Anda di halaman 1dari 26

ANTENATAL CARE UNTUK

DETEKSI DINI TULI


KONGENITAL

Astika Gita Ningrum, M.Keb


!"#"$%&'!"(")*
D I S TRI B U S I GANGGUAN PEND ENGARAN D I D U NI A
East Asia High-income
21,6% 9,9%
Cent/East Europe
and Cent Asia
7,4%
Latin America &
Sub-Saharan Africa
Carib.
10,6%
8,6%

Middle East and


North Africa
Asia Pacific 3,5%
10,1%

South Asia
28,2%

(WHO Global Estimates On Prevalence Of Hearing Loss, 2018)


!"#"$%&'!"(")*
• Di Asia Tenggara terdapat 38.000 anak yang lahir
dengan gangguan pendengaran setiap
tahunnya(WHO, 2018)
• Di Indonesia, prevalensi gangguan pendengaran
sebesar 4,2% dan tuli kongenital sebesar 0,1% untuk
setiap angka kelahiran hidup(Sincihu and Taurusia,
2018)
• 68% bayi dan anak kecil terdeteksi tuli sensorineural
di Surabaya (Purnami, 2018)
In children, almost 60% of hearing loss can
be prevented through measures such as
immunization for prevention of rubella and
meningitis, improved maternal and
neonatal care, and screening for, and
early management of, otitis media -
inflammatory diseases of the middle
ear(WHO, 2021).
Sumber : Riskesdas 2018
Bayi Baru
Lahir
$+,-.%!/-.0+1
Pelayanan
"2+3,-
(Neonatus) Bayi, Balita
Kespro dan
dan Apras
Seksualitas

Pelayanan
Keluarga Remaja (45/6,-,-
Berencana

Masa Pelayanan Masa


Sebelum
Klimakterium
Kebidanan Hamil

Masa
Masa Antara
Kehamilan

Masa
Masa Nifas
Persalinan
Masa Pasca
Keguguran
Sumber : KEPMENKES 320 TAHUN 2020
tentang Standar Profesi Bidan
7"(#8$%$'9:(8%#;!:%(8)*'):#"!

FAKTOR
PRENATAL

TULI FAKTOR
KONGENITAL PERINATAL

FAKTOR
POSTNATAL
<'$")%&:=")%>>>
EDUKASI
• Prenatal • Reflek Moro
• Perinatal • Pra Konsepsi (Subjektif)
• Postnatal • Prenatal • OAE (Skrining
• Postnatal Pendengaran)
SKRINING
FAKTOR RESIKO DETEKSI DINI

DIAGNOSA KETULIAN
KONGENITAL DILAKUKAN
OLEH DOKTER SPESIALIS THT.KL
R i w ay at Ke l uar g a Tuli
7"(#8$%<$')"#"!% S e jak L ah ir

#;!:%(8)*'):#"! I n f e k si TO R CH

P re ek la m psi a

D i abe t e s G est asi o n al


7"(#8$%
P R E MATU R
<'$:)"#"!
#;!:%(8)*'):#"!
BBL R

AS FI KS I A

H I P E R BI L I R U BI NE MI A
7"(#8$%<89#)"#"!%
#;!:%(8)*'):#"!
P en g g un aa n v en ti l a si
m e k an i k > 5 h ari
Ke jan g D e m am
Men i n g i t i s Ba k t e r i a l i s
"9;?")%<$')"#"!@")#')"#"!%A"$'%
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas (PMK RI
No.97 Tahun 2014 pasal 12)
9($:):)* 7"(#8$%$'9:(8%<$')"#"!%#;!:%(8)*'):#"!%
2,,B ")#')"#"!%A"$'
1. Riwayat Penyakit Keluarga Tuli Sejak
Lahir
• Anamnesis 2 4 /7 SEC U R ITY
• Riwayat Penyakit Presentations
Keluarga are communication
: ≥ 50% tools.
etiologi dari tuli adalah herediter

Tanyakan : Riwayat anggota keluarga


yang tuli atau gangguan pendengaran
sejak masa kanak-kanak.
S u m b e r : Joint Committee on Infant Hearing. 2019
9($:):)* 7"(#8$%$'9:(8%<$')"#"!%#;!:%(8)*'):#"!%
2,,B ")#')"#"!%A"$'

2. Infeksi TORCH
Most of these pathogens causes asymptomatic or mild
m a t e r n a l m o r b i d i t y b u2t 4h/7
a v eSEC
s e rUi oRuITY
s adverse effects on
f o e t a l o u t c o m e s . ( S a h Presentations
u S K , e t a are
l . 2communication
019) tools.
• Anamnesis
• Keluhan : demam lebih dari 2 hari, nyeri sendi, sakit
kepala
• Riwayat memiliki hewan peliharaan (kucing, ternak,
dsb)
• Kebiasaan makan makanan mentah/setengah
matang
• Riwayat kontak dengan suspect penderita TORCH
9($:):)* 7"(#8$%$'9:(8%<$')"#"!%#;!:%(8)*'):#"!%
2,,B ")#')"#"!%A"$'
2. Infeksi TORCH
• Pemeriksaan Fisik
• Suhu ≥ 37,5°C 2 4 /7 SEC U R ITY
• Ruam merah pada Presentations
wajah are dan
communication
seluruh tools.

tubuh
• Bintik-bintik berisi cairan di kulit yang
membentuk rantai
• Pembengkakan kelenjar limfa

Ø Diagnosa pasti TORCH dengan


Tes Serologi
9($:):)* 7"(#8$%$'9:(8%<$')"#"!%#;!:%(8)*'):#"!%
2,,B ")#')"#"!%A"$'
3. Pre Eklampsia
• Preeklampsia dapat menyebabkan tuli
k o n g e n i t a l d i k a r e2n4a/7
k a nSEC
p rU e eRkITYlampsia
m e n i n g k a t k a n r e sPresentations
i k o b a y i are
l a hcommunication
i r p r e m a t tools.
ur
(Haneige et al. 2017)

Anamnesis:
UK > 20 minggu

Pemeriksaan Fisik :
Te k a n a n D a r a h : ≥ 9 0 / 1 4 0 m m H g
Pemeriksaan Penunjang : Protein Urine ≥+1
9($:):)* 7"(#8$%$'9:(8%<$')"#"!%#;!:%(8)*'):#"!%
2,,B ")#')"#"!%A"$'
4. Diabetes Gestasional
• Diabetes gestasional meningkatkan resiko terjadinya
pendengaran yang abnormal pada bayi baru lahir
(Zhou, 2021) 2 4 /7 SEC U R ITY
Anamnesis : Presentations are communication tools.
Usia > 30 tahun
Riwayat keluarga menderita diabetes
Riwayat DMG atau intoleransi glukosa sebelumnya
Riwayat memiliki anak makrosomia
Pemeriksaan Fisik:
IMT = > 27 (Kemenkes) , >30 (WHO)
Pemeriksaan Penunjang :
Glukosa Urine +
Sumber : Fox et.al. 2019
;<"C"%<$'D')#:7%#;!:%(8)*'):#"!%2,,B
")#')"#"!A"$'
1. Health Education Asupan Gizi Seimbang selama
kehamilan
2. Pemeriksaan kehamilan secara rutin
3. Monitoring ibu hamil dengan diabetes berupa
konseling, manajemen berat badan, diet dan
pemberian insulin bila diperlukan (kolaborasi
dengan Sp.OG)
4. Monitoring ketat pada ibu hamil dengan
preeklampsia
5. Mencegah terjadinya faktor tuli kongenital pada
masa perinatal
6. Edukasi tentang resiko terjadinya tuli kongenital
dan skrining pendengaran
7"(#8$%<'$:)"#"!%#;!:%(8)*'):#"!%E%
ASFIKSIA
Ø Asfiksia merupakan faktor resiko perinatal yang berkorelasi
secara signifikan dengan kejadian tuli kongenital (Tanuwijaya,
2020)
Ø Bayi dengan asfiksia mengalami kekurangan oksigen yang berat
sehingga menimbulkan kerusakan struktur dari sel-sel rambut
telinga di dalam koklea (Primadewi, 2014)

Ø Bidan harus dapat melakukan tindakan resusitasi dengan tepat


pada bayi baru lahir dengan asfiksia
ANTENATAL CARE PADA ERA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
• Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada
kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di
Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3.
Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di
Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.
ANTENATAL CARE PADA ERA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
• ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko
dilakukan oleh Dokter dengan menerapkan protokol
kesehatan. Jika ibu datang pertama kali ke bidan,
bidan tetap melakukan pelayanan antenatal seperti
biasa, kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk
dilakukan skrining.
ANTENATAL CARE PADA ERA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
• ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4 di Trimester 3,
dan ANC ke-6 di Trimester 3 : Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil
skrining.
• ANC ke-5 di Trimester 3 Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh
Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Skrining dilakukan
untuk menetapkan :
1. faktor risiko persalinan,
2. menentukan tempat persalinan, dan
3. menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau tidak
$4F4G4-H42
1. B. Y. Hanege , F. M. Hanege , M. T. Kalcioglu , A. Gocme. 2017. Is maternal preeclampsia risk factor for
neonatal hearing loss? B-ENT, 13, 219-223.
2. Fox, R., Kitt J., Leeson,P., Christina Y.L. Aye., Adam J. Lewandowski. 2019. Review Preeclampsia: Risk
Factors, Diagnosis, Management, and the Cardiovascular Impact on the Offspring. J. Clin. Med., 8(10),
1625; https://doi.org/10.3390/jcm8101625
3. Graven, SN, Browne J. 2008. Auditory Development in the Fetus and Infant. Newborn and Infant Nursing
Review, 8(4):187-93. DOI: https://doi.org/10.1053/J.NAINR.2008.10.010
4. Joint Committee on Infant Hearing. 2019. Year 2019 Position Statement: Principles and Guidelines for Early
Hearing Detection and Intervention Programs. The Journal of Hearing Detection and Intervention. 4(2): 1–44
5. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Pedoman Pelayanan Antenatal,
Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru.— Jakarta : Kementerian Kesehatan
RI.2020
6. KEPMENKES 320 TAHUN 2020 tentang Standar Profesi Bidan
7. Korver, A. M., Smith, R. J., Van Camp, G., Schleiss, M. R., Bitner-Glindzicz, M. A., Lustig, L. R., Usami, S. I., &
Boudewyns, A. N. (2017). Congenital hearing loss. Nature reviews. Disease primers, 3, 16094.
https://doi.org/10.1038/nrdp.2016.94
8. PMK RI No.97 Tahun 2014 pasal 12
9. Purnami N, Dipta C, Rahman MA. 2018. Characteristics of infants and young children with sensorineural
hearing loss in Dr. Soetomo Hospital. Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, 48(1):11-7. DOI:
https://doi.org/10.32637/orli.v48i1.251
$4F4G4-H42
10. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
RI tahun 2018.
11. Sahu SK, Pradhan SK, Nayak LM. Seroprevalence of TORCH infection among pregnant women. Int J
Community Med Public Health 2019;6:2189-94.)
12. Sincihu, Y dan Taurusia M. 2018. Penurunan Kognitif pada Pekerja dengan Tuli Sensorineural akibat
Bising. Majalah Kesehatan, vol.5, no.4.
13. Tanuwijaya FF, Purnami N, Prajitno S, Etika R. 2020. Correlation between Prenatal, Perinatal, and
Postnatal Factors with Congenital Hearing Loss. European Journal of Molecular & Clinical Medicine, 07(10)
: 2263-2274
14. Zhou JH, Yu K, Ding H, Zhu ZH, Han LH, Zhang T. 2021. A Clinical Study on Gestational Diabetes Mellitus
and the Hearing of Newborns. Diabetes Metab Syndr Obes.14:2879-2882
https://doi.org/10.2147/DMSO.S290647
15. WHO Global Estimates On Prevalence Of Hearing Loss. 2018
16. WHO, 2021 WHO: 1 in 4 people projected to have hearing problems by 2050.
https://www.who.int/news/item/02-03-2021-who-1-in-4-people-projected-to-have-hearing-problems-by-2050
17. Zuhriyah S dan Wahyuningsih P. 2019. Pengaplikasian Certainty Factor Pada Sistem Pakar Untuk
Mendiagnosa Penyakit Campak Rubella. ILKOM Jurnal Ilmiah, 11( 2 ) : 159-166.

Anda mungkin juga menyukai