Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fatimah Azzahrah

NIM : H051201033
Kelas : PKN 61 (Statistika A)

Paper Kewarganegaraan Pekan 6


“Rule of Law”

Rule of law atau supremasi hukum adalah penyelenggaraan negara yang diatur melalui suatu
peraturan perundang-undangan serta menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun atas
prinsip keadilan. A.V. Dicey menguraikan adanya 3 unsur penting dalam setiap negara hukum
yang disebutnya dengan istilah “The Rule of Law”, yaitu :
▪ Supremacy of Law yaitu dominasi dari aturan-atauran hukum untuk menentang dan
meniadakan kesewenang-wenangan, dan kewenangan bebas yang begitu luas dari
pemerintah;
▪ Equality Before the Law yaitu persamaan di hadapan hukum atau penundukan yang
sama dari semua golongan kepada ordinary law of the land yang dilaksanakan oleh
ordinary court ini berarti tidak ada orang yang berada diatas hukum, baik pejabat
maupun warga negara biasa, berkewajiban untuk mentaati hukum yang sama;
▪ Due Prosess of Law atau terjaminnya hak- hak manusia oleh konstitusi yang merupakan
hasil dari “the ordinary law of land”, bahwa hukum konstitusi bukanlah sumber, akan
tetapi merupakan konsekwensi dari hak-hak individu yang dirumuskan dan ditegaskan
oleh peradilan, singkatnya prinsipprinsip hukum privat melalui tindakan peradilan dan
parlemen sedemikian diperluas sehingga membatasi posisi crown dan pejabat.

Syarat-Syarat Negara Hukum Rule of Law


▪ Adanya perlindungan konstitusional.
▪ Pemilihan umum yang bebas.
▪ Kebebasan menyatakan pendapat.
▪ Kebebasan untuk berorganisasi dan beroperasi.
▪ Pengertian rule of law membahas mengenai konsep common law, rule by the law,
keadilan berlaku untuk setiap orang, menjamin keadilan sosial masyarakat, dan
pembatasan kekuasaan.

Prinsip Rule of Law Secara Formal


▪ Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1:3).
▪ Segala warga negara bersama kedudukannya didalam hukum dan pemerintah dan wajib
menjunjung hukum serta pemerintah itu tanpa terkecuali (pasal 27:1).
▪ Setiap orang berhak atas jaminan, perlindungan, pengakuan, serta kepastian hukum
yang adil, serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (pasal 28 D:1).

Prinsip Rule of Law secara Materiil atau Hakiki


▪ Berhubungan erat dengan the enforcement of the Rule of Law (pelaksanaan supremasi
hukum)
▪ Keberhasilan the enforcement of the rule of law itu tergantung pada kepribadian
nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
▪ Rule of law juga mempunyai akar sosial dan juga akar budaya Eropa (Satdjipto
Rahardjo, 2003)
▪ Rule of law juga adalah suatu legalisme, aliran pemikiran hukum, yang mengandung
wawasansosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat serta negara.
▪ Rule of law adalah suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).

Syarat-syarat pemerintah yang demokratis dibawah Rule of law


▪ Adanya jaminan perlindungan hukum terhadap hak-hak individual.
▪ Adanya lembaga kehakiman yang bebas tidak memihak.
▪ Adanya pemilihan umum yang teratur, bebas, rahasia, jujur dan adil.
▪ Adanya kebebasan menyatakan pendapat.
▪ Adanya kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroperasi.
▪ Adanya pendidikan kewarganegaraan.

Rule of law di Indonesia telah diatur sesuai dengan syarat-syarat tersebut dan memuat
prinsip-prinsip formal yang diatur dalam batang tubuh UUD 1945. Namun, kenyataan rule of law
di Indonesia lah yang perlu diperhatikan. Apakah supremasi hukum benar-benar dijalankan
dengan baik? Tentu saja bangsa Indonesia akan berusaha untuk mewujudkan keadilan sosial
dan menjalankan rule of law semaksimal mungkin, tetapi tidak jarang muncul kasus-kasus yang
malah menunjukkan tumpulnya hukum di Indonesia kepada para pemegang kekuasaan dan
begitu tajamnya hukum kepada masyarakat biasa.
Salah satu kasus yang pernah menggemparkan adalah seorang mantri bernama Misran,
ayah 4 anak ini menolong warga Kuala Samboja, Kalimantan Timur. Tidak hanya mengobati,
tapi juga mengubah pola kesehatan warga menjadi lebih baik. Namun sayangnya, dia dituduh
melanggar UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 82 (1) dan Pasal 63 (1) serta UU No 32
tahun 1992 tentang Kesehatan. Merasa dizalimi, 13 mantri pun memohon keadilan ke MK
karena merasa dikriminalisasikan oleh UU Kesehatan. Mereka meminta pasal yang menjadikan
mereka di penjara dicabut karena pasal tersebut bertentangan dengan UUD 1945. Oleh UU ini,
Misran dipenjara karena melakukan pertolongan yang harusnya dilakukan oleh tenaga
kesehatan tertentu. Walaupun pada akhirnya mantri-mantri ini menang dalam gugatan dan
berhasil mempertahankan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pertolongan, Misran tetap
dipenjara karena dianggap melanggar UU sebelum UU tersebut diperbarui.
Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa hukum Indonesia terlalu sempit dan belum
mengatur mengenai luasan bidang di Indonesia. UU kesehatan tersebut tentu saja baik karena
membatasi orang-orang yang tidak mengetahui untuk memberikan pengobatan, sebab
perlakuan yang salah malah dapat memperburuk kesehatan seseorang. Namun sayangnya
tenaga medis di Indonesia tidak merata sehingga mantri-mantri ini perlu dipertimbangkan
keberadaannya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Rule of Law di Indonesia masih lemah dan
belum diterapkan dengan baik. Masih diperlukan pembaruan dan perhatian yang lebih baik dari
pemerintah maupun masyarakat dalam penerapan Rule of Law di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai