Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS ISU KONTEMPORER

LATIHAN DASAR CPNS

NAMA : NURISMAN ALI, S.Pd.I

ANGKATAN : XLVIII (48)

KELOMPOK : 2 (DUA)

TUTOR : AKP RENI AYI HERYANI, S.E.,S.IK.,M.M.

A. Identifikasi dan Deskripsi Isu di SDN 5 Mangunjaya

Dunia pendidikan di Indonesia sedang mengalami fase dimana harus beradaptasi


dengan kebiasaan baru yakni dengan sistem belajar mengajar yang berbeda. Sejak pandemi
Covid-19 melanda negara Indonesia, dunia pendidikan Indonesia dalam hal ini pelaksanaan
sistem belajar mengajar yang semula dilakukan secara tatap muka, sejak pandemi
berlangsung kegiatannya berubah menjadi pembelajaran Daring (Dalam Jarinngan) atau yang
sering disebut BDR (Belajar Dari Rumah). Tentunya permasalah ini masih dianggap sesuatu
yang asing baik bagi guru bahkan para siswa. Bahkan para wali murid pun masih bersetigma
bahwa pembelajaran daring dirasa kurang efektif dan dianggap abu-abu. Namun
bagaimanapun resiko dan konsekuensinya tentang pembelajaran daring ini kita selaku
seorang guru harus siap dalam berinovasi demi dunia pendidikan di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu ternyata pelaksanaan BDR (Belajar Dari Rumah) ini tidak
terasa sudah berjalan hampir satu setengah tahun lebih. Selama itu pula banyak polemik yang
terjadi didalamnya baik sisi positif ataupun negatifnya. Kemudian selaras dengan program
pemerintah pula dengan adanya vaksinasi kepada masyarakar, ditambah mulai sadarnya
warga indonesia tentang protokol kesehatan. Hal ini berdampak angka kasus Covid-19 pun
menurun. Kemudian Sejak di terbitkannya Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor
HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 dan diperkuat dengan instruksi
Bupati Pangandaran No. 15 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) level 3 Kabupaten Pangandaran, yang menyatakan bahwa PPKM pada
kabupaten dan kota di wilayah Jawa dan Bali dengan kriteria level 3 dapat melaksanakan
pembelajaran tatap muka terbatas dengan ketentuan untuk SD mkasimal 50% atau maksimal
16 peserta setiap kelas.
Sejalan dengan keputusan diatas, maka SDN 5 Mangunjaya melaksanakan kegiatan
tatap muka terbatas, dimana setengah siswanya melakukan kegiatan belajar di sekolah dan
setengahnya lagi melalui pembelajaran jarak jauh. Hal ini selain ada dampak positifnya yakni
siswa dan guru bisa kembali melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, namun ada juga
segi negatifnya yang mana jumlah jam pelajaran untuk tatap muka antara siswa dan guru
menjadi terbatas, sehingga program-program pembelajaran yang sudah dirancang oleh
dewan guru terutama dalam hal ini kaitannya dengan saya selaku guru agama menjadi
terkendala, sehingga kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan sangat berpengaruh kepada peningkatan implementasi nilai-nilai keagamaan bagi para
siswa SDN 5 Mangunjaya.
Setelah menganalisis isu yang terdapat di tempat saya bekerja yaitu SDN 5
Mangunjaya Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran, terdapat beberapa issue atau
permasalahan diantaranya sebagai berikut :
1. Kurangnya implementasi nilai-nilai keagamaan siswa SDN 5 Mangunjaya
2. Rendahnya minat baca siswa di Perpustakaan
3. Kurangnya variasi media pembelajaran di kelas
4. Kurangnya kesadaran siswa dalam mejaga kebersihan kelas

B. Teknik Analisis Isu

Analisis isu tersebut dengan teknik USG


Dalam menentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Metode USG tersebut merupakan salah satu cara menetapkan urutan
prioritas masalah dengan metode teknik skoring 1-5 dan dengan mempertimbangkan tiga
komponen dalam metode USG.
1. Urency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi
2. Seriousnes
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu itu tidak dipecahkan.
Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah
lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau dibiarkan.

Tabel 1

Seleksi Isu Metode USG

Kriteria Penilaian Total


No. Masalah Utama Rank
U S G Nilai
Kurangnya implementasi nilai-nilai
1. keagamaan siswa SDN 5 5 5 4 14 1
Mangunjaya
Kurangnya variasi media
2. 5 5 3 13 2
pembelajaran di kelas
Rendahnya minat baca siswa di
3. 5 4 3 12 3
Perpustakaan
Kurangnya kesadaran siswa
4. 3 4 4 11 4
dalam mejaga kebersihan kelas.

Keterangan :

Angka 5 : sangat gawat / mendesak / cepat

Angka 4 : gawat / mendesak / cepat

Angka 3 : cukup gawat / mendesak / cepat

Angka 2 : kurang gawat / mendesak / cepat

Angka 1 : tidak gawat / mendesak / cepat

Berdasarkan analisis isu atau masalah dari tabel di atas dapat dilihat isu terpilih
yaitu, ”Kurangnya Implementasi Nilai-nilai Keagamaan Siswa SDN 5 Mangunjaya”. Isu atau
masalah tersebut harus segera diselesaikan agar siswa-siswa dapat mengimplementasikan
nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud siswa-siswi yang berkarakter
religius dan sosial yang baik kepada sesamanya.

C. Dampak Isu Tidak Terselesaikan


Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
Pelayanan Publik Kurangnya Implementasi  Sulitnya mewujudkan visi misi
Nilai-nilai Keagamaan Siswa sekolah
SDN 5 Mangunjaya  Sulitnya menekan tingkat
kenakalan siswa

D. Gagasan Pemecahan Isu

Adapun kegiatan yang dirancang dalam rangka sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah
tersebut terdiri dari lima kegiatan yaitu :
1. Kegitan Imtaq mingguan pada hari Jum’at untuk siswa SDN 5 Mangunjaya
2. Membiasakan BAH ( Bacaan Amaliyah Harian ) dalam PBM Agama Islam di kelas
3. Mengajarkan kegiatan agama melalui gerakan One Week One Surah/hadits (Hafalan Satu
Minggu Satu Surat)
4. Membuat kartu monitoring hafalan siswa SDN 5 Mangunjaya.
5. Membuat poster tentang motivasi implementasi nilai-nilai keagamaan.

Tabel Langkah-langkah (Sintaksis) Pembelajaran Berdasarkan Masalah

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan


1 Kegiatan imtaq 1. Muroja’ah al qur’an 1. Dokumentasi Kegiatan
mingguan pada hari 2. Shirah nabawiyah (menceritakan 2. Jadwal shirah nabawi
jum’at untuk SDN 5 kisah keteladanan nabi)
Mangunjaya
2 Membiasakan BAH 1. Menyusun materi BAH (Bacaan 1. Materi BAH (Bacaan
(Bacaan Amaliyah Amaliyah Harian) Amaliyah Harian)
Harian) dalam 2. Konsultasi dengan seluruh 2. Hasil konsultasi Seluruh
pembelajaran Agama dewan guru dewan guru (Dokumentasi)
Islam di kelas 3. Melaksanakan BAH (Bacaan 3. Dokumentasi pelaksanaan
Amaliyah Harian) 15 menit BAH (Bacaan Amaliyah
sebelum pembelajaran PAI di Harian)
mulai
3 Mengajarkan 1. Membuat list surat/hadits yang 1. Adanya list nama surat/
kegiatan agama akan dihafalkan hadits yang akan dihafal
melalui gerakan One 2. Membimbing siswa siswa
Week One melaksanakan hafalan 2. Siswa melakukan hafalan 1
Surah/hadits (Hafalan 3. Membuat kartu monitoring surat/ hadits dalam waktu
Satu Minggu Satu Hafalan siswa seminggu dengan bimbingan
Surat) guru saat jam pelajaran
Pendidikan Agama Islam
3. Kartu hafalan siswa (KHS)
4 Membuat poster 1. Meminta izin kepada kepala 1. Izin dari kepala sekolah
tentang motivasi sekolah untuk membuat poster untuk membuat poster di
implementasi nilainilai 2. Menentukan tempat pemasangan area SDN 5 Mangunjaya
keagamaan poster 2. Memasang poster berisi
3. Menghias dan memberi tulisan ajakan untuk
ajakan untuk mengimplementa sikan nilai-
mengimplementasikan nilai-nilai nilai keagamaan minimal 6
keagamaan dalam kehidupan poster
seharihari

Anda mungkin juga menyukai