Anda di halaman 1dari 103

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “H” DENGAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 27, 28 DAN 29 AGUSTUS 2012

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan
Stikes Nani Hasanuddin Makassar

OLEH :

ISWAHYUNI
NH 04 09 116

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “H” DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 27, 28 DAN 29 AGUSTUS 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan
Stikes Nani Hasanuddin Makassar

OLEH :

ISWAHYUNI
NH 04 09 116

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PERNYATAAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “H” DENGAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM TINGKAT II DI RSUD LABUANG BAJI
TANGGAL 27, 28 DAN 29 AGUSTUS 2012

OLEH :

ISWAHYUNI
NH 0409116

Karya tulis ini telah kami setujui untuk dipertahankan dalam ujian Karya Tulis

Ilmiah didepan tim penguji Program Studi Diploma Tiga Kebidanan STIKES

Nani Hasanuddin Makassar.

Makassar, 12 September 2012

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Hujeriah Rahayu, S.ST Yasir Haskas, SE, M.M.Kes

ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “H” DENGAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM TINGKAT II DI RSUD LABUANG BAJI
TANGGAL 27, 28 DAN 29 AGUSTUS 2012

OLEH :
ISWAHYUNI
NH 0409116

Telah dipertahankan didepan tim penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi
Diploma Tiga Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar dilaksanakan
pada :
Hari/Tanggal : Kamis/ 13 September 2012
Pukul : 16.00 – 17.00
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

TIM PENGUJI
Ketua : Hujeriah Rahayu, S.ST (………………....)

Anggota : Yasir Haskas, SE, MM.Kes (………………….)

Ummiyati, S.ST, SKM, M.Kes (………………….)


Mengetahui,

Ketua Program Studi Diploma Tiga Kebidanan


STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Hujeriah Rahayu, S.ST


Nik. 890313012

iii
BIODATA

A. Identitas Diri

1. Nama : ISWAHYUNI

2. Nim : NH 0409116

3. Tempat/Tanggal Lahir : Kampung baru (Morowali) 29 November


1991

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Suku : Toraja

6. Agama : Islam

7. Anak ke : Kesatu dari tiga bersaudara

8. Alamat : JL. Perintis Kemerdekaan VI

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN 1 Puntari Makmur Tahun 1997 – 2003

2. SMP Datuk Sulaiman Tahun 2003 – 2006

3. SMA Datuk Sulaiman Tahun 2006 – 2009

4. Mengikuti Pendidikan pada Akademi Kebidanan STIKES Nani


Hasanuddin Makassar Tahun 2009 sampai sekarang

vii
KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang patut terucap selain puji syukur kepada Allah

SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Asuhan

Kebidanan pada Ny. “H” Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD

Labuang Baji Makassar Tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012”. Shalawat dan

salam tak lupa pula senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bukan hanya penulis sebagai

mahasiswa yang terlibat, tapi banyak pihak-pihak lain yang turut berperan

dan membantu penulis baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada

Ibu Hujeriah Rahayu, S.ST dan Bapak Yasir Haskas, SE, M.M.Kes selaku

dosen pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga terwujudnya

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada keluargaku

tercinta, terutama ayahanda Ardi dan ibunda Hj. Saheria atas segala doa,

dedikasi dan pengorbanan yang tiada putus-putusnya selama penulis

menempuh pendidikan.

iv
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Yahya Haskas, SH, M.Kn, M.M.Kes selaku Ketua Yayasan

Pendidikan STIKES NANI Hasanuddin Makassar

2. Bapak Yasir Haskas, SE, M.M.Kes selaku ketua STIKES Nani

Hasanuddin Makassar

3. Ibu Hujeriah Rahayu, S.ST selaku ketua program studi Diploma Tiga

Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar.

4. Ibu Ummi, S.ST selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran

dan kritik dalam ujian Karya Tulis Ilmiah

5. Segenap dosen dan staf STIKES Nani Hasanuddin Makassar yang telah

banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan

yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan.

6. Seluruh keluarga besarku terutama orang tua, adik-adikku Nur Ilmi dan

Muh. Irsan arifin dan zappoku Asrul Palimbong atas bantuan,

pengorbanan, doa serta dukungannya selama ini hingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan dengan baik.

7. Kepada P’ Fahmil Ganing, S.ST yang telah menjadi motivator penulis

selama ini .

v
8. Sahabat-sahabatku biccu (shifa), Lebba (unhink) dan Nyoman Wirnda

terima kasih atas bantuan kebersamaan selama ini hingga penulis dapat

menyelesaikan studinya di STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Kalian

adalah sahabat yang tidak akan pernah saya lupakan.

9. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan STIKES Nani hasanuddin

Makassar angkatan III (2009) dan pihak yang tidak sempat penulis

sebutkan namanya, yakinlah bahwa kalian telah menjadi cerita indah

dalam kehidupan penulis.

10. Serta segenap pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini tidak lepas dari kekurangan

dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif senantiasa

penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Beserta harapan penulis

agar karya tulis ini mendapat manfaat bagi kita semua terutama bagi penulis.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmatnya. Amin...!!!

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Makassar, September 2012

Penulis

Iswahyuni

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH .......... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................. viii

DAFTAR TABEL ....................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................... 1

B. Ruang lingkup pembahasan ..................................... 4

C. Tujuan penulisan ...................................................... 4

1. Tujuan umum ...................................................... 4

2. Tujuan khusus .................................................... 4

D. Manfaat penulisan .................................................... 5

E. Metode penulisan ..................................................... 6

F. Sistematika penulisan .............................................. 8

viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar tentang bidan .................................... 11

1. Pengetian Bidan .................................................. 11

2. Pengertian ilmu kebidanan .................................. 11

B. Konsep dasar tentang kehamilan ............................. 12

1. Pengertian kehamilan ......................................... 12

2. Diagnosa kehamilan ........................................... 12

3. Perubahan fisiologis pada kehamilan ................. 17

4. Perubahan psikologis pada kehamilan ............... 21

C. Tinjauan tentang hiperemesis gravidarum ............... 23

1. Pengertian hiperemesis gravidarum ................... 23

2. Etiologi hiperemesis gravidarum ......................... 24

3. Patofisiologi hiperemesis gravidarum ................. 25

4. Jenis-jenis tingkatan hiperemesis gravidarum .... 25

5. Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum ......... 27

6. Patologi hiperemesis gravidarum ......................... 27

7. Pengaruh hiperemesis terhadap kehamilan ........ 27

8. Pencegahan dan penanganan hiperemesis ........ 28

D. Tinjauan tentang antenatal care ............................... 31

1. Pengertian antenatal care ................................... 31

2. Tujuan pemeriksaan antenatal care .................... 31

3. Kebijakan program dalam antenatal care ........... 32

ix
4. Manfaat antenatal care ....................................... 33

E. Konsep dasar manajemen asuhan kebidanan ......... 34

1. Pengetian manajemen asuhan kebidanan .......... 34

2. Tahapan dalam manajemen asuhan kebidanan .. 34

F. Proses pendokumentasian (SOAP) ......................... 37

1. Subjektif .............................................................. 37

2. Objektif ................................................................ 37

3. Analisis ................................................................ 37

4. Perencanaan ....................................................... 37

BAB III STUDI KASUS

A. Langkah I Identifikasi data dasar .............................. 39

B. Langkah II Identifikasi diagnosa/ masalah aktual ..... 47

C. Langkah III merumuskan diagnosa .......................... 50

D. Langkah IV Tindakan segera dan kolaborasi ........... 52

E. Langkah V Rencana tindakan .................................. 52

F. Langkah VI Implementasi ......................................... 56

G. Langkah VII Evaluasi ............................................... 57

H. Pendokumentasian Asuhan kebidanan. .................... 59

BAB IV PEMBAHASAN

A. Identifikasi data dan analisis data dasar .................. 66

B. Merumuskan diagnosa/ masalah aktual .................. 67

C. Merumuskan diagnosa/ masalah potensial .............. 68

x
D. Identifikasi perlunya tindakan segera/ kolaborasi .... 68

E. Rencana tindakan .................................................... 69

F. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan ............... 71

G. Evaluasi ................................................................... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................. 73

B. Saran ........................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Gizi seimbang pada ibu hamil

Gambar 2 : Bahan makanan sesuai Gizi Seimbang

Gambar 3 : Sakit kepala yang menetap

Gambar 4 : Keluar air ketuban sebelum waktunya

Gambar 5 : Penglihatan kabur

Gambar 6 : Keluar darah dari jalan lahir

Gambar 7 : Gerakan janin tidak ada atau berkurang

Gambar 8 : Nyeri perut yang hebat

Gambar 9 : Kejang

Gambar 10 : Demam

Gambar 11 : Hiperemesis

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar konsul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 : Lembar konsul judul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 3 : Surat pengantar Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 : Surat keterangan selesai meneliti dari RSUD Labuang

Baji Makassar

Lampiran 5 : SAP

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai Derajat

kesehatan suatu Negara adalah tingkat kematian wanita sewaktu Hamil,

melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan yang di

sebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan dan

penanganannya. Di Negara-negara maju angka kematian maternal

berkisar 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Negara-negara

sedang berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran

hidup. (Wiknjosastro, H. 2007. 22-23)

Berdasarkan penelitian World Health Organisation (WHO) di

seluruh dunia, angka kematian ibu pada tahun 2010 di perkirakan 515.000

setiap tahunnya. Ini berarti setiap menit Seorang ibu meninggal penyebab

yang berkaitan dengan Kehamilan dan persalinan. 99% dari Kematian

tersebut terjadi diNegara berkembang. (http.Himapidblogspot.co/2012/08/

kematian.Html/di akses 27 agustus 2012).

Sementara itu di kawasan ASEAN menyumbang hampir sepertiga

jumlah kematian ibu dan anak global. diperkirakan, sebanyak 37 juta

kelahiran terjadi di kawasan ASEAN setiap tahun, sementara total

1
kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut

170.000 dan 1,3 juta per tahun.

(http://nasional.kompas.com/read/2008/09/11/16565225/who.sorot.angka.

kematian.ibu.asia.tenggara diakses 27 Agustus 2012).

Departemen Kesehatan Indonesia menargetkan angka kematian

ibu pada 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang

per tahun. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI),

AKI di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN

lainnya, yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Upaya penurunan

AKI harus difokuskan pada Tujuan Jaminan Persalinan ini adalah

meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh

dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu)

dan AKB (Angka Kematian Bayi) melalui jaminan pembiayaan untuk

pelayanan persalinan.

(http://j3ffunk.blogspot.com/2011/05/survey-aki-dan-akb-diIndonesia.html

diakses 27 Agustus 2012 )

Dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

(SulSel).angka kematian Ibu (AKI) tahun 2010 yaitu sebesar 121 orang

per 100.000 angka kelahiran yang di sebabkan perdarahan 63 orang

(29,71%),Hipertensi dalam kehamilan 28 orang (13,20%),infeksi 2 orang

(0,4),partus lama 1 orang (0,47) abortus 1 orang (0,47) dan lain-lain 26

orang (12,6%).(http://www.co.id.Profil kesehatan.diakses agustus 2012)

2
Menurut data dari rekam medic di Rumah Sakit Umum Daerah

Labuang Baji jumlah penderita hiperemesis gravidarum pada bulan

Januari-Desember 2010 sebanyak 24 orang (3,42%) penderita

hiperemesis gravidarum dari 700 ibu hamil dan angka kejadian

hiperemesis granvidarum bulan Januari-Desember 2011 sebanyak 29

orang (3,67%) dari 789 ibu hamil. Peningkatan yang kejadian kasus

hiperemesis gravidarum dari tahun 2010 sampai 2011 membuktikan

bahwa kejadian hiperemesis gravidarum merupakan masalah yang

memerlukan penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji.

Masalah hyperemesis gravidarum merupakan salah satu dari 9

tanda bahaya kehamilan yang dapat dicegah lebih dini dengan

pengawasan ANC teratur, sehingga mencegah komplikasi yang lebih

berat dan mencegah kematian ibu dengan ANC teratur,

Berdasarkan data yang ditemukan bahwa kejadian hiperemesis

masih tinggi dan mengalami peningkatan dari 2010-2011 maka penulis

termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui karya tulis ilmiah dengan

judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny”H” dengan Hiperemesis

Gravidarum Tingkat II Di RSUD Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29

Agustus 2012”.

3
B. Ruang lingkup permasalah

Adapun ruang lingkup karya tulis ilmiah ini meliputi “Manajemen

Asuhan Kebidanan Pada Ny”H” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat

II Di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29

Agustus 2012”.

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Melaksanakan asuhan kebidanan Pada Ny”H” dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Rumah Sakit Umum Daerah

Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012 dengan

menggunakan proses manajemen kebidanan sesuai dengan

wewenang bidan.

2. Tujuan khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data Pada Ny”H”

dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Rumah Sakit Umum

Daerah Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012.

b. Dapat merumuskan diagnosa / masalah aktual Pada Ny”H” dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Rumah Sakit Umum Daerah

Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012.

c. Dapat merumuskan diagnosa/ masalah potensial Pada Ny”H”

dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Rumah Sakit Umum

Daerah Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012.

4
d. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi

Pada Ny”H” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Rumah

Sakit Umum Daerah Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29 Agustus

2012.

e. Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan Pada

Ny”H” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Rumah Sakit

Umum Daerah Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012.

f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah

disusun Pada Ny”H” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di

Di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29

Agustus 2012.

g. Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan Pada

Ny”H” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Rumah Sakit

Umum Daerah Labuang Baji tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012.

h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang

telah diberikan Pada Ny”H” dengan Hiperemesis Gravidarum

Tingkat II Di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji tanggal

27, 28 dan 29 Agustus 2012.

D. Manfaat penulisan

1. Sebagai salah satu persyaratan dan menyelesaikan pendidikan

Diploma III Akademi Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin

Makassar.

5
2. Sebagai bahan bagi institusi pendidikan dalam penerapan

penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya.

3. Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat dan petugas

kesehatan utamanya bidan dalam upaya penurunan angka

kematian ibu khususnya yang berkaitan dengan hiperemesis

gravidarum

4. Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk

memperluas dan menambah wawasan dalam asuhan kebidanan.

E. Metode penulisan

Dalam penyusunan karya tulis ini, metode yang digunakan adalah :

1. Studi kepustakaan

Mempelajari buku-buku dan literatur-litertur, mengambil data

internet, membaca buku yang berkaitan dengan hiperemesis

gravidarum.

2. Studi kasus

Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah

dalam asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian dan analisis

data, menetapkan diagnose/ masalah actual dan potensial

mengidentifikasi tindakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan

pada ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum tingkat II serta

mendokumentasikan.

6
Untuk menghimpun data/informasi dalam pengkajian

menggunakan teknik :

a. Anamnese / wawancara

Penulis melakukan Tanya jawab dengan klien dan keluarganya

guna mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan

asuhan kebidanan pada klien tersebut.

b. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien

dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi serta

pemeriksaan penunjang laboratorium.

c. Pengkajian psikologis, ekonomi dan spiritual

Pengkajian psikologis, ekonomi dan spiritual meliputi status

emosional respon terhadap kondisi yang dialami serta pola

interaksi kilen terhadap keluarga, petugas kesehatan dan

lingkungannya serta pengetahuan tentang nilai kesehatan.

3. Studi dokumentasi

Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien yang

bersumber dari dokter/bidan maupun dari hasil pemeriksaan

laboratorium yang berkaitan dengan Hiperemesis gravidarum.

7
4. Diskusi

Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan atau dokter

yang menangani langsung klien tersebut pada dosen pembimbing

karya tulis ilmiah.

F. Sistematika penulisan

Untuk memperoleh gambaran tentang karya tulis ilmiah ini

maka dibuat sistematika penuisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Ruang lingkup pembahasan

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

2. Tujuan khusus

D. Manfaat penulisan

E. Metode penulisan

F. Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar tentang Bidan

1. Pengertian Bidan

2. Pengertian Ilmu Kebidanan

B. Konsep dasar tentang kehamilan

1. Pengertian kehamilan

8
2. Diagnose kehamilan.

3. Perubahan fisiologi pada kehamilan

4. Perubahan psikologi pada kehamilan

C. Tinjauan tentang hiperemesis gravidarum

1. Pengertian hiperemesis gravidarum

2. Etiologi hiperemesis gravidarum

3. Patofisiologi hiperemesis gravidarum

4. Jenis-jenis tingkatan hiperemesis gravidarum

5. Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum

6. Patologi Hiperemesis gravidarum

7. Pengaruh hiperemesis gravidarum terhadap kehamilan

8. Pencegahan dan penatalaksanaan hiperemesis

gravidarum.

D. Tinjauan tentang antenatal care

1. Pengertian antenatal care

2. Tujuan antenatal care

3. Kebijakan program dalam antenatal care

4. Manfaat antenatal care

E. Konsep dasar manajemen asuhan kebidanan

1. Pengetian manajemen asuhan kebidanan

2. Tahapan dalam manajemen asuhan kebidanan.

F. Proses pendokumentasian (SOAP).

9
BAB III STUDI KASUS

A. Langkah I Identitas data dasar

B. Langkah II Identifikasi diagnosa / masalah aktual

C. Langkah III Antisipasi terjadinya masalah potensial

D. Langkah IV Tindakan segera / kolaborasi

E. Langkah V Rencana tindakan

F. Langkah VI Implementasi

G. Langkah VII Evaluasi

H. Pendokumentasian Asuhan kebidanan.

BAB IV PEMBAHASAN

A. Identifikasi data dan analisis data dasar

B. Merumuskan diagnosa/ masalah aktual

C. Merumuskan diagnosa/ masalh potensial

D. Identifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi

E. Rencana tindakan

F. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan

G. Evaluasi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar tentang bidan

1. Pengertian bidan

a) Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus

untuk menolong perempuan saat melahirkan.

b) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa Bidan Indonesia

adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan

yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara

Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi

untuk di register, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi

untuk menjalankan praktik kebidanan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Bidan)

2. Pengertian ilmu kebidanan

Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang

khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya

bayi. Dengan demikian, yang menjadi obyek ilmu ini ialah kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi yang baru dilahirkan. (Wiknjosastro, H.

2007. 3)

11
B. Konsep dasar tentang kehamilan

1. Pengertian kehamilan

a. Kehamilan adalah suatu proses yang di mulai dari ovulasi sampai

Partus kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih 300 hari (43

minggu) di hitung dari hari pertama haid terakhir. (Wiknjosastro,

H. 2007, 125)

b. Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi

atas tiga trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam

12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga 27)

dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).

(Prawirohardjo, S. 2010, 213).

2. Diagnosa kehamilan

Diagnosa kehamilan di tegakkan berdasarkan tanda atau

gejala, antara lain sebagai berikut:

a. Tanda-tanda Presentif

1) Amenorea (tidak dapat haid)

Gejala ini penting karena pada umumnya wanita hamil

tidak dapat haid.

12
2) Nausea (mual) dan emesis (muntah)

Mual terjadi umumnya pada pada bulan-bulan pertama

kehamilan,di sertai kadang-kadang oleh muntah.

3) Mengidam (mengingini makanan dan minuman tertentu)

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama

tetapi akan menghilang dengan sendirinya dengan makin

tuanya umur kehamilan.

4) Pingsan

Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.

Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada

bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah umur

kehamilan 16 minggu.

5) Mammae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini di pengaruhi oleh hormon estrogen dan

progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma.

6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi

setelah itu nafsu makan timbul lagi.

7) Sering miksi

Hal ini di sebabkan karena kandung kencing pada

bulan-bulan pertama tertekan oleh uterus,sedangkan pada

triwulan kedua mulai menghilang karena janin keluar dari

13
rongga panggul,dan pada triwulan ke tiga terjadi kembali

sebab janin memasuki rongga panggul dan menekan kembali

kandung kemih.

8) Obstipasi

Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang di

sebabkan oleh pengaruh hormon steroid.

9) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke

atas, biasanya terjadi pada pipi, hidung dan dahi kadang-

kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan dan

biasanya di kenal dengan cloasma gravidarum.

10) Epulis

Epulis adalah suatu hipertrofi pada gusi, sering terjadi

pada kehamilan.

11) Varises

Varises sering di jumpai pada triwulan terakhir.dan

sering di dapat pada daerah kaki,betis,dan daerah genitalia

eksterna. (wiknjosastro. 2007, 125-126)

b. Tanda-tanda kemungkinan Hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar

dan kontistensi dari rahim.

14
3) Tanda hegar (melunaknya alat reproduksi)

Pada minggu-minggu pertama istmus uteri

mengadakan hipertropi seperti korpus uteri yang membuat

istmus ini lebih panjang dan lebih lunak yang di sebut tanda

hegar.

Gambar 1.Tanda hegar

Sumber ; Wiknjosasatro, 2007

4) Tanda chadwick (vulva dan vagina kebiruan)

Akibat pengaruh hormon estrogen vagina dan vulva

mengalami hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina

dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).

Tanda ini di sebut tanda chadwick.

5) Tanda piscaseck (pembesaran uterus)

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga

menonjol jelas susunan pembesaran tersebut.

15
Gambar 3. Tanda piscaseck

Sumber ; Wiknjosastro 2007

6) Tanda braxton-hicks

Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan

karena bila di rangsang uterus akan berkontraksi.

7) Suhu basal

Setelah ovulasi suhu tetap tinggi 37,2 0 sampai 37,80

adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.

8) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang di pakai untuk menentukan adanya

Human Corionic Gonadotropin (HCG) pada kehamilan muda

adalah air kencing pertama pada pagi hari dan tes kehamilan

tertentu. (Wiknjosastro, H. 2007. 126-127)

c. Tanda pasti hamil (Tanda Positif)

1) Adanya gerakan janin

2) Terdengarnya denyut jantung janin

16
3) Terlihat atau terabanya gerakan janin dan teraba bagian-

bagian janin

4) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka

janin

5) Dengan ultrasonografi (scanning) dapat di ketahui ukuran

janin dan panjang janin dan selanjutnya dapat di gunakan

untuk memantau pertumbuhan janin. (wiknjosastro, H. 2007,

129)

3. Perubahan fisiologis pada kehamilan

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima

dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai

persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk

bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih

kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah

persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat

70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. (Prawirohardjo, S. 2010.

Hal. 175).

17
Gambar 1.1 pemeriksaan tinggi fundus untuk menentukan

umur kehamilan

Sumber ; Wiknjosastro, 2007,158

b. Serviks

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan

karena hormon estrogen. Kelenjar-kelenjar di serviks akan

berfungsi lebih dan akan mengeluarkan seksresi lebih banyak.

Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh

mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini

sampai batas tertentu masih merupakan keadaan yang fisioogik.

(wiknjosastro, H, 2007, 94)

18
3) Vulva dan vagina

Selama kehamilan, peningkatan vaskularisasi dari hiperemia

terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva,

sehingga pada vagina akan terlihat warna keungu-unguan yang

dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan

mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-

sel otot polos. (Prawirohardjo, S. 2010. 178).

4) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan

16 minggu. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan

progesteron dan merupakan tempat sintetis dari relaxin pada awal

kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat meningkat

dalam trimester pertama dan mempunyai pengaruh menenangkan

hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.

(Wiknjosastro. H. 2007. 95)

5) Mamma

Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomammotropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi

belum mengeluarkan air susu.

(Wiknjosastro, H. 2007. 95)

19
6) Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan

perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskuler

sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara

minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga

juga terjadi peningkatan preload. Performa ventrikel selama

kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular juga

akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan

esterogen dan progesteron akan menyebabkan terjadinya

vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.

(Prawirohardjo, S. 2010 hal. 182)

7) Perubahan pada sistem respirasi

Sebelum kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah +

6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu

fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh

diagfragma yang naik + 4 cm selama kehamilan. Frekuensi

pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan,

tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan

oksigen permenit akan bertambah secara signifikan pada

kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada

kehamilan ke 37 minggu dan akan kembali dalam 24 minggu

setelah persalinan. (Prawirohardjo, S. 2010. 185)

20
8) Perubahan pada kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan

mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal

dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae

kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau

yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. (Prawirohardjo,

2010. 179).

9) Kenaikan berat badan

Berat badan ibu hamil, naik kira – kira 6,5 – 16,5 kg(rata –

rata 12,5 kg). Kenaikan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20

minggu terakhir ( Winkjosastro .H, 2007,98 )

4. Perubahan psikologis pada kehamilan

a. Trimester I

Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan

esterogen dalam kehamilan akan meningkat. Hal ini akan

menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,

lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak

sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu

merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan

kesedihan. Seringkali pada awal kehamilannya ibu berharap

untuk tidak hamil.

21
b. Trimester ke II

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat.

Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih

tinggi rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut

ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai

beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat

menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.

Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya

dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang di

luar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari

rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan

pada trimester pertama dan merasakan peningkatan libido.

c. Trimester III

Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu

dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar

menunggu kelahiran banyinya. Gerakan bayi dan membesarnya

perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.

Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan

bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

(http://asuhan/perubahan dan adaptasi psikologis dalam

kehamilan. Diakses 04 september 2012)

22
C. Tinjauan Tentang Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian hiperemesis gravidarum

a. Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah

(emesis gravidarum) merupakan gejala yang wajar dan sering

kedapatan pada kehamilan trimester I, mual biasanya terjadi pada

pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama

haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

(Wiknjosastro. H, 2007, 275).

b. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

selama hamil dan berlangsung selama trimester I yang

kemungkinan penyebab utamanya adalah gabungan antara

perubahan hormonal dan faktor psikis. (varney, H. 2007, 608).

c. Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak

terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan

berat badan. (Rahmawati, N. 2010. 50).

d. Hiperemesis gravidarum adalah mual atau muntah yang berlebihan

sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan

dapat membahayakan hidup ibu hamil yang faktor penyebabnya

adalah primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, hamil gemeli,

estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa) (M.C.Ida Ayu, 2008. 55)

23
e. “Morning Sickness” dengan gejala muntah terus menerus, makan

sangat kurang, sehingga menyebabkan gangguan suasana

kehidupan sehari-hari, dalam situasi demikian disebut hiperemesis

gravidarum. Pada keadaan ringan sebaiknya memeriksakan diri

karena kalau dibiarkan gejala muntah semakin berlebihan,

keadaan semakin lemas dan lemah. (Nugroho, T. 2011. 92).

2. Etiologi hiperemesis gravidarum

Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti,

dahulu penyakit ini dikelompokkan ke dalam penyakit toksemia

gravidarum karena diduga adanya semacam racun yang berasal dari

janin atau kehamilan, penyakit ini juga digolongkan ke dalam gestosis

bersama preeklamsia dan eklamsia.

Sebab pasti belum diketahui, faktor-faktor predisposisi yang

dikemukakan :

a. Sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa, diabetes dan

kehamilan ganda diduga akibat hormon khorionik gonadotropin

di bentuk berlebihan.

b. Masuknya vili koriolis dalam sirkulasi material dan perubahan

metabolik.

c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap

anak, juga di sebut sebagai salah satu faktor organik.

24
d. Faktor psikologik yaitu: rumah tangga yang retak, kehilangan

pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut

terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan sebagainya.

(Wiknjosastro, H. 2007. 276)

3. Patofisiologi hiperemesis gravidarum

Ada yang menyatakan perasaan mual dan muntah,perasaan

mual adalah akibat meningkatnya kadar Estrogen,pengaruh fisiologik

hormone Estrogen ini tidak jelas,mungkin barasal dari sistem saraf

pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Jika mual dan

muntah terus-menerus maka dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak

seimbangnya elektrolit dengan alkalosisi hipokoremik (Wiknjosastro. H,

2007, 276-277)

4. Jenis-jenis tingkatan hiperemesis gravidarum

Menurut berat ringannya gejala Hiperemesis Gravidarum dapat

di bagi atas tiga tingkatan, yaitu :

a. Hiperemesis Gravidarum tingkat I,dengan gejala :

Muntah terus menerus sehinggga menimbulkan dehidrasi,

turgor kulit turun, nafsu makan berkurang, berat badan turun,

nyeri epigastrium, nadi meningkat sekitar 100 kali/ menit,

tekanan darah turun dan tampak lemah dan lemas.

25
b. Hiperemesis Gravidarum tingkat II, dengan gejala :

1) Dehidrasi semakin meningkat: turgor kulit makin turun, lidah

kering dan kotor, mata tampak cekung dan sedikit ikterus.

2) Kardiovaskuler: frekuensi nadi semakin cepat, nadi kecil

karena volume darah turun, suhu badan meningkat dan

tekanan darah turun.

3) Liver: fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus.

4) Ginjal: dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal.

5) Kadang-kadang muntah bercampur darah akibat ruptur

esofagus dan pecahnya mukosa lambung.

c. Hiperemesis Gravidarum tingkat III, dengan gejala :

1) Keadaan umum lebih parah.

2) Muntah berhenti.

3) Kesadaran makin menurun hingga mencapai koma.

4) Kardiovaskuler: nadi kecil, tekanan darah menurun dan

temperatur meningkat.

5) Gastrointestinal: ikterus semakin berat, terdapat timbunan

aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam.

6) Ginjal: oliguria semakin parah dan menjadi anuria.

(Rahmawati Nur Eni, 2009. 51-53)

26
5. Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum

Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih

fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, akan tetapi

muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan

dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan

perawatan yang intensif dan apabila keadaan umum penderita

terpengaruh, sebaiknya ini di anggap sebagai hiperemesis gravidarum.

(Wiknjosastro, H. 2007. 277)

6. Patologi Hiperemesis Gravidarum

a. Hati : pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya di

temukan degenerasi lemak tersebut tanpa nekrosis dan

terletak pada sentrilobuler.

b. Jantung : jantung menjadi lebih kecil daripada biasanya dan

beratnya atrofi, ini sejalan dengan lamanya penyakit,

kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.

c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak.

d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

(Wiknjosastro, H. 2007. 276)

7. Pengaruh hiperemesis gravidarum terhadap kehamilan

a. Resiko terjadinya keguguran

b. Kelainan plasenta

27
c. Perkembangan janin terhambat sehingga berat badannya agak

berkurang di bandingkan berat badan bayi normal.

d. Di lahirkan secara sesar karena ada kemungkinan bayi lahir

prematur.

(http://svargaholistichealth.blogspot.com/2012/04/hiperemesis-

mual-muntah-berlebihan-saat.html.diakses tanggal 06/ 09/ 2012)

8. Pencegahan dan penanganan hiperemesis gravidarum

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi

hiperemesis gravidarum dengan cara:

a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinanan

sebagai suatu proses fisiologik.

b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

hilang setelah kehamilan 4 bulan

c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan

dalam jumlah kecil tapi sering.

d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari

tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan

teh hangat.

e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya

dihindarkan.

28
f. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat

dingin.

g. Defekasi teratur.

h. Menghindarkan kekurangan karbihidrat merupakan faktor penting,

dianjurkanan makanan yang banyak mengandung gula.

(Rahmawati, N. 2010. 53-54)

Adapun penanganan hiperemesis gravidarum yaitu dengan

cara:

1. Obat-obatan

a. Sedativa : phenorbital

b. Vitamin : vitamin B1 dan B6 atau B-kompleks

c. Anti histamin : dramamin, avomin

d. Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : disiklomin

hidrokhloride atau khlorpromasin

2. Isolasi

a. Penderita disendrikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah

dan peredaran udara yang baik.

b. Catat cairan yang keluar masuk.

c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar

penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.

29
3. Terapi psikologik

a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan.

b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan

c. Kurangi pekerjaan, segera menghilangkan masalah dan

konflik

4. Cairan parenteral

a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan

glukose 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/ hari)

b. Dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B kompleks,

vitamin C)

c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara

intravena

d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan

umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun

makanan yang tidak cair

5. Menghentikan kehamilan

Bila pengobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat

hingga timbul ikterus, koma dan perdarahan retina, maka

pertimbangan abortus terapeutik. (Rahmawati, N. E. 2009.

54-55)

30
D. Tinjauan tentang antenatal Care

1. Pengertian antenatal care

a. Antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan

kesehatan obsetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal

melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

(Prawirohardjo, S. 2010. 279).

2. Tujuan pemeriksaan antenatal care

a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas

kesehatan.

b. Mempengaruhi terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya.

c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan

kehamilannya.

d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan dengan reiko

tinggi.

e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam

menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi.

f. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang

dikandungnya. (Prawirohardjo, S. 2010. 178)

31
3. Kebijakan Program Dalam Antenatal Care

Bersama-sama dengan ibu hamil bidan melakukan diskusi

sehubungan dengan hasil dan rencana tindakan yang sudah

dilakukan, kemudian bidan menyarankan kepada ibu untuk melakukan

rencana kunjungan, jika mengikuti standar kunjungan bahwa ibu

dapat melakukan kunjungan minimal 4 kali selama kehamilannya

sehinnga jika ibu datang pada kunjungan awal ini pada trimester

pertama, sehingga ibu dijadwalkan kunjungan ulang pada umur

kehamilan trimester kedua satu kali dan trimester ketiga dua kali, jika

ibu ingin melakukan kunjungan ideal, maka ibu dianjurkan untuk

melakukan kunjungan setiap bulan pada umur kehamilan trimester

pertama, setelah umur kehamilan 28 minggu, maka ibu datang dua

minggu satu kali dan setelah umur kehamilan diatas 36 minggu datang

seminggu satu kali sampai umur kehamilan 40 minggu. (Rukiyah, Ai

Yeyeh. 2009. 165)

Pelayanan/asuhan standar minimal 8T, yaitu :

a. (Timbang) berat badan

b. Ukur (Tekanan darah)

c. Ukur (Tinggi fundus uteri)

d. Pemberian imunisasi (Tetanus toxoid) TT lengkap.

e. Pemberian (Tablet) zat besi, minimal 90 tablet dalam kehamilan.

f. (Tes) laboratorium

32
g. (Tes) Penyakit Menular Seksual

h. Temu wicara.

(Rukiyah, Ai Yeyeh. 2009. 164)

4. Manfaat Antenatal Care

a. Bagi ibu

1) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi

kehamilan dan mengobati secara dini komplikasi yang

mempengaruhi kehamilan.

2) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan

fisik ibu hamil dalam menghadapi persalinan.

3) Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk

dapat memberikan ASI.

4) Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi

b. Bagi janin

Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu

sehingga mengurangi persalinan prematur, BBLR, juga

meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas sumber

daya manusia.

(http://midwiferymella.blogspot.com/2011/10/antenatal-care.html.di

akses 07 September 2012)

33
E. Konsep dasar manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian manajemen asuhan kebidanan

Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan yang

digunakan oleh Bidan dalam menerapkan metode pemecahan

masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data,

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Setiyawati, N.

2010. 112)

2. Tahapan dalam manajemen asuhan kebidanan

Penerapan 7 langkah manajemen menurut varney dalam

memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis adalah

sebagai berikut:

a. Langkah I. Mengumpulkan data dasar

Mengumpulkan data subjektif dan data objektif, berupa data

focus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan

kondisinya, menggunakan anamneses, pemeriksaan fisik,

penimbangan berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan

laboratorium,

Sumber data baik subjektif maupun data objektif yang paling

akurat adalah ibu hamil yang diberi asuhan. Namun, apabila

kondisi tidak memungkinkan dan masih diperlukan data bisa dikaji

dari status ibu yang menggambarkan pendokumentasian asuhan

34
sebelum ditangani dan bisa juga keluarga atau suami yang

mendampingi ibu saat diberi asuhan.

b. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual

Pada langkah ini data subjektif dan data objektif yang dikaji

dianalisis menggunakan teori fisioloigis dan teori patologis, sesuai

dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan

ibu pada saat diberi asuhan, termasuk teori tentang kebutuhan fisik

dan psikologis ibu hamil. Hasil analisis dan interprestasi data

menghasilkan rumusan diagnosa kehamilan.

Selanjutnya, rumuskan masalah yang terjadi sesuai dengan

kondisi ibu saat diberi asuhan. Masalah sering sebagai penyerta

diagnosa. Masalah juga merupakan suatu kondisi yang tidak

sesuai dengan perkembangan fisiologis kehamilan.

c. Langkah III. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Langkah ini penting sekali

dalam melakukan asuhan yang aman.

d. Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi

Tindakan segera dilakukan untuk mengantisipasi ancaman

fatal sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Tindakan

35
segera bisa merupakan intervensi langsung oleh bidan, bisa juga

merupakan kerja sama dengan profesi lain misalnya dokter ahli

kebidanan maupun petugas laboratorium.

e. Langkah V. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh.

Dalam menyusun rencana asuhan yang meyeluruh

mengacu pada diagnosis, maslaha asuhan, serta kebutuhan yang

telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan

f. Langkah VI. Melaksanakan asuhan sesuai perencanaan secara

efisien dan aman.

Pelaksanaan rencana asuhan bisa dilaksanakan oleh bidan

langsung, bisa juga dengan memberdayakan ibu. misalnya pada

rencana asuhan setelah direncanakan dibuat kesepakatan tentang

cara/ tindakan yang akan digunakan. Setelah itu melaksanakan

hasilnya dievaluasi oleh bidan.

g. Langkah VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Evaluasi ditujukan terhadap efektifitas intervensi tentang

kemungkinan pemecahan masalah, mengacu pada perbaikan

kondisi / kesehatan ibu dan jani. Evaluasi mencakup jangka

pendek, yaitu sesaat setelah intervensi dilaksanakan dan jangka

panjang, yaitu menunggu proses sampai kunjungan berikutnya /

kunjungan ulang. (Setiyawati, N. 2010. 115)

36
F. Proses pendokumentasian (SOAP)

Metode 4 yang dinamakan SOAP. Disarikan dari proses pemikiran

penatalaksanaan kebidanan, maka untuk mendokumentasikan asuhan

pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan pasien.

1. S (subjektif)

Subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya

yang berhubungan langsung dengan diagnosis.

2. O (obejektif)

Objektif adalah hasil pemeriksaan fisik, laboratorium/

pemeriksaan diagnostik lain.

3. (A) Analisis

Adalah kesimpulan dari data-data subjektif dan objektif.

4. (P) Perencanaan

Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan yang disusun

berdasarkanhasil analisis dan interpretasi data.

(Setiyawati, N. 2010. 90)

Tujuan penggunaan catatan SOAP untuk pendokumentasian :

a. Pendokumentasian model soap merupakan kemajuan informasi

yang sistematis yang mengorganisasi temuan dan kesimpulan

menjadi suatu rencana asuhan.

37
b. Metode ini merupakan penyaringan intisari dari proses
penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan
pendokumentasian asuhan.
(Setiyawati, N. 2010. 112)

Tabel 1 Rencana dan Pendokumentasian Asuhan kebidanan


Alur Pikir Bidan Pencatatan dari asuhan kebidanan

Proses Manajemen Kebidanan Pendokumentasian Asuhan


Kebidanan

5 langkah
7 langkah varney SOAP notes
kompetensi bidan

1. Data Data Subjektif Objektif

2. Masalah / diagnose
3. Antisipasi masalah
potensial / diagnose
lain Assesment Assesment /
4. Menetapkan /diagnose diagnose
kebutuhan segera
untuk konsultasi,
kolaborasi

5. Perencanaan Perencanaan Planning:


6. Implementasi Implementasi a. Konsul
b. Tes lab
c. Rujukan
7. evaluasi Evaluasi d. Pendidikan
konseling
e. Follow up

(Wafi Nur Muslihatun, Mufdlilah, Nanik setiyawati. 2010. 125)

38
BAB III

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY “H”

DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II

DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

TANGGAL 27-29 Agustus 2012

No. Register : 25 51 79

Tanggal Masuk RS : 26 Agustus 2012 jam 21.50 Wita

Tanggal pengkajian : 27 Agustus 2012 jam 08.45 Wita

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri / suami

Nama : Ny. “H” / Tn. “S”

Umur : 29 thn / 31 thn

Nikah / lamanya : 1 x / + 1 tahun

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : Jl. Beringin Timur Setapak 4

39
B. Data Biologis / Fisiologis

1. Keluhan Utama

Mual dan muntah setiap kali mengkonsumsi makanan dan

minuman

2. Riwayat Keluhan Utama

a. Mual dan muntah mulai dialami sejak 3 hari yang lalu.

Muntah >7 kali per hari berupa air dan makanan yang di

konsumsi.

b. Sifat keluhan terus-menerus jika ada rangsangan

c. Keluhan yang menyertai yaitu nyeri pada epigastrium,

lemah dan lemas

d. Upaya klien untuk mengatasi keluhan yaitu dengan

istirahat.

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. HPHT 10 Mei 2012, TP 17 Februari 2013

b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak

pernah keguguran

c. Ibu mengeluh setiap kali makan dan minum di muntahkan

kembali dan nyeri pada ulu hati

d. Ibu belum merasakan pergerakan janin

40
e. Ibu mengatakan tidak pernah keluar darah dari jalan lahir

dan tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat

f. Ibu pernah memeriksakan kehamilannya di Bidan Praktek

(BPS)

g. Ibu belum pernah dapat suntikan TT

4. Riwayat Kesehatan lalu

a. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC,

hepatitis, malaria, HIV dan AIDS

b. Tidak ada riwayat penyakit menular seksual

c. Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat–obatan

d. Tidak pernah di opname, operasi dan transfusi darah

e. Tidak merokok, tidak minum alkohol dan obat– obatan

tanpa resep Dokter.

5. Riwayat Keluarga

a. Tidak ada riwayat penyakit menular dan penyakit keturunan

b. Tidak ada riwayat Gemeli

6. Riwayat Haid

a. Menarche umur : 14 tahun

b. Siklus haid : 28 – 30 hari

c. Durasi haid : 3 – 4 hari

d. Tidak ada dismenore

41
7. Riwayat Psikososial, Spiritual dan Ekonomi

a. Ibu mengatakan ini perkawinannya yang pertama

b. Ibu dan keluarga sangat senang dengan kehamilan ibu

yang sekarang

c. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami

d. Ekspresi wajah tampak cemas

e. Ibu dan keluarga berharap cepat sembuh

f. Ibu dan keluarga taat beribadah, rajin berdoa agar ibu dan

janinnya tetap sehat

g. Strata ekonomi ibu berada dalam derajat ekonomi sedang

h. Ibu khawatir dengan keadaannya

i. Ibu ingin bersalin di RSIA Pertiwi dan ditolong Oleh Bidan

j. Ibu dan keluarga selalu berdoa kepada TYME

8. Pola Kegiatan Sehari-hari

a. Kebutuhan Nutrisi

1) Sebelum masuk rumah sakit

a) Pola makan : tidak teratur 2-3x sehari

b) Jenis makanan : nasi, lauk, sayuran dan buah

c) Frekuensi : porsi kecil dan tidak dihabiskan

d) Kebutuhan minum : 6 – 8 gelas / hari

42
2) Keadaan sekarang

Pola makan:

Ibu malas makan (nafsu makan menurun, pola

makan tidak teratur, porsi makan tidak di habiskan).

Kebutuhan minum 500 cc (1 botol aqua tidak di habiskan),

hanya menghabiskan 200 cc

b. Pola eliminasi

1. Sebelum Masuk Rumah Sakit

a) BAK

Frekuensi : 5-6 x/hari

Warna : kuning jernih

Keluhan : Tidak ada

b) BAB

Frekuensi : 1 x/ hari

Warna : kuning dan padat

Keluhan : Tidak ada

2. Keadaan sekarang

a) BAK

Frekuensi : 3-4 x/hari

Warna : kuning pekat

43
Bau : amoniak

Keluhan : Tidak ada

b) BAB

Frekuensi : 1x/hari

Warna : kuning Padat

Bau : khas

Keluhan : Tidak ada

c. Pola Istirahat

1. Sebelum masuk Rumah Sakit

Tidur siang : ± 2 jam (Pukul 13.00 s/d 15.00 Wita)

Tidur malam : ± 7 Jam (Pukul 22.00 s/d 05.00 Wita)

2. Keadaan Ibu Sekarang

Tidak bisa istirahat dan susah tidur karena Ibu merasa

mual terus-menerus dan merasa nyeri pada epigastrium.

d. Personal Hygiene

1. Sebelum Masuk Rumah Sakit

Ibu mandi 2 kali sehari dan memakai Sabun dan

menggosok gigi memakai pasta gigi, keramas 3-4 kali

seminggu, mengganti pakian tiap kali kotor ataupun basah.

44
2. Saat ini

Ibu mengatakan sudah mandi dan menggosok gigi

Sebelum ke Rumah Sakit.

C. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum ibu lemah

2. Penampilan Ibu nampak lemas

3. Kesadaran komposmentis

4. Ekspresi wajah nampak lemah dan cemas

5. TB: 154 cm

6. BB sebelum Hamil : 48 kg

7. BB setelah Hamil : 46 kg

8. TTV :

TD : 90 / 60 mmHg

N : 100 x / i

P : 20 x / mnt

S : 38 OC

9. Kepala

Penyebaran rambut merata, kulit kepala bersih, ekspresi wajah

tampak lemah dan cemas, pada mata konjungtiva pucat, mata

cekung, sklera ikterus, hidung simetris kiri dan kanan, bibir dan

lidah tampak kering.

45
10. Leher

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,kelenjar limfe,

dan vena jugularis

11. Payudara

Tidak dilakukan pemeriksaan

12. Abdomen

Inspeksi : tampak garis linea nigra, tidak ada bekas luka

operasi, turgor kulit tidak baik

Palpasi : Leopold I : TFU 3 jari atas simpisis

Leopold II : Ballotement

Auskultasi : DJJ belum terdengar

13. Ekstremitas atas dan bawah

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, pada

tangan kanan terpasang infus dengan cairan dex 5 %

: RL =2:1, 28 tetes/mnt botol infus pertama

Palpasi : Tidak ada oedema pada tungkai

Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan positif (+)

D. Data Penunjang: pemeriksaan laboratorium tanggal 27 agustus 2012

a) Hb : 9,8 gr %

b) Leukosit : 7,6 x10 3/ul

c) Eritrosit : 4,15 x 103/ml

46
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa : G1 P0 A0. Gestasi 12 minggu 3 hari (Ballotement), dengan

Hyperemesis gravidarum tingkat II.

1. G1 P0 A0

Data subjektif : Ibu hamil pertama dan tidak pernah keguguran

Data objektif : Tampak striae Livide dan linea nigra

Abdomen tampak tegang

Analisis dan interprestasi data

a. Pada kehamilan yang pertama dinding perut masih tegang karena

belum pernah mengalami peregangan/ pembesaran perut

sebelumnya.

b. Adanya striae livide merupakan jaringan perut yang timbul akibat

pecahnya pembuluh perifer diakibatkan oleh peregangan perut

yang berlebihan yang berwarna kecoklatan (Sarwono Prawirohardo

2006 hal 87).

2. Gestasi 12 minggu 3 hari

Data subjektif : ibu mengatakan haid terakhir tanggal 10- 05- 2012

Data objektif : tanggal pengkajian 27- 08- 2012

47
Analisis dan interprestasi data

Menentukan usia kehamilan sangan penting guna

memperkirakan persalinan. Usia kehamilan dapat ditentukan dengan

rumus neagle. Menurut rumus neagle dari HPHT tanggal 10 Mei

sampai 27 Agustus 2012 umur kehamilan ibu 12 minggu 3 hari dan

TFU 3 jari atas simfisis. (Winkjosastro.H,2007,89)

3. Hyperemesis Gravidarum tingkat II

DS :

a. Ibu mengatakan mual dan muntah, setiap kali habis makan

dan minum dimuntahkan kembali dan nyeri pada daerah ulu

hati

b. Ibu mengatakan nafsu makan berkurang

c. Ibu merasa lemah

DO :

a. keadaan Ibu tampak lemah

b. bibir dan lidah tampak kering dan kotor

c. turgor kulit tidak baik

d. wajah tampak pucat

e. mata cekung

f. sklera ikterus

48
g. berat badan menurun (BB sekarang 46 kg, yang sebelumnya 48

kg)

h. TTV :

TD : 90 / 60 mmHg

N : 100 x / mnt

P : 20 x / mnt

S : 38 OC

Analisa dan interpretasi data :

a. Pada kehamilan, HCG, estrogen dan progesteron meningkat

menyebabkan perasaan mual dan muntah yang terus –

menerus sehingga intake makanan dan cairan berkurang

menyebabkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai

untuk keperluan energi dan menyebabkan turunnya BB klien

b. Dehidrasi akibat mual dan muntah yang berlebihan dapat

menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke

jaringan berkurang sehingga timbul perasaan lemah

c. mual dan muntah akan menyebabkan kehilangan cairan

sehingga dapat terjadi dehidrasi dan cairan ekstraseluler dan

plasma akan berkurang menyebabkan turgor kulit menurun,

lidah kering dan badan lemas. (winkjosastro.H,2007, 277)

49
LANGKAH III : MERUMUSKAN DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

1. Potensial terjadinya hiperemesis gravidarum tingkat III

DS :

a. Ibu mengatakan mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu, sebanyak

7 kali/hari

b. Muntah lebih dari 7 kali sebelum masuk rumah sakit, karateristik

muntah yaitu makanan bercampur lendir berwarna kuning kehijauan

c. Ibu mengatakan nyeri pada ulu hati, tidak ada nafsu makan dan

lemas.

DO :

a. Keadaan Ibu tampak pucat dan lemah

b. Mata tampak cekung, konjungtiva agak pucat dan sklera ikterus

c. Bibir dan lidah kering dan kotor, nafas berbau Aseton

d. Porsi Makan tidak di habiskan

e. BB menurun dari 48 kg menjadi 46 kg

f. TTV :

TD : 90 / 60 mmHg

N : 100 x / mnt

P : 20 x / mnt

S : 38 OC

50
Analisa dan interpretasi data :

Hiperemesis gravidarum tingkat II yang tidak tertangani dengan

baik dapat berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum tingkat III dengan

gejala muntah berkurang. Keadaan umum makin menurun, gangguan faal

hati dengan manifestasi ikterus, gangguan kesadaran dalam bentuk:

samnolen sampai koma, komplikasi susunan saraf pusat nistagmus,

perubahan arah bola mata, dipiopia gambar tampak ganda, perubahan

mental ( Manuaba, I.B.G 2008. 397 )

2. Potensial terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan Janin

DS :

a. Ibu mengeluh tidak ada nafsu makan

b. Ibu mengeluh setiap kali makan dan minum selalu dimuntahkan

c. Ibu mengeluh lelah dan lemas

DO :

a. KU ibu tidak baik

b. Berat badan kurang 2 kg

Analisa dan Interpretasi Data

Muntah yang berlebihan menyebabkan dehidrasi, terjadi

hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah yang

berarti konsumsi O2 dan nutrisi ke jaringan berkurang termasuk ke janin

51
(http://svargaholistichealth.blogspot.com/2012/04/hiperemesis-mual-muntah-

berlebihan-saat.html.diakses tanggal 06/ 09/ 2012)

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter obgyn dalam pemberian cairan infus dan

obat-obatan:

1. Infuse dextrose 5% : RL, 2:1 / 28 tts / mnt

2. Injeksi ranitidine 1 amp/8 jam

3. Mediamer B6 3x1

4. Dexanta 3x1

5. Antasida sfr 3x1 sdm

LANGKAH V : RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Diagnosa : GI PO AO, gestasi 12 minggu 5 hari, Ball, hiperemesis gravidarum

tingkat II

Tujuan :

a. Hiperemesis gravidarum tingkat II teratasi

b. Proses kehamilan berlangsung normal sampai aterm

c. Keadaan ibu dan janin baik

Kriteria :

a. Mual dan muntah berhenti

b. Keadaan ibu dan janin baik

c. Nafsu makan baik

52
d. Nyeri epigastrum berkurang / berhenti

e. Turgor kulit baik

f. Mata tidak cekung

g. BB bertambah

h. TTV dalam batas yang normal :

TD : sistol : 90 – 130 mm

diastol : 60 – 90 mmHg

N : 78 – 100 x / mnt

P : 20 – 24 x / mnt

S : 36,5- 37,5OC

Intervensi :

a. Sapa ibu dengan 5s : senyum, sapa, salam, sopan, santun

Rasional : Dengan 5s dapat membuat ibu merasa nyaman dan mau

bekerja sama dengan petugas

b. Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan di lakukan pada ibu

Rasional : Ibu mengerti mengenai prosedur dan tindakan yang akan

dilakukan

c. Observasi keadaan umum, TTV dan gejala komplikasi dini

Rasional : Keadaan umum dan TTV adalah patokan dalam menilai

perkembangan kesehatan klien dan mengetahui gejala

komplikasi secara dini sehingga petugas dapat memberikan

53
tindakan secara cepat dan tepat untuk menghindari hal – hal

yang tidak di inginkan

d. Observasi keadaan mual dan muntah mengenai frekuensi, jumlah dan

warnanya

Rasional :Berkurangnya frekuensi, jumlah ( cairan yang keluar )

menandakan kemajuan kondisi klien yang menggambarkan

reaksi positif terhadap perawatan dan pengobatan yang di

berikan

e. Lanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu infuse dextrose 5

% :RL , 2 : 1, 28 tetes/menit

Rasional : Cairan dextrose dan RL dapat membantu mengganti cairan dan

elektrolit yang keluar melalui muntah karena 1000 ml larutan

dextrose 5 % mengandung glukosa 55,0 %gr sedangkan RL

mengandung natrium laktat 6,1 gr , natrium klorida 6,0 gr dan

kalium klorida 0,20 % gr,dan aquadest 1000 ml.

f. Jelaskan Health Education (penyuluhan) kepada ibu tentang :

1. Istirahat yang cukup

Rasional : Dengan istirahat yang cukup dapat membuat ibu merasa

nyaman

54
2. Pentingnya makanan bergizi ( menu seimbang)

Rasional : Makanan seimbang sangat penting untuk menjaga kesehatan

ibu selama hamil dan untuk proses tumbuh kembang bayi

3. Jelaskan tentang perlunya makanan dalam porsi yang kecil tapi sering

Rasional: Untuk menghindari rasa penuh pada lambung sehingga klien

tidak merasa mual dan muntah

4. Jelaskan tanda bahaya pada kehamilan

Rasional: Dengan memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan,

ibu mengerti dan melaksanakan anjuran bidan jika ibu

mengalami salah satu tanda bahaya kehamilan, ibu dapat

segera mengunjungi tenaga kesehatan yang terdekat

(dokter/bidan)

g. Penatalaksanaan pemberian obat anti emetic yaitu mediamer dan dexanta

Rasional :

1. Mediamer B6 mengandung pridoksin yang berfungsi untuk

menurunkan peristaltic lambung sehingga frekuensi mual dan

muntah dapat berkurang

2. Dexanta mengandung aluminium hidroksa dan magnesium

hidroksa yang merupakan kombinasi yang efektif untuk

menetralisir kelebihan asam lambung sehingga dapat mengurangi

gejala seperti mual, muntah, dan nyeri pada gaster

55
h. Beri dukungan psikologis pada Ibu dengan melibatkan suami dan keluarga

dalan perawatan klien

Rasional : Suami dan keluarga adalah orang terdekat dengan klien yang

dapat memberikan semangat dalam proses penyembuhannya

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI

Tanggal 27 Agustus 2012 Jam 10.15 WITA

a. Menyapa ibu dengan 5s : Senyum, sapa, salam, sopan, santun

b. menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan di lakukan kepada ibu

c. Mengobservasi keadaan umum, TTV, dan gejala – gejala komplikasi dini

Mengobservasi umum : masih lemah, dengan TTV :

TD : 90 / 60 mmHg

N : 100 x / mnt

P : 20 x / mnt

S : 38 OC

d. Mengobservasi keadaan mual dan muntah dengan frekuensi 2x, jumlah ±

250 cc, warna putih.

e. Melanjutkan pemberian cairan infuse dextrose dan RL botol pertama

dengan 28 tts / menit

56
f. Memberikan Health Education(penyuluhan) tentang:

1. Istirahat yang cukup

Siang : ± 1-2 jam

Malam : ± 6-7 jam

2. Pentingnya makanan yang bergizi seimbang seperti nasi, sayuran,

lauk-pauk, dan buah-buahan

3. Perlunya makanan dalam porsi yang kecil tapi sering

4. Tanda bahaya pada kehamilan, di antaranya:

a) Nyeri perut yang hebat

b) Perdarahan pada jalan lahir

c) Hiperemesis

g. Jam 11.00 wita melaksanaan pemberian obat anti muntah seperti

mediamer B6 1 tablet, dexanta syrup 1 sendok makan, luminal 1 tablet

h. Memberi dukungan psikologis dengan melibatkan suami dan keluarga

dalam perawatan ibu, suami menyuapi ibu saat makan, menjauhkan

muntahan dan memberikan minum untuk berkumur setiap ibu muntah

LANGKAH VII : EVALUASI

Tanggal 27 Agustus 2012 Pukul 10.45 WITA

1. Hiperemesis gravidarum belum teratasi, di tandai dengan :

a. Klien masih mual dan muntah setiap kali makan

b. Masih nyeri pada epigastrium

57
c. Keadaan umum masih lemah

d. Nafsu makan masih kurang, makanan tidak di habiskan

e. TTV : TD : 90 / 70 mmHg

N : 100 x / m

P : 20 x / mnt

S : 38 OC

2. Kecemasan belum teratasi

a. Ekspresi wajah masih cemas

b. Ibu selalu bertanya tentang keadaannya

3. Tidak terjadi hiperemesis gravidarum tk.III

Kesadaran komposmentis

58
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “H”

TANGGAL 27 AGUSTUS 2012

Data subjektif (S)

1. Ibu mual dan muntah setiap mengkonsumsi makanan

2. Nyeri pada ulu hati

3. Ibu mengatakan nafsu makan menurun

4. Ibu merasa lemah dan cemas

Data objektif (O)

1. Ibu tampak lebih lemah dan apatis

2. Ekspresi wajah lemah dan pucat

3. Gejala dehidrasi makin tampak.

4. Mata cekung, konjungtiva pucat, sklera ikterus.

5. Bibir tampak kering dan pecah-pecah

6. Lidah kering dan kotor.

7. Nafas berbau aseton.

8. TTV : TD : 90 / 60 mmHg

N : 78 x / mnt

P : 20 x / mnt

S : 36,7 0C

59
9. Pemeriksaan penunjang.

a. Hb : 9,8 gr %

b. Leukosit : 7,6 x10 3/ul

c. Eritrosit : 4,15 x 103/ml

d. Plano test : positif (+)

Analisis (A)

G1 P0 A0. Gestasi 12 minggu 3 hari (Ballotement), dengan Hyperemesis

gravidarum tingkat II.

Masalah potensial:

1. Terjadi hiperemesis gravidarum tingkat III

2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Perencanaan (P)

Tanggal 27 April 2012 jam 09.00 Wita

1. Keadaan Sapa ibu dengan 5s : Senyum, sapa, salam, sopan, santun

2. Mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital. Keadaan

umum ibu tampak lemah dan apatis

TD : 90 / 60 mmHg

N : 78 x / mnt

P : 20 x / mnt

S : 36,7 OC

60
3. menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan di lakukan kepada ibu

4. Mengobservasi keadaan mual dan muntah dengan frekuensi 2x,

jumlah ± 250 cc

5. Mengobservasi pemberian cairan infuse dextrose dan RL botol

pertama dengan 28 tts / menit

6. Memberikan Health Education(penyuluhan) tentang :

a. Istirahat yang cukup

Siang : ± 1-2 jam

Malam : ± 6-7 jam

b. Pentingnya makanan yang bergizi seimbang seperti nasi,

sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan

c. Perlunya makanan dalam porsi yang kecil tapi sering

d. Tanda bahaya pada kehamilan

7. Jam 11.00 wita penatalaksanaan pemberian obat anti muntah

8. Melibatkan keluarga dalam perawatan klien terutama suami dengan

menemani klien,membantu perawatan diri dan memberikan support

pada klien

61
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “H”

TANGGAL 28 AGUSTUS 2012

Data subjektif (S)

1. Ibu mengatakan mual dan muntah sudah berkurang

2. Ibu mengatakan Porsi makan sudah dihabiskan dan ibu lebih banyak

minum air putih

3. Ibu mengatakan masih nyeri pada ulu hati

4. Ibu mengatakan BAK dan BAB lancar

5. Ibu masih merasa lemah dan belum beraktifitas

Data objektif (O)

1. Ibu masih mual dan muntah

2. Keadaan umum Ibu lemah

3. Mata sedikit cekung

4. Infuse masih terpasang dengan dex. 5 % 20 tetes/menit

5. Pada palpasi Abdomen masih teraba ballotement

6. TTV

TD : 100/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 24 x/menit
S : 36,9 0C

62
Analisis (A)

G1P0A0. gestasi 12 minggu 5 hari (Ballotement), dengan Hyperemesis

gravidarum tingkat II.

Masalah Aktual : Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dengan gangguan

Kecemasan

Masalah Potensial : Terjadinya hiperemesis Gravidarum Tingkat III

Perencanaan (P)

Tanggal 28 Agustus 2012 Jam 10.00

1. Pukul 10.00 Wita mengobservasi keadaan mual dan muntah,Ibu

mengatakan masih muntah

2. Menganjurkan klien untuk sering makan walaupun porsi sedikit,makan

buah-buahan dan cemilan biskuit

3. Penatalaksanaan pemberian cairan berupa obat-obatan

4. Mengobservasi TTV

TD :100/80 mmHg

N : 80 x/menit

P : 24 x/menit

S : 36,9 0C

5. Melibatkan keluarga dan suami untuk tetap mendapingi dan

memberikan Support

63
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “H”

TANGGAL 29 AGUSTUS 2012

Data subjektif (S)

1. Ibu mengatakan sudah tidak muntah lagi

2. Ibu merasa lebih baik dan nafsu makan mulai membaik

Data objektif (O)

1. keadaan umum ibu mulai baik

2. Ibu tidak mual dan muntah lagi

3. Porsi makan sudah dihabiskan dan ibu lebih banyak minum air putih

4. Turgor kulit baik

5. Bibir lembab

6. Mata tidak cekung

7. TTV

TD : 110/90 mmHg

N : 80 x/menit

P : 24 x/menit

S : 37 0C

Analisis (A)

G1P0A0. Gestasi 12 minggu 5 hari (Ballotement), dengan keadaan ibu baik.

64
Perencanaan (P)

Tanggal 29 Agustus 2012 Jam 10.00

1. Mengobervasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital

TD : 120 / 80 mmHg

N : 80 x / i

S : 36,5 0C

P : 20 x / i

2. Melakukan aff infus

3. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang selama

hamil.

4. Menjelaskan kepada ibu 9 tanda bahaya kehamilan.

- Nyeri perut yang hebat

- Perdarahan pada jalan lahir

- Hiperemesis

5. Penatalaksanaan pemberian obat-abatan dilanjutkan.

6. Ibu diperbolehkan pulang, dan tetap dianjurkan untuk control kembali ke

rumah sakit.

65
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara

konsep dasar dengan penerapan asuhan kebidanan pada Ny. “H” Gestasi 12

minggu 3 hari dengan Hiperemesis Gravidarum di RSUD Labuang Baji

Makassar pada tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012.

Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alsan nyata dengan

pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 (tujuh) langkah, antara

lain:

A. Identifikasi data dan analisis data dasar

Pada langkah awal ini penulis melakukan pengkajian dasar yang

meliputi identitas klien, data biologis, data psikologis, sosial ekonomi dan

spiritual. Informasi yang diperoleh mengenai data-data tersebut penulis

dapatkan dengan mengadakan wawancara langsung dari klien dan

keluarganya serta sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik. Data

lainnya diperoleh dari petugas kesehatan yang menangani klien.

Dalam tinjauan pustaka, dikatakan bahwa tanda dan gejala

hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu Tingkat II sedang, penderita

terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah

mongering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, kadang-kadang naik

66
dan mata sedikit ikterus, berat badan menurun dan mata cekung, tensi

turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi, aseton dapat tercium

dengan hawa pernafasan, karena mempunyai aroma yang khas dan

dapat pula ditemukan dalam kencing.

Pada kasus Ny. “H” data yang diperoleh menunjukkan adanya

persamaan gejala yang terdapat pada tinjauan pustaka yaitu keluhan

mual dan muntah terus menerus, ibu tampak lemah dan apatis, gejala

dehidrasi, tampak mata cekung, konjungtiva pucat, lidah kotor, nafas bau

aseton, terjadi penurunan berat badan dan tekanan darah menurun.

Dengan demikian apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka dan

studi kasus secara garis besar tidak ada kesenjangan.

B. Merumuskan diagnose / masalah actual

Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam menegakkan

suatu diagnosa/ masalah kebidanan harus berdasarkan pada pendekatan

asuhan kebidananan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data

baik data subjektif maupun data objektif.

Adapun diagnose masalah aktual yang dapat diidentifikasi pada

Ny”H” adalah G1 P0 A0. gestasi 12 minggu 3 hari (Ballotement), dengan

Hyperemesis gravidarum tingkat II.

Pada tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan studi kasus mengenai masalah hiperemesis gravidarum.

67
C. Merumuskan diagnosa / masalah potensial

Pada tinjauan asuhan kebidanan identifikasi diagnosa/ masalah

potensial yang mungkin terjadi pada Ny. “H” berdasarkan pengumpulan

data, pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat kemudian

dievaluasi apakah terdapat kondisi yang abnormal dan apabila tidak

mendapatkan penanganan yang akurat dapat menimbulkan keadaan

yang berbahaya sehingga mengancam kehidupan ibu dan janin.

Dalam penanganan kasus hiperemesis gravidarum di lahan

praktek, pada kasus ini menunjukkan adanya kesamaan dengan tinjauan

asuhan kebidanan sehingga memudahkan penulis dalam melanjutkan

proses asuhan ke langkah berikutnya.

Dengan demikian apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka dan

studi kasus secara garis besar tidak ada kesenjangan.

D. Identifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi

Berdasarkan tinjauan kepustakaan, bahwa penanganan atau

tindakan yang harus dilakukan pada kasus hiperemesis gravidarum

adalah pemberian cairan Infuse glukosa 10 % atau 5 % : RL = 2 : 1 , 40

tetes per menit, serta pemberian obat-obatan seperti :

- Sedative : Phenobarbital

- Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks

- Anti histamine : Dramamin, avomin

68
- Anti emetic (pada keadaan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau

khlorromasin.

Pada kasus Ny “H” adapun tindakan yang dilakukan adalah

kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya, dan dokter

menganjurkan agar pasien Infuse cairan glukosa 40 tetes per menit

kemudian dilanjutkan dengan infuse cairan RL 28 tetes per menit

Pemberian obat-obatan

- Injeksi Ranitidin 1 amp/ 8 jam

- Mediamer B6 3x1

- Antasida 3x1

- Dexanta 3x1

Pada tinjauan kasus dan tinjauan pustaka ditemukan perbedaan

pada jenis obat-obatan yang diberikan namun pada dasarnya fungsi dari

obat-obatan pada tinjauan pustaka sama dengan obat-obatan pada

tinjauan kasus. Dan pada terapi pemberian cairan tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan kasus.

E. Rencana tindakan

Perencanaan adalah proses penyusunan suatu rencana atau

tindakan berdasarkan identifikasi masalah saat ini serta diagnosa dan

masalah lain yang mungkin terjadi. Perencanaan tindakan berdasarkan

tujuan yang akan di capai disertai kriteria keberhasilannya.

69
Adapun rencana tindakan pada kasus Ny. “H” adalah:

1. Sapa ibu dengan 5S : Senyum, sapa, salam, sopan dan santun.

2. Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan pada ibu

3. Observasi keadaan umum, TTV dan gejala komplikasi dini

4. Observasi keadaan mual dan muntah mengenai frekuensi, jumlah

dan warnanya

5. Lanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu infus dextrosa

5% : RL, 2:1, 28 tts/i

6. Jelaskan Health Education kepada ibu tentang :

a) Istirahat yang cukup

b) Pentingnya makanan bergizi

c) Jelaskan tentang perlunya makanan dalam porsi yang kecil

tapi sering

d) Jelaskan tanda bahaya pada kehamilan

7. Penatalaksanaan pemberian obat anti emetic yaitu mediamer dan

dexanta

8. Beri dukungan psikologis pada ibu dengan melibatkan suami dan

keluarga dalam perawatan klien.

70
Dari tinjauan pustaka dan asuhan kebidanan pada Ny. “H”

berdasarkan pada rencana tindakan, ditemukan adanya persamaan antara

apa yang ada diteori dengan yang dilakukan di lahan praktek, dengan

demikian apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka dan studi kasus secara

garis besar tidak ada kesenjangan.

F. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan.

Tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai

rencana. Pada tahap pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan ini, penulis

tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan

penerimaan yang baik dari klien dan keluarga dan adanya sarana dan

fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan tindakan serta dukungan,

bimbingan dan arahan dari lahan praktek.

G. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen

asuhan kebidanan dimana pada tahap ini di nilai adanya kemajuan dan

keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien. Dalam

evaluasi yang dilakukan pada tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012 pada

Ny. ”H” adalah:

1. keadaan Ibu sudah baik

2. Ibu tampak ceria

3. ibu tidak mual dan muntah

71
4. porsi makan sudah dihabiskan dan ibu lebih banyak minum air

putih

5. turgor kulit baik

6. bibir lembab

7. mata tidak cekung

8. TTV :

a) TD :110/90 mmHg

b) N :80 x/ i

c) P :20 x/ i

d) S :370C

9. Intake dan output seimbang

10. kecemasan teratasi.

72
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan

praktek melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada

Ny”H” gestasi 12 minggu 3 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di

RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 27, 28 dan 29 Agustus 2012. Adapun

kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

1. Diagnosa atau masalah aktual yang di peroleh pada kasus Ny. “H”

adalah Hiperemesis Gravidarum.

2. Diagnosa atau masalah potensial yang diperoleh pada kasus Ny. “H”

adalah Hiperemesis Gravidarum, bila ini tidak ditangani segera maka

akan muncul masalah baru.

3. Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. “H” tindakan segera

atau kolaborasi dengan dokter obgyn dalam pemberian cairan infus

dan obat-obatan yaitu: infus dextrosa 5%: RL, 2:1/ 28 tts/ i, injeksi

ranitidine 1 amp/ 8 jam, mediamer B6 3x1, dexanta 3x1 dan antasida

3x1.

73
4. Rencana tindakan yang dilakukan pada Ny. “H” yaitu kehamilan dapat

berlangsung normal, keadaan ibu dan janin baik dan Hiperemesis

Gravidarum teratasi.

B. SARAN

1. Senantiasa memberikan informasi kepada ibu hamil dan keluarganya

tentang keadaan kehamilannya dan pendidikan kesehatan yang

penting agar kehamilan dapat berlangsung normal.

2. Dalam melakukan pelayanan terhadap ibu hamil sebaiknya

menggunakan proses asuhan kebidanan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan.

3. Diharapkan pada PUS yang ingin merencanakan kehamilan supaya

memperhatikan tanda-tanda adanya hiperemesis gravidarum dengan

pengawasan antenatal yang baik dan yang tidak menginginkan

kehamilan agar menjadi akseptor KB sehingga tidak terjadi kehamilan

yang tidak diinginkan, perhatian suami dan keluarga terdekat sangat

diperlukan dalam setiap kehamilan.

4. Ibu hamil diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kehamilan sedini

mungkin dan terus melakukan pemeriksaan selama kehamilan,

memperhatikan pola nutrisi selama hamil serta tidak melakukan

pekerjaan yang berat.

74
DAFTAR PUSTAKA

http.Himapidblogspot.co/2012/08/ kematian.Html/di akses 27 agustus 2012

http://j3ffunk.blogspot.com/2011/05/survey-aki-dan-akb-diIndonesia.html
diakses 27 Agustus 2012

http://midwiferymella.blogspot.com/2011/10/antenatal-care.html.di akses 07
September 2012

http://nasional.kompas.com/read/2008/09/11/16565225/who.sorot.angka.kem
atian.ibu.asia.tenggara diakses 27 Agustus 2012

http://www.co.id.Profil kesehatan.diakses agustus 2012

Manuaba, I. B. G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC
M. C. Ida Ayu. 2009. Patologi Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Nugroho, T. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Rahmawati, N. E. 2009. Ilmu Praktis Kebidanan. Victory Inti Cipta
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jakarta: Trans
Info Media
Setiyawati, N. 2010. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Penerbit
Fitramaya
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Varney, H. 2007, Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku ajar asuhan kebidanan

Winkjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawihardjo
LAMPIRAN I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Gizi Ibu Hamil

2. Sasaran Umum : Klien Ny. “H“ dan Suami

3. Waktu : Tanggal 29 Agustus 2012 Pukul 14.00 Wita

4. Tempat : Ruang ANC RSUD Labuang Baji Makassar

5. Tujuan Umum : Setelah dilakukan Penyuluhan diharapkan Klien

dan Keluarga Mengerti dan memahami tentang

Gizi Ibu Hamil

6. Tujuan Khusus : Setelah akhir Penyuluhan diharapkan klien dan

Keluarga dapat menyebutkan dan menguraikan

tentang pentingnya Gizi ibu hamil dan apa saja

yang termasuk dalam Gizi Ibu Hamil.

7. Metode : Ceramah dan Diskusi

8. Alat Peraga : Materi Penyuluhan Tentang Gizi Ibu Hamil

9. Referensi : Buku Kesehatan dan KMS


GIZI IBU HAMIL

Pentingnya Gizi Pada Ibu Hamil

Masa hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan

berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam

keadaan sebelum hamil disamping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya

sendiri, berbagai zat gizi ibu juga diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin yang dikandungnya. Sebagai pengawasan akan

kecukupan gizi ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan wanita hamil rata-

rata 6,5 kg sampai 16 kg.

Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan

komplikasi yang mungkin timbul pada ibu, menjaga pertumbuhan janin

sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan yang optimal.

Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil

Zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil meliputi:

1. Kebutuhan protein

Kebutuhan protein ibu hamil 60 gr, sumber protein meliputi:

Dari hewan : daging, ikan dan susu

Dari nabati : produk kacang kedelai, polong-polongan, tempe

dan buncis
2. Kebutuhan lemak

Merupakan zat gizi yang menyediakan energi dalam tubuh yang

diperlukan ibu hamil dalam metabolisme tubuhnya.

Sumber lemak meliputi:

Susu, daging dan minyak tumbuhan

Juga terdapat pada buah, sayuran dan biji sereal

3. Kebutuhan Vitamin

Tidak menghasilkan energi tetapi berfungsi sebagai zat pengatur

seluruh proses dalam tubuh (sistem pencernaan, pergerakan otot,

pertumbuhan jaringan tubuh) vitamin yang diperlukan antara lain:

Vitamin A terdapat pada : minyak ikan, kuning telur, wortel, sayuran

berwarna hijau dan buah-buahan.

Vitamin C yang banyak terdapat pada sayuran dan buah yang

berwarna kuning.

4.Kebutuhan zat besi

Kebutuhan zat besi ibu hamil 46 mg. Tambahan zat besi

diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang baru. Selain itu

akan mendukung proses kehamilan, penambahan sel darah merah ini

dibutuhkan pula pada proses persalinan dan menyusui. Makanan yang

mengandung zat besi meliputi : daging, sayuran berwarna hijau, ikan,

telur, kedelai dan produknya.


5. Kalsium

Kalsium untuk ibu hamil diperlukan untuk pertumbuhan tulang

dan gigi. Sumber kalsium yaitu susu, tahu dan kacang-kacangan.

6. kalori

Kebutuhan selama trimester kedua dan ketiga menigkat

sebesar 285 kalori, diperlukan untuk meningkatkan berat badan ibu

dan janin. Sumber kalori yaitu beras merah, kacang-kacangan dan

kentang.
Gambar 1 : Gizi Seimbang pada Ibu Hamil

Sumber : Kartu Menuju Sehat

Gambar 2 : Bahan Makanan Sesuai Gizi Seimbang

Sumber : Kartu Menuju Sehat


Lampiran II

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

2. Sasaran : Ny ”H” dan Suami

3. Waktu : Tanggal 29 Agustus 2012 Jam 14.30 wita.

4. Tempat : RSUD Labuang Baji Makassar

5. Tujuan :

a. Tujuan Umum

Pada akhir penyuluhan ibu diharapkan dapat mengetahui tentang

tanda bahaya dalam kehamilan.

b. Tujuan Khusus

Setelah akhir Penyuluhan ibu dan suami dapat :

1. Memahami tentang sakit kepala yang hebat dan menetap

2. Keluar air air ketuban sebelum Waktunya

3. Gangguan Penglihatan

4. Perdarahan Jalan Lahir

5. Pergerakan Janin berkurang

6. Nyeri perut hebat

7. Kejang

8. Demam

9. Hiperemesis
6. Metode : Ceramah dan diskusi

7. Alat dan bahan : Contoh gambar 9 tanda bahaya kehamilan

8. Referensi : Buku Kesehatan Ibu dan Anak


Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

Tanda-tanda Bahaya dalam kehamilan yang harus diketahui Oleh Ibu

1. Sakit Kepala yang menetap

Sakit kepala dalam kehamilan adalah umum dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal. Sakit kepala yang menunjukan

suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak

hilang walaupun sudah beristirahat. Kadang dengan sakit kepala tersebut

ibu biasanya mengatakan bahwa penglihatanannya menjadi kabur atau

ada bayangan.

Gambar 3 Sakit kepala yang Menetap

Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan janin


2. Keluar Air Ketuban sebelum waktunya

Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan

berlangsung. Hal ini merupakan masalah penting karena berkaitan dengan

penyakit kelahiran premature dan terjadinya infeksi. Keluar air ketuban

sebelum waktunya disebabkan oleh karena berkurangnya selaput atau

membran atau meningkatnya tekanan dalam rahim/ intrauterina atau oleh

karena kedua faktor oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan

serviks.

Gambar 4 Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan janin


3. Gangguan Penglihatan

Masalah visual yang mengindentifikasikan keadaan yang mengancam

adalah perubahan penglihatan mendadak misalnya pandangan kabur atau

penglihatan seperti adanya bayangan, penglihatan seperti ada bintik-bintik

dan disertai dengan sakit kepala yang hebat.

Gambar 5 Penglihatan Kabur

Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Janin


4. Perdarahan Jalan Lahir

Perdarahan jalan lahir sebelum waktunya adalah Patologi karena

dapat dicurigai terjadinya Abortus

Gambar 6 Keluar Darah Dari Jalan Lahir

Sumber: buku Kesehatan Ibu dan Janin

5. Pergerakan Janin Berkurang

Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan keempat atau

kelima jika ibu tidur. Janin harus bergerak minimal 1 kali 1 jam. Gerakan janin

akan mudah terasa jika berbaring atau beristrirahat dan jika ibu makan dan

minum dengan baik.

Gambar 7
6. Nyeri perut hebat

Nyeri perut hebat yang tidak berhubungan dengan persalinan

normal adalah keadaan yang abnormal yaitu : Nyeri yang hebat dan

menetap dan tidak hilang dengan istirahat.

Gambar 8 Nyeri perut yang Hebat

Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Janin

7. Kejang

Kejang pada ibu hamil biasa disebabkan karena tekanan darah

naik dan dicurigai eklampsia.

Gambar 9
8. Demam

Demam pada ibu hamil biasanya karena infeksi atau malaria. Demam

yang tinggi membahayakan keselamatan ibu.

Gambar 10

9. Hiperemesis

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terjadi pada

kehamilan trimester pertama. Hiperemesis yang merupakan komplikasi

mual dan muntah, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan

dehidrasi. Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu.

Gambar 11

Sumber : BlogSpot

Anda mungkin juga menyukai