A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
(Lembaran Negara RI Nomor 3194);
b. Undang Undang No.17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara;
c. Undang Undang No. 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara;
d. Undang undang No.15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara;
e. Peraturan Menteri Keuangan No. 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.02/2018 tentang Standar
Biaya Masukan Tahun 2019;
g. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan HAM
Republik Indonesia.
2. Gambaran Umum
Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP) berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara
pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata
peradilan pidana. Sistem Pemasyarakatan merupakan suatu tatanan
mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu
antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas
WBP agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi
tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat,
dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar
sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
Sistem pemasyarakatan berfungsi menyiapkan WBP agar dapat
berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan
kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.
Untuk menunjang fungsi UPT Pemasyarakatan di bidang Pembinaan
Narapidana sesuai dengan Undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan, menempatkan narapidana sebagai manusia biasa yang
hak-hak sebagai warga negara Indonesia dibatasi oleh hukum, oleh karena
itu Pemasyarakatan berupaya untuk memenuhi hak narapidana dalam bentuk
Layanan pembinaan Narapidana
Bentuk pelaksanaan pembinaan yang diberikan kepada WBP adalah
pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Pembinaan
kemandirian bertujuan meningkatkan kemampuan narapidana melalui
kegiatan pembinaan kegiatan kerja produksi baik dibidang industri, jasa,
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Dalam pelaksanaan pembinaan, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
perlu mendapat dukungan/kerjasama dengan pihak lain, baik pemerintah
maupun swasta, baik dalam rangka peningkatan kemampuan Petugas
Pemasyarakatan maupun dalam rangka mendukung sarana kegiatan kerja
sehingga pelaksanaan pembinaan kemandirian narapidana di Lapas dapat
berjalan secara optimal dengan menghasilkan WBP yang terampil dan
Produksi yang bernilai tinggi.
B. Penerima Manfaat
1. Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai Subyek sekaligus objek
pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan;
2. Petugas Pemasyarakatan sebagai pelaksana tugas fungsi
Pemasyarakatan;
3. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara (Rutan),
Balai Pemasyarakatan (Bapas) sebagai satuan kerja Pemasyarakatan
2. Tahapan Pelaksanaan
A. Produksi Minyak Kelapa Kegiatan pemberian pembinaan narapidana
dengan ruang lingkup Kegiatan Kerja di Lembaga Pemasyarakatan,
Dalam Hal ini Lapas Kelas III Amurang memproduksi Minyak Kelapa
Dalam, dengan merk unggulan Toronata yang diproduksi langsung oleh
WBP, Distribusikan dan di Pasarkan melalui Supermarket yang telah
menjalin kerjasama.
B. Kegiatan pemberian pembinaan narapidana dengan ruang lingkup
Kegiatan Kerja di Lembaga Pemasyarakatan, dengan memperhatikan
potensi dan kealihan yang dimiliki WBP, Lapas Kelas III Amurang
melaksanakan kegiatan pembinaan melalui Perbengkelan Besi Dan
Pertukangan Kayu, kegiatan seperti ini memberi kesempatan WBP
berkreasi, berinovasi yang tentunya membuat WBP tidak jenuh saat
mereka menjalani masa hukuman mereka.
C. Kegiatan pemberian pembinaan narapidana dengan ruang lingkup
Kegiatan Kerja di Lembaga Pemasyarakatan dengan bentuk kegiatan
pembinaan dibidang pertanian khususnya tanaman padi sawah dan padi
ladang, dengan metode 3 kali masa tanam selama setahun dengan hasil
panen perperiode + 1000 kg.Kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas
Pertanian Kabupaten Minahasa Selatan. Dengan tahapan sebagai berikut
: Melakukan tahap koordinasi;
Menetapkan lahan yang akan digarap;
Pelaksanaan kegiatan dari penanaman sampai panen;
Pelaporan
D. Kegiatan pemberian pembinaan narapidana dengan ruang lingkup
Kegiatan Kerja di Lembaga Pemasyarakatan, adalah hal yang baru
terutama untuk Lapas Kelas III Amurang, Lapas Amurang sendiri
melaksanakan kegiatan Budi daya ikan, yakni pengelolan Perikanan Air
Tawar yang Berkualitas, untuk menjadi sentra produksi karena bisa di
distribusikan dengan cepat melalui jalur darat. Dengan bentuk kegiatan
pembinaan dibidang keterampilan Pembudidayaan Air Tawar
(Akuakultur), bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Kabupaten
Minahasa Selatan dan UMKM.
3. Waktu Pelaksanaan
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan:
Bulan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kegiatan Kerja
dan Produksi
Minyak Kelapa
Kegiatan
Perbengkelan
Besi Dan
Pertukangan
Kayu
Kegiatan
Pertanian
(Agribisnis)
Kegiatan Budi
Daya Ikan Air
Tawar
(Akuakultur)
D. Kurun waktu Pencapaian Keluaran
Pelaksanaan Kegiatan pada Rincian Output Pembinaan Kemandirian
Narapidana (SBK)
dilaksanakan dalam kurun waktu 12 bulan selama tahun anggaran 2021.
F. Penutup
Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini kami susun untuk dapat dijadikan
pertimbangan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
MENGETAHUI;
KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS III AMURANG
Akun, Detail Akun, Rincian Perhitungan dan Harga Satuan menyesuaikan dengan kebutuhan
MENGETAHUI;
KEPALA LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS III AMURANG