivitas; memiliki arti sikap jujur paikan pertanggungjawaban atas ki-
yang tidak dipengaruhi pendapat dan nerja dan tindakannya kepada pihak
pertimbangan pribadi atau golongan yang memiliki hak atau kewenangan
dalam mengambil putusan atau tindakan. untuk meminta keterangan atau
Auditor intern pemerintah menunjukkan pertanggungjawaban.
objektivitas profesional tingkat tertinggi 6. Perilaku Profesional; memiliki arti
dalam mengumpulkan, mengevaluasi, tindak tanduk yang merupakan ciri,
dan mengkomunikasikan informasi mutu, dan kualitas suatu profesi
tentang kegiatan atau proses yang atau orang yang profesional di mana
sedang diaudit. Auditor intern pemerintah memerlukan kepandaian khusus
membuat penilaian berimbang dari untuk menjalankannya. Auditor intern
semua keadaan yang relevan dan pemerintah sebaiknya bertindak dalam
tidak dipengaruhi oleh kepentingan- sikap konsisten dengan reputasi profesi
kepentingan sendiri ataupun orang yang baik dan menahan diri dari segala
lain dalam membuat penilaian. Prinsip perilaku yang mungkin menghilangkan
objektivitas menentukan kewajiban bagi kepercayaan kepada profesi pengawas-
auditor intern pemerintah untuk berterus an intern atau organisasi.
terang, jujur secara intelektual dan bebas Secara umum, pernyataan yang
dari konflik kepentingan. mengatur perilaku auditor intern untuk
3. Kerahasiaan; memiliki arti sifat sesuatu sejalan dengan nilai-nilai kebaikan dan
yang dipercayakan kepada seseorang etika sudah baik. Keseluruhan prinsip kode
agar tidak diceritakan kepada orang lain etik telah berisikan nilai-nilai ideal yang
yang tidak berwenang mengetahuinya.
seharunya memang diinternalisasi dan
Auditor intern pemerintah menghormati
diimplementasikan oleh auditor intern
nilai dan kepemilikan informasi yang
pemerintah. Namun, ada beberapa
diterima dan tidak mengungkapkan
informasi tanpa kewenangan yang pertanyaan yang perlu diusung terkait
tepat, kecuali ada ketentuan perundang- apakah nilai-nilai Pancasila juga telah
undangan atau kewajiban profesional diakomodasi dalam kode etik ini? Dari enam
untuk melakukannya. prinsip tersebut, tidak satupun yang dapat
4. Kompetensi; memiliki arti kemampuan mencerminkan implementasi dari Sila
dan karakteristik yang dimiliki oleh Pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang
seseorang, berupa pengetahuan, Maha Esa. Hal ini mencerminkan seolah
keterampilan, dan sikap perilaku yang kode etik tersebut memiliki “penegasian”
diperlukan dalam pelaksanaan tugas Tuhan dalam ranah publik profesi auditor
jabatannya. Auditor intern pemerintah intern pemerintah di Indonesia. Tuhan
menerapkan pengetahuan, keahlian dan adalah ultimate reality. Segala hal ikhwal
keterampilan, serta pengalaman yang pencipataan manusia tidaklah terlepas dari
diperlukan dalam pelaksanaan layanan
pengawasan intern.

255
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

peran-Nya32. Dan tujuan penciptaan manusia etis. Dalam cara pandang Pancasila, nilai-
di mukabumi adalah untuk beribadah sebagai nilai keTuhanan merupakan sumber etika
hamba-Nya. Dan ini mencakup segala bentuk dan spiritualitas (yang bersifat vertikal-
dan dimensi kehidupan, tidak terkecuali transendental) bagi Bangsa Indonesia. Ini
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan adalah suatu kenyataan sejarah dimana
bernegara33. Dalam konteks profesi auditor Tuhan telah “hadir” dalam ruang publik
intern pemerintah juga memiliki konteks Nusantara, meski usaha-usaha untuk
yang sama, dimana seorang auditor adalah mencerabutnya pernah dilakukan oleh
seorang hamba yang memiliki kewajiban kolonialis Belanda. Ini menunjukkan bahwa
untuk menghamba kepada-Nya. Tentu jika sejarah panjang perjuangan mencapai dan
ini diinternalisasikan dalam diri auditor akan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,
menjadi standing point yang luar biasa dimata banyak dilandasi dan didasari oleh semangat
publik. keberagamaan ini.

Cara Pandang Ketuhanan Etos perjuangan para pendahulu bangsa


yang sangat kuat dilandasi oleh semangat
Penghambaan dan ketaatan yang
Ketuhanan, antara lain dapat diperhatikan
mewujud pada pertanggungjawaban auditor
dalam pernyataan Pembukaan, UUD 1945
yang utama (dan terutama) kepada Tuhan
alinea ketiga yang berbunyi, “Atas berkat
perlu dinyatakan secara eksplisit dalam
rahmat Allah Yang Maha Kuasa…”. Nilai-
kode etik profesi. Ini akan mendorong para
nilai Ketuhanan merupakan sesuatu yang
auditor intern pemerintah dalam setiap tindak
fundamental dan alamiah terdapat dalam
tanduknya akan selalu berada dijalan yang
kehidupan individu auditor intern pemerintah
lurus, jalan yang diridhoi oleh Tuhan. Efek
dalam menjalankan tugas profesi dan
dominonya. Publik sebagai stakeholder akan
menuntaskan visinya. Di Indonesia, Tuhan
melihat auditor intern pemerintah semakin
dianggap mempunyai peran penting untuk
dapat dipercaya. Logikanya sederhana,
mempromosikan sikap dan perilaku etis
kepatuhan terhadap Kode Etik yang diarahkan
auditor intern pemerintah. Untuk itu auditor
kepada kepatuhan (terutama) kepada Tuhan
intern pemerintah harus selalu didorong untuk
akan menghilangkan prasangka terhadap
menjaga komitmen dirinya kepada Tuhan dan
adanya tindakan menyimpang atau negatif
kemudian menghasilkan sikap dan perilaku
para akuntan. Merujuk dari Kode Etik AIPI,
menghindari perbuatan yang dilarang oleh
profesi auditor intern pemerintah belum
Tuhan, serta sekaligus menyebarkan rahmat
menjadikan keTuhanan dan nilai-nilai yang
kepada semesta. Seharusnyalah dengan
melekat di dalamnya sebagai preferensi
disemangati oleh nilai-nilai Ketuhanan
seperti ini, auditor intern pemerintah akan
32 Iwan Triyuwono, “[Makrifat] Metode Penelitian merealisasikan berbagai prinsip dan aturan
Kualitatif [ Dan Kuantitatif] Untuk Pengembangan
Disiplin Akuntansi,” Simposium Nasional etika lainnya34. Menjadi sesatu yang urgent
Akuntansi ke-16 Manado, no. September (2013): bahwa spirit Ketuhanan harus menjadi
1–15; Iwan Triyuwono, Akuntansi Syariah :
Perspektif, Metodologi, Dan Teori, 2nd ed.
pondasi auditor internal pemerintah dalam
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015); menjalankan aktivitas profesionalnya.
Iwan Triyuwono, “Taqwa : Deconstructing Triple Ketulusan auditor dalam bekerja dan
Bottom Line ( TBL ) to Awake Human ’ s Divine
Consciousness,” Pertanika Journal of Social
Sciences & Humanities 24, no. S (2016): 89–104.
33 Gugus Irianto, “Spirit Profetik, Akuntan, Dan 34 Bobby Briando, Iwan Triyuwono, and Gugus
Pencegahan Fraud,” Pidato Pengukuhan Jabatan Irianto, “Gurindam Etika Pengelola Keuangan
Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Akuntansi Sektor Negara,” Jurnal Akuntansi Multiparadigma 8, no.
Publik (2015): 1–50. 1 (2017): 1–17.

256
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

menunaikan tanggung jawab profesionalnya dianggap penting sebagai pondasi kehidupan


akan didasari oleh keyakinannya untuk Bangsa Indonesia untuk membangun relasi
mendapatkan keridhaan-Nya. Oleh karenanya antar sesama dan antar bangsa. Nilai- nilai
penghindaran atau absennya nilai-nilai kemanusiaan ini bukanlah dalam pengertian
ketuhanan termasuk dalam perumusan kode sekedar mengikuti paham pengutamaan hak-
etik adalah sebuah “pengkhianatan” terhadap hak individual (individualisme) namun harus
nilai-nilai dasar bangsa dan karakter asasi disandarkan pada paham kekeluargaan.
manusia Indonesia yang telah diperjuangkan Menarik untuk kembali mencerna pandangan
oleh para pejuang dan The Founding Father. The Founding Father yang disampaikan
melalui pidato di sidang BPUPKI. Bung
Cara Pandang Kemanusiaan
Karno dengan lantang menyatakan, “Jikalau
Mempertanyakan konteks sila kedua, betul-betul hendak mendasarkan negara
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, pada paham kekeluargaan, paham tolong-
dapat dilihat dalam konteks lanskap profesi menolong, paham gotong-royong dan
auditor di Indonesia. Menurut Tuanakotta, keadilan sosial, enyahkanlah tiap-tiap pikiran,
praktik pengauditan masih didominasi oleh tiap-tiap paham individualism dan liberalism
kantor akuntan yang berafiliasi global di dari padanya”. Dalam kontek ini auditor perlu
peringkat teratas. Sebagaimana diketahui memahami prinsip kebangsaan yang luas
bahwasannya, pengadopsian audit masih melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
banyak menjadikan prinsip global yang Dalam eksternalisasi, auditor sepantasnya
berlaku umum sebagai mahzab dalam turut terlibat secara bebas aktif membangun
menyusun segala bentuk regulasinya. ketertiban dunia yang berdasarkan
Dalam pasar global, pembagian jatah jasa kemerdekaan, perdamaian abadi dan
audit cenderung berat sebelah. Secara keadilan sosial. Dalam Internalisasinya,
mayoritas lebih dari 75 persen audit dikuasai Auditor seharunya dapat mengembangkan
oleh empat Kantor Akuntan Publik The Big disiplin ilmu dalam meningkatkan martabat
Four yang afiliasinya berada hampir merata bangsa dan negara36.
diseluruh negara di muka bumi ini. The
Dengan demikian, dalam kerangka
Big Four yang relatif sudah memiliki nama
mengangkat harkat kemanusiaan yang luhur
global, plus sokongan kemampuan kapital
dan mempromosikan keadilan untuk semua,
yang memadai akan terus melambung jika
termasuk keadilan terhadap lingkungan
tidak ada tatanan yang lebih memeratakan
dan keberlangsungan alam. Auditor harus
dan berkeadilan. Disamping itu mereka juga
menjadi kreator terwujudnya tata kehidupan
akan memiliki kuasa penuh dalam membuat
yang beradab melalui otoritas keilmuan
regulasi, standar dan prinsip agar diikuti oleh
dan keahliannya. Kejujuran, integritas dan
seluruh auditor secara universal termasuk
kehati-hatian profesional dalam terminologi
auditor internal35.
etika profesi AIPI pada umumnya harus
Dalam cara pandang Pancasila, nilai- dimaknai kembali sebagai sikap menjaga
nilai kemanusiaan yang bersumber dari martabat manusia untuk membangun suatu
hukum Tuhan, hukum alam dan sifat-sifat peradaban agung yang dilandasi oleh
sosial manusia (yang bersifat horizontal) prinsip Kemanusiaan. Auditor dituntun untuk
memenuhi kebutuhan manusia sebagai
35 Unti Ludigdo, “Mengembangkan Etika Di Kantor makhluk sosial, oleh karenanya alat ukur
Akuntan Publik : Sebuah Perspektif Untuk
Mendorong Perwujudan Good Governance,”
Konferensi Nasional Akuntansi, no. September 36 Ludigdo, “Pemahaman Strukturasi Atas Praktik
(2006): 1–20. Etika Di Sebuah Kantor Akuntan Publik.”

257
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

utama tidak lagi berbasis material semata, yang kokoh oleh karena pluralitas masyarakat
namun bertujuan membentuk pribadi manusia Indonesia. Visi kebangsaan yang merupakan
yang humanis37. Dalam konteks ini, berbagai pengejawantahan prinsip persatuan ini
prinsip etika yang dibangun tidak dimaknai merupakan komitmen untuk membangun
dalam semangat menjaga “kepentingan kebersamaan menuju tercapainya cita-cita
publik” yang menguasai pasar secara global bersama. Membangun kebersamaan ini
sebagaimana KAP The Big Four, akan tetapi dilakukan dalam wadah Persatuan Indonesia,
lebih kepada menciptakan kemanusiaan yang tidak mengharuskan tercerabutnya
yang lebih adil dan beradab. akar tradisi dan kesejarahan masing-masing
komunitas, suku, ras dan agama. Dalam
Cara Pandang Persatuan
semangat ini auditor intern pemerintah harus
Melihat hasil konferensi yang fokus meletakkan peran startegisnya dalam upaya
ke cara pandang globalnya, auditor intern memperkokoh persatuan Indonesia, karena
pemerintah kurang mementingkan atau sistem ekonomi dan pemerintahan global
fokus ke cara pandang Pancasila dalam saat ini berpotensi meruntuhkan bangunan
membangun standar profesi, termasuk persatuan dan kebangsaan ini. Dalam situasi
menyusun kode etiknya. Dengan ini akan demikian loyalitas auditor pada bangsa akan
sangat mungkin terjadi situasi, apapun mengalahkan “birahi” materi yang ditawarkan
yang dilakukan demi keterterimaan global oleh kaum kolonialis versi baru. Visi ini juga
daripada pengutamaan kepentingan mengarahkan auditor intern pemerintah
nasional. Statement yang menyatakan bahwa untuk berkomitmen melawan anasir-anasir
pengembangan dan pemutakhiran Standar penghancur kokohnya bangunan kebangsaan
Profesi yang dilakukan melaui penyerapan Indonesia yang bercokol di bumi Indonesia.
Standar Profesi Internasional bertujuan untuk Termasuk dalam hal ini adalah memperkuat
memastikan bahwa Standar Profesi yang perlawanan terhadap pelaku korupsi dan
digunakan di Indonesia dapat juga diterima berbagai tindakan manipulatif yang telah
dan berlaku secara global. Jika diresapi, terjadi sedemikian akut di negeri ini. Untuk
seharusnya pernyataan ini menandakan itulah peran auditor intern pemerintah
pengembangan standar profesi dilakukan menjadi sentral dalam menjaga akuntabilitas
terlebih dahulu dengan mengeksplorasi keuangan negara.
nilai-nilai utama bangsa, khususnya nilai-
nilai Pancasila setelah itu baru kemudian Cara Pandang Musyawarah
mengakomodasi nilai-nilai global sepanjang Profesi auditor intern pemerintah me-
tidak bertentangan dengan kepentingan nempatkan keharusan internasional se-
nasional. Jika ini dilakukan, secara nilai bagai driver pengembangan profesi, hal
auditor intern pemerintah didorong untuk lebih ini tampak pada pelaksanaan konferensi
mementingkan penyelamatan dan penjagaan AIPI yang secara paripurna mengadopsi
aset bangsa dibandingkan yang lainnya38. aturan profesi global dari The Institute of
Dalam cara pandang Pancasila, harus Internal Auditor. Hal ini menandakan bahwa
dipahami bahwa aktualisasi nilai persatuan pengembangan standar profesi sampai saat
harus berakar kuat pada visi kebangsaan ini masih harus mengacu pada yang dimiliki
oleh “orang lain” atau organisasi profesi
internasional. Menurut Ludigdo bahwa
37 Sitorus, “Membawa Pancasila Dalam Suatu
Definisi Akuntansi,” 176. dalam cara pandang Pancasila, prinsip
38 Unti Ludigdo, “Wacana Dan Praktik Etika Akuntan musyawarah mufakat tidak menghendaki
Publik Dalam Strukturasi (+SQ),” Ekuitas 13, no.
No. 1 (2009): 127–141.
situasi di mana suatu keputusan didikte oleh

258
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

kalangan mayoritas atau kekuatan elit politik Cara pandang Keadilan


dan asing. Menjunjung tinggi kedaulatan Keadilan dapat dipandang sebagai
rakyat dalam semangat permusyawaratan sebuah keseimbangan hubungan aktivitas
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan antara manusia dengan Tuhan dan
haruslah merupakan aktualisasi dari nilai-nilai sesama. Demikian pula dengan auditor,
ke-Tuhanan, kemanusiaan dan persatuan. auditor dalam melaksanakan tugas dan
Ini akan memberikan perspektif etis kepada fungsinya harus selalu dan mampu dalam
profesi auditor intern pemerintah yang menjaga keseimbangan tersebut. Peran
tergabung dalam AAIPI bahwa kedaulatan auditor dalam menyeimbangkan hubungan
organisasi profesi auditor, sebagai bagian manusia kepada Tuhan dan sesama pada
sistem organisasi kemasyarakatan di dasarnya ibarat dua sisi mata uang yang
Indonesia harus terjaga. saling mendukung satu sama lain. Melalui
Nilai objektivitas yang menyatakan pertanggungjawaban manusia kepada
bahwa auditor tidak dipengaruhi pendapat dan Tuhan dalam setiap aktivitasnya termasuk
pertimbangan pribadi atau golongan dalam dalam melakukan audit, manusia diajarkan
mengambil putusan atau tindakan dalam untuk selalu bersyukur atas apa yang
prinsip etika harus dibuktikan. Demikian telah dianugrahkan padanya. Demikian
halnya dalam pengembangan standar pula, melalui pertanggungjawaban kepada
dan kode etik tidak harus selalu menuruti sesama, manusia tidak hanya diajarkan untuk
kehendak lembaga-lembaga internasional mengutamakan kepentingan dirinya semata,
(asing). Namun yang lebih penting adalah namun juga bertanggungjawab terhadap
memerhatikan kepentingan masyarakat dan kepentingan bersama. Hal ini akan membawa
kearifan lokal yang ada di Indonesia. Sudah pribadi auditor mencapai visi keadilan yang
saatnya untuk kedepan, asosiasi profesi diwujudkan dalam penyeimbangan antara
manapun agar lebih mengedepankan corak pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani,
dan ciri khas bangsa sendiri, yang belum serta keseimbangan antara peran manusia
tentu lebih buruk atau tidak lebih baik dari sebagai makhluk individu dan peran manusia
asing. Karena sesungguhnya kepentingan sebagai makhluk sosial.
bangsa dan negara jauh lebih berarti Dalam cara pandang Pancasila,
daripada kepentingan global. Akhirnya, perwujudan keadilan sosial ini sekaligus
dengan menempatkan rakyat sebagai merupakan aktualisasi nilai-nilai Ketuhanan
pilihan utama dalam setiap aspek, secara dan nilai-nilai kemanusiaan, serta cita-
tidak langsung organisasi telah menerapkan cita kebangsaan yang menjunjung tinggi
seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan kedaulatan rakyat. Dalam mewujudkan
bersama. Tujuan bersama yang dimaksud keadilan sosial, masing-masing pribadi
adalah mensejahterakan rakyat dari berbagai diberi peran yang secara keseluruhan
kepentingan individu atau kelompok dengan mengembangkan semangat kekeluargaan,
melibatkan seluruh unsur dan sumber bukan semangat individual. Tentu saja ini
daya yang ada dalam suatu paradigma berseberangan dengan semangat kapitalisme
pembangunan bersama 39. dan liberalisme yang mana individualisme
sebagai dasarnya. Bung Karno secara
tegas mengatakan “Dengan menyetujui kata
39 Sitorus, “Membawa Pancasila Dalam Suatu
Definisi Akuntansi.”
keadilan sosial dalam preambule, berarti
merupakan protes kita yang maha hebat

259
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

kepada dasar individualisme”40. Berangkat 2. Humanis; memberikan suatu makna


dari pemahaman tersebut maka auditor intern bahwa kode etik harus disusun secara
pemerintah harus mempunyai perhatian yang manusiawi, sesuai dengan fitrah
besar untuk menyeimbangkan pemenuhan auditor dan dapat diaplikasikan sesuai
kesejahteraan diri dan masyarakatnya. dengan kapasitas yang dimiliki oleh
Auditor harus terlibat pada perwujudan auditor sebagai aparatur yang selalu
berinteraksi dengan orang lain (dan
keadilan sosial melalui pelaksanaan
alam) secara dinamis dalam berkinerja.
pekerjaan profesionalnya. Dengan demikian
Dalam konteks ini berarti kode etik tidak
dalam menjalankan tugas profesionalnya,
bersifat ahistoris (sesuatu yang asing),
auditor tidak boleh hanya mendasarkan pada tetapi bersifat historis, membumi dan
dipenuhinya hak pribadi dirinya, tetapi lebih disusun berdasarkan budaya kerja
mulia dari itu adalah pemenuhan kewajiban auditor itu sendiri selaras dengan sila
kepada masyarakatnya. kedua Kemanusiaan yang Adil dan
Dengan demikian agar nilai-nilai Beradab.
Pancasila tersebut dapat dinternalisasikan 3. Kesatuan; dalam konteks taqwa adalah
dalam diri auditor intern pemerintah, maka memadukan keseluruhan aspek-aspek
para perumus kebijakan dalam hal ini Asosiasi kehidupan auditor baik dalam hubungan
Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) auditor dengan auditee, hubungan
sebaiknya dapat merevisi dua komponen auditor dengan masyarakat, maupun
dasar dalam menyusun etika, yaitu 1) hubungan auditor dengan alam menjadi
keseluruhan yang homogen, serta
Prinsip etika yang relevan berdasarkan nilai-
mementingkan konsep konsistensi
nilai pancasila dengan profesi dan praktik
dan keteraturan yang menyeluruh
pengawasan intern pemerintah, dan 2)
sebagaimana sila ketiga Persatuan
Aturan perilaku yang menggambarkan norma Indonesia.
perilaku berdasarkan nilai-nilai Pancasila
4. Mufakat; adalah pendapat atau keputu-
yang diharapkan bagi auditor intern
san yang disetujui oleh semua pihak
pemerintah dalam memenuhi tanggung jawab berdasarkan musyawarah. Musyawarah
profesionalnya. AAIPI dapat merumuskan merupakan suatu proses yang dilakukan
alternatif konsep Kode Etik sebagai berikut: untuk menyatukan pendapat yang
1. Taqwa; memiliki makna kedudukan berbeda beda. Dalam menentukan opini
manusia yang paling mulia di hadapan maka sebaiknya auditor menjadikan
Tuhan. Takwa adalah kondisi atau sistem ini sebagai jalan dalam menen-
capaian spiritual manusia di mana auditor tukan keputusan. Hal ini selaras dengan
merasakan ketundukan kepada Tuhan sistem dalam budaya Pancasila terutama
Yang Maha Kuasa, atau ia merasakan sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin
bahwa penglihatannya, pikirannya, per- oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
kataannya dan tindakannya digerakkan Permusyawaratan/ Perwakilan.
oleh Tuhan Yang Maha Berkehendak. 5. Adil; secara harfiah bermakna sama,
Sesorang yang bertaqwa akan menye- auditor yang berlaku adil apabila ia
rahkan dirinya secara total. Inilah capai- tidak berat sebelah dalam menilai
an yang paling tinggi dan selaras dengan atau memberikan opini, tidak berpihak
sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. kepada pihak manapun, kecuali
keberpihakannya kepada siapa saja
40 Y Latif, Negara Paripurna: Historisitas,
yang benar sehingga tidak akan berlaku
Rasionalitas, Dan Aktualitas Pancasila (Jakarta: sewenang-wenang. Inilah makna dari
PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), 56.

260
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh diharapkan menerapkan prinsip-prinsip etika
Rakyat Indonesia. berdasarkan Pancasila. Dengan demikian
Dari lima alternatif prinsip tersebut, inilah insan-insan auditor intern pemerintah
kemudian yang menjadi cerminan kode etik haruslah berkeyakinan atas adanya Tuhan
Auditor Intern Pemerintah Indonesia yang Yang Maha Esa. Keyakinan ini harus
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hadirnya dihadirkan dalam setiap relung jiwa aparatur
konsep Taqwa mencerminkan implementasi sebagai sumber nilai dan sumber motivasi
dari Sila Pertama Pancasila yakni Ketuhanan dalam merealisasikan misi kemanusiaan
Yang Maha Esa. Hal ini sekaligus menjadi dalam pengabdiannya, mengikat komitmen
antithesis kode etik “penegasian” Tuhan persatuan dan kesatuan bangsa, membangun
dalam ranah publik profesi auditor intern kekuatan kolektif secara musyawarah dalam
pemerintah sebelumnya. Tuhan adalah mencapai mufakat, serta akhirnya tercapai
ultimate reality. Segala hal ikhwal pencipataan suatu keadilan.
manusia tidaklah terlepas dari peran-Nya41.
Dan tujuan penciptaan manusia di mukabumi PENUTUP
adalah untuk beribadah sebagai hamba-Nya.
Globalisasi telah menyentuh segala
Dan ini mencakup segala bentuk dan dimensi
aspek kehidupan, termasuk didalamnya
kehidupan, tidak terkecuali kehidupan
aspek kebijakan. Hal ini pada akhirnya
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara42.
memunculkan suatu wacana universalitas
Dalam konteks profesi auditor intern dalam mengadopsi setiap kebijakan yang
pemerintah juga memiliki konteks yang akan disusun. Dalam organiasi sektor publik
sama, dimana seorang auditor adalah sendiri, hal ini telah dirasakan saat perumusan
seorang hamba yang memiliki kewajiban kode etik bagi Auditor Intern Pemerintah,
untuk menghamba kepada-Nya. Tentu jika yang mana dalam merumuskan kode
ini diinternalisasikan dalam diri auditor akan etiknya, Asosiasi Auditor secara paripurna
menjadi standing point yang luar biasa dimata mengadopsi standar dan kode etik yang
publik. Perilaku Profesional tidak hanya berlaku internasional. Sejatinya kode etik
memiliki arti tindak tanduk yang merupakan haruslah mencermintan nilai-nilai luhur yang
ciri, mutu, dan kualitas suatu profesi atau ada pada negara tersebut. Indonesia sejak
orang yang profesional di mana memerlukan dari di proklamasikannya kemerdekaan telah
kepandaian khusus untuk menjalankannya memiliki dasar yang kuat yaitu Pancasila.
namun juga sebagai bentuk ibadah kepada
Tuhannya. Kesimpulan
Konsep ini membantu untuk menafsir- Pancasila memiliki suatu standar sendiri
kan prinsip dalam penerapan praktis dan yang di buat oleh para The Founding Father
dimaksudkan sebagai pedoman perilaku berasaskan Ketuhanan, Kemanusiaan,
etis bagi auditor intern pemerintah. Untuk Persatuan, Musyawarah Mufakat dan
itu kemudian auditor intern pemerintah Keadilan yang tercermin dalam tiap sila yang
ada. Untuk itulah urgensitas internalisasi
nilai tersebut dalam perumusan standar dan
41 Triyuwono, “[Makrifat] Metode Penelitian Kualitatif
[ Dan Kuantitatif] Untuk Pengembangan Disiplin
kode etik auditor intern pemerintah tidak
Akuntansi”; Triyuwono, Akuntansi Syariah : dapat dinegosiasikan lagi. Pancasila secara
Perspektif, Metodologi, Dan Teori; Triyuwono, mutlak harus menjadi dasar dalam menyusun
“Taqwa : Deconstructing Triple Bottom Line ( TBL
) to Awake Human ’ s Divine Consciousness.” tiap standar dan kode etik di wilayah Negara
42 Irianto, “Spirit Profetik, Akuntan, Dan Pencegahan Kesatuan Republik Indonesia.
Fraud.”

261
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

Saran DAFTAR PUSTAKA


Tulisan ini secara eksplisit mencoba
untuk mengeksplorasi dan memberikan
Abdulgani, Roeslan. Pengembangan
input kepada para pengambil kebijakan agar
Pancasila Di Indonesia. Jakarta: Idayu
melakukan revisi kedepan dalam penyusunan
Press, 1977.
standar dan kode etik auditor intern
Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia.
pemerintah agar sesuai dengan falsafah dan
Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
jati diri bangsa Indonesia.
Indonesia. Jakarta: BPKP RI, 2014.
UCAPAN TERIMA KASIH BPKP. “Membangun Etika Aparatur,” 2014.
Briando, Bobby, Iwan Triyuwono, and Gugus
Penulis mengucapkan terima kasih yang Irianto. “Gurindam Etika Pengelola
sebesar-besarnya kepada civitas akademi Keuangan Negara.” Jurnal Akuntansi
Politeknik Imigrasi atas segala dukungan Multiparadigma 8, no. 1 (2017): 1–17.
yang diberikan sehingga penulisan artikel ini Curtis, Mary B. “Are Audit Related Ethical
dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa Decisions Dependent Upon Mood?”
apresiasi yang setinggi-tingginya penulis Journal of Business Ethics 68 (2006):
haturkan kepada Jajaran Direktorat Jenderal 191–209.
Imigrasi serta Badan Pengembangan DPR. “Kode Etik Auditor Internal Pemerintah
Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM Indonesia.”
atas segala bentuk perhatian yang diberikan. Farazmand, Ali. “Globalization and Public
Semoga karya sederhana ini dapat memberi Administration.” Public Administration
kontribusi positif dan inspirasi kebaikan demi Review 59, no. 6 (1999): 509–522.
tercapainya Aparatur Sipil Negara Hukum dan Irianto, Gugus. “Spirit Profetik, Akuntan, Dan
HAM yang Profesional, Akuntabel, Sinergis, Pencegahan Fraud.” Pidato Pengukuhan
Transparan dan Inovatif. Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu
Akuntansi Sektor Publik (2015): 1–50.
Kamayanti, Ari. “Akuntansiasi Atau
Akuntansiana? Memaknai Reformasi
Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia.”
Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2, no. 3
(2011): 531–540.
———. “Fobi(a)Kuntansi: Puisisasi Dan
Refleksi Hakikat.” Jurnal Akuntansi
Multiparadigma 7, no. 1 (2016): 1–16.
Kaplan, Steven E, and Stacey M Whitecotton.
“An Examination of Auditors Reporting
Intention When Another Auditor Is
Offered Client Employment.” A Journal
of Practice and Theory 20, no. 1 (2001):
45–63.
Latif, Y. Negara Paripurna: Historisitas,
Rasionalitas, Dan Aktualitas Pancasila.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2011.

262
Internalisasi Nilai-Nilai:………. (Pramella Yunidar Pasaribu Bobby Briando)

Ludigdo, Unti. “Memaknai Etika Profesi Triyuwono, Iwan. “[Makrifat] Metode Penelitian
Akuntan Indonesia Dengan Pancasila.” Kualitatif [ Dan Kuantitatif] Untuk
Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Pengembangan Disiplin Akuntansi.”
Etika Bisnis dan Profesi, no. April (2012): Simposium Nasional Akuntansi ke-16
1–70. Manado, no. September (2013): 1–15.
———. “Mengembangkan Etika Di Kantor ———. Akuntansi Syariah : Perspektif,
Akuntan Publik : Sebuah Perspektif Metodologi, Dan Teori. 2nd ed. Jakarta:
Untuk Mendorong Perwujudan Good PT. RajaGrafindo Persada, 2015.
Governance.” Konferensi Nasional ———. “Pengembangan Nilai Etika Dalam
Akuntansi, no. September (2006): 1–20. Pengelolaan Dan Pengawasan Sektor
———. “Pemahaman Strukturasi Atas Praktik Publik.” Pembekalan Teknis manajemen
Etika Di Sebuah Kantor Akuntan Publik.” stratetjik dan Teknik Penganggaran
Brawijaya, 2005. / Keuangan bagi Anggota DPRD
———. “Wacana Dan Praktik Etika Akuntan Kabupaten/kota dan Pejabat Pemda
Publik Dalam Strukturasi (+SQ).” Ekuitas (2000): 1–14.
13, no. No. 1 (2009): 127–141. ———. “Taqwa : Deconstructing Triple
Pasha, Musthafa Kamal. Pancasila, UUD Bottom Line ( TBL ) to Awake Human
1945 Dan Mekanisme Pelaksanaannya. ’ s Divine Consciousness.” Pertanika
Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 1988. Journal of Social Sciences & Humanities
24, no. S (2016): 89–104.
Salam, Burhanuddin. Filsafat Pancasilaisme.
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996. Wibisono, M. Implikasi Kerjasama
Trans Pacific Partnership. Jakarta:
Setiawan, Achdiar Redy. “Mempertanyakan
LEMHANAS, 2013.
Nilai-Nilai Pancasila Pada Profesi
Akuntan: Bercermin Pada Kode Etik IAI.”
Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 1, no. Vol. 1
(2016): 1–21.
Setiawan, Achdiar Redy, and Ari Kamayanti.
“Mendobrak Reproduksi Dominasi
Maskulinitas Dalam Pendidikan
Akuntansi: Internalisasi Pancasila
Dalam Pembelajaran Accounting
Fraud.” Konferensi Nasional Pendidikan
Akuntansi Indonesia (2012): 18–20.
Sirajudin. “Interpretasi Pancasila Dan Islam
Untuk Etika Profesi Akuntan Indonesia.”
Jurnal Akuntansi Multiparadigma 4, no. 3
(2013): 456–466.
Sitorus, Jordan Hotman Ekklesia.
“Membawa Pancasila Dalam Suatu
Definisi Akuntansi.” Jurnal Akuntansi
Multiparadigma 6, no. 2 (2015): 175–340.
The Institute of Internal Auditors. Standar
Internasional Praktik Profesional Audit
Internal. Florida: The Institute of Internal
Auditors, 2017.

263
JIKH Vol. 13 No. 2 Juli 2019: 245 - 264

HALAMAN KOSONG

264

Anda mungkin juga menyukai