Anda di halaman 1dari 12

Imunologi

Kelompok 6
Emilda Ramdhika N (2017210074)
Etalia Selly (2017210077)
Felicia Faustina (2017210084)
Helma Justia Feyruzi (2017210098)
Husnah (2017210099)
Indah Kumala Sari (2017210104)
Perbedaan vaksin polio oral (opv) dan
suntikan (IPV)

Perbandingan Vaksin Polio Oral Vaksin polio Injeksi

Efektivitas - Lebih efektif

Efek samping Diare timbul kemerahan pada


bagian yang disuntik

harga Murah Mahal

Lebih baik Vaksin Polio Injeksi. Karena OPV adalah virus vaksin yang hidup, selain
dapat menimbulkan kelumpuhan pada penerima vaksin (VAPP), penggunaan yang lama
akan menyebabkan virus yang lemah dapat bermutasi menjadi ganas yang biasa disebut
dengan VDPV (vaccine derived polio virus),
Cara penyimpanan vaksin
Penyimpanan vaksin bisa dilakukan di cold room karena
Hampir semua vaksin dapat disimpan pada suhu dingin 2-
8oC kecuali vaksin polio yang penyimpanannya harus pada
suhu beku.
suhu dingin : hepatitis A dan hepatitis B
 suhu beku : polio
 cara memonitor penyimpanan vaksin
Pengontrolan suhu lemari es dengan penempatan termometer
Pengamatan data vaksin (tanggal, no batch, tanggal kadaluarsa
dan jumlah)
VVM ( Vacine Vial Monitor, ketentuan EEFO ( Earliest Expired
First Out )
vaksin
 monovalent :  Vaksin tunggal/monovalen
yang hanya berisi satu jenis antigen yang menginduksi
satu respon imun. Contoh dari
vaksin tunggal adalah vaksin TT , Polio dan Campak

Polivalen :  polivalen adalah gabungan dari beberapa


antigen tunggal manjadi satu jenis
produk antigen untuk mencegah penyakit yang
berbeda /antigen dari galur multipel
dari organisme penyebab penyakit yang sama
 contoh : DTP, DT, DTPcombo
Keuntungan vaksin kombinasi atau vaksin polyvalent adalah :
- mengurangi jumlah suntikan yang harus diberikan sejak bayi
baru lahir hingga remaja
- meningkatkan kepatuhan jadwal vaksinasi dan imunisasi bayi
dan anak juga bagi orang dewasa dan lanjut usia
- efisiensi dan ekonomis bagi orang tua dan juga bagi rumah sakit
dan dokter vaksinator
- memudahkan transportasi, rantai dingin (cold chain vaccine)
dan ruang penyimapanan /storagevaksi
Vaksin menyebabkan demam
Vaksin dikenal sebagai antigen. Saat disuntikkan vaksin
kedalam tubuh, tubuh mengenal vaskin sebagai antigen
sehingga menyebabkan demam sebagai respon imun.
Ada beberapa jenis penyebab paska imunisasi :
• Disebabkan oleh faktor resiko vaksin itu sendiri
• Disebabkan oleh provokasi vaksin secara tidak
langsung
• Disebabkan kesalahan rute pemberian vaksin
• Bersamaan dengan penyakit lain yang diderita
Mekanisme vaksin
Cara penanganan dan antisipasi dengan
pemberian antipiretik agar tidak terjadi
demam
KIPI
KIPI adalah gejala sakit yang muncul setelah imunisasi.
Ada jenis klasifikasi KIPI :
• Disebabkan oleh faktor resiko vaksin itu sendiri
• Disebabkan oleh provokasi vaksin secara tidak
langsung
• Disebabkan kesalahan rute pemberian vaksin
• Bersamaan dengan penyakit lain yang diderita

Reaksi KIPI bisa berbentuk demam, nyeri pada bekas


suntikan, abses pada bekas suntikan, dan syok anafilaktik.
Seorang anak tertusuk paku berkarat, ibunya langsung membawanya ke
puskesmas terdekat. Menurut anda apa yang seharusnya diberikan kepada
anak agar tidak terjadi infeksi tetanus? Vaksin atau sera? Jelaskan cara
pemberiannya (rute), dll?

 Sera, karena vaksin dilakukan ketika tubuh


dalam keadaan sehat karena apabila ketika
dalam keadaan sakit diberikan vaksin, keadaan
tubuh akan semakin memburuk. Sedangkan
sera digunakan dalam keadaan tidak sehat
untuk mencegah sakit infeksi.
Sebelum memberikan sera, harus dilakukan uji sensitivitas
terlebih dahulu. Terdapat dua cara :

a. Tes kulit.
0,1 cc serum diencerkan dengan akuades atau cairan NaC1
0,9 % menjadi 1 cc. Disuntik 0,1 cc dari larutan yang telah
diencerkan pada lengan bawah sebelah voler secara intrakutan,
tunggu selama 15 menit. Reaksi positif (penderita hipersensitif
terhadap serum) bila terjadi infiltrat / indurasi dengan diameter
lebih besar dari 10 mm (1 cm), yang dapat disertai rasa panas
dan gatal.
b. Tes mata.
Diteteskan 1 tetes cairan serum pada mata, kemudian ditunggu
selama 15 menit.  Reaksi positif bila mata merah dan bengkak. Bila
hasil uji sensitivitas positif, maka pemberian sera harus dilakukan
dengan cara Bedreska dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. 0,1 cc serum + 0,9 cc akuades atau NaC1 0,9 % disuntikkan
secara subkutan, ditunggu selama 30 menit.
2. Kemudian suntikkan 0,5 cc serum + 0,5 cc serum +0,5 cc
akuades atau NaC1 0,9 % secara subkutan, ditunggu 30 menit.
Perhatikan reaksi.  Bila tampak tanda – tanda  hipersensitivitas,
hentikan pemberian, dan berikan antihistamin serta
kortikosteroid.  Rawat penderita sesuai keadaannya.
3. Bila tidak ada reaksi berarti setelah 30 menit sisa serum dapat
disuntikkan secara intramuscular.

Anda mungkin juga menyukai