Disahkan :
DOKUMEN 1
Dengan alasan :
Semua unsur Kurikulum 2013terpenuhi dengan lengkap
Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Atas kehendak-Nya jua, kami masih diberi kesempatan untuk mengabdikan diri demi
kemajuan pendidikan anak negeri. Rasa terima kasih yang mendalam tak lupa kami
sampaikan kepada Bapak/Ibu Guru, dan masyarakat yang telah sama sama
menyusun kurikulum Sebagai ungkapan terima kasih tersebut, kami mencoba
memberikan nilai lebih terhadap keikut sertaan dalam membangun kebersaan. Salah
satunya berupa Model Kurikulum 2013.dan model pembelajaran dimasa covid yang
diinisiasi oleh KORMIN serta untuk membuat RPP BDR yang disesuikan dengan
kondisi daerah. Seperti kita ketahui pada awal tahun 2021, COVID-19 menjadi masalah
kesehatan terlepas dari semuanaya kita harus tetap melanjutkan pembelajaran demi anak
bangsa dan
Model Kurikulum 2013 ini dikembangkan berdasarkan rambu-rambu dan
pedoman yang ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Sesuai
judulnya, Model Kurikulum 2013 ini hanya merupakan alternatif bagi Bapak/Ibu Guru
sekalian. Harapan kami, Model Kurikulum 2013 yang kami susun ini dapat menjadi
pedoman bagi Bapak/Ibu Guru dalam menyusun Kurikulum 2013 yang sesuai dengan
kondisi sekolah dan potensi daerah masing-masing.
Sekali lagi kami berterima kasih kepada tim pengembang kurikulum sehingga
kami dapat dapat pedoman untuk mengembangkan nya disekolah kami masing masing.
"Prinsipnya Pak menteri itu sudah meluncurkan program Merdeka Belajar.
Program ini memberikan keleluasaan ke sekolah untuk memberikan inovasi yang bisa
digunakan untuk Belajar," dalam Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun
Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi COVID-19
Untuk metode pembelajaran jarak jauh secara luring, warga satuan pendidikan
khususnya peserta didik dapat memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan oleh
Kemendikbud antara lain program belajar dari rumah melalui TVRI, radio, modul
belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak serta alat peraga dan media belajar
dari benda dan lingkungan sekitar.
Metode dan media pelaksanaan BDR dilaksanakan dengan dengan
Pembelajaran Jarak Jauh yang dibagi kedalam dua pendekatan yaitu pembelajaran jarak
jauh dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). "PJJ ada yang daring, ada yang
semi daring, dan ada yang luring ,kalaupun ada tatap muka dengan tidak
mengesampingkan protokol covid 19
Akhirnya, kami mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan Model
Kurikulum 2013 ini.
LAMPIRAN ............................................................................................................. 41
1. SK Kepala SD tentang Penetapan Tim Pengembang Kurikulum
2. Undangan Penyusunan Kurikulum
3. Berita Acara Rapat Pembahasan Penyusunan Kurikulum
4. Daftar Hadir Pembahasan Penyusunan Kurkulum
5. Daftar KKM dari Tiap Kelas/Mapel
6. Berita Acara Penetapan Kurikulum
7. SK Kepala SD tentang Penetapan Kurikulum Tahun Pelajaran 2021/2022
8. Kalender Pendidikan
A. Latar Belakang
Dalam menyusun kurikulum darurat, dapat melakukan modifikasi dan inovasi
pada struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar
dan lain sebagainya. Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan
layanan pendidikan dan pembelajaran dari sekolah
Tapi kurikulum darurat hanya diterapkan pada masa darurat. Bila kondisi sudah
normal, maka kegiatan pembelajaran harus kembali dilaksanakan secara normal
seperti biasanya dengan, kegiatan pembelajaran pada masa darurat tetap
berpedoman pada kalender pendidikan tahun pelajaran berjalan yang ditetapkan oleh
Kemendiknas. Kegiatan pembelajaran bukan hanya untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar (KD) kurikulum semata. Namun lebih menitikberatkan pada
penguatan karakter, praktek ibadah, peduli pada lingkungan dan kesalehan sosial
lainnya kegiatan pembelajaran masa darurat melibatkan guru, orang tua, siswa dan
lingkungan sekitar. "Kegiatan pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya
kesehatan, keamanan dan keselamatan civitas akademika sekolah baik pada aspek
fisik maupun psikologi, prinsip pembelajaran di masa darurat, pembelajaran dapat
dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas atau pembelajaran jarak jauh,
baik secara daring maupun luring. Pembelajaran dapat berlangsung di madrasah,
rumah, dan di lingkungan sekitar sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah
Pembelajaran perlu berkembang secara kreatif dan inovatif dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif siswa. "Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Serta pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran," Kurikulum darurat juga mengatur pengelolaan kelas di madrasah
pada masa darurat. Umar menjelaskan, kegiatan pembelajaran dapat berbentuk kelas
nyata maupun kelas virtual. sekolah yang berada pada zona hijau dapat
melaksanakan kelas tatap muka. Sedangkan sekolah yang berada dalam zona merah
melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Bila dalam bentuk kelas nyata, di mana
guru dan siswa tatap muka maka harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Bila dalam bentuk kelas virtual, guru dapat menggunakan aplikasi pembelajaran
digital atau e-learning sekolah .
Pengaturan jadwal kelas virtual yang proporsional, agar siswa-siswi tidak
seharian berada di depan layar komputer atau laptop atau handphone Kurikulum
2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum
yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut
untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
B. Visi Sekolah
”MEWUJUDKAN SISWA-SISWI YANG BERPRESTASI, BERIMAN DAN
BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA SERTA MENJAGA
KEBERSIHAN LINGKUNGAN”
C. Misi Sekolah
1. Mewujudkan siswa/siswi yang taat beribadah;
2. Membetuk sikap dan perilaku yang baik, sopan santun dan berkaratker;
3. Mewujudkan siswa/i yang disiplin
4. Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
D. Tujuan Sekolah
Tujuan yang ingin dicapai sebagai rencana kegiatan dan pelaksanaan program
pembelajaran dideskripsikan sebagai berikut :
1. Siswa taat beribadah terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan potensi bakat dan minat siswa dan guru
3. Nilai siswa kelas VI ( enam ) mencapai standar kelulusan
4. Siswa berprestasi dalam bidang keagamaan
5. Siswa cerdas dalam Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Agama
6. Siswa berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
7. Warga sekolah menjaga keasrian lingkungan sekolah
8. Seluruh warga sekolah melakukan pembiasaan 3 K ( Kebersihan diri,
Kebersihan kelas, dan Kebersihan Sekolah )
2. Standar Kelulusan
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapet dipertanggung jawabkan
secara nasional, kegiatan pembelajaran di sekolah mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) yang telah ditetapkan sebagai
berikut:
a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
b. Mengenal kekurangan dan kelebuhan diri sendiri.
c. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
d. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku. Ras, dan golongan sosial
ekonomi dilingkungan sekitarnya.
e. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan
kreatif.
f. Menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan
bimbingan guru/pendidik.
g. Menunjukan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
h. Menunjukan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
i. Menunjukan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial dilingkungan
sekitar.
j. Menunjukan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
k. Menunjukan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah
air Indonesia.
l. Menunjukan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
m. Menunjukan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
n. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
o. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri
dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
p. Menunjukan kegemaran membaca dan menulis.
q. Menunjukan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung.
Adapun Standar Kompetensi Lulusan yang ingin dicapai khusus oleh sekolah
SDN Kadumerak 2 yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memperoleh nilai kategori baik (7,00) untuk mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, PPKN, dan Bahasa Indonesia.
c. Memperoleh nilai kategori cukup (6,00) untuk mata pelajaran IPA, IPS,
Penjaskes, Mulok, dan Seni Budaya.
d. Memperoleh nilai kategori cukup (6,00) untuk mata pelajaran Matematika.
F. Program Sekolah
Adapun program Sekolah Dasar Negeri Kadumerak 2 adalah :
Program
No Uraian Ket.
1 Tahun 3 Tahun 5 Tahun
1. Meningkatkan kehadiran
90% 93% 95%
guru dan siswa.
2. Guru membuat administrasi. 91% 93% 95%
3. Siswa mampu
membudayakan kesenian
tradisional (angklung, 25% 45% 75%
degung, rebana, marawis).
4. Siswa hapal 36 surat-surat
40% 50% 75%
pendek pada Juz Amma.
5. Meningkatkan dan menjaga
30% 45% 75%
K.3
6. Siswa mampu
mengembangkan wawasan 10% 25% 35%
Iptek (komputer).
7. Mendorong siswa untuk giat
65% 75% 80%
belajar.
8. Melaksanakan program
ekstra kurikuler.
a. Bimbel.
b. Pramuka.
45% 60% 75%
c. Kesenian.
d. Olah raga.
e. Drum Band
f. Pocil
2. Prasarana Belajar
a. Ruang Kepala Sekolah (belum ada).
b. Ruang Guru (bersatu dengan kepsek)
c. Ruang Kelas, dengan formasi tempat duduk yang mudah dipindah-pindah
sesuai keperluan.
d. Ruang Lab IPA, Lab komputer (belum ada).
e. Kantin Sekolah, Musholla/tempat ibadah (dalam rencana).
f. Aula Pertemuan (belum ada).
g. Kamar Mandi/WC
H. Personil Sekolah
K. Kerjasama Sekolah
Program percepatan belajar di SDN Kadumerak 2 yang dapat dilaksanakan
setelah sekolah tersebut memiliki persyaratan penyelenggaraan pendidikan yang
ditetapkan, bak menyangkut peserta didik, termasuk kedalamnya pembentukan
dewan pendidikan, komite sekolah sangat diperlukan. Banyak hal dan kegiatan
yang dapat dilakukan oleh komite sekolah terhadap sekolah yang pada gilirannya
akan sangat membantu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah tersebut.
Keberadaan komite sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional RI Nomor. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah berperan sebagai:
1. Pemberi pertimbangan (Advisory Agency) dalam penentuan pelaksanaan
kebjakan pendidikan di sekolah.
2. Pendukung (Supporiting Agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan di sekolah.
3. Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transfaransi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah.
4. Mediator antara pemerintah (Eksekuif) dengan masyarakat di sekolah.
Penangung Jawab
KETUA
Ust. SUHENDAR
SEKRETARIS BENDAHARA
Tuti Astuti, S.Pd.I Titin Yuhartini, S.Pd. Sd.
BIDANG-BIDANG
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak
bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada
tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar
pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan
jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan
kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang
kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar khususnya SD. Oleh karena itu
pendidikan di SD yang selama ini sangat menonjolkan kurikulum dan
pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu dikembangkan menjadi kurikulum
yang bersifat tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu
mencerminkan pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat
memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai dengan perkembangannya.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
B. STRUKTUR KURIKULUM
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui
Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antarmata
pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal
berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang
berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Keterangan:
Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi
dengan muatan/konten lokal.
Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal
40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,
sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
KURIKULUM 2013 20 SDN KADUMERAK 2
Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan
wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang
disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan
untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
semesternya.
Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian
Agama.
Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib),
usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan
lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan
pendidikan.
Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-
Terpadu kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
Kesiapan guru dan siswa dimasa covid 19 dalam memanfaatkan teknologi
pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan
terus meningkat kualitasnya. Namun, muatan pembelajaran daring masih perlu
terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan siswa dapat
lebih terlibat (engaged) dalam proses pembelajaran. Daya dukung teknologi
juga perlu terus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang
digunakan perusahaan-perusahaan penyedia konten (content provider).
Dalam kondisi darurat ini, kemasan muatan pembelajaran BDR, seharusnya
akan sarat dengan penguatan literasi dan karakter. Konten diajarkan, selain untuk
mengembangkan pengetahuan siswa (rote learning), juga digunakan sebagai
medium dalam menumbuhkan dan memperkuat kemampuan literasi dan karakter.
Sebagai sebuah aktivitas pembelajaran formal, penilaian tetap harus
dilakukan. Namun, penilaian BDR dilakukan bukan untuk menentukan standar
pencapaian (attainment level) atau kepentingan nilai (assigning grade) semata.
Penilaian dalam BDR dilakukan mestinya dengan tujuan untuk membantu
siswa agar dapat menemukan cara belajar yang lebih baik bagi dirinya pada
setiap subjek yang dipelajari/diajarkan. Penilaian semacam ini disebut dengan
penilaian formatif, yakni skor/nilai hasil sebuah aktivitas penilaian bukanlah
standar pencapaian ataupun tujuan proses pembelajaran.
Karena jika kita menggunakannya sebagai tujuan proses pembelajaran,
nilai sesungguhnya yang merupakan ukuran dari status pembelajaran akan
hilang dan justru mendistorsi proses pembelajaran yang diharapkan
Untuk tujuan ini, berbagai metode penilaian bisa digunakan, baik berupa
penilaian proyek, penilaian portofolio, extended essays, dan bentuk penilaian
lainnya yang relevan dengan tujuan pembelajaran dan beban belar disesuaikan
dimasa covid 19 apa bila sudah normal akan kembali ke beban belar yang
normal.
Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pelajaran.
4. Muatan Pembelajaran
Ada tiga kelompok besar dalam pembelajaran di sekolah. Kelompok
pertama adalah anak-anak yang sudah terbiasa dengan
pembelajaran online, karena sekolah sudah menerapkannya secara penuh. Anak-
anak ini tidak akan merasa kesulitan menghadapi pembelajaran jarak jauh karena
sering mengakses aplikasi pembelajaran. “Seperti misalnya, Rumah Belajar,
Ruang Guru, Sekolahmu, dan lain-lain.
Muatan pembelajaran dimasa Covid 19 sekolah yang melakukan
pembelajaran semi daring. Di keompok ini, pemberian tugas dari guru kepada
siswa dikirim melalui Whatsapp, tidak berinteraksi secara langsung. Sedangkan
kelompok ketiga adalah anak-anak yang tidak bisa melakukan banyak hal karena
keterbatasan infrastruktur dan daya dukung teknologi. Persoalan yang paling
menyita pikiran adalah terkait dengan anak-anak di kelompok ketiga, yaitu
mereka yang tidak punya akses internet, listrik, TV. Anak-anak ini
pembelajarannya sangat manual yaitu menggunakan radio komunitas, hingga
kunjungan guru ke rumah-rumah siswa secara berkala. “Inilah saatnya guru
melakukan inovasi pembelajaran sesuai dengan kondisi daerahnya.
guru dan sekolah dapat memilih materi esensial yang perlu dilakukan anak-anak
di rumah. Misalnya, dengan memberikan anak-anak pendidikan kecakapan
hidup sesuai kondisi rumah masing-masing. “Terutama tentang pengertian
Covid-19, bagaimana karakteristiknya, serta bagaimana cara menghindarinya
agar tidak terjangkit,” saat menguraikan muatan pembelajaran yang harus
diberikan di tengah situasi pandemi.
Mengetahui masih terdapat daerah yang minim infrastruktur teknologi,
jaringan internet dan listrik, Ia berpesan bahwa proses pembelajaran sebaiknya
disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing anak di tiap daerah. Oleh
karena itu, guru dan orangtua perlu rajin berkoordinasi dan jeli dalam
mengadaptasi metode pembelajaranya. “Jangan disamaratakan untuk semua
anak,” sesudah terajadi sirklus dari pase akan kemlai ke muatan normal
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran
dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.
Mata
No Pelajaran/ Bertujuan untuk
Bidang
1. Pramuka Agar Peserta didik memiliki kemampuan
1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam
kehidupan berwarganegaraan.
2. Bertanggungjawab , dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarkat, berbangsa,
bernegara dan anti korupsi.
3. Bertindak positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter
masyarakat.
2 Seni Lukis Agar peserta didik memiliki kemampuan.
1. Memahami konsep dan pentingnya seni lukis.
2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni lukis
3. Menampilkan kreativitas melalui seni lukis.
6. Ketuntasan Belajar
- Sekolah menetapkan minimal 70% indikator yang dianggap penting dan
dapat mewakili dari semua kompetensi dasar
- Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator KD berkisar antara 0% - 100%,
idealnya kriteria menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
masing-masing indikator mencapai 70%
- Menurut masyarakat awan ketuntasan belajar di sekolah diharapkan mencapai
705% namun sekolah menetapkan 70%.
- Sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria ketuntasan belajar sesuai situasi
dan kondisi masing-masing, namun diharapkan mendekati sempurna, yakni
70%
- Jika semua indikator dalam KD sudah memenuhi kriteria, peserta didik
dianggap telah menguasai KD yang berarti telah menguasai KI dan mata
pelajaran.
- Adapun SD Negeri Kadumerak 2 menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) rata - rata 65% sebagaimana terperinci pada tabel
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar
Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik
yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatujenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkankualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi
Dasar. Organisasivertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satukelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya
sehingga memenuhi prinsipbelajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yangdipelajari peserta didik. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara kontenKompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
konten Kompetensi Dasar dari matapelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan
mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi
Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi
Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yangberkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Tabel 4 :
Kompetensi Ini Kelas I,II,III
Tabel 5 :
Kompetensi Inti Kelas IV,V,VI
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah
konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat
terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat
berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran
KURIKULUM 2013 31 SDN KADUMERAK 2
dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin
ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi
sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam
kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka
nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan
dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk
setiap mata pelajaran tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 9 yang
mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik
Sekolah Dasar kelas I, II,IV dan V pada Kurikulum 2013.
Tabel 6.
Tema-Tema di Sekolah Dasar
KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya
2. Kegemaranku Kebersamaan
3. Kegiatanku 2. Selalu Berhemat
4. Keluargaku Energi
5. Pengalamanku 3. Peduli Terhadap
6. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri Makhluk Hidup
7. Benda, Hewan dan Tanaman di 4. Berbagai
Sekitarku Pekerjaan.
8. Peristiwa alam 5. Pahlawanku
Tabel 7:
Keterkaitan antara Langkah Pembelajarandengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan,
melihat (tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan kreativitas,
informasi yang tidak dipahami dari rasa ingin tahu, kemampuan
apa yang diamati atau pertanyaan merumuskan pertanyaan untuk
untuk mendapatkan informasi membentuk pikiran kritis yang
tambahan tentang apa yang diamati perlu
(dimulai dari pertanyaan faktual untuk hidup cerdas dan belajar
sampai ke pertanyaan yang bersifat sepanjang hayat
hipotetik)
Mengumpulkan - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,
informasi/ - membaca sumber lain selain buku jujur,sopan, menghargai
eksperimen teks pendapat orang lain,
- mengamati objek/ kejadian/ kemampuan berkomunikasi,
- aktivitas menerapkan kemampuan
- wawancara dengan narasumber mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Tabel 8 :
Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II
Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli 2021 4 10 17 31
Agustus 2021 5 2 24 31
September 2021 4 - 26 30
I
Oktober 2021 5 1 25 31
November 2021 4 - 26 30
Desember 2021 4 12 15 31
Jumlah 26 25 133 184
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga
menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik
yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter
sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah
melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun
serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah.
Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin,
toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup
terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-
nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat
membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan
hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi
pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat
sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di
tingkat sekolah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur
kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan
sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah
akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata
berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku
yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya
penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun
budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan
contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam standar
isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah,
kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di
sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke
dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya sekolah.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan
karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan
budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan
peserta didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya
dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan
kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan
bangsa yang besar.