Disusun Oleh:
AGUS SUPANDI
Nim. 18101200
Disusun Oleh:
AGUS SUPANDI
Nim. 18101200
MATARAM
ii
2021
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Disusun Oleh:
AGUS SUPANDI
Nim. 18101200
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Disusun Oleh:
AGUS SUPANDI
Nim. 18101200
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
NIP/NIDN : 195711281984031003
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
Disusun Oleh:
AGUS SUPANDI
Nim. 18101200
………………………..
Nip :
………………… …………………..
Nip : Nik :
v
(Agus Supandi)
Nim. 18101200
vi
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
penulis tidak sanggup menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad
SAW. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan skripsi.
Penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari dosen pembimbing untuk menjadi
skripsi yang lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada skripsi ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Halus Mandala, M.Hum selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Mataram.
2. Bapak I Wayan Suteja, M.Par selaku Ketua Program Studi S1 Pariwisata
Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram.
3. Ibu Dra. SP Damayanti selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Lalu M. Iswadi Athar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah
di Program Studi S1 Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram.
6. Bapak pegawai akademik Program Studi S1 Pariwisata Sekolah Tinggi
Pariwisata Mataram.
7. Kepala Sekolah, Ketua Prodi Pariwisata, dan wakil kepala sekolah SMK
Pariwisata NW Aik Bual yang telah menyambut baik, memberikan informasi
yang dibutukan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Teruntuk istri tercinta yang selalu mendoakan tiada henti, membimbing,
memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Dan untuk sahabat dan kerabat yang telah mendukung dan memberikan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman untuk membantu menambah ilmu dan pengetahuan dalam dunia
pariwisata, khususnya bagi penulis dan masyarakat pada umumnya.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
mendapat perhatian yang rendah. Dalam beberapa kasus, bahkan sama sekali
dan kondisi SDM dalam industri pariwisata, maka pada pembahasan ini akan
yang berperan dalam menentukan kepuasan dan kualitas para pekerja, para
2
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antar wisatawan dan
pengusaha”.
menawarkan produk dan jasa wisata. Sehingga aspek manusia salah satunya
suatu negara.
Dalam suatu organisasi hal yang paling penting yang perlu diperhatikan
adalah sumber daya manuisa yang menjadi pendukung utama tercapai tujuan
organisasi, maka dari itu sumber daya manusia harus digerakkan secara efektif
dan efisien sehingga mempunyai tingkat hasil daya guna yang tinggi.
Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya SMK Pariwisata NW Aik Bual, perlu
rujukan nasional yaitu SMK Negeri 1 Praya. SMK Negeri 1 Praya merupakan
SMK yang berstatus SMK Negeri serta SMK pertama dan tertua di Kabupaten
strategi-strategi lain yang perlu dilakukan oleh SMK Pariwisata NW Aik Bual
dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata, mengingat saat ini
wisata aik bual yang menjadi daya tarik. Berdasarkan atas hal tersebut maka
sangatlah perlu untuk dipahami dan diperkenalkan kepada peserta didik agar
peluang-peluang sumber daya manusia tetap meningkat. Maka dalam hal ini
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini antara lain:
antara lain:
peserta didik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Produk industri pariwisata adalah “jasa”, oleh karena itu penekanannya harus
Ketiga hal tersebut setiap saat selalu berubah dan mengarah pada
pendidikan, yang juga akan mempengaruhi daya serap industri. Daya serap
dan menerima karyawan yang berasal dari lembaga pendidikan umum dan
pariwisata tersebut.
kemampuan calon tenaga kerja denga bidang pekerjaan, seleksi yang ketat
saat ini merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya daya serap industri
pariwisata dengan demikian dari keseluruhan dimensi yang ada, maka terlihat
bahwa sumber daya manusia bertumpu pada dua indikator penting yaitu
tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para karyawan dan tingkat keterampilan
teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori sumber daya
manusia
(2016) bahwa sumber daya manusia adalah kemampuan trerpadu dari daya pikir
dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh
manusia sebagai faktor sentral dan strategis dalam suatu organisasi/ lembaga yang
dapat melakukan suatu pekerjaan berdasarkan visi, misi dan tujuan dari suatu
lembaga.
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan
sebagai tuntutan organisasi atau adanya keinginan dan kebutuhan untuk tumbuh
sumber daya manusia berbasis kompetensi, maka lembaga pendidikan akan lebih
secara terorganisir baik secara vertikal maupun horisontal oleh semua fungsi
internal organisasi menuju perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
yang menggambarkan apa yang seharusnya mampu dilakukan oleh seorang guru
kegiatan maupun hasil yang dapat ditampilkan. Agar dapat melaksanakan suatu
jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta dan
pengembangan SDM. Hal ini sesuai pendapat Muhaimin (2017), bahwa metode
pelatihan pengembangan SDM terdiri atas, On the job training berarti meminta
NW Aik Bual
Pariwisata.
dalam bekerja, perubahan sikap dan etos kerja. SMK Pariwisata NW Aik
NW Aik Bual dilakukan dengan prosedur analisis kinerja yang dapat dimulai
14
dengan melihat dan membandingkan antar kinerja rill pendidik dan tenaga
SDM yang layak dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu
kualitas dan kuantitas pada warga SMK Pariwisata NW Aik Bual. Keunggulan
BAB III
METODE PENELITIAN
Tengah. Untuk sampai di Desa Aik Bual bisa mengikuti jalur transportasi
yang menuju PP Lombok menuju sumbawa, melalui Desa Aik Dareq yang
lurus ke timur yaitu Dusun Pancordao yang menghubungkan jalur atara jalur
Benang Stokel, Aik Bukak dan jalur Kopang. Untuk menuju lokasi ini
membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 45 menit dari pusat Kota Mataram
ini karna di Desa Aik Bual memiliki SMK Pariwisata dan memiliki
ketika akan menghabiskan liburan di Desa Aik Bual. Untuk lebih jelasnya
a) Observasi
akan dilakukan pagi hari berkisar antara pukul 08.00-09.00 WITA. Dalam
manusia.
b) Wawancara
c) Dokumentasi
dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, kedua faktor
kemampuan berbahasa.
d) Strategi Weakness Threats (WT), strategi ini bertujuan untuk bertahan dengan
BAB IV
Tenggara Barat yang berdiri tahun 2017 dan bernaung di bawah Yayasan
Selong-Pancor Lombok Timur, UIN Mataram, Kampus PTIQ Jakarta, LPK Bije
Jari Lombok Timur dan berbagai hotel dan bungalow di kawasan tiga gili dan
SMK Pariwisata NW Aik Bual berada di Dusun Bual, Desa Aik Bual
Posisi Geografis (Lintang Utara -8, 5583 dan Bujur 116, 3789 Bujur Timur).
SMK Pariwisata NW Aik Bual mempunyai lulusan dari satu bidang keahlian yaitu
SMK Pariwisata NW Aik Bual baru mampu memberikan daya serap lulusan
untuk bekerja di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI), sebesar 18% angka ini
termasuk rendah jika dibandingkan dengan data nasional terkait daya serap
lulusan SMK bisa mencapai 75%. Disisi lain, SMK Pariwisata NW Aik Bual
wisata hingga akhir tahun ini. Ketua Tim Percepatan Wisata Pedesaan dan
mendorong potensi desa yang dapat dijadikan sebagai desa wisata. Saat ini sendiri
22
jumlah desa wisata di Indonesia mencapai 1.000an desa, terus dorong agar desa
yang ada potensinya bisa menjadi desa wisata,". Kemudian, saat mengunjungi
desa Aik Bual Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah, Dr. Vitria Ariani
Bual menuju SMK yang lebih maju dan berkualitas di masa mendatang. Dalam
extra dengan mendatangkan tutor dari Pare Jawa Timur untuk meningkatkan
wawasan bahasa Inggris bagi siswa dan siswi, selain itu kursus karya seni seperti
melukis dan musik, sedangkan kegiatan unggul lainnya SMK Pariwisata NW Aik
Bual aktif mengadakan Table Manner ke beberapa Hotel ternama, study tour ke
terdiri dari bangunan yang dimiliki SMK Pariwisata NW Aik Bual diantaranya:
1. Ruang Kelas
2. Aula
3. Musholla
23
4. Berugak
Visi:
Misi:
bekerja.
bermutu.
dibidang Kejuruan
1. English Camp
2. Workshop Kepariwisataan
3. Table Manner
4. Galla Dinner
6. Pramuka
Tahfiz, Dinniah Pesantren, Kajian Al-Qur’ an, Fiqih, Akidah Ahlak dan
Bahasa Arab
1. Universitas Hamzanwadi
3. Poltekpar Lombok
7. ITDC Lombok
KOMITE
KEPALA SEKOLAH
WAKA. SARPRAS
GURU PRODUKTIF
WAKA. KESISWAAN
SISWA
kejuruan dari waktu ke waktu adalah tujuan yang akan dicapai dan upaya-
sama dan keduanya juga memiliki sistem yang tidak selalu kompatibel satu
26
dengan lainnya serta keduanya juga memiliki kultur yang tidak mudah
disatukan.
dunia kerja dan mampu berwirausaha perlu kajian yang matang dan komitmen
yang kuat. Kenapa butuh kajian yang matang dan komitmen yang kuat? karena
fakta di lapangan pendidikan menengah kejuruan saat ini cenderung fokus pada
fungsi tunggal yaitu menyiapkan siswanya untuk bekerja pada bidang tertentu
Jika fungsi majemuk yang dipilih, maka upaya-upaya yang perlu ditempuh
untuk mencapainya harus juga majemuk. SMK Model merupakan terobosan baru
pendidikan pada jenjang pendidikan SMK. Secara umum, kondisi SMK saat ini
bekerja. Fungsi-fungsi lain yang juga tidak kalah penting, masih belum
industry, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan
utilization.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti hal tersebut terjadi
cukup besar. Dimana sekolah tidak mampu meng-cover hal tersebut. Disisi
yang lain, nampaknya para guru sebagai pengajar dan penyelenggara nantinya,
terlalu lelah dan fokus pada proses belajar mengajar. Karena kita ketahui
jumlah siswa di SMK Negeri khususnya overloud, hal tersebut terjadi karena
peminat siswa untuk masuk SMK cukup tinggi untuk saat ini. kalaupun ada
2) Tidak adanya dorongan kebijakan dan pendanaan yang memadai kepada SMK
menyiapkan siswanya hanya untuk bekerja pada bidang keahlian tertentu, seperti
menurut Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2010), lulusan SMK yang
diterima sebagai karyawan di sektor formal hanya 30 persen dan yang 70 persen
dengan baik oleh SMK. Oleh karena itu, SMK harus menyiapkan siswanya untuk
persiapan sekolah tersebut, tentunya harus membuat sekolah berfikir dan merubah
dilakukan oleh SMK Pariwisata NW Aiq Bual, dalam hal ini dengan melakukan
merubah pola pendidikan dari hanya sekedar mempersiapkan lulusan yang ahli di
konvensional, akan tetapi juga melalui sistem IT. Apa yang dilakukan oleh SMK
29
dan kewirausahaan, yang nantinya mampu dicontoh oleh sekolah yang lain, dan
juga mampu menjadi rule model oleh pemerintah buat SMK lain yang ada di
Lombok Tengah.
potensi ekonomi lokal, kekayaan sumber daya natural dan kultural dan persaingan
regional dan global yang belum ditanggapi secara cepat, cekat dan tepat. Jika
melalui potensi ekonomi lokal, kekayaan sumber daya natural dan kultural, dapat
terlihat dari banyaknya potensi lokal yang ada di Kabupaten Lombok Tengah
yang ada, menyebabkan potensi bahari yang ada banyak diekspansi oleh orang
atau pengusaha dari luar Lombok Tengah. Ini baru pada potensi lokal, apalagi
berbicara kompetisi nasional, regional, dan internasional jelas itu sulit untuk
pola pembelajaran SMK yang ada di sebagian besar SMK. Dalam dimensi
kuantitas, kualitas, lokasi dan waktu belum terorganisir secara formal. Meskipun
menjembatani dunia SMK dan dunia kerja belum ada. Maka peran pemerintah
daerah, menjadi penting untuk terlibat dalam memediasi antara SMK dan dunia
kemitraan antara SMK dan dunia kerja dan disamping itu pula Dinas Tenaga
Kerja dan Trasmigrasi (Disnakertrans) juga memiliki data terkait kebutuhan kerja
yang baik.
persen menjadi 30 persen : 70 persen, tingginya minat siswa untuk masuk SMK
bermutu tinggi dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja maupun melalui
Di sisi yang lain, tingginya minat siswa untuk masuk SMK juga tidak di barengi
dengan jumlah SMK Negeri yang ada, berdasarkan data yang di dapat peneliti,
jumlah SMK Negeri yang ada di kabupaten Lombok Tengah hanya ada beberapa
31
saja. Kondisi tersebut sangat kontras dengan jumlah Sekolah Menengah Umum
Kabupaten Lombok Tengah karena kurang responya pihak terkait menyikapi laju
perekembangan SMK dan antusiasme siswa untuk masuk SMK, sehingga yang
terjadi banyak siswa harus memilih SMK swasta sebagai alternatif pilihan, yang
kita ketahui bersama kualiatas maupun kuantitasnya masih berada di bawah SMK
negeri.
SMK
terjadi di Kabupaten Lombok Tengah hal tersebut belum terjadi, dimana APBD
untuk kelompok usia 13-15 tahun pada tahun 2014, kelompok 20 % terkaya sudah
67,23 %. Untuk usia 16-18 tahun, APS kelompok terkaya sebesar 75,62 % dan
32
tinggi, dan 34,4 % lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tidak
Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), namun tidak dapat disangkal
komite sekolah ataukah yang lainnya. Akibatnya angka putus sekolah sangat
semakin tinggi. Meskipun peneliti melihatnya juga angka putus sekolah juga
disebabkan oleh faktor lain selain masalah ekonomi, yakni masalah keengganan
orang tua dan siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun hal
itu, bukanlah faktor dominan dibanding faktor biaya di atas. Beberapa data
pengamatan dan faktual yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan bantahan dari
salah satu di Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Tengah, bahwa data di atas
sesungguhnya memang ada, namun bukanlah faktor utama rendahnya siswa untuk
tahun kebijakan pendidikan yang katanya “pro publik”, sampai saat ini tidak
sepenuhnya berpihak kepada kepentingan dan kebutuhan publik. Di sisi yang lain,
maraknya pungli dengan segala dalih dalam dunia pendidikan tidak serta merta
juga dilakukan oleh oknum semata, dalam prakteknya pungli tersebut seringkali
dilakukan dengan dasar “kebijakan” sekolah maupun komite sekolah. Kalau sudah
seperti ini, apakah kita masih melihat pada penyelewengan segelitir orang saja,
meskipun sesungguhnya hal tersebut merupakan dampak dari sistem yang kurang
kualitas SMK nampaknya masih belum terlihat signifikan, terlihat belum adanya
tenaga pendidik yang handal dan kompeten, sehingga hal tersebut pada
34
peserta didik.
belum optimal, hal tersebut terlihat dari tidak adanya kebijakan makro berupa
Sedangkan kebijakan secara mikro yang dilakukan oleh dinas terkait, masih
terhadap SMK.
terampil menengah yang siap memasuki dunia kerja. Untuk itu lulusan SMK
kerja sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan,
siswa yang menyangkut aspek apa, mengapa, di mana, oleh siapa, di mana dan
35
dari perencanaan karir tesebut, pelaksanaannnya tidak didasarkan pada basis soft-
yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu, dan urutan langkah-
langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir. Melalui perencanaan karir, setiap
tersedia.
pengembangan yang ada di SMK, dimana dalam Perencanaan karir berbasis soft-
skill di SMK terdiri dari: kepala sekolah, guru, siswa, Dinas pendidikan dan
masyarakat.
keluaran SMK sesuai dengan harapan dan kebutuhan. Model Perencananaan karir
2) Tujuan perencanaan karir berbasis soft-skill ditentukan secara tegas dan jelas,
4) Model dikatakan efektif jika dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan
yaitu (1) peningkatan pemahaman konsep soft- skill untuk setiap aspek
meningkatkan kualitas kinerja SDM baik yang sudah lama bekerja maupun yang
baru saja bekerja. Pengembangan dan pelatihan seperti yang dilaksanakan pada
baru maupun SDM lama. Pada SDM baru pengembangan dan pelatihan melalui
magang selama tiga bulan dan diajarkan oleh pemimpin ataupun oleh staf lama.
Untuk staf lama diadakannya pelatihan bahasa Inggris dan bahasa Jepang untuk
cara inhouse training, outbond untuk SDM SMK Pariwisata Aiq Bual. Materi
materi tentang menyikapi tamu yang komplain serta bahasa asing dan bagian
materi yang diberikan bisa hanya beberapa jam, 1 hari, atau hingga beberapa hari.
Bagi SDM baru pengembangan dan pelatihan hanya dilakukan dengan uji
Hal ini bermuara pada kenyataan diman manusia merupakan elemen yang
selalu ada dalam setiap organisasi. Manusia membuat tujuan-tujuan inovasi dan
pencapaian tujuan organisasi. Manusia merupakan satu satunya sumber daya yang
dapat membuat sumber daya organinasi lainnya bekerja dan berdampak langsung
Dalam kaitan ini bahwa figur atau sosok sumberdaya manusia pada abad
(attitude) yang relevan dan mampu menunjang pencapaian sasaran dan bidang
tugas dalam suatu organisasi. 2. Memiliki disiplin kerja, dedikasi dan loyalitas
Memiliki jiwa kemauan yang kuat untuk berprestasi produktif dan bersikap
Memilki pola pikir dan pola tindak yang sesuai dengan visi, misi, dan budaya
Tenaga kerja yang cakap, terampil, memiliki skill tinggi dan pengabdian pada
global. Produk industri pariwisata adalah “jasa”, oleh karena itu penekanannya
harus pada segi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Dalam
sopan santun, dan sebagainya. Ketiga hal tersebut setiap saat selalu berubah dan
khususnya melalui pendidikan, yang juga akan mempengaruhi daya serap industri.
menyerap dan menerima karyawan yang berasal dari lembaga pendidikan umum
calon tenaga kerja denga bidang pekerjaan, seleksi yang ketat merupakan ssalah
sesuai dengan bidang pekerjaan yang diperlukan serta dapat menentukan besarnya
utama yang menentukan besarnya daya serap suatu industri terhadap lulusan
lembaga pendidikan. Situasi krisis ekonomi saat ini merupakan salah satu faktor
bertumpu pada dua indikator penting yaitu tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
para karyawan dan tingkat keterampilan yang berkaitan dengan bidang kerja yang
sebagai suatu mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang
warga yang sadar akan hak-hak demokratisnya) dalam suatu kerja yang keras
secara bersama tanpa ada satu pihak yang mendominasi pihak lain (rohman 2000).
Dengan demikian para pelaku pengelola sumber daya ekonomi dan sosial yang
atau kontrol. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa dalam kerja sama tersebut
Makna di atas membawa kita kepada tujuh persyaratan utama agar terjadi
pelayanan publik yang dibutuhkan karena birokrasi yang korup. 2. Para investor
takut dan enggan menanam modal di Indonesia karena ketidak mampuan sistem
pelanggaran hukum dan keamanan yang tinggi. 3. Sumber daya pemerintah yang
langka banyak yang hilang karena sistem manajemen keuangan dan pengadaan
barang yanga tidak transparan, manipulatif, dan banyak kebocoran. Salah satu
42
kualitas sumber daya birokrasi yang dituntut oleh good governance adalah
responsif terhadap peluang dan tantangan baru yang timbul di dalam pasar. 2.
Mengenai hal ini Khan dan Meier (dalam Hessel Nogi S. 2002)
telah disebutkan tadi setidak-tidaknya ada 2 kompetensi yang harus dimiliki oleh
dengan adil dan inklusif sebaik-baiknya. Hal ini menuntut kemampuan untuk
yakni mereka yang memiliki tiga kualifikasi sebagai berikut: Pertama, melekatnya
dilaksanakanya sikap-sikap mental yang berorientasi pada etos kerja yang tertip,
pada perspektif internal process yaitu meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM
SDM yang unggul dan berdaya saing. Untuk mewujudkannya dilakukan dengan
tiga strategi, yaitu: (a) Optimasi kelembagaan maupun kurikulum pendidikan dan
44
jumlah tenaga kerja Pariwisata dari 10 juta tenaga kerja di tahun 2020 menjadi 12
juta tenaga kerja di tahun 2024, dan jumlah tenaga kerja Ekonomi Kreatif dari
17,25 juta tenaga kerja di tahun 2020 menjadi 19,9 juta tenaga kerja di tahun
meningkat dari 1.500 lulusan di tahun 2020 menjadi 2.200 lulusan di tahun 2024.
faktor kunci dalam rangka memenangkan persaingan global. Hal ini tidak hanya
berada pada tataran operasional atau tenaga teknis saja tetapi juga pada tataran
dilakukan dengan pendekatan pendidikan formal dan pelatihan, baik bagi aparatur,
hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang
sebuah kebutuhan SDM pada saat ini. Hal ini karena sertifikasi kompetensi
merupakan bukti nyata bahwa SDM tersebut telah memiliki kompetensi dalam
suatu bidang. Hal tersebut juga berlaku untuk SDM kepariwisataan, dimana dunia
pariwisata nasional akan dihadapkan pada sebuah kompetisi besar pergerakan arus
kompetensi (up/re skilling) baik secara daring (online) maupun tatap muka
based tourism) secara daring; dan e) program Champion Wira Usaha Parekraf
a) Kekuatan (Strength)
prioritas utama Pemerintah Presiden Joko Widodo dan menjadi salah satu dari
Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing”. Adanya prioritas ini
Tertinggal dan Transmigrasi (terkait dengan Desa Wisata) relatif memadai. Hal ini
fokus ini membutuhkan SDM yang lebih mumpuni agar mampu menarik
47
program studi tingkat Diploma 3, Diploma 4, Strata 1. Beberapa diantara PTN itu
bahkan sudah memiliki program Pascasarjana. Keenam, berkurang atau tidak ada
lagi dikotomi sekolah negeri dan swasta bidang Parekraf terutama di lima
Destinasi Wisata Super Prioritas. Hal ini akan memperbesar kekuatan untuk
b) Kelemahan (Weakness)
dan dalam meningkatkan daya saing SDM termasuk di tingkat global; Kedua,
belum adanya database SDM Parekraf secara terpadu. Saat ini data jumlah
yang dimiliki serta data lainnya terpencar di berbagai organisasi. Hal ini
48
angka mismatch tenaga kerja, yaitu 37%-40% (data dari ILO, 2017 dan
tidak sesuai atau sebaliknya yang bekerja di sektor Parekraf tidak memiliki latar
dan bimbingan teknis dengan target jumlah peserta yang relatif besar. Hanya
sedikit pelatihan dan bimbingan teknis yang dilanjutkan dengan coaching dan
Hal ini mengingat SDM Parekraf merupakan SDM yang lebih dibutuhkan
guide dan mengembangkan konten saat menjadi content creator atau penulis
skenario; Kelima, sebagian desa wisata yang menjadi salah satu andalan dalam
wisata.
c) Peluang (Opportunity)
negeri dan swasta (PTN dan PTS) non pariwisata telah membuka program studi
hospitality dan pariwisata serta relatif banyaknya SMK swasta di bidang Parekraf.
49
Hal ini merupakan peluang besar untuk dimanfaatkan dalam pengembangan SDM
untuk mengembangkan SDM dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
d) Ancaman (Threat)
dari luar negeri yang telah memiliki sertifikasi kompetensi yang dibutuhkan. Hal
ini akan mengancam SDM Parekraf terutama di level manager menengah (middle
manager) ke atas, karena hotel dan restoran dapat menggunakan SDM yang sudah
pelibatan industri ini juga terbatas, sehingga link and match antara pendidikan dan
SDM.
Selain itu, sektor Parekraf juga belum tentu menjadi prioritas Pemerintah
makin terbatas atau bahkan tidak mendapat perhatian memadai. Setiawan (2016)
dukung sumberdaya manusia yang memiliki keahlian yang sesuai baik segi
terdiri dari:
untuk mendapatkan dan memanfaatkan peluang yang ada, yaitu: Pertama, Kerja
Kementerian Parekraf maupun PTN dan PTS yang memiliki program studi
program kuliah kerja nyata (KKN) tematik dengan fokus pada pengembangan
51
Parekraf, misalnya di desa-desa sekitar destinasi wisata atau desa wisata. Melalui
kerja sama ini, maka peran penelitian dan pengabdian masyarakat PTN dan PTS
pengembangan peta jalan (roadmap) pengembangan SDM Parekraf. Peta jalan ini
menjelaskan kolaborasi peran para pihak dan sinerginya, tahapan dan waktu
pengembangan SDM secara rinci dan operasional serta hasil dan target yang ingin
dicapai. Peta jalan ini dapat dimanfaatkan sebagai arena koordinasi dan sinergi
pada kualitas pelatihan daripada jumlah peserta yang dilatih dalam rangka
akademisi, pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat dan media secara efektif.
Tenaga Kerja yang akan terlibat untuk ikut memastikan agar lulusan pendidikan
Parekraf dapat diserap oleh pasar tenaga kerja; Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang terkait dengan literasi digital bagi SDM Parekraf; dan
tenaga kerja Parekraf sekaligus memastikan terjadinya link and match antara
dan pemahaman tentang bagaimana merawat destinasi wisata, sikap dan tindakan
19; Ketiga, pengembangan platform kerja sama sukarela secara online dan offline
dalam pengembangan SDM Parekraf untuk mewadahi para volunteer dan SDM
yang ada serta menghindari ancaman, yaitu: Pertama, pengembangan basis data
SDM Parekraf secara terpadu (by name by address). Basis data ini sekurang-
yang dimiliki beserta sertifikasinya. Basis data ini dimutakhirkan secara berkala
dan dapat diakses oleh para pemangku kepentingan yang memerlukannya; Kedua,
dan bimbingan teknis yang disertai coaching dan mentoring untuk memastikan
peningkatan SDM Parekraf secara terpadu yang melibatkan K/L yang relevan dan
pemerintah daerah untuk meningkatkan secara masif jumlah asesor dan SDM
berbasis digital, dan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta lembaga
lain yang relevan, seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dapat
dan kompetensi lanjutan secara terpadu, sehingga SDM Parekraf siap terjun dalam
strategi berdasarkan analisis SWOT tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
SMK Pariwisata NW Aik Bual, peran guru dan kepala sekolah sangatlah vital
dalam mencetus lulusan yang handal. Oleh sebab itu guru dan kepala sekolah
harus saling bersinergi dan menggandeng instansi terkait baik itu industri
perhotelan, travel, restoran, dan dinas pariwisata untuk meminta support dari
pihak tersebut.
57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
61