ID Uji Aktivitas Antioksidan Dan Penghambat
ID Uji Aktivitas Antioksidan Dan Penghambat
Abstrak
Wanita suku Dayak di daerah Kalimantan merawat kulit dengan bahan alam, salah satunya dengan kulit batang
taya (Nauclea subdita). Kandungan flavonoid yang banyak ditemukan pada bahan alam memiliki efek
antioksidan dan mampu menghambat secara langsung aktivitas tirosinase pada proses melanogenesis.Tujuan
penelitian adalah menguji aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase ekstak kulit batang taya, membuat
sediaan gel ekstrak batang taya yang stabil serta melakukan uji keamanan dan manfaat terhadap kulit. Uji
aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Uji penghambatan tirosinase dilakukan dengan asam
kojat sebagai pembanding. Uji keamanan dan manfaat dilakukan terhadap subjek wanita dewasa sehat usia 35-
50 tahun dengan kulit sehat dan normal. Hasil uji penghambatan tirosinase ekstrak menunjukkan nilai IC 50
568.58 µg/mL pada L-tyrosine dan 1374.69 µg/mL pada L-DOPA. Hasil uji antioksidan ekstrak memiliki nilai
IC50 48.78 µg/mL dan dapat dikategorikan sebagai antioksidan yang kuat (<50 µg/mL). Hasil uji stabilitas
sediaan gel yang mengandung ekstrak kulit batang taya selama 12 minggu menunjukkan gel stabil secara fisik.
Uji keamanan dan manfaat sediaan gel menunjukkan gel aman digunakan secara topikal dan uji manfaat
menunjukkan perubahan peningkatan elastisitas kulit.
Kata kunci: Nauclea subdita; Tirosinase; Antioksidan; Gel; Elastisitas kulit
Abstract
Dayak women in Borneo treat their skin with natural ingredients, one of which is taya cortex (Nauclea subdita).
Flavonoids that can be found in natural ingredients have antioxidant effect and can inhibit the activity of
tyrosinase in melanogenesis process. The research objectives were to measure the antioxidant activity and the
inhibition of tyrosinase of taya cortex extract, to obtain a stable formulation of taya cortex extract gel, and to
determine the safety and efficacy on human skin. The method used for antioxidant activity test was DPPH
method. The inhibition of tyrosinase was conducted with kojic acid as control. The safety and efficacy test were
conducted to healthy women ages 35-50 with healthy and normal skin. The results show IC50 value of 568.58
µg/mL in L-tyrosine and 1374.69 µg/mL in L-DOPA for inhibiton of tyrosinase. Antioxidant activity assay of the
extract shows IC50 value of 48.78 µg/mL and can be categorized as a powerful antioxidant (<50 µg/mL). The
formulation of gel containing taya cortex extract was physically stable for 12 weeks. Safety test and efficacy test
of the gel show the gel is safe to use topically and show an increase in skin elasticity.
Keywords: Nauclea subdita; Tyrosinase; Antioxidant; Gel; Skin elasticity
98
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):98-107
99
Uji Aktivitas Antioksidan...(Meiliana Charissa, dkk)
100
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):98-107
101
Uji Aktivitas Antioksidan...(Meiliana Charissa, dkk)
usia 35-50 tahun dengan kulit sehat dan Pengambilan sampel dilakukan dengan
normal. Semua subjek telah mendapatkan teknik mengumpulkan data wanita dengan
penjelasan mengenai produk yang akan di kulit sehat usia 35-50 tahun dari Posbindu
uji dan menandatangani informed consent, daerah Pancoran Mas, Depok dengan
bersedia untuk berhenti menggunakan memberikan lembar kuesioner dan
produk topikal selain produk yang wawancara serta pemeriksaan fisik oleh
digunakan dalam penelitian, seminggu peneliti. Calon relawan diseleksi sesuai
sebelum penelitian dan selama penelitian dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Calon
berlangsung. relawan kemudian diberikan penjelasan
Kriteria eksklusi subjek penelitian ini mengenai tujuan, kegiatan yang harus
adalah mempunyai riwayat alergi kulit dilakukan selama penelitian, keuntungan
sebelumnya, sedang menjalani pengobatan dan resiko intervensi serta penanganannya
topikal atau memamkai produk tertentu jika terjadi efek yang tidak diinginkan.
untuk penyembuhan penyakit kulit, sedang Pemilihan relawan atau subjek
menderita penyakit kulit. penelitian dilakukan berdasarkan kriteria
Kriteria drop out subjek dalam inklusi dan eksklusi penelitian. Relawan
penelitian ini adalah subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi
tidak datang lagi ke tempat penelitian, diberikan penjelasan terlebih dahulu
subjek penelitian tidak menggunakan tentang penelitian yang akan dilakukan.
sampel uji secara teratur, subjek penelitian Jika bersedia maka relawan selanjutnya
mengundurkan diri dengan alasan efek akan menandatangani informed consent.
samping atau karena sakit. Dari relawan yang terpilih dan bersedia
Besaran sampel yang disarankan untuk mengikuti penelitian, dipilih 12 orang
penelitian eksperimental sederhana yang untuk melakukan uji keamanan terlebih
menggunakan kelompok kontrol dan dahulu dilanjutkan dengan 23 orang uji
kelompok uji adalah 10 sampai dengan 20 manfaat. Selama melakukan uji manfaat,
orang untuk masing-masing kelompok.12 relawan dilarang menggunakan produk
Besarnya sampel yang ditetapkan pada topikal apapun pada kedua area lengan
penelitian ini adalah 20 orang untuk yang akan diteliti.
masing-masing kelompok. Besar sampel Uji keamanan dilakukan dengan
ditambahkan untuk mengantisipasi menempelkan gel uji pada area volar
kemungkinan relawan yang drop out, loss lengan atas dengan menggunakan patch
to follow up atau tidak taat pada masing- (Finn Chamber) selama 48 jam. Sediaan
masing kelompok.13 Rumus yang yang diuji yaitu sediaan yang mengandung
digunakan adalah : basis saja (kontrol negatif) dan sediaan
yang mengandung ekstrak kulit batang
taya. Kemudian patch diangkat setelah 30
menit, selanjutnya diamati reaksi kulit
Keterangan : yang terjadi setelah 24 jam dan 48 jam
ń = besar sampel total setelah penempelan patch. Penilaian iritasi
n = besar sampel yang ditentukan kulit berdasarkan metode yang dilakukan
f = perkiraan proporsi drop out oleh Spiewak. seperti tercantum pada
Tabel 2.14
Besarnya sampel untuk mengantisipasi Uji Manfaat dilakukan dengan cara
kemungkinan drop out pada penelitian pengukuran elastisitas kulit menggunakan
klinis adalah 10%.13, maka relawan yang alat cutometer. Pengukuran tersebut
dibutuhkan masing-masing kelompok pada dilakukan pada 23 orang relawan yang
penelitian ini adalah 23 orang. Total hasil uji keamanannya (patch test)
sampel yang dibutuhkan adalah 46 orang. memberikan hasil negatif atau tidak
menimbulkan reaksi iritasi pada kulit.
102
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):98-107
Pengukuran elastisitas kulit dilakukan pada Setelah itu dicatat dan dihitung sebagai
kedua area lengan bawah sebelah dalam. indeks elastisitas kulit relawan (R).
103
Uji Aktivitas Antioksidan...(Meiliana Charissa, dkk)
Tabel 3. Hasil karakterisasi ekstrak sangat kuat karena memiliki nilai IC50
Karakterisasi Hasil 48,78 µg/mL. Namun, jika dibandingkan
Bentuk Ekstrak dengan kuersetin nilai IC50 adalah 10,12
kental µg/mL maka nilai IC50 ekstrak kulit batang
Bau Khas taya jauh lebih besar dibandingkan dengan
Rasa Agak sepat kuersetin. Hal ini dapat terjadi karena
Warna Kecoklatan ekstrak bukan merupakan senyawa murni
pH 5,74 seperti kuersetin.
Kadar air 2,26% Uji aktivitas penghambatan enzim
Susut pengeringan 2,92% tirosinase oleh ekstrak kulit batang taya
Kadar abu total 1,25% dilakukan dengan menggunakan asam
Kadar sari larut etanol 81,25% kojat sebagai pembanding dalam penelitian
Kadar sari larut air 17,58% ini. Hasil uji IC50 pada ekstrak kulit batang
taya dengan L-tyrosine memiliki nilai
sebesar 568.58 µg/mL dan L-DOPA
Kadar flavonoid total yang diperoleh sebesar 1374.69 µg/mL. Sedangkan jika
dari ekstrak kulit batang taya yaitu sebesar dibandingkan dengan pembanding yaitu
1,83%. Hasil yang diperoleh sedikit rendah asam kojat memiliki nilai IC50 15.69
dikarenakan ekstrak telah melalui proses µg/mL dengan L-tyrosine dan 61.38
pemanasan dapat membuat kadar dari µg/mL dengan L-DOPA. IC50 ekstrak kulit
senyawa flavonoid berkurang. Proses batang taya jauh lebih besar dibandingkan
pemanasan ini dapat mengakibatkan dengan standar asam kojat.16
penurunan kadar total flavonoid sebesar Setelah formulasi gel dibuat, perlu
15–78 %.14 dilakukan evaluasi stabilitas fisik selama
Uji aktivitas antioksidan dilakukan 12 minggu dengan parameter-parameter
dengan menggunakan metode DPPH yang meliputi pengamatan organoleptis,
karena pengujian yang sederhana, mudah, homogenitas, pengukuran pH, sifat alir dan
cepat dan peka serta hanya memerlukan konsistensi. Hasil evaluasi sediaan gel
sedikit sampel. Hasil uji aktivitas menghasilkan gel yang stabil.
antioksidan ditunjukkan dengan nilai IC50. Hasil pemeriksaan fisik pada 12 orang
IC50 merupakan bilangan yang sukarelawan menunjukkan tidak
menunjukkan konsentrasi ekstrak (ppm) ditemukan adanya eritema maupun edema.
yang mampu menghambat proses oksidasi Dengan demikian hasil uji keamanan pada
sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50 12 orang sukarelawan negatif dan bisa
berarti semakin tinggi aktivitas digunakan secara topikal di kulit serta
antioksidan15 IC50 dihitung dengan dilanjutkan uji manfaat (Tabel 4).
menggunakan persamaan linier,
konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan % Tabel 4. Hasil uji keamanan pada kulit
inhibisi sebagai sumbu y.
Menurut pembagian kategori Iritasi Alergi
Metode Kelompok
antioksidan Blois suatu bahan alam (raw Nʌ % Nʌ %
material) yang memiliki IC50 kurang dari Kontrol 0 0 0 0
Patch
50 µg/mL dapat dikategorikan sebagai
test Uji 0 0 0 0
antioksidan yang sangat kuat, 50-100
µg/mL sebagai antioksidan kuat, 101-150 Keterangan : Nʌ = jumlah relawan dengan
µg/mL sebagai antioksidan sedang dan jika respon positif (12 orang)
lebih dari 159 µg/mL dikategorikan
sebagai antioksidan lemah.15 Hasil uji Uji manfaat dinilai terhadap parameter
menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang elastisitas kulit kelompok perlakuan
taya termasuk kategori antioksidan yang dibandingkan dengan kelompok kontrol
(plasebo). Ada 4 (empat) parameter yang
104
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):98-107
105
Uji Aktivitas Antioksidan...(Meiliana Charissa, dkk)
parameter R2, R5, R6 dan R7 pada semua prasarana sehingga penelitian ini dapat
kelompok baik kelompok plasebo maupun berjalan dengan baik.
kelompok uji sebelum dan sesudah
perlakuan memiliki perbedaan yang DAFTAR RUJUKAN
bermakna p = 0,000 (p < 0,005).17 1. Riwut T, Mantikei S. Maneser Panatau
Berdasarkan hasil uji manfaat terhadap Tatu Hiang – Menyelami Kekayaan
elastisitas kulit, sediaan gel yang Leluhur. Editor Nila Riwut.
mengandung ekstrak kulit batang taya Pusakalima. Palangkaraya. 2008.
hanya memberikan peningkatan yang 2. Lin J.Y, Fisher D.E. Melanocyte
sangat sedikit. Hal ini dapat disebabkan di biology and skin pigmentation. Nature
dalam formulasi hanya mengandung 1% Journal. 2007;445(7130):843-50.
ekstrak. Sedangkan jika dihitung 3. Sheo SY, Sharma VK, Sharma N.
berdasarkan kadar total flavonoid sebesar Mushroom Tyrosinase: Recent
1,83%, sediaan gel ekstrak kulit batang Prospects. Journal of Agricultural
taya ini hanya mengandung 1,83 mg Food Chemistry. 2003;51(10):2837-
senyawa aktif flavonoid yang bekerja 53.
sebagai antioksidan. Oleh karena itu, 4. Uyen LDP, Nguyen DH, Kim EK.
sediaan gel ekstrak kulit batang taya cukup Mechanism of skin pigmentation.
memberikan hasil yang cukup baik untuk Biotechnology and Bioprocess
mempertahankan elastisitas kulit atau Engineering, 2008; 13(4);383-95.
digunakan sebagai pencegah penuaan kulit 5. Fitrie AA. Histologi dari Melanosit.
(anti aging). Namun kurang maksimal jika Fakultas Kedokteran Bagian Histologi,
digunakan untuk mengatasi kerut Universitas Sumatera Utara. 2004.
(wrinkle/aging). 6. Ohguchi K, Tanaka T, Kido T..
Effects of hydroxystilbene derivatives
KESIMPULAN on tyrosinase activity. Biochemistry
Ekstrak kulit batang taya memiliki Biophysical Research Community.
aktivitas antioksidan dengan IC50 48,78 2003;307(4):861-63.
µg/mL yang dikategorikan sebagai 7. Pinnell SR. Cutaneous photodamage,
antioksidan yang kuat (<50 µg/mL) dan oxidative stress, and topical
mampu menghambat enzim tirosinase antioxidant protection. J Am Acad
dengan IC50 568,58 µg/mL pada L-tyrosine Dermatol, 2003; 48(1),1-19.
dan 1374.69 µg/mL pada L-DOPA. 8. Indonesia. Farmakope Herbal Indonesia
Formulasi sediaan gel yang mengandung Edisi I, Jakarta. Departemen Kesehatan;
ekstrak kulit batang taya dihasilkan 2008.
sediaan yang aman, stabil dan mampu 9. Chang CC, Yang MH, Wen HM,
meningkatkan elas kulit. Chern JC. Estimation of total
flavonoid content in propolis by two
SARAN complementary colorimetric methods.
J Food Drug Anal. 2002;10:178-82.
Diperlukan penelitian lebih lanjut 10. Ramamoorty, Praveen K, Bono A.
meliputi fraksinasi dan karakteristik Antioxidant activity total phenolic and
senyawa yang lebih spesifik dari ekstrak flavonoid content of Morinda citrifolia
kulit batang taya (Nauclea subdita). fruit extracts from various extraction
processes. Journal of Engineering and
Technology. 2007;2(1):70-80.
UCAPAN TERIMAKASIH 11. Batubara I, Darusman L K, Mitsunaga
Penulis mengucapkan terima kasih T, Rahminiwati M, Djauhari E.
kepada Fakultas Farmasi Universitas Potency of Indonesia medicinal plant
Indonesia atas bantuan sarana dan
106
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):98-107
as tyrosinase inhibitor and antioxidant 15. Yanhouy L, Hong CO, Nam MH, Kim
agent. J. Biol Sci. 2010;10(2):138-44. JH. Antioxidant and Glycation Inhibitory
12. Spiewak R. Patch testing for contact Activities of Gold Kiwifruit, Actinidia
allergy and allergic contact dermatitis. chinensis. J. Korean Soc. Appl. Biol.
The Open Allergy Journal 2008;1:42- Chem. 2011;54(3):460-67.
16. Momtaz S, Mapunya BM, Houghton PJ,
51. Edgerly C, Hussein A, Naidoo S, et.al.
13. Lusivera TK. Mempelajari pengaruh Tyrosinase inhibition by extracts and
pemanasan terhadap kadar flavonoid constituents of Sideroxylon inerme L.
[Skripsi]. Fakultas Teknologi stem bark, used in South Africa for skin
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, lightening.Journal of Ethnopharmacology.
Bogor. 2002. 2008;119(3):507–12.
14. Fidrianny I., darmawati A., Sukrasno.. 17. Hyuk SJ, Hyun PS, Hwan SD, Hee LJ,
Antioxidant capacities from different Won SW, Sun HS. Antioxidative and
polarities etracts of Cucurbitaceae Skin-Whitening Effect of an Aqueous
Leaves Using FRAP, DPPH assay and Extract of Salicornia herbacea.
correlation with phenolic, flavonoid, Bioscience, Biotechnology, and
Biochemistry. 2009;73(3):552-56.
carotenoid content. Int. J. Pharm.
Pharm. Sci. 2014;6(2):858-62.
107