Oleh :
1910010012
KUPANG
2023
ABSTRACT
Strategi Pengambangan Objek Wisata Terpadu
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Oleh :
Selvianus Imanuel Kause
NIM : 1910010012
(Pembimbing : Dr. Apriana H.J. Fanggidae, Novi Theresia Kiak)
Universitas Nusa Cendana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dalam pengembangan objek wisata
terpadu kabupaten Timor Tengah Selatan agar bisa menambah daya tarik wisatawan
dan juga dan juga mengetahui apa saja yang menjadi komponen yang dibutuhkan
dalam pengembangan objek-objek wisata di Kabupaten Timor Tengah Selatan
menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunkan adalah wawancara, objservasi
dan dokumentasi. Hasil penelitian menentukan kebijakan yang seharusnya
diprioritaskan oleh pemerintah dalam upaya pengambangan objek wisata terpadu
kabupaten Timor Tengah Selatan. Penelitian ini menunjukan bahwa perlunya
peningkatan sumber daya manusia dalam pengembangan objek wisata, peningktan
infrastruktur, sarana prasarana penunjang, kemudian fokus utama dalam penelitian ini
dengan dasar konsep wisata terpadu adalah pada program Paket Wisata yang telah
dicanangkan akan sangat baik jika mendapat perhatian lebih
Kata Kunci: Strategi, Pengembangan, Wisata, Terpadu
ii
ABSTRACT
Integreted Tourist Attraction Development Strategy District Timor Tengah Selatan
:
Selvianus Imanuel Kause
NIM : 1910010012
(Suprvisors: Dr. Apriana H.J. Fanggidae, SE., M.Si and Novi Theresia Kiak, SE.,
M.SE)
This research aims to find out strategies for developing integrated tourist attractions
in South Central Timor Regency so that they can increase tourist attraction and also
find out what components are needed in developing tourist attractions in South
Central Timor Regency using SWOT analysis. This research use desciptive
qualitative approach. The data collection techniques used were interviews,
observation and documentation. The results of the research determine the policies
that should be prioritized by the government in efforts to develop integrated tourist
attractions in South Central Timor district. This research shows that there is a need
to increase human resources in developing tourist attractions, improving
infrastructure, supporting infrastructure, then the main focus in this research based
on the concept of integrated tourism is the Tour Package program that has been
launched which would be very good if it received more attention.
iii
Motto
“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang”
-Amsal 23:18-
iv
PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntun dan menolong dalam segala hal.
Diri sendiri yang selalu bekerja keras dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Bapak Yusak Kause, Mama (Alm) Yohana Lasboy dan Mama Semi Taneo yang
menjadi motivator dan pendoa yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dosen Pembimbing Ibu Dr. Apriana H.J. Fanggidae, M,Si, , Ibu Novi Theresia Kiak,
SE., M.SE , dan dosen penguji Ibu , Ibu Fransina W. Ballo, SE., ME yang senantiasa
dengan sabar telah membimbing hingga selesainya skripsi ini, serta semua dosen dan
pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana secara khusus
Seluruh Informan yang telah memberikan data, serta meluangkan waktu dan tenaga
Keluarga Tercinta Kaka Samrit Kause, Kaka Robinson Kause,Yosua Kause dan
Ester Kause yang selalu membantu dalam doa untuk penyelesaian skripsi ini.
Sahabat dan teman terkasih yang selalu mendoakan, membantu dan memberikan
Seluruh pengajar JETB yang senantiasa mendukung dalam doa dan memberikan
motivasi
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
Wisata Terpadu kabupaten Timor Tengah Selatan ”dengan baik. Dalam rangkaian
proses penulisan proposal ini, tidak sedikit tantangan yang penulis hadapi, namun
semuanya dapat dilewati berkat cinta kasih Tuhan Yesus yang disampaikan melalui
segala bentuk dukungan dari banyak pihak yang tentunya sangat besar artinya bagi
penulis, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih
1. Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, selaku Rektor Universitas Nusa
menuntut ilmu;
waktu, pikiran dan tenaga yang diberikan selama proses penyediaan Skripsi
ini;
vi
5. Novi Theresia Kiak.,SE.M.SE, selaku pembimbing II atas kesediaanya
6. Fransina W. Ballo, SE.,ME, selaku Penguji atas kritikan dan saran yang
7. Bapa, Mama, kaka Edi, Kaka Robi, Beni dan Putri serta singkatnya seluruh
keluarga dan kerabat yang telah banyak memberikan bantuan fisik dan psikis
bagi penulis;
sebutkan satu persatu. Terima kasih telah membagi ilmu, bantuan dan
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
MOTTO .................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.1.5. Konsep strategi ......................................................................... 19
ix
4.2.1 Komponen Utama dalam Pengembangan Kawasan Objek wisata . 119
4.2.3 Strategi dan kebijakan dalam Pengembangan wisata terpadu ........ 148
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Tingkat Kewenangan, Kondisi dan Jenis jalan Kab. TTS ...................... 74
Tabel 4.9 Matriks Faktor Internaal dan Eksternal Suku Boti ................................. 122
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT Suku Boti .............................. 125
Tabel 4.14 Matriks Faktor Internal dan Eksternal Benteng None ......................... 132
xi
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT Benteng None ....................... 134
Tabel 4.19 Matriks Faktor Internal dan Eksternal Sonaf Amanuban ..................... 140
Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT Sonaf Amanuban .................... 142
Tabel 4.24 Strategi dan kebijakan dalam pengembangan Objek wisata Kab TTS. 148
xii
DAFTAR BAGAN
Grafik 1.1 Jumlah Kunjungan Wisata Mancanegara dan Domestik Kab.TTS ...... 4
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Jumlah Penduduk dan Garis Kemiskinan Kab. TTS ........................... 69
Gambar 4.9 Budaya Menenun dan Motif adat Suku Boti ...................................... 87
xiv
Gambar 4.21 Rahang Hewan ................................................................................. 106
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi, sektor pariwisata menjadi industri terbesar dan terkuat
dalam pembiayaan ekonomi global, sektor pariwisata juga memberikan devisa yang
cukup besar bagi berbagai negara. Wahab (2003;5), menyatakan bahwa “pariwisata
menjadi salah satu dari industri gaya baru, yang mampu menyediakan pertumbuhan
ekonomi yang cepat dalam segala kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan
dalam mengaktifkan sektor produksi lain dalam negara penerima wisatawan” secara
tidak langsung pariwisata merupakan potensi penting yang dimiliki oleh suatu daerah
dan masalah social ekonomi lainya. Soebagyo (2012:154) pada hakekatnya ada empat
bidang pokok yang dipengaruhi oleh usaha pengembangan pariwisata yaitu ekonomi,
sosial, budaya dan lingkungan. Salah satu yang menjadi dampak positif dalam
negara.
1
kesejahteraan masyarakat; (3) Menghapus kemiskinan; (4) Melestarikan alam,
kebudayaan; (7) Meningkatkan citra bangsa; (8) Menumpukan cinta rasa tanah air;
(9) Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; (10) Mempererat persahabatan antar
bangsa.
Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi yang kaya akan
Tenggara Timur sudah cukup dikenal masyarakat luas, seperti Labuan Bajo, Pulau
menjadi prioritas pemerintah pusat dan pemerintah daerah sejak 2018-2023, terdapat
Provinsi Nusa Tenggara Timur setidaknya sejak tahun 1986 sudah memiliki
Timur Nomor 12 Tahun 1986. Dalam sinergitas antara kepariwisataan dan ekonomi
kreatif, propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 44 destinasi wisata, 5 minat khusus
dan 16 pasar utama. Meskipun sektor pariwisata sudah ditunjang oleh berbagai hal,
kontribusi pariwisata dalam struktur ekonomi masih sangat kecil, data BPS tahun
1
http;//bpad.nttprov.go.id
2
0,74%, sedangkan jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat dari tahun 2016-
isu strategis yang dimiliki oleh propinsi NTT. Dalam isu globalisasi, Provinsi NTT
akan menghadapi persaingan yang semakin ketat untuk merebut pangsa pasar
pariwisata dunia. Pada isu investasi dalam industri pariwisata, terbatasnya jumlah
pariwisata masih belum optimal. Dalam isu daya saing destinasi pariwisata NTT,
sumber daya manusia, ketersediaan SDM pariwisata yang berkualitas dan profesional
masih belum tercukupi, belum adanya standarisasi dan sertifikasi SDM pariwisata,
penempatan SDM pariwisata di daerah yang tidak sesuai dengan kebutuhan the right
man is not in the right place. Sedangkan isu kemajuan tegnologi komunikasi dan
business mampu memberikan banyak kemudahan, strategi yang lebih efektif dengan
Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah salah satu kabupaten yang berada di
sejumlah destinasi wisata yang tidak kalah menarik, destinasi wisata di kabupaten
Timor Tengah Selatan menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan lokal maupun
2
BPS NTT, 2018)
3
wisatawan mancanegara. Terdapat setidaknya 15 tempat wisata yang berada di
kabupaten TTS yaitu pegunungan Fatumnasi, Pantai Kolbano, Suku Boti, Taman
Rekreasi Bu‟at, Pohon Beatrix, Air terjun Oehala, Air Terjun Kejepit, Air Terjun
Cina, Bola Palelo, Pantai Oetune, Fatukopa, Oelbubuk, Ajaobaki, Benteng None,
Sonaf Amanuban. Destinasi-destinasi wisata yang terdapat pada kabupaten TTS dapat
digolongkan menjadi dua bagian berdasarkan jenis objek wisatanya yaitu objek
Data dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kabupaten TTS jumlah
Grafik 1.1
Jumlah Kunjungan Mancanegara dan Domestik di Kabupaten
Timor Tengah Selatan
35,000
30,000
25,000
Axis Title
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2018 2019 2020 2021
Pertumbuhan Jumlah
32,854 9,146 19,204 21,247
Kunjungan (%)
3
poskupangwiki.tribunnews, 2021
4
Berdasarkan pada grafik 1.1 diatas dapat diketahui jumlah kunjungan
kabupaten TTS dari tahun 2018-2021 cenderung fluktuatif, dimana terjadi penurunan
dan peningkatan. Penurunan terjadi ditahun 2019 sebesar 72,16% dikarenakan adanya
Pada penelitian ini, peneliti mencoba mencari tahu tentang strategi yang tepat
dalam meningkatan objek wisata terpadu dengan mengambil studi kasus wisata
sejarah dikabupaten TTS yaitu objek wisata kampung Adat Boti, Benteng None dan
objek wisata terpadu diatas maka akan menarik minat wisatawan baik itu wisatawan
lokal maupun luar negeri untuk berkunjung pada objek-objek wisata yang dimaksud.
memenuhi kebutuhan para pengunjung agar para pengunjung tidak merasa bosan
Asli Daerah (PAD), selain itu jika objek-objek wisata terus dikembangkan maka
masayarakat setempat akan mendapatkan dampak yang baik dari hal tersebut,
pengadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada objek-objek wisata tersebut akan
5
menambah penghasilan pada masyarakat setempat dan demikian akan memunculkan
Kampung adat Boti didiami oleh Suku Boti yang merupakan keturunan dari
suku asli pulau Timor, Atoin Meto. Wilayah kerajaan Boti terletak sekitar 40 km dari
kota kabupaten TTS. Secara administrasi desa Boti terletak di kecamatan Kie. Karena
letaknya yang sulit digapai ditengah pegunungan, desa boti tertutup dari peradaban
modern dan perkembangan zaman. Hal unik yang terdapat di Suku Boti adalah
system kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang ada di Desa Boti dan juga
mempertahankan budaya asli dari suku timor. Desa Boti terbagi menjadi dua bagian,
yaitu Boti Dalam Dan Boti Luar. Jumlah penduduk Boti Dalam + 77 kepala keluarga
atau 319 jiwa, sedangkan jumlah penduduk Boti Luar + 2.500 jiwa. Hanya kampuang
adat Boti Dalam yang mewarisi dan mempraktekan tradisi lokal dan agama asli yang
disebut Uis Neno ma Uis Pah (Dewa Langit dan Dewa Bumi). Warga Boti Dalam
tinggal di area Sonaf (kerajaan) seluas +300 m2 yang dikelilingi pagar kayu,
sedangkan warga Boti Luar sudah menganut agama Yaitu agama Kristen Protestan
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Benteng None didirikan pada tahun 1820 saat
kekuasaan Usif atau Raja Amanuban Usif Nope yang mendiami Sonaf Niki-niki.
Tetapi benteng ini dijadikan sebagai objek wisata pada tahun 2002 untuk wisatawan
terjadinya permusushan antar suku yang satu dengan suku yang lainnya. Benteng
6
None ini berlokasi di kampong None, desa Tetaf, Kecamatan Kuatnana, kabupaten
Timor Tengah Selatan. Benteng ini sendiri ada 3 ritual adat yang harus dilakukan
(mengukur kekuatan dan meramalkan hasil) dan juga bol nu‟ut (lubang intip).
niki hingga saat ini, yang sebelumnya berpusat dibeberapa tempat. Perpindahan
ibukota Amanuban dimasa kepemimpinan Raja Don Lous III. Latar belakang
perpindahan dari Pili Besabnao ke Niki-niki karena tempat ini sangat strategis untuk
pertahanan terhadap serangan musuh dan layak sebagai istana raja. Raja Don Louis
III bertahta dari tahun 1808-1824 dan dikenalkan kepada pendiri kota Niki-niki dan
menetapkan nama Nope (awan) kepada marga dinasti Nope yang belakang sekali.
Raja Don Louis III wafat di Niki-niki pada tahun 1824 dan dimakamkan di Niki-niki.
Niki-niki berasal dari kata Nik-Nik yang artinya melihat ke belakang. Istana ini masih
dilestarikan dan dipakai oleh keluarga Nope untuk berkumpul. Jaraknya 27 km arah
timur Kota Soe dan dapat ditempuh dalam waktu 40 menit dengan mengunakan
Ketiga objek wisata diatas merupakan objek wisata sejarah yang dimana pada
menjadi alasan mengapa penelitian ini diperlukan khususnya pada wisata terpadu.
Merujuk pada pengertian wisata terpadu yang artinya mengusahakan agar wisatawan
7
yang biasanya memiliki waktu yang banyak dapat menggunakan waktu yang ada
yang optimal. Oleh karena itu dalam suatu kota dikembangkan konsep „jalur wisata‟.
berada pada suatu jalur tujuan wisata. Ketiga objek wisata tersebut berbeda dengan
objek wisata kebanyakan pada kabupaten TTS dimana ketiga objek wisata tersebut
merupakan objek wisata sejarah yang perlu mendapat perhatian agar terus terpelihara
dan dipertahankan sehingga bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya dan tidak
diperlukan untuk menarik minat dari wisatawan baik wisatawan domestik maupun
pemberdayaan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi pada pengembangan pariwisata
kabupaten TTS bahwa objek wisata kabupaten TTS harus menjadi destinasi unggulan
pada provinsi NTT. Visi tersebut diupayakan dalam melakukan empat misi yakni
8
Peraturan pemerintah daerah (Perda) tentang rencana induk pembangunan
provinsi NTT dengan mengacu pada sasaran pembangunan daerah dan ditetapkan
pengembangan wisata terpadu, penelitian yang dilakukan oleh Reza Dwicahyadi dan
pariwisata melalui promosi dan informasi daya tarik wisata dengan konsep terpadu di
4
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/144873/perda-kab-timor-tengah -selatan-no-3-
tahun-2018
9
kecamatan Muntok; (7)Meningkatkan Sumberdaya Manusia; (8)Melakukan
kepada masyarakat dan pedagang di sekitar objek wisata. Selain itu, ada juga
penelitian yang dilakukan oleh Apridev Khomenie dan Ema Umilia yang membahas
penelitian ini menghasilkan arahan pada keterpaduan kawasan yang didukung oleh
aksebilitas berupa pengadaan jalur wisata internal dan eksternal melewati akses tepi
Maka dengan itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai startegi yang dapat
digunakan dalam pengembangan kawasan objek wisata terpadu dengan studi kasus
pada objek wisata Suku Boti, Benteng None, Sonaf Amanuban. Strategi-strategi yang
dihasilkan kemudian diharapkan agar menjadi suatu cara dalam mencapai suatu
Tengah Selatan
1.2.Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan objek wisata terpadu
10
1.3.Tujuan Penelitian
terpadu dengan studi kasus Kampung Adat Boti, Benteng None dan Sonaf Amanuban
ekonomi.
a. Manfaat teoritis
objek wisata terpadu serta menjadi bahan masukan pada penelitian selanjutnya.
b. Manfaat praktis
wisata yang dimaksud. Selanjutnya penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
wisata terpadu.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
melakukan perjalanan ke suatu tempat dan dalam kurun waktu tertentu yang
gaya hidup manusia pada saat ini, hal ini dikarenakan pariwisata bukanlah
ini telah memiliki aktivitas antara lain ekonomi, seni budaya, kegiatan
12
salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi
barang lokal pariwisata, memperluas lapangan kerja baru (hotel atau tempat
pariwisata.
13
pengembangan pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat
14
5. Pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dan
kesuksesan pariwisata
6. Perlu dilakukan pemerataan arus wisata bagi semua DTW yang ada
perhatian yang sama kepada semua DTW, perhatian DTW yang sudah
15
2. Promosi Pariwisata
objek wisata yang sukses. Pitana dan Diarta (2009:177), promosi merupakan
strategi yang tepat guna memaksimalkan potensi objek wisata yang sukses.
adalah the value of time yang artinya mengusahakan agar wisatawan yang
biasanya memiliki waktu yang banyak dapat menggunakan waktu yang ada
kenikmatan yang optimal. Oleh karena itu dalam suatu kota dikembangkan
16
2.1.4. Pengembangan Sarana dan Prasarana
1. Sarana Pariwisata
secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak
industri pariwisata yang modern maka sarana pariwisata sudah menjadi suatu
2. Prasarana Pariwisata
pariwisata tidak dipersiapkan dengan baik atau bahkan tidak tersedia maka
para wisatawan akan ragu-ragu bahkan enggan untuk datang ke objek wisata
yang dikunjungi. Keterkaitan antara prasarana dan sarana pariwisata dapat kita
prasarana perhubungan, kereta api memerlukan rel serta stasiun kereta tempat
17
kereta tersebut berhenti, pesawat udara memerlukan landasan udara agar dapat
kertekaitan keduanya.
sekitar objek pariwisata tentu harus ikut berperan aktif dalam pengembangan
18
pemberdayaan secara politis dan demokratis dengan distribusi kepada
suatu usaha dari instansi (pemerintah) yang telah diberi wewenang atau
yang ditetapkan“
dimensi dasar, sifat dan desain strategi formal (Quinn dkk., 2003:71-75)
1. Tujuan
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai oleh suatu organisasi atau
19
dalam pencapaian tujuannya dimana ketika tujuan sudah ditetapkan
2. Kebijakan
3. Program
bersifat sementara: lain yang dilakukan melalui strategi tahap akhir. Sumber
yang cukup untuk setiap dorongan untuk berhasil terlepas dari rasio biaya
20
relatif/keuntungannya. Unit organisasi harus terkoordinasi dan tindakan-
tidak bisa meramalkan cara yang tepat di mana semua kekuatan bisa
berinteraksi satu sama lain., terdistorsi oleh sifat atau emosi manusia, atau
dimodifikasi oleh imajinasi dan tujuan aksi balasan lawan cerdas. Tindakan
politik. adalah untuk membangun postur yang begitu kuat dan berpotensi
dan artileri strategi, jadi kompleks organisasi harus lain yang memiliki
sejumlah hirarki terkait dan saling mendukung strategi Vancil dan Lorange
(1975:47). Setiap strategi harus lebih atau kurang lengkap dalam dirinya
lebih tinggi. Meskipun, mencapai total kohesi antara semua organisasi yang
21
besar, strategi akan menjadi tugas yang luar biasa untuk setiap petugas
kepala executif, sangat penting bahwa ada satu wadah yang sistematis untuk
2010:10).
paling menguntungkan”.
22
Benjamin dan John (Kurniawan dan Hamdani, 2000:42)
suatu organisasi”.
organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap
23
Dalam merumuskan suatu strategi, manajemen puncak harus
sasaran apa yang ingin dicapai. Yang jelas menonjol dalam dalam faktor
yang mau tidak mau harus dihadapi oleh organisasi apaila organisasi yang
24
dimanfaatkan serta ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. Dengan
analisis yang tepat berbagai alternatif yang dapat ditempuh akan terlihat.
paling sedikit empat ciri yang paling menonjol, yaitu: (a) sifatnya yang
idealistik, (b) jangkauan waktunya jauh ke masa depan, (c) hanya bisa
dinyatakan secara kualitatif, dan (d) masih abstrak. Dengan ciri-ciri seperti
itu, suatu strategi perlu memberikan arah tentang rincian yang perlu
mungkin dicapai, (c) dinyatakan secara kuantitatif, dan (e) bersifat konkret.
25
Kesembilan: Mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi berbagai
persyaratan bukan hanya dalam arti kualifikasi teknis, akan tetapi juga
instrumen yang ampuh bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
26
terlampaui, hanya sekedar tercapai atau bahkan mungkin tidak tercapai.
rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh
27
bagaimana masuk ke dalam pikiran strategi, untuk mencari tahu apa yang
benar-benar dimaksudkan.
langsung, dimana ancaman dan feints dan berbagai manuver lain bekerja
yang berakar tidak dalam perubahan tetapi dalam stabilitas dalam mengatur
umum atau khusus ploys), tapi mereka juga dapat terwujud. Dengan kata
lain, menentukan strategi sebagai rencana ini tidak cukup; kita juga perlu
Hal ini mungkin terdengar aneh definisi untuk kata yang telah begitu
hampir tidak ada yang mendefinisikan strategi dalam cara ini, banyak
28
orang tampak pada suatu waktu menggunakannya. Quinn (1980:35) dalam
dikenakan.
strategi sebagai posisi dapat kompatibel dengan baik (atau semua) dari
29
Sebagai posisi, strategi ini mendorong kita untuk melihat organisasi
abstraksi yang hanya ada di pikiran pihak yang berkepentingan. Hal ini
penting untuk diingat bahwa tidak ada yang pernah melihat atau menyentuh
30
norma dan nilai-nilai, dan bagaimana pola perilaku menjadi sangat
dapat kompatibel dengan strategi sebagai rencana dan/atau pola. Tapi, pada
kenyataannya, hubungan antara definisi yang berbeda ini bisa lebih terlibat,
tapi konsep strategi yang muncul adalah bahwa pola yang dapat muncul
keseluruhan.
satu hubungan, atau satu definisi diutamakan dibanding yang lain. Dalam
beberapa hal, definisi ini bersaing (dalam artian bahwa mereka dapat
menggantikan satu sama lain), tetapi mungkin cara yang lebih penting,
31
1. Strategi Integrasi
a. Integrasi ke depan
b. Integrasi ke belakang
pemasok perusahaan.
c. Integrasi horizontal
2. Strategi Intensif
a. Penetrasi pasar
32
pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih
besar.
b. Pengembangan pasar
geografis baru.
c. Pengembangan produk
produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa
baru.
3. Strategi Diversifikasi
penjualan perusahaan.
a. Diversifikasi Terkait
33
Diversifikasi tak terkait adalah jenis strategi dimana
sebelumnya.
4. Strategi Defensif
a. Penciutan
b. Divestasi
c. Likuidasi
berwujudnya.
34
Adapun Jenis-jenis strategi yang dikemukakan oleh Robbins dan Coulter
organisasi itu dan peran yang akan dimainkan oleh tiap unit bisnis organisasi
itu dalam mengejar arah itu. Ada tiga strategi korporasi yang utama, yaitu :
organisasi tersebut.
35
pengurangan adalah suatu strategi pembaharuan jangka pendek yang
dalam tiap bisnisnya atau tiap perusahaannya. Bagi organisasi kecil yang
menekuni hanya satu lini bisnis atau organisasi besar yang tidak melakukan
atau jasa yang akan ditawarkannya, pelanggan yang ingin diraihnya atau
semacamnya.
36
meningkat dalam jangka panjang disertai dengan perubahan ciri-ciri penting
37
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sector perekonomian
pembangunan ekonomi:7
sejahtera.
6
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi
7
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi
38
proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan
masyarakat.
yang sejahtera baik lahir maupun batin. Namun dalam perjalannya, kehidupan
yang dijalani oleh manusia tidak selamanya dalam kondisi sejahtera. Pasang
surut kehidupan ini membuat manusia selalu berusaha untuk mencari cara
agar tetap sejahtera. Mulai dari pekerjaan kasar seperti buruh atau sejenisnya,
sampai menjadi anggota DPR yang bisa ratusan juta gajinya, diperjuangkan
39
oleh manusia. Jangankan yang halal, yang harampun rela dilakukan demi
kesejahteraan hidup.8
memang tidak gampang, tetapi bukan berarti mustahil didapatkan, tidak perlu
melakukan yang haram, sebab yang halal masih banyak yang bisa dikerjakan
kesejahteraan tersebut.9
8
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/39TAHUN2012PPPanjel.htm
9
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/39TAHUN2012PPPanjel.htm
40
faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka strength and
(semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh lebih dari skor 1,00)
nilainya adalah 4.
41
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
2013:19);
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 mulai dari 1,0 (sangat
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya
kecil diberi rating 1). Misalnya jika nilai ancamannya sedikit maka
ratingnya 4.
42
4. Jadi, rating mampu mengacu kepada kondisi perusahaan sedangkan
6. Jumlahkan skor pembotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
43
lokasi wisata untuk
pengembangan obyek
wisata pada lima lokasi
wisata yang ada di
Kecamatan Cimenyan
yaitu lokasi wisata Curug
Hampa, Caringin Tilu,
Oray Tapa, Kolam Renang
Nuansa Alam, dan Taman
THR Djuanda
3 Abdur Razak dan Penelitian ini Penelitian ini Penelitian ini
Rimadewi bertujuan untuk menggunakan menghasilkan zona-zona
Suprihardjo/ menjabarkan potensi pendekatan pengembangan pada
Pengembangan dan karakteristik rasionalisme, wilayah penelitian. Zona-
Kawasan masing-masing didalamnya zona ini terdiri dari zona
Pariwisata Terpadu kawasan hingga menggunakan inti dan zona pendukung.
di Kepulauan mendapatkan pendekatan
Seribu struktur kawasan kualitatif
pengembangan
4 Apridev Khomenie Penelitian ini Penelitian ini Penelitian ini
dan Ema bertujuan untuk menggunakan menghasilkan arahan pada
Umilia/Arahan mendapatkan arahan penelitian keterpaduan kawasan yang
Pengembangan pengembangan kualitatif yang didukung oleh aksebilitas
kawasan wisata kawasan wisata bersifat deskriptif berupa pengadaan jalur
terpadu Kanjeran terpadu Kanjeran wisata internal dan
Surabaya Surabaya eksternal melewati akses
tepi air dan terintergrasi
dengan Coastal Road.
Sumber : Kompilasi berbagai jurnal, 2023
peningkatan Produk Domestik Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku
maupun atas harga konstan. Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk
melihat potensi yang dimiliki oleh kabupaten TTS dalam hal ini disektor
pariwisata. Penelitian ini mengkaji wisata terpadu dengan studi kasus pada
objek wisata Kampung adat Boti, Benteng None dan Sonaf Amanuban dalam
44
strategi apa saja yang bisa digunakan dalam meningkatkan objek wisata
terpadu diatas. Strategi yang didapat nantinya akan menjadi acuan dalam
Selain itu objek-objek wisata yang dimaksud juga akan menambah kontribusi
yang semakin baik pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada kabupaten TTS.
ditingkatkan.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
WISATA TERPADU
1. Kampung Adat Boti
2. Benteng None
3. Sonaf Amanuban
SWOT
STRATEGI PENGEMBANGAN
WISATA TERPADU
45
BAB III
METODE PENELITIAN
melakukan kegiatan studi kasus guna memperoleh berbagai data dan informasi
yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Jadi penelitian ini
wisata terpadu pada objek wisata Kampung Adat Boti, Benteng None dan
Sonaf Amanuban.
kualitatif sehingga lebih menekankan pada masalah proses dan makna dengan
terhadap wiata terpadu dengan objek penelitian terpadu yaitu Kampung Adat
46
wawancara dan observasi dari informan kemudian melakukan pengolahan data
yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan berupa strategi dalam
a. Data kualitatif
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
apasaja yang dibuat dalam rangka pengembangan wisata terpadu dan apa
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa angka pada objek wisata
1. Data primer
hasil pengumpulan sendiri. Data primer pada penelitian ini adalah data
47
2. Data Sekunder
pengumpulan data yang dipilih oleh penulis adalah metode wawancara dan
dokumentasi
48
Tabel 3.1
Informan Penelitian
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil
suatu keputusan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat merumuskan
49
kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunities). Namun secara bersamaan
kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti,
2013:19).
Tabel 3.2
Matriks IFAS
50
2. Evaluasi faktor eksternal
Tabel 3.3
Matriks EFAS
3. Penentuan Bobot
Kekuatan diberi bilangan bulat yang positif dan dimulai dari 1 sampai
bawah ini adalah pedoman yang dapat dipakai dari angka rating serta
maksudnya.
51
Kelompok Angka/ Rating Arti
2 Tidak setuju
3 Ragu
4 Setuju
5 Sangat setuju
-2 Buruk
-3 Cukup
-4 Mengkhawatirkan
-5 Hati-hati/Bahaya
4. Perumusan Strategi
Tabel 3.4
Matriks SWOT
52
Berdasarkan matrik SWOT diatas dapat diidentifikasikan 4 Strategi yaitu:
baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah tahap-tahap dalam
1. Susunlah 1-5 kekuatan dan kelemahan untuk IFAS serta peluang dan
2. Berikan bobot mulai dari 0,0 ( Tidak Penting) hingga 1,0 (Sangat Penting)
53
5. Jumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan
berikut:
Diagram 3.1
Diagram Analisis SWOT
Opportunity
O
(-,+) (+,+)
Ubah Strategi Progresif
Kuadran IV Kuadran II
(-,-) (+,-)
Stretegi bertahan Diversifikasi Strategi
T
Threath
54
Perhitungan nilai pada analisis SWOT dapat dilakukan dengan pendekatan
(a) terhadap bobot (b) pada setiap faktor SWOT untuk mendapatkan nilai
diagram SWOT.
Diagram SWOT terbagi menjadi 4 kuadran yang ditunjukan pada gambar 3.1.
1. Kuadran I
2. Kuadran II
memiliki tantangan yang besar. Rekomendasi strategi pada posisi ini adalah
3. Kuadran III
55
Posisi ini menandakan perusahaan yang lemah namun memiliki peluang
yang baik. Rekomendasi strategi pada posisi ini adalah Perubahan Strategi,
peluang tersebut.
4. Kuadran IV
56
BAB IV
1. Wilayah Administrasi
a. Deskripsi Umum
ibu kota berada di kota Soe. Pada tahun 2020 kabupaten TTS memiliki
memiliki 32 kecamatan dan yang terdiri dari 288 desa dan 12 kelurahan,
memiliki luas wilayah 3.955,36 km2 atau 395.536 Ha. Kabupaten TTS
57
2. Luas Wilayah
Tabel 4.1
Luas Wilayah menurut Kecamatan di kabupaten TTS
58
3. Kondisi fisik
1. Topografi
berkisar antara :
di setiap kecamatan
59
e. dan tingkat kemiringan lereng 40 % ke atas seluas 39,91 km²
pantai) hingga 2.477 mdpl (puncak gunung Mutis). Sedangkan hasil dari
meter ke atas sekitar 51% di atas permukaan laut (dpl) dengan rincian
sebagai berikut: 0 - 500 Mdpl seluas 2.086,88; 500 - 1000 Mdpl seluas
1.556,98; 1000 - 1500 Mdpl seluas 276,15; 1500 - 2000 Mdpl seluas 74,92;
60
Kabupaten Timor Tengah Selatan ditinjau dari stratigrafi memiliki jenis
mutis (PPM), formasi mau bisse/batu gamping (Tr Pml), Formasi mau
bisse/lava bantal (Tr Pmv), formasi haulasi dan formasi noni tak teruraikan,
formasi manamas (Tmm) dan batuan ultra basa (Ub), batuan ekstrusi (basa,
kelurusan, kontak, sesar, sesar geser jurus, dan sesar naik. Sesar geser
Fatumnasi dan Mollo Selatan). Sedangkan untuk Sesar naik melitasi bagian
Kecamatan Nunkolo, sedangkan sesar lainnya, yaitu sesar garis jurus mulai
dari Batu Putih sampai Kota Soe, dengan adanya sesar, sesar garis jurus
61
wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dikelompokkan dalam wilayah
seluas 980,30 Km2 dan berbukit seluas 1929,78 Km2. Sedangkan relief
ketinggian antara 0 – 500 sekitar 49 % dan relief 500 meter ke atas sekitar
51% di atas permukaan laut (dpl) dengan rincian sebagai berikut: 0 – 500
Mdpl seluas 2.086,88; 500 – 1000 Mdpl seluas 1.556,98; 1000 – 1500
Mdpl seluas 276,15; 1500 – 2000 Mdpl seluas 74,92; 2000 – 2500 Mdpl
seluas 2,91.
2. Iklim
umum suhu udara di wilayah ini berkisar antara 18°–31 °C. Tingkat
Kabupaten TTS bisa berlangsung sangat lama yakni lebih dari 7 bulan
62
1.000–1.700 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 70–
3. Kerawanan Bencana
Berdasarkan data BPS, bencana alam yang tercatat dalam kurun waktu
Tabel 4.2
Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten TTS
No Kawasan Lokasi
1 Kawasan Rawan Banjir Tersebar di wilayah Kabupaten
2 Kawasan Rawan Longsor Tersebat di wilayah Kabupaten
3 Kawasan rawan Gelombang Kecamatan di sepanjang pantai selatan
Pasang yaitu Kecamatan Amanuban Selatan,
Kecamatan Kualin, Kecamatan
Kolbano, Kecamatan Kot‟olin,
Kecamatan Nunkolo, Kecamatan
Boking dan Kecamatan Toianas
4 Kawasan rawan Gempa Bumi Kecamatan Mollo Barat, Kecamatan
Mollo Utara, Kecamatan Mollo
Tengah, Kecamatan Mollo Selatan dan
Kecamatan Batuputi
5 Kawasan Rawan Tsunami Kecamatan Kualin, Kecamatan
Kolbano dan Kecamatan Amanuban
Selatan
6 Kawasan rawan Abrasi Kecamatan Kualin, Kecamatan
Kolbano
dan Kecamatan Amanuban Selatan
Sumber :RTRW Kabupaten Timor Tangah Selatan tahun 2012-2032
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Timor_Tengah_Selatan#Geografi
63
4. Demografi
1. Jumlah penduduk
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk per 2020-
2022 di Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2022
No Kecamatan Penduduk Laju
(ribu) pertumbuhan
penduduk
(2020-2022)
1. Mollo Utara 22,96 -0,59
2. Fatumnasi 6,80 -0,66
3. Tobu 10,04 0,12
4. Nunbena 5,54 0,43
5. Mollo Selatan 17,42 1,33
6. Polen 13,79 -0,79
7. Mollo Barat 7,31 -0,79
8. Mollo Tengah 7,78 0,43
9. Kota SoE 40,84 0,61
10. Amanuban barat 25,35 1,02
11. Batu Putih 13,61 0,89
12. Kuatnana 16,61 0.78
13. Amanuban Selatan 24,51 -0,69
14. Noebeba 12,48 0,54
15. Kuanfatu 19,84 -0,26
16. Kualin 20,53 -0,39
17. Amanuban Tengah 16,13 0,00
18. Kolbano 19,42 -0,18
19. Oenino 11,79 0,86
20. Amanuban Timur 16,21 -0,39
21. Fautmolo 7,50 -0,45
22. Fatukopa 6,05 2,17
23. KiE 23,51 0,61
24. Kot‟Olin 10,69 -0,69
25. Amanatun Selatan 18,38 -0,50
26. Boking 9,67 -0.60
27. Nunkolo 13,46 -0,59
28. Noebana 4,81 -0,50
29. Santian 6,02 -0,58
30. Amanatun Utara 16,16 -0,59
31. Toianas 11,91 -0,59
32. Kokbaun 3.02 -0,60
33. Timor Tengah Selatan 460,12 0,03
Sumber: Kabupaten TTS dalam Angka, 2022
64
Pada Kabupaten TTS jumlah penduduk terbanyak terdapat
Tengah Selatan tahun 2020 adalah 4,06 (BPS Provinsi NTT dalam
65
Tabel 4.4
Jumlah KK di Kabupaten TTS
No Kecamatan Jumlah KK
1. Mollo Utara 5.920
2. Fatumnasi 1.888
3. Tobu 2.377
4. Nunbena 2.167
5. Mollo Selatan 3.632
6. Polen 3.636
7. Mollo Barat 2.319
8. Mollo Tengah 1.882
9. Kota SoE 8.297
10. Amanuban barat 5.757
11. Batu Putih 4.028
12. Kuatnana 6.332
13. Amanuban Selatan 6.332
14. Noebeba 3.238
15. Kuanfatu 5.112
16. Kualin 5.240
17. Amanuban Tengah 3.453
18. Kolbano 5.428
19. Oenino 3.099
20. Amanuban Timur 4.803
21. Fautmolo 2.210
22. Fatukopa 1.693
23. KiE 6.082
24. Kot‟Olin 3.077
25. Amanatun Selatan 5.229
26. Boking 2.861
27. Nunkolo 4.057
28. Noebana 1.558
29. Santian 2.239
30. Amanatun Utara 4.587
31. Toianas 3.198
32. Kokbaun 1.128
3. Piramida penduduk
66
berusia 15-64 tahun) yaitu 64,79 %. Jika dilihat dari piramida
Gambar 4. 1
Piramida Penduduk Kabupaten TTS
4. Proyeksi Penduduk
berikut:
awal tahun
67
1 = konstantar
n = rentang tahun
Tabel 4.5
Proyeksi Penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan
5. Kemiskinan
68
Gambar 4.2
Jumlah Penduduk dan Garis Kemiskinan Kabupaten Timor
Tengah Selatan
Jumlah Penduduk dan Garis Kemiskinan
350
300
250
Axis Title
200
150
100
50
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Series 1 235.9 246.2 254.4 276.7 293.6 302.1 318.9 338.1
kemiskinan (lebih tinggi dari rerata Prov. NTT sebesar 4,15) dan
69
Gambar 4.3
Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten
Timor Tengah Selatan
Indeks Keparahan Kemiskinan
2.5
2
Axis Title
1.5
0.5
0
201 201 201 201 201 201 201 202
3 4 5 6 7 8 9 0
Indeks Keparahan Kemiskinan 0.99 1.25 1.74 1.4 2.15 1.96 2.09 1.73
70
dalam Rencana Detil Tata Ruang (RDTR). Pola permukiman di
Selatan, yaitu:
KK
71
penduduk yang mempunyai rumah sendiri maka semakin banyak
Tabel 4.6
Persentase Status Penguasaan Bangunan di Kabupaten
Timor Tengah Selatan
3. Kampung Adat
72
terdapat tungku perapian. Keempat tiang ini berfungsi untuk
pertemuan keluarga.
73
dimana penggunaan air tidak boleh berasal dari luar karena air
1. Prasarana Jalan
Tabel 4.7
Tingkat Kewenangan, Kondisi, dan Jenis Jalan di Kabupaten TTS
No Jenis Jumlah Presentase
1 Negara 88,70 5,59%
2 Provinsi 306,34 19,29%
3 Kabupaten 1.192,90 75,12%
Jumlah 1.587,94 100,00%
No Jenis Jumlah Presentase
1 Baik 660,62 41,60%
2 Sedang 401,36 25,28%
3 Rusak 78,75 4,96%
4 Rusak Berat 447,21 28,16%
Jumlah 1.587,94 100,00%
No Jenis Jumlah Presentase
1 Aspal 818.02 51,15%
2 Kerikil 722,34 45,49%
3 Tanah 47,58 3.00%
4 Lainnya - 0,00%
Sumber: Kabupaten TTS dalam Angka, 2021
74
4.1.2. Gambaran Ekonomi Kabupaten TTS
1. Struktur Ekonomi
atau kategori kegiatan ekonomi dibidang pertanian. Dari tabel 4.8 dapat
75
Tabel 4.8
Kontribusi Kategori usaha Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten
Timor Tengah Selatan Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2015-2019
76
usaha jasa pendidikan. Sumbangan usaha ekonomi kategori jasa
2018 yaitu sebesar 6,21 sampai dengan 5,84 persen, dan kembali
tahun 2015 yaitu 5,98 persen meningkat sampai angka 6,33 ditahun 2019.
ekonomi kategori tersier yang pengaruhi oleh usaha ekonomi kategori jasa
2. Pertumbuhan Ekonomi
mengalami peningkatan sejak tahun 2015 hingga tahun 2019. Pada tahun
77
2015 sebesar 4,39 persen sampai dengan tahun 2019 menjadi 5,10 persen.
persen
Gambar 4.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2015-2019
1. Suku Boti
adat yaitu Kampung adat Boti yang terletak sekitar 30 kilometer dari Soe,
segelintir yang tersisa dari pewaris tradisi suku asli pulau Timor, Atoin
Meto.
78
Gambar 4.5
Peta Kabupaten TTS
(Amanatun) dan Oenam (Mollo). Ketiga suku ini bersatu hati membangun
79
Gambar 4.6
Suku Boti
Suku Boti ada di wilayah Amanuban. Secara sosial religius Desa Boti
terbagi atas dua bagian yaitu Boti dalam dam Boti luar. Boti dalam adalah
dan masih menjaga keaslian budaya mereka, sedangkan Boti luar adalah
mereka dan lebih terbuka pada perkembangan. Pada mulanya tidak ada
yang namanya Boti luar atau Boti dalam karena leluhur mereka pada waktu
dahulu masih berpegang pada ajaran agama suku dan masih hidup melekat
terdiri dari sebelas belas marga antara lain: Tefu, Nabu, Neolaka, Asbilak,
80
Tekfan, Kao, Naat, Natonis, Lunesi, Tanesab dan Benu. kesebelas marga
berasal dari leluhur yang sama. Dari dua belas marga ini terbentuk suatu
pikirkan rezim ini terbentuk sebelum tahun 1955 jadi dituakan dari
Selain marga Benu orang yang ditentukan untuk menjadi juruh bicara dan
Kata „Boti‟ sendiri adalah kata yang diambil kata yang diambil dari
tempat yang mereka tempati disebut dengan nama Boti. Kelompok marga
tersebut berpindah tempat awal mereka ke tempat yang saat ini di namakan
Boti, disebabkan pada zaman dahulu sering terjadi perang antar suku,
bahwa ada musuh yang datang dan dengan gampang mereka mengatur
strategi untuk melawan musuh. Selain gunung menjadi tempat tinggal yang
aman, kaki gunungpun menjadi pilihan yang aman sebagai mereka, karena
81
zaman dahulu berpindah dari Fatuelaf ke tempat yang sekarang disebut
Boti.
bertanggungjawab atas seluruh urusan rakyat atau disebut juga Lasih Atoni
Pah Meto Usif juga adalah pemelihara utama tatanan ilahi, ia bertanggung
jawab untuk ritual yang dilakukan seni pengajiaan dari hal panen diatas
mesba yang besar (Tolah Naek) digunakan untuk mengorbankan dan untuk
ritual perang. Amaf (para tua-tua adat) secara struktural Amaf berada di
bawa Usif, fungsi Amaf pun hampir sama dengan Usif yaitu penyedia dan
tetua dalam suatu wilayah yang masih ada dalam pemerintahan kerajaan.
Selain Usif dan Amaf adapun yang disebut Mafefa (juruh bicara) :
dengan lais mete atau hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran dan
82
kerajaan saat ada kunjugan tamu atau saat berbicara kepada rakyat, Usif
diingin sampaikan Usif kepada rakyatnya selain mafefa ada yang disebuat
Meo (panglima perang) : Meo secara harafia berarti „kucing‟, Meo adalah
perang Meo akan menjadi orang tubuhnya kebal terhadap senjata atau
Atoniaubesi Ma Nak Fatu (Pria Dengan Tubuh Besi Dan Kepala Batu Atau
Keras Kepala).
Selain panglima perang atau Meo ada juga berperang sebagai tabib
orang-orang yang dipimpin oleh Usif, dan yang terakhir adalah Ate
bila terjadi peperangan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang
lain, dan salah satu kerajaan menang maka Ia akan kembali dengan
83
membawah tawanan dalam perang, bila terjadi peperangan antara kerajaan
yang satu dengan kerajaan yang lain, dan salah satu kerajaan menang,
Kampung ini terbagi menjadi dua, yakni Boti Dalam dan Boti Luar.
Jumlah penduduk Boti Dalam sikitar 77 kepala keluarga atau 319 jiwa,
sedangkan Boti Luar sekitar 2.500 jiwa. Hanya kampung adat Boti Dalam
yang mewarisi dan mempraktikan tradisi lokal dan agama asli yang di
sebut Uis Neno ma Uis Pah, dewa langit dan bumi. Penduduk Boti hanya
menggunakan pakaian yang mereka tenun dari benang katun yang mereka
pintal sendiri.
Gambar 4.7
Timor.Warga Boti Dalam tinggal di area seluas 3.000 meter persegi yang
84
Gambar 4.8
Umekbubu
Sumber:Dokumentasi Peneliti,2023
Masyarakat Desa Boti memiliki prinsip hidup yang mandiri dan tidak
serakah mereka sangat anti untuk merusak alam, bahkan mereka berusaha
untuk menjaga kelestarian alam yang ada disekitarnya. Hingga kini desa
Boti tetap memegang teguh adat dan kepercayaan nenek moyang secara
pelepah. orang Boti memiliki prinsip hidup sederhana, karena bagi mereka
bahwa hidup sederhana akan membuat mereka tidak merasa lebih satu
dengan yang lainya. Dalam wawancara dengan salah masyarakat suku boti
85
“hai atoni boti hai monit lo es lei hai mui fafi, bia, mis hai lo moin onla i,
hai meup neno neno he mia ma miun le nane lo pas neu kai,hai ka muif
ume naek ma uim tembok mis hai moin hai ka mi fuatom neu atoni
(Kehidupan kami orang Boti sudah seperti ini, kami ada sapi, babi tapi
kami tetap hidup sederhana kami hanya kerja untuk mencukupi kebutuhan
hidup kami setiap hari karena kami tidak mau menggantungkan hidup kami
kebutuhan, hal ini dapat kita lihat dari pembagian tugas kerja antara laki-
laki dan perempuan, pembagian tugas kerja masyarakat Boti Dalam sama
anak, dan menenun. Ketika melakukan wawancara bersama Raja Boti Usif
“Bife nok atoni mbi la ume nanan so mepun matulun es nok es he nati
mepu lenane nao mat mes so atoni msa nahin intukas es le mepu mbi lene,
hao muit onle hao fafi, hao bibi, bia ma mepu bian, te bife msa onan inim
msa so nahin in mepu es nahan mbu ume, paloil li ana ma mepu bian” 13
12
Wawancara pada tanggal 9 september
13
Wawancara pada tanggal 9 september
86
(Hidup dalam berumah tangga mestinya kita saling menolong antara laki-laki
memahami peran dan tugas kita masing-masing seperti laki laki harus
Gambar 4.9
Budaya Menenun dan Motif adat Suku Boti
Timor pada umumnya, namun ada beberapa yang sekarang tidak ada lagi
diantaranya ialah Ate, dan peran Meo tidak seperti zaman dahulu, karena
pada zaman sekarang tidak lagi terjadi peperangan sehinga peran Meo
87
kerajaan Boti Dalam yaitu: Usif (Raja), Amaf (tua-tua adat), Meo (panglima
perang dan saat ini beralih pengawal raja), Mafefa (juru bicara), Mnane
Salah satu tradisi yang masih dipegang masyarakat desa boti hingga
saat ini adalah sistem penanggalan atau kalender harian, dimana dalam
tradisi mereka dalam sepekan terdiri dari sembilan hari. Setiap hari
Hari yang dipercaya sebagai hari baik, cerah dan terang. Namun
keseharian
d. Hari Dewa Bumi dan Langit (neon Uis Pah ma Uis Neno)
88
Hari ini merupakan hari yang diperuntukkan bagi orang Boti Dalam
kesuburan, oleh karena itu pada hari ini orang Boti Dalam akan
sungut.
Hari ini adalah kesempatan bagi orang Boti Dalam untuk bekerja
maupun sesama.
89
tua dilarang untuk membatasi atau melarang aktifitas anak-anak
tersebut.
Pada hari itu mereka akan berhenti dari semua pekerjaan mereka
dalam setiap hari sedang keluar dan bekerja oleh karna itu tidak
Orang Timor pada umumnya memahami Uis Neno dan Uis Pah yaitu
(Aneot). Dia yang membawa perubahan, dia yang mengubah, dia yang
dilangit dan jauh sekali. Dia adalah satu-satunya yang ditinggikan (Afinit
90
Amnanut). Dia paling terang „Suci‟. Dia berdiri dan tidak dapat di dekati,
sehingga Kita bisa menyimpulkan bahwa Uis Neno menurut orang Timor
Uis Neno adalah Tuhan langit, dan Uis Pah adalah Tuhan Bumi. Uis Pah
yang hal-hal yang baik, maka mereka harus berdoa pada Uis Neno dalam
tingkatan pertama, dan Uis Pah dalam tingkatan kedua. Doa-doa tersebut
dipanjatkan melalui ritual yang dilakukan yang benar sesuai dengan aturan
yang telah ada Uis Pah juga sering diartikan sebagai Pah Tuaf (penjaga
bumi). Pah Tuaf adalah jelmaan dari Uis pah berupa seekor ular penjaga
Bumi. Dengan demikian maka Neno dan Uis Pah sangat berperan
yaitu et fatu bian ma hau bian artinya berada di balik batu dan balik pohon.
berada dibalik batu ataupun pohon, dan itu hanya sementara, karna arwah
orang Boti Dalam ketika memberi nama kepada anak mereka tidak bisa
91
lain dari nama leluhur atau orang tua, dan untuk mengetahui bahwa
seorang anak dilahirkan dan menangis, maka orang tua dari anak tersebut
seseorang mencuri pisang maka setiap orang dari masyarakat Boti Dalam,
jika saudaranya memiliki apa yang dicuri, maka ia tidak akan mencuri lagi,
dan menurut mereka sebenarnya jika orang diperlakukan seperti itu maka
“kami orang Boti dilarang untuk mencuri, kalau ada yang mencuri juga
kami tidak boleh pukul dia. Karena bila pukul berarti telah langgar
perintah untuk jangan hakimi orang. Baru-baru kami punya saudara satu
pencuri kurus (cabe), dan tuan kebun sendiri yang tangkap, setelah itu
92
kami lapor di usif dan kepala desa, lalu diputuskan untuk setiap warga
Semua ajaran dan aturan dalam kehidupan orang Boti Dalam adalah
hal yang terus diturunkan kepada generasi muda. Menurut bapak Heka
“Cara meneruskan ajaran dan aturan yang mengandung makna dan nilai
tersebut ialah melalui didikan orang tua kepada anak-anak kami setiap
hari di rumah, bukan saja rumah yang dijadikan tempat untuk mengajarkan
mereka”.15
waktu di mana ajaran dan aturan-aturan dibicarakan baik bagi orang tua
maupun anak-anak. Pada hari kesembilan semua orang Boti Dalam, baik
mereka percaya bahwa ada 9 hari dan perhitungan Sembilan hari itu
dimulai dari hari Senin (hari pertama), selasa (hari selasa), rabu (hari
ketiga), kamis (hari keempat), jumat (hari kelima), sabtu (hari keenam),
14
Wawancara pada tanggal 9 september
15
Wawancara pada tanggal 9 september
93
minggu (hari ketujuh), kembali lagi ke hari senin dengan hitungan lanjutan
ke hari kedelapan, dan selasa dihitung hari kesembilan. Ketika telah sampai
pada hari kesembilan maka perhitungan hari pertama akan dimulai lagi dari
hari rabu, dan kemudian kembali lagi ke hari kamis sebagai hari pertama.
Jadi hari senin sampai pada hari minggu, semua hari itu akan menjadi hari
mereka. Nilai-nilai dan aturan tersebut antara lain, berkaitan dengan kerja
berkonde. Tradisi berkonde bagi pria Boti Dalam selalu diwariskan dari
generasi ke gene rasi tidak dengan suatu ajaran tertulis, melainkan tradisi
ini diteruskan dengan cara memberitahukan secara lisan, tempat dan waktu
kesembilan. Setiap keluarga suku Boti Dalam tidak menolak bila ada anak-
anak mereka yang ingin keluar dari komunitas mereka atau tidak lagi
bila satu keluarga memiliki dua orang anak, maka salah satu anak mereka
akan diijinkan untuk bersekolah dan satunya lagi tetap tinggal dalam
94
komunitas mereka dengan maksud bahwa mereka bisa mengetahui sesuatu
dari dunia luar namun di satu sisi masih ada yang akan meneruskan dan
Sementara menurut kepala desa Boti bapak Balsasar Benu yang juga
merupakan salah satu masyarakat suku boti luar yang mengatakan bahwa:
aturan dan nilai-nilai yang ada di desa Boti luar dengan tiga
dalam tradisi budaya kami masih mengikuti tradisi orang Boti Dalam. 16
Gambar 4.10
Konde Pria Boti
harus berkonde dan itu sudah menjadi identitas mereka hal menjadi salah
satu aturan yang ada di dalam masyrakat suku Boti dalam yang bertujuan
untuk bisa membedakan antara masyrakat suku Boti luar dan suku Boti
16
Wawancara pada tanggal 9 september
95
bahwa pria tersebut sudah menikah dan pria dengan konde tepat pada atas
tersebut yaitu:
Gambar 4. 11
Sonaf (Istana Raja )
96
Sumber : Dokumentasu Peneliti, 2023
Sonaf merupakan tempat kediaman Raja yang dimana pada saat ada
tamu atau wisatawan yang berkunjung, harus terlebih dahulu meminta ijin
Gambar 4.12
Penginapan
penginapan ini merupakan hasil usaha sendiri dari masayarakat suku boyi
tanpa campur tangan pemerintah dan biayanya diberikan pada raja untuk
97
mengurus keperluan masyarakatnya dengan berpatokan pada adat yang
mereka pegang.
Gambar 4.13
Lapak Suku Boti
dihasilkan dari kapas yang dipintal manual oleh masyarakat suku boti
sendiri kemudian terdapat tas dari kain adat, gelang motif adat boti dan
98
pernak-pernik yang berciri suku boti, harganya bervariasi mulai dari
Gambar 4.14
Pameran
99
Sumber:Dokumentasi Peneliti, 2023
Lokasi pameran ini berada pada gerbang ke 2 masuk suku boti, pada
lokasi ini kita dapat melihat motif dari kain adat suku boti dan ayaman
serta patung ukiran yang dibuat sendiri oleh masyarakat suku Boti.
Semuanya hanya merupakan pameran dan tidak dijual, jika ada pengunjung
Dalam area suku Boti ini terdapat sebuah Lopo yang disebut Lopo
ana, lopo ini dilarang oleh Raja Suku boti untuk didekati dan
didokumentasi.
setiap tahunnya oleh masyarakat suku Boti yaitu upacara Memanggi Hujan,
2. Benteng None
100
Indonesia. Untuk menuju Benteng None dari Kota Kupang kita bisa
menggunakan jasa Trevel (Rp 50.000) atau Bus (Rp 30.000). Dari Kupang
menuju Benteng diperlukan total waktu sekitar 3 Jam. Dari Kota Soe
Tetaf. Benteng ini terletak di pinggir jalan sebelah kanan dengan Gapura
selamat datang. Dari gapura kita harus berjalan masuk sekitar 10 menit
harus meminta ijin dan ditemani oleh Penjaga benteng yang juga
yang akan memberi penjelasan seputar benteng. Benteng ini didirikan pada
mendiami di Sonaf /Istana Niki - niki. Benteng ini didirikan karena sering
terjadinya, permusuhan antara suku yang satu dengan suku lainnya, dimana
suku lain itu seperti suku Amanatun dan Mollo. Saat itu belum ada agama
tradisional (Lopo dan Ume Kbubu ), Pene, Bak-bak, Otenaus, Bol Nu'ut,
101
tumbuhan berduri (Kaktus) dan bagian lainnya terdapat jurang sehingga
Gambar 4.15
Pagar Benteng
sebagai tempat tidur dan memasak yang berada pada posisi tengah benteng.
Gambar 4.16
Lopo
pepohonan besar dan sebuah kayu setinggi 1 meter yang tertancap di tanah,
102
Gambar 4.17
Pene
perang nanti akan kalah dan menang. Media yang digunakan adalah Kayu
sekitar 1 meter, satu telur ayam, arang, dan piring. Media pertama yang
penyangga lopo kecil. Jika saat kayu ditelentangkan dan ujung ibu jari
Gambar 4.18
Ote’Naus
103
Selanjutnya mengunakan telur yang di beri garis menggunakan arang
Gambar 4.19
Telur
Gambar 4.20
Bol Nu’ut
104
Kalewang/Parang. Saat menang Kepala Musuh akan dipotong dan di
diberi api untuk mengasapi kepalah musuh denga tujuan agar otak dan
darahnya kering sehingga saat dipersembahkan kepada Raja tidak bau. Saat
gelar ”Meo” sementara benteng akan disebut “Kot”. Selain upacara perang
juga terdapat upacara menjelang dan sesudah panen yang disebut Poit Pah.
yang tersusun atas batuan dengan ditengahnya terdapat sebuah tiang atau
harapan agar mendapat hasil panen yang baik. Upacara panen dilakukan
yang ada.
105
Gambar 4.21
disusun berurutan sebagai hiasan. Didalam lopo juga ada hiasan berupa
makanan sehingga tiang lopo di beri papan berbentuk lingkaran agar tikus
tidak memakan hasil panen. Dibagian atas lopo terdapat sebuah pintu
terkadang kita bisa mengikuti upacara adat yang dipimpin oleh kepala suku
dari bahan dasar kayu dan bambu yang diukir mulai dari harga Rp 50.000.
106
Gambar 4.22
Ukiran Kayu
3. Sonaf Amanuban
107
Gambar 4.23
Kerajaan Amanuban
Dengan kemampuan yang dimiliki oleh Olak Mali dan isterinya yang
Tunbes bahwa dia (Olak Mali) adalah penguasa dan Pemimpin Amanuban
( Raja atau Usif). Hal ini dibuktikannya kepada Nubatonis dengan beberapa
108
menjadi Raja Amanuban ( Banam ) sekaligus peristiwa ini merupakan cikal
bakal terbentuknya Kerajaan Amanuban. Bukti fisik yang ada hingga saat
Gambar 4.24
Sonaf Amanuban
Posisi istana (sonaf) Raja Nope yang berada di tengah dengan pagar
Tunbes ini adalah kerajaan Amanuban itu sendiri. Raja Nope di Banam
yakni nun ana banam ma let ana banam untuk aman turun temurun on oof
109
Awal mula kerajaan Amanuban dipercayai oleh masyarakat karena
Amarasi, ketiga kerajaan ini dianggap berasal dari tiga orang bersaudara.
untuk menyebut orang atau masyarakat Amanuban dan juga untuk wilayah
Amanuban. Kata Banam terbentuk dari dua suku kata " ba" dan "nam". Ba
adalah awalan (prefiks) yang sejajar dengan awalan ber dalam bahasa
Indonesia yang berarti mempunyai. Kata 'nam' atau 'na nam' dalam
bahasa Timor (uab meto) mempunyai arti merangkak atau merayap. Dalam
tradisi adat dan adat istiadat Timor, termasuk Amanuban, penduduk atau
rakyat Amanuban yang mau bertemu dengan Raja harus merangkak atau
suku yang ada di kuan tubu Tunbes yang bernama Nuban dengan sebutan
sapaan bapak kepada Nuban. Ama Nuban sama dengan Bapak Nuban. Kata
Ama atau Am biasa juga digunakan untuk menyapa atau memanggil orang
Tenis (Bapak Tenis). Sebutan atau panggilan Bapak kepada seseorang tidak
110
serta merta diartikan sebagai Raja atau Usif karena tidak semua bapak itu
adalah Raja atau Usif. Banam Tuan sama dengan Tuan atau pemimpinnya
cendana maka saat itu sudah ada beberapa Raja kerajaan di Timor yang
bisa dan senang diajak bersahabat dan bekerja sama. Williiem Jacobsz
da Costa III yang bernama Simao da Costa kawin dengan bi Noni Nope.
111
Amanessi meminta diberi gelar Don (Schulte Nordholt,1971). Kekejaman
Timor.
Batu bertulis ANNO 1709 (secara jelas batu tersebut tertulis DRB dan
tulisan ANNO 1709, batu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran panjang
Raja pemimpin Amanuban saat itu adalah Don Michel (Don Migil)
112
Pada tahun 1756 Raja Amanubang Don Louis II juga ikut
Pavicini pada 9 Juni 1756, menurut catatan VOC 1941, itu selain di tanda
tangani oleh Raja Don Louis juga di tanda tangani oleh Don Bastian fettor
setengah hari perjalanan dari Kupang. Jacobus Albertus pada tengah malam
Amanuban.
kota Niki-niki dan menetapkan nama Nope (awan) sebagai marga dinasti
(Baki Klus). Raja Don Louis III wafat di Niki-niki tahun 1824 dan
113
Nenosae adalah istri dari Raja Don Louis III. (Regeeringsalmanak van
Belanda).
istana raja. Perkataan Niki-Niki berasal dari kata Nik Nik yang berarti
laporan Belanda, Raja Sufa Leu sebagai kekuasaan yang berdiri secara kuat
dan bebas dari pengaruh dan tekanan kolonial yang memerintah dengan
keras dan saling mencurigai, semua rakyatnya tunduk dan patuh kepadanya
dengan rasa hormat dan takut. Setiap rakyat Amanubang yang berhadapan
wajah raja ini (harus menutup mata / na bil). Raja Sufa Leu pada tanggal 1
Setelah Raja Sufa Leu alias Raja Bil Nope gugur sebagai pahlawan
dengan membakar dirinya (Lan Ai) pada bulan Oktober 1910, maka
Belanda. Raja Noni Nope sebagai kepala zelf bestuur Amanuban dengan
dibantu oleh dua orang fettor yakni fetoor Noe Liu Zanu Nakamnanu (Noe
Nakan) dan Fettor Noe Bunu Boi Isu (Noe Haen) dengan satu mafefa Tua
114
Menurut Arsip Nasional di Den Hag Belanda tentang Raja-raja
sulung bernama Raja Zanu Nope dengan saudaranya Pa'e. Menurut catatan
Leu gelar Bil Nope ada dua orang laki-laki yaitu Kusa Nope (Fatu Auni),
Raja Pae Nope menggantikan ayahnya Raja Noni Nope sebagai Raja
menjadi tiga kefetoran dengan menambah lagi kefetoran Noe Beba yang
dipimpin oleh keluarga Nope sendiri. Pada tahun 1939 Raja Pae Nope
yakni Noe Bunu, Noe Hombet, Noe Siu, Noe Liu, Noe Muke, Noe Beba,
Noe Meto.
Permaisuri dari Raja Pae Nope bernama Ratu bi Siki Nitibani berdiam
adiknya yaitu Kusa Nope ( fettor Noe Meto), bi Feti Nope, dan Kela Nope
(juga menjadi fetor Noemeto). Raja Pae Nope juga mempunyai beberapa
orang istri seperti bi Fanu Tnunai, Bi Kohe Nitibani (ibunda dari Raja Kusa
115
Kohe Babis, bi Bene Boimau, dan bi Seong Wun. Bi Kohe Nitbani adalah
anak dari bi Oki pelayan (ate) yang tinggal di dalam sonaf Neke.
Putra Mahkota Johan Paulus Nope atau Raja Leu Nope menggantikan
ayahnya sebagai Raja Amanuban 1946 karena raja Pae Nope sudah berusia
Johan Paulus Nope juga memiliki banyak istri yakni bi Nino Selan, bi
Kohe Nitibani,bi Obe Banamtuan, bi Fenu Selan, bi Muke Tse, bi Liu Tse,
bi Sufa Asbanu, bi sabet Abanat, dan bi Kaes Beti. Raja Leu Nope
atau Johan Paulus Nope kemudian dibaptis menjadi Kristen Protestan dan
Seluruh rakyat Amanuban sering juga menyebut Raja Leu Nope dengan
berambut panjang), Usi Tata (Raja yang juga seorang kakak dalam
116
Nisnoni (Raja Kupang) terpilih masing-masing sebagai ketua dan ketua
Raja Amanuban Johan Paulus Nope yang hadir dalam sidang tersebut
Amanuban anak laki-laki dari Raja Johan Paulus Nope yang bernama Louis
Amanuban. Raja Pae Nope dan Raja Johan Paulus Nope wafat pada tahun
1959 di Niki-Niki.
Nitibani disusul bi Kina dan bi Sole. Ada tujuh raja Amanuban yang
117
dan putera mahkota berhak menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja.
Putra mahkota adalah putra sulung raja yang lahir dari permaisuri.
Raja-raja
1. Olak Mali.
2. Ol Banu.
3. Bil Banu.
4. Tu Banu.
5. Louis I (Tunbes).
6. Bill (Pili).
8. Tubani (1786-1808).
118
4.2. Hasil dan Pembahasan
merupakan hal yang penting dalam menarik kunjungan wisatawan karena menjadi
daya tarik tersediri, keunikan dan nilai-nilai budaya merupakan hal yang menjadi
ciri khas tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan. Warisan
budaya seperti situs budaya, rumah adat, upacara dan ritual adat, tarian dan musik
tradisional dari masayarakat suku Timor menjadi daya tarik bagi wisatawan
karena, tempat-tempat wisata seperti pantai dan gunung juga mereka miliki tetapi
budaya pada suatu tempat hanya ada pada tempat tersebut dan tidak ada di tempat
lain dan menjadi daya tarik dan ciri khas tersendiri pada tempat tersebut” 17
Menurutnya budaya pada suatu tempat adalah ciri khas tempat tersebut dan itu
menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung dan ingin melihat bagaimana
budaya pada suatu tempat, ini merupakan suatu peluang yang baik pada objek
dalam pengembangan objek wisata dengan begitu maka akan membuat wisatawan
17
Wawancara Pada Tanggal 9 September
119
dalam objek wisata juga di tuturkan oleh sekertaris Dinas Pariwisata Kabupaten
SDM, baitu itu dari pemerintah maupun masyarakat. Jika pemerintah berusaha
untuk mengelola dan tanpa dukungan masyarakat maka akan terhambat dan
pengelolaan objek wisata juga terus dilakukan melalui APBD sehingga kebutuhan-
penting yang sedang teus diusahakan oleh Pemda Kabupaten Timor Tengah
Selatan”18
Timor Tengah Selatan dan sedang diusahakan oleh pemerintah Kabupaten Timor
Tengah Selatan selain itu juga butuh bantuan dari masyarakat dalam
18
Wawancara Pada Tanggal 4 September
120
Timor Tengah Selatan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan objek-objek
sebagai regulator dan masyarakat sebagai eksekutor karena masyarakat yang lebih
dan kerjasama antar lembaga untuk turut mengembangkan potensi yang dimiliki
penelitian ini menggunakan penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Hasil dari
penelitian ini berupa strategi pengembangan tiap masing-masing objek yang telah
121
aksesibilitas. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan pengunjung dalam
berwisata sebanyak-banyaknya.
1. Suku Boti
berikut:
Tabel 4.9
Matriks Faktor Internal dan Eksternal
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan Peluang
1. Budaya yang masih sangat kental 1. Dukungan positif dari pemerintah
(Kesenian,ketrampilan lokal, filosofi (promosi pariwisata, pembangunan
dll) infrastruktur, bantuan modal )
2. Ritual dan upacara adat yang masih 2. Lingkungan yang masih asri dan alami
terjaga hingga saat ini 3. Memiliki daya tarik bagi wisatawan
3. Masyarakat yang ramah 4. Meningkatkan sumber pendapatan
4. Keberadaan objek wisata
Kelemahan Ancaman
1. Infrastruktur jalan yang masih rusak. 1. Pembangunan yang merusak keindahan
2. Ketersediaan transportasi umum yang dan kelestarian objek wisata
kurang memadai 2. Masuknya perkembangan zaman yang
3. Kurangnya promosi pariwisata mengancam
4. masih kurangnya Money Changer/ 3. Kurangnya sadar wisata bagi
penukaran mata uang asing wisatawan (pengrusakan sarana dan
prasarana pariwisata)
4. Masuknya campur tangan pemerintah
dalam pengelolaan
Sumber:Data Olahan Peneliti,2023
122
Semua aspek tersebut terangkum dalam aspek kekuatan dan
merupakan hasil matriks IFAS dan EFAS yang diperoleh dengan merata
rata hasil penilaian yang telah diberikan terhadap kondisi internal dan
Tabel 4.10
Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS)
Hasil perhitungan pada tabel 4.10 diatas maka kekuatan terbesar yang
dimiliki Suku Boti adalah budaya yang masih sangat kental dan ritual dan
upacara adat yang masih terjaga hingga saat ini, sedangkan kelemahan yang
123
diikuti dengan infrastruktur jalan yang masih rusak membuat akses ke Suku
Tabel 4.11
Esxternal Strategic Factors Analysis Summary (EFAS)
Pada tabel 4.11 peluang terbesar dari Suku Boti ini adalah Lingkungan
yang masih asri dan alami sehingga menjadi pendukung objek wisata ini
124
Tabel 4.12
Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT
Suku Boti
No Uraian Nilai
1 Faktor Internal
a. Kekuatan 3.98
b. Kelemahan 2.14
2 Faktor Eksternal
a. Peluang 3.22
b. Ancaman 1.50
Sumber : Hasil olahan Peneliti, 2023
dihitung selisih antara kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
125
Diagram 4.1
Analisis SWOT Suku Boti
Strategi Strategi
Putar Balik 3 Agresif
0,5
W S
-3 -2 -1 -0,5 0,5 1 1,84 2 3
-0,5
Strategi
Strategi 2 Disversifikasi
Divensif
126
dan kekuatan untuk merumuskan strategi baru agar mendukung
strategi pada kuadran ini adalah Progresif, dimana objek wisata Suku Boti
sebagai berikut:
127
Tabel 4.13
Matriks Analisis SWOT
128
1. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
peluang:
paket wisata.
129
3. Strategi S-T(Strenght-Threath)
130
1. Melakukan pengembangan infrastruktur dan fasilitas demi kenyamanan
wisata tersebut.
131
2. Benteng None
Tabel 4.14
Matriks Faktor Internal dan eksternal
peluang dan ancaman. Berikut dipaparkan hasil matriks IFAS dan EFAS
132
Tabel 4.15
Internal Factor Analysis Summary
Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa kekuatan terbesar pada objek
wisata Benteng None ini adalah pada situs bersejarah yang dimiliki oleh
Benteng None yang menjadi saksi bisu sejarah, sedangkan kelemahan pada
objek wisata Benteng None ini adalah kurangnya fasilitas pendukung pada
Tabel 4.16
Ekternal Factor Analysis Summary
Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai
(Bobot x skor)
Peluang
1. Dukungan dari pemerintah 0,4 2 0.80
2. Lokasi yang mudah dijangkau 0,6 3 1.80
Jumlah Peluang 2,60
Ancaman
Perkembangan zaman 0,75 2 1,50
Pembangunan 0,25 1,5 0,38
Jumlah Ancaman 1,88
JUMLAH KESELURUHAN 1 0,72
Sumber:Hasil olahan peneliti, 2023
133
Pada tabel 4.16 peluang terbesar dari Benteng None ini adalah Lokasi yang
Tabel 4.17
Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT
Benteng None
No Uraian Nilai
1 Faktor Internal
a. Kekuatan 2,30
b. Kelemahan 1,08
2 Faktor Eksternal
c. Peluang 2,60
d. Ancaman 1.88
Sumber : Hasil olahan Peneliti, 2023
134
Diagram 4.2
Analisis SWOT Benteng None
Strategi Strategi
Putar Balik 3 Agresif
0,5
W S
-3 -2 -1 -0,5 0,5 0,72 1 1,84 2 3
-0,5
Strategi
Strategi 2 Disversifikasi
Divensif
135
wisata Benteng None dapat terus melakukan pengembangan karena
Tabel 4.18
Matriks Analisis SWOT
136
Berikut strategi yang direkomendaasikan sebagai strategi kekuatan-
peluang:
objek wisata.
3. Strategi S-T(Strenght-Threath)
137
1. Membuat peta wisata.
jalur wisata
138
3. Melakukan koordinasi terkait kebutuhan dan memfasilitasi kebutuhan
objek wisata.
7. Pengangkatan tenaga kerja ahli bagian pariwisata dari dalam daerah yang
wisata tersebut
3. Sonaf Amanuban
139
Amanuban terangkum dalam matriks EFAS (External Factors Analysis
Summary).
Tabel 4.19
Matriks Faktor Internal dan eksternal
hasil matriks IFAS dan EFAS diperoleh dengan rata-rata hasil penilaian
yang telah diberikan terhadap kondisi internal dan eksternal pada Sonaf
Amanuban.
Tabel 4.20
Internal Factor Analysis Summary
140
Pada tabel 4.20 dapat dilihat bahwa kekuatan terbesar pada objek
wisata ini Sonaf Amanuban adalah pada situs bersejarah yang dimiliki oleh
Tabel 4.21
Ekternal Factor Analysis Summary
Pada tabel 4.21 peluang terbesar dari Sonaf Amanuban ini adalah
Lokasi yang mudah dijangkau karena terletak + 100 m dari dalan negara,
141
Tabel 4.22
Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT
Sonaf Amanuban
No Uraian Nilai
1 Faktor Internal
a. Kekuatan 2,57
b. Kelemahan 1,79
2 Faktor Eksternal
e. Peluang 2,13
f. Ancaman 2,38
Sumber : Hasil olahan Peneliti, 2023
dihitung selisih antara kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
142
Diagram 4.3
Analisis SWOT Sonaf Amanuban
Strategi Strategi
Putar Balik 3 Agresif
(-0,25 , 0.78) 1
0,78
)
0,5
W -3 -2 -1 -0,5 -0,25 0, 1 1,84 2 3
S
-0,5
Strategi
Strategi 2 Disversifikasi
Divensif
Amanuban menghadapi peluang yang besar, akan tetapi di lain sisi strategi
143
pengembangan mengalami beberapa kendala/kelemahan internal.
Rekomendasi strategi pada posisi ini adalah Perubahan Strategi, objek Sonaf
peluang tersebut.
Tabel 4.23
Matriks Analisis SWOT
144
1. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
kekuatan-peluang:
145
dampak ancaman eksternal. Berikut strategi yang direkomendasikan
Wisata
jalur wisata
146
2. Membuat Peta Wisata.
objek wisata.
wisata tersebut
147
4.2.3 Strategi dan kebijakan dalam pengembangan objek wisata terpadu
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis SWOT pada objek wisata Suku
Boti, Benteng None dan Sonaf Amanuban yang dirangkum dalam Objek wisata
berikut:
Tabel 4.24
Strategi dan kebijakan dalam pengembangan Objek Wisata Terpadu
Kabupaten Timor Tengah Selatan
148
4.2.4 Lesson and Learn
Lesson and Learn dalam penelitian ini adalah hal yang dilakukan
untuk melihat Perkampungan adat Nagari Sijunjung Sumatra Barat yang sudah
umum yang kurang memadai pada lokasi tujuan wisata, Kurangnya kesadaran
masyarakat dengan potensi yang ada serta keterbatasan sumber daya yang
sama yang baik antara pemerinah dan masyarakat, serta Masih kurang
Sumatra Barat.
dianggap berhasil , dapat dilihat bahwa dalam membangun citra dan daya tarik
sebagai bentuk pariwisata budaya yang ada pada perkampungan adat Nagari
Sijunjung pada tahun 2019 mendapatkan dan meraih peringkat kedua dalam
149
Begitu juga pada tahun yang sama dalam kejuaraan dunia arum jeram yang
Gadang yang ada di Perkampungan Adat sebagai tempat menginap para atlet
sebagai salah satu cara dimana suatu desa dapat berkembang dalam bentuk
ekonomi, sosial dan politik dengan lingkungan global hal ini terlihat dalam
Sijunjung sejak diresmikannya sebagai cagar budaya Nasional pada tahun 2014
150
seperti pelatihan tenun, pelatihan menjahit, latihan menerima tamu dan sebagai
pemandu wisata. 19
dan pengadaan infrastruktur serta fasilitas pada objwk wisata Kabupaten Timor
Tengah Selatan bisa dikatakan masih kurang hal ini disebabkan oleh
19
Hudson dan Townsend (1992 dalam Novitasari, 2019)
151
BAB V
5.1. Kesimpulan
Study kasus pada objek wisata Suku Boti, Benteng None dan Sonaf Amanuban
Melakukan promosi terkait makanan khas daerah dan karya seni dari
yang dihadapi yaitu kurangnya Komunikasi yang baik antara pemerintah dan
152
Fokus utama dalam pengembangan objek Wisata terpadu ini adalah
pada progam Paket Wisata yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, dimana
5.2. Saran
Tengah Selatan, yang berpusat pada kecamatan Batu Putih kemudian membuat
jalur wisata. Sehingga wisatawan bisa menikmati wisata yang dimiliki oleh
2. Membuat peta wisata. Pembuatan peta wisata dapat membantu wisatawan agar
mengetahui pada paket wisata mana wisatawan tersebut akan berkunjung dan
153
4. Meningkatkan promosi wisata. Promosi wisata dapat dilakukan melalui media
pemerintahan dan non pemerintahan juga merupakan suatu hal penting dan
154
DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2018. Nusa Tenggara Timur dalam angka
Dinas Pariwisata Kabupaten TTS, Jumlah Kunjungan wisatawan mancanegara dan
domestic
Khomenie, A., & Umilia, E. (2013). Arahan pengembangan kawasan wisata terpadu
Kenjeran Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 2(2), C87-C91.
Khomenie, A., & Umilia, E. (2013). Arahan pengembangan kawasan wisata terpadu
Kenjeran Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 2(2), C87-C91.
Mori S (2022). Kearifan Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampung Adat Boti
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Jurnal Pariwisata, 34-60
155
Rangkuti, F. (2013). SWOT–Balanced Scorecard. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititatif, dan R&B. Bandung. 334
hlm.
Link:
http://ariantosntt.blogspot.com/2016/07/benteng-none-kabupaten-tts.html
poskupangwiki.tribunnews.com:
https://www.google.com/amp/s/poskupangwiki.tribunnews.com/amp/2021/03/11/daft
ar-tempat-wisata-di-kabupaten-timor-tengah-selatan-provinsi-ntt
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Amanuban
https://perkim.id/profil-pkp/profil-perumahan-dan-kawasan-permukiman-kabupaten-
timor-tengah-selatan/
156
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Timor_Tengah_Selatan#Geografi
157
LAMPIRAN
1. Transkrip Wawancara
158
3 Apasaja kendala dalam pengelolaan dan Dalam pengelolaan dan pengembangan objek-
pengembangan objek wisata Suku Boti, objek wisata yang menjadi kendala adalah :
Sonaf Amanuban dan Benteng None ? 1. SDM yang kurang
2. Inisiatif yang kurang dari masyarakat dan
pemerintah pada objek wisata untuk ikut
mengelola objek wisata
3. Penganggaran untuk pengelolaan dalam hal ini
APBD yang sedikit.
4 Apakah masyarakat disekitaran objek Setiap tahun dinas pariwisata bersama pemerintah
wisata Suku Boti, Sonaf Amanuban dan kabupaten TTS melakukan festival pah meto
Benteng None ikut dilibatkan dalam masyarakat ikut serta dan aktif dalam memamerkan
pengelolaan objek wisata ? produk dari masing-masing objek wisata maupun
dari setiap kecamatan kemudian sekolah- sekolah
pun ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut
terakhir dilakukan pada 2018-2019 kemudian pada
tahun- tahun selanjutnya tidak diadakan lagi karena
terhambat oleh covid-19 selanjutnya tidak
dianggarkan lagi untuk kegiatan tersebut.
159
4 Kebijakan apa saja yang dipakai dalam Kebijakan yang dilakukan adalah kebijakan-
perencanan pengembangan objek kebijakan yang berpatokan pada RPJMD. RPJMD
wisata Suku Boti, Sonaf Amanuban dan sebagai pedoman dalam penyusunan pengebangan
Benteng None ? suatu wilayah jadi kebijakan yang kami lakukan
sesuai dengan apa yang ada dalam RPJMD. Ada
yang namanya pembangunan jangka menengah dan
ada juga pembangunan jangka panjang.
3. Kepala Desa Tetaf, Kepala Desa Niki-Niki, Kepala Desa Boti
1 Apa komponen yang dibutuhkan dalam Kepala Desa Tetaf (Benteng None): Lokasi dari
pengembangan objek wisata ? Benteng None perlu pengembangan lagi dan perlu
perhatian lagi. Pengembangan dan perhatian dalam
hal ini infrastruktur dan sarana prasarana yang
mendukung tempat wisata tersebut. Seperti fasilitas
MCK yang sudah rusak pada objek wisata benteng
None yang pernah dibangun oleh Dinas pariwisata
Kepala Desa Boti:
Dalam pengembangan Suku Boti yang perlu
ditingkatkan lagi adalah perbaikan infrastruktur
jalan sehingga memperlancar jalur keluar masuknya
pengunjung dalam suku Boti ini
Lurah Niki-Niki:
Yang dibutuhkan Sonaf Amanuban Untuk saat
sekarang ini adalah promosi. Sedangkan untuk
pemeliharaan dan perawatan Sonaf , sudah ada
Keluarga Nope atau keluarga Raja yang menempati
Sonaf tersebut, sehingga untuk perawatan dan
pemeliharaan dijaga langsung oleh pihak kerajaan
sendiri.
2 Bagaimana peran pemerintah dalam Kepala Desa Tetaf (Benteng None):
pengelolaan objek wisata ? Pihak pemerintah desa tetap mendukung karena
pada objek wisata tersebut masih menjaga
kelestarian dari benteng tersebut
Kepala Desa Boti :
Peran pemerintah dalam pengembangan objek
wisata ini hanya berada pada luar kawasan suku
Boti karena pada dasarnya Suku Boti tidak
menerima segala macam bantuan yang menurut
mereka tidak mendukung adat dan keaslian mereka
jadi pemerintah hanya bisa melakukan
pengembangan melalui perbaikan infrastruktur jalan
kemudian kebijakan-kebijakan penunjang objek
wisata ini
Lurah Niki-Niki:
Pengembangan objek wisata Sonaf Amanuban ini
dibawah tanggung jawab langsung oleh pihak
kerajaan . pengembangan terus dilakukan tetapi
keterbatasan dana membuat semuanya terhambat.
Promosi dan penentuan kebijakan sering dilakukan
dalam rangka pengembangan objek wisata ini.
3 Apa saja yang sudah dibuat oleh Kepala Desa Tetaf (Benteng None): dari pihak
pemerintah pada objek wisata dalam pemerintah desa sendiri pada tahun 2018-2019
160
rangka pengembangan objek wisata? mengadakan festival yang dikelola langsung oleh
yang bertanggung jawab di objek tersebut.
Kepala Desa Boti:
pemerintah desa Boti terus menerus memberikan
dukungan pada Suku Boti dan jika dari perncanaan
pemrintahan memberikan bantuan kami selaku
pemerintah desa menjadi jembatan atas bantuan
tersebut
Lurah Niki-Niki
Pengembangan dan pengelolaan yang dilakukan
oleh pemerintah Kelurahan Niki-Niki adalah dengan
menyiapkan papan petunjuk letak sonaf kemudian
membantu membuat pagar keliling pada area sonaf.
Pada pengelolaan dalam Sonaf sendiri itu di bawah
tanggung jawab dari ihak kerajaan sendiri tetapi jika
pihak kerajaan meminta bantuan maka kami
berdesedia membantu.
4 Apakah masyarakat dilibatkan dalam Kepala Desa Tetaf (Benteng None): Pihak dari
menjalankan program pengembangan Benteng None belum mau bekerja sama dengan
objek wisata ? pihak pemerintah yang berarti masyarakat sendiri
yang mengembangkan objek tersebut tanpa campur
tangan pemerintah
Kepala Desa Boti
ya. Ikut serta. Segala kebijakan yang dibuat oleh
suku boti dan pemerintah adalah ketetapan bersama
sehingga pelaksanaannya juga dilakukan secara
bersama-sama.
Lurah Niki-Niki
Pihak pemerintah desa selama ini terbuka dengan
apa saja yang dibutuhkan oleh pihak pengelola
kerajaan. Sehingga apapun yang butuhkan pasti
akan dilaksanakan oleh semua masyarakat
kelurahan Niki-niki
5 Apa saja kendala yang dihadapi dalam Kepala Desa Tetaf (Benteng None): Pihak
melaksakankan pengembangan objek pengelola Benteng None belum mau bekerja sama
wisata ? dalam mengembangkan objek wisata tersebut.
Kepala Desa Boti
yang dirasakan selama ini adalah penyesuaian
kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pihak
pemerintah dan Pihak suku Boti terkadang tidak
sejalan sehingga terkendala.
Lurah Niki-Niki
komunikasi yang kurang antara pihak pengelola dan
pihak pemerintah.
6 Apakah pemilik dan pemerintah sudah Kepala Desa Tetaf (Benteng None): Sejauh ini
saling bekerja sama dalam pemerintah sudah berusaha untuk bekerja sama
pengembangan objek wisata? tetapi dari pihak pengelola itu sendiri belum mau
bekerja sama dalam pengelolaan objek tesrsebut.
Kepala Desa Boti
Sudah ada kerja sama tetapi yang saya sudah
katakan bahwa perlu banyak penyesuaian antara
161
Suku Boti dan ketetapan dan kebijakan yang buat
oleh pemerintah
Lurah Niki-Niki
Kerja sama yang dilakukan sudah terjalin terus
menerus tetapi komunikasi yang dilakukan
terkadang tidak melalui pemerintah kelurahan
tetapi langsung dari pemerintah kabupaten ke Sonaf.
Hal ini dikarenakan pengelolaan sonaf amanuban
dibawah tanggung jawab dari pihak kerajaan
sendiri.
7 Bagaimana pembagian pendapatan yang Kepala Desa Tetaf (Benteng None): Semua dana
didapat dari objek wisata ? yang masuk pada objek wisata tersebut tidak
diketahui oleh pihak pemerintah Desa sehingga
tidak terdapat pembagian pendapatan untuk desa
Kepala Desa Boti
Untuk pembagiannya semua dikelola langsung oleh
pihak Suku Boti
Lurah Niki-Niki
Semua Pendapatan yang diterima oleh Sonaf
amanuban dikelola sendiri oleh pihak sonaf tidaak
ada pembagian pada pihak pemerintah kelurahan
4. Tua Adat
1 Apa saja yang sudah dibuat oleh Pengelola Benteng None: dari pihak pemerintah
pemerintah pada objek wisata dalam yang pernah dibuat adalah BAPPEDA (MCK),
rangka pengembangan objek wisata ? Dinas Pariwisata dan PPO infrastruktur jalan.
Pemerintah memang belum bekerja sama dengan
pengelol untuk pengembangan tetapi jika ada
dukungan dari pemerintah kami tetap siap menerima
tetapi kami tidak meminta.
Raja Suku Boti
Pembangunan harus menyesuaikan dengan adat
yang ada di sini. Kami punya aturan sendiri dan
jikaaturan yang pemerintah buat tidak sesuai dengan
aturan kami maka kami tolak
Pengelola Sonaf Amanuban
Pemerintah selalu menyediakan apa yang kami
butuhkan untuk menjaga kelestarian sonaf ini
2 Apakah pihak dari objek wisata Pengeola Benteng None: pihak pengelola Benteng
menerima rancangan pengembangan None selalu membuat usulan pengelolaan dan di
objek wisata yang dibuat oleh usulkan pada pemerintah namun realisasinya sampai
pemerintah ? saat ini belum ada. Pada tahun 2020 pernah
diusulkan namum semua dana di alokasikan pada
Covid-19.
Raja Suku Boti
Tidak semua rencana pemerintah kami terima. Yang
kam terima yang sesuai dengan aturan kami saja
Pengelola Sonaf Amanuban
kami selalu menerim rancangan pemerintah demi
kebaikan bersama kami selalu terima
3 Apasaja yang perlu dikembangkan lagi Pengeola Benteng None: perbaikan infrastruktur
dalam mengembangkan objek wisata? dan sarana prasarana yang perlu dikembangkan lagi
162
Raja Suku Boti
Dalam suku ini kami bisa jaga sendiri pemerintah
berurusan dengan pemerintah kami dengan aturan
kami. Pemerintah bisa perbaiki jalan dan akses
masuk ke desa Boti
Pengelola Sonaf Amanuban
Kami berharap agar kami juga terus diperhatikan
sebagai objek wisata yang baik dan dapat dikenal
banyak orang
4 Bagaimana dengan pendapatan yang Pengeola Benteng None: pendapatan yang diterima
diterima pada objek wisata ? di kelola langsung oleh pengelola benteng none.
Pendapatan tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu
inventaris, adminisatrasi dan motivasi.
Raja Suku Boti
Pendapatan yang di dapat oleh kami kami pakai
sendiri untuk mengembangkan suku kami sesuai
dengan apa yang menjadi aturan kami
Pengelola Sonaf Amanuban
kami pakai untuk mengebangkan dan memelihara
sonaf ini
5. Masyarakat
1 Bagaimana peranan pemerintah dalam Masyarakat sekitaran Benteng None: sejauh ini
pengelolaan objek wisata ? hanya terdapat beberapa saja pembangunan yang
paling mencolok adalah pembangunan infrastruktur
jalan.
163
ada anjuran dari pihak Kelurahan untuk pembuatan
pagar kami sama-sama melaksanakannya.
3 Bagaimana tanggapan masyarakat Masyarakat sekitaran Benteng None: benteng
terhadap objek wisata ? None ini merupakan suatu objek wistata sejarah
yang dimana banyak menyimpan budaya orang
timor jadi pelestarian budaya dan benteng none ini
harus tetap dijaga sehingga tidak termakan oleh
perkembangan zaman
Masyarakat Suku Boti
Ini merupakan budaya dan rumah kami jadi ami
harus setia pada aturan yang berlaku supaya
keaslian Suku Timor terus terjaga
Masyarakat Kelurahan Niki-Niki
Objek wisata ini sebernarnya sangat bagus karena
menjadi saksi bisu dalam perkembangan kerajaan
Amanuban sehingga perlu peelirahaan lebih lanjut
dan pengelolaan yang maksimal
4 Apasaja manfaat yang didapat oleh Masyarakat sekitaran Benteng None: sejauh ini
masyarakat dalam pengembangan objek kami turut bangga karena budaya kami masih
wisata? terjaga hingga saat ini dan anak cucu kami masih
bisa melihat dan mengetahui budaya dan terutama
adalah kami bagian dari Benteng None ini.
Masyarakat Suku Boti
Sejah ini kami mendapat adalah berbagi macam
bantuan tetapi tidak semua kami terima dan itu
sesuai dengan aturan kami disini dan kami juga
dapat mengembangkan adat istiadat kami diini
dengan terus mendapat dukungan dan bantuan dari
pemerintah.
Masyarakat Kelurahan Niki-niki
Manfaat yang didapat adalah kita bisa menunjukan
kepada dunia bahwa kita punya suatu keunikan
yaitu budaya kitaselain itu juga akan menambah
pendapatan bagi masyarakat sekitaran objek wisata
ini
5 Apasaja komponen yang dibutuhkan Masyarakat sekitaran Benteng None:
dalam pengembangan objek wsiata? infrasturktur jalan pada dasarnya perlu
pengembangan lagi, kemudian dibutuhkan semacam
Homestay dan MCK pada sekitaran area benteng
None ini
Masyarakat Suku Boti
Perbaikan akses untuk masuk ke desa boti sehingga
suku ii terus dikenal oleh semua orang
Masyarakat Kelurahan Niki-niki
Perlunya peningkatan promosi objek wisata ini
sehingga teru dikenal uas oleh wisatawan dalam dan
luar negeri
164
6. Wisatawan
1 Apakah pengunjung nyaman berada di Benteng None
objek wisata ? Kekurangan sarana prasarana yang terkadang
membuat ketidaknyaman dalam berwisata seperti
MCK, Rumah Makan, tempat menginap
Suku Boti
Infrastuktur jalan dan kendaraan yang masuk ke
suku boti menjadi kendala kami dalam berkunung
selain itu penyambutannya kemudian fasilitasi di
suku boti telah dilengkapi oleh masyarakat Suku
Boti
Sonaf Amanuban
Ini merupakan objek wisata yang sangat baik jika
mendapatkan perhtian lebih karena menjadi saksi
perkembangan kerajaan Amanuban namun
kekurangan informasi akan objek ini adalah sangat
penting.
2 Bagaimana fasilitas yang sudah ada Benteng None
apakah memberikan kenyamanan bagi Pada objek wisata ini fasilitas dan sarana prasarana
pengunjung? masih sangat kurang seperti ketiadaan MCK,
Rumah makan, HomeStay.
Suku Boti
Kenyamanan sudah didapatkan karena dalam suku
ini terdapat Home Stay tempat untuk menginap dan
untuk makan disediakan juga kemudian MCK juga
sudah disediakan
Sonaf Amanuban
Fasilitas terdekat sudah ada akan tetapi sebaiknya
menggunakan Tour Giud yang mengerti dan tau
cara masuk ke sonaf ini
3 Apakah terdapat keluhan atau kesulitan Benteng None
dalam mengunjungi objek wisata ? Tidak karena di Benteng None ada gapura
penunjuk kemudian didampingi juga oleh pengelola
Benteng None
Suku Boti
Keluhannya terdapat pada akses untuk menuju ke
suku boti baik itu infrastruktur jalan dan kendraan
yang masuk ke suku boti
Sonaf Amanuban
Tidak ada
4 Apakah yang perlu dikembangkan lagi Benteng None
dalam pengembangan pariwisata Perbaikan infrastruktur jalan kemudian penyediaan
khususnya pada objek wisata ? barang-barang antic dan mengadakan fasiitas
penunjang pada objek wisata ini, kemudian Promosi
yang perlu terus di lakukan
Suku Boti
Perbaikan akses kendaraan yang menuju Suku Boti,
Infrastruktur jalan, peningkatan promosi karena
objek wisata ini sangat bagus.
Sonaf Amanuban
165
Perlu adanya promosi tentang objek wisata ini
kemudian pengadaan barang-barang milik kerajaan
yang membuat suasana untuk masuk ke kerajaan
terasa lebih nyata
5 Apakah pesan dan kesan serta saran bagi Benteng None
pengembangan objek wisata ? Objek wisata ini bagus dengan segala keunikan di
dalamnya akan tetapi perlu perhatian lebih dan
pengembangan dari masyarakat dan pihak
pengelola
Suku Boti
Suku Boti sudah terkenal hingga ke seluruh dunia
karena keaslian alamnya maka dari wisatawan
tertarik untuk terus berkunjung pada objek wisata
ini namun peningkatan infrasstrktur perlu ada.
Sonaf Amanuban
Sonaf Amanuban ini sebenarnya sangat potensial
karena meruakan saksi dari perjalanan kerajaan
amanuban ini jika mendaatakan perhatian
pemerintah dengan peningkatan dan pengelolaan
maka akan menjadi objek wisata yang bagus.
166
2. Lampiran Dokumentasi Penelitian
Kabupaten TTS
167
Wawancara dengan informan Pengelola Benteng None
168
Wawancara dengan Informan Sonaf Amanuban
169
Wawancara dengan informan Raja Suku Boti
170