Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS ISU INSTANSI DALAM OPTIMALISASI

PENGELOLAAN DATABASE WAJIB TERA BERBASIS DIGITAL


DI BIDANG KEMETROLOGIAN DINAS PERDAGANGAN
KABUPATEN ROKAN HILIR

Disusun oleh :
Rizki Hari Dian Putra, A.Md
NIP. 19880426 2022031 001

i
A.LATAR BELAKANG PEMECAHAN ISU

1. Identifikasi Isu Kontemporer

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sebuah profesi dimana seseorang harus
mengabdikan dirinya kepada negara dan menjadi pelayan masyarakat karena mendapat
amanat dari Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk
melaksanakan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara. Oleh sebab itu, seorang
ASN dituntut untuk memiliki karakter sebagai pelayan masyarakat yang baik dengan
memiliki nilai-nilai Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif. Selain itu
ASN harus memiliki integritas yang tinggi, netral, bebas dari intervensi politik, bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Atas dasar nilai-nilai tersebut ASN diharapkan mampu
untuk melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
perekat dan pemersatu bangsa yang sesuai dengan Undang Undang Nomer 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Sejalan dengan ditetapkannya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dan merujuk pasal 63 ayat 3 dan ayat 4, maka Calon Pegawai Negeri
Sipil wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul, bertanggungjawab dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Atas dasar tersebut diselenggarakan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
yang yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal ditempat pelatihan dan di
tempat kerja. Melalui pelatihan ini diharapkan ASN menginternalisasi, menerapkan dan
mengaktualisasikan serta membuatnya menjadi kebiasaan yang berlandaskan pada nilai-
nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi serta mengetahui kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, dan menguasai
kompetensi teknis bidang tugas, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
professional sebagai pelayan masyarakat. Dengan demikian peserta dapat menjadi
Aparatur Sipil Negara yang profesional sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan perekat serta pemersatu bangsa.

ii
Pelatihan yang menggunakan model Blended Learning dengan pembekalan
materi nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) ditambah Pelayanan Publik, Manajemen
ASN, Whole of Government dan non klasikal di tempat kerja masing-masing
memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan
serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) sehingga terpatri dari dalam dirinya
menjadi Pegawai Negeri Sipil yang profesional.
Salah satu organisasi perangkat daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan
Hilir adalah Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar. Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Pasar mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan bidang perindustrian perdagangan dan
pasar. Salah satu unit kerja dari Dinas Perindustian Perdagangan dan Pasar Kabupaten
yaitu Bidang Kemetrologian yang melakukan pelayanan tera/ tera ulang. Tera/tera ulang
menurut Direktorat Metrologi adalah melaksanakan Pengujian UTTP, melakukan
pengujian atau penelitan terhadap alat ukur untuk dibandingkan dengan standar sesuai
dengan satuan ukur yang berlaku dan dilakukan oleh tenaga ahli atau berhak.
Sesuai dengan Peraturan Bupati No. 14 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Bidang Kemetrologian Kabupaten Rokan
Hilir, Kemetrologian Rokan Hilir merupakan unsur pelaksana kegiatan teknis operasional
dan penunjang tugas Dinas di bidang kemetrologian. Bidang Kemetrologian dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas melalui Sekretaris.
Tugas dan Fungsi Bidang Kemetrologi, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Rokan Hilir adalah sebagai berikut :
Tugas Bidang Kemetrologian:

 Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam hal pelayanan tera atau tera ulang alat
ukur, takar timbang dan perlengkapannya, serta penyuluhan dan pengawasan
kemetrologian.
Fungsi Bidang Kemetrologian:

1. Penyusunan rencana kerja Bidang Kemetrologian;

2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Kemetrologian;


iii
3. Pelaksanaan kegiatan teknis operasional Bidang Kemetrologian;

4. Pelaksanaan ketatausahaan Bidang Kemetrologian;

5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi


Bidang Kemetrologian;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan
fungsinya.

Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di Bidang Kemetrologian sesuai dengan


nilai– nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan sesuai dengan
kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rancangan
kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan identifikasi isu dengan
mempertimbangkan keaktualan, problematik, kekhalayakan dan kelayakan isu tersebut
(metode APKL). Kemudian prioritas isu ditentukan dengan mengukur tingkat urgensi
(urgency), keseriusan masalah (seriously), dan perkembangan masalah tersebut jika tidak
diselesaikan (growth) yang dikenal dengan metode USG. Prioritas isu yang telah
ditentukan kemudian diidentifikasi berdasarkan sumber isu dan keterkaitan dengan mata
pelatihan, dan kegiatan-kegiatan yang digagas untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
di Bidang Kemetrologian.

iv
Daftar isu yang diperoleh dari lingkungan kerja Peserta Latsar berdasarkan
pengalaman melaksanakan tugas sebagai Pranata Teknologi Informasi Komputer terdapat
beberapa isu diantaranya yaitu:

1. Belum optimalnya pemanfaatan media sosial untuk menginformasikan mengenai


program/kegiatan yang ada di UPTD Metrologi
Media sosial adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, dan berbagi
informasi. Peserta Latsar menemukan bahwa di UPTD Metrologi pemanfaatan sosial
media seperti Instagram masih kurang optimal. Interaksi antara masyarakat dan
pelayanan publik dalam hal ini UPTD Metrologi kurang begitu aktif.

Gambar 1. Tangkapan Layar Media Sosial Instagram

v
2. Belum optimalnya pendataan potensi wajib tera di Bidang Kemetrologian

Wajib tera adalah masyarakat yang menggunakan alat ukur, takar, timbang,
dan perlengkapannya (UTTP) untuk kepentingan berniaga. Selama ini data wajib tera
yang telah melaksanakan tera dan tera ulang di Bidang Kemetrologian belum
tersusun dengan baik. Padahal database wajib tera yang tersusun dengan baik akan
sangat memudahkan tugas pelayanan terutama bagi Penera dan Pengawas
Kemetrologian. Database tersebut juga sering diminta oleh atasan atau instansi lain
untuk kepentingan pelayanan.

vi
Gambar 2. Data Mentah Massa dan Volume di Bidang
Kemetrologian

No Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan Pengelompokan Isu


1 Belum optimalnya Media sosial dikelola dengan baik Whole of Government,
pemanfaatan media sosial sehingga memberikan informasi
Pelayanan Publik
untuk menginformasikan pelayanan yang dibutuhkan
mengenai program/kegiatan masyarakat.
yang ada di Bidang
Kemetrologian
2 Belum optimalnya pengelolaan Database wajib tera disusun dengan Whole of Government,
database wajib tera di Bidang baik dan dibuat secara digital agar
Pelayanan Publik
Kemetrologian mudah diakses ketika membutuhkan
database dan dapat dimanfaatkan
dengan baik dalam membantu
pelayanan.

vii
Tabel 1. Identifikasi Isu Kontemporer

2. Penetapan Isu

Penetapan isu dilakukan dengan melakukan tapisan pada isu – isu yang telah dipilih
untuk diaktualisasikan. Dalam melakukan tapisan, ada beberapa metode tapisan, yaitu
dengan menggunakan AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Kelayakan) atau
menggunakan USG (Urgency, Seriousness, Growth). CPNS memilih menggunakan tapisan
USG yang dapat diartikan sebagai berikut:
1. Urgency

Tapisan ini mempertimbangkan seberapa mendesaknya isu itu harus dibahas,


dianalisis dan ditindaklanjuti. Membandingkan isu-isu yang benar-benar mendesak
untuk segera dilakukan perubahan agar mempermudah pekerjaan dan meningkatkan
produktivitas ASN di lingkungan kerja.
2. Seriousness

Tapisan ini mempertimbangkan seberapa seriusnya isu yang diangkat dan harus
segera diaktualisasikan. Dengan tapisan ini maka CPNS dapat memilah-milah isu yang
serius dan harus segera diatasi. Jika tidak segera diatasi maka dampaknya akan terasa
langsung.

3. Growth

Tapisan ini mempertimbangkan beberapa isu yang pada perkembangannya akan


menjadi serius atau hanya biasa-biasa saja. Dan isu tersebut dapat diaktualisasikan oleh
CPNS sebagai bentuk aktualisasi dalam pengamalan nilai-nilai dasar profesi PNS.
viii
Tabel 2. Analisis USG

Analisis
No Isu Total Rangking
U S G
Belum optimalnya pemanfaatan media
sosial untuk menginformasikan mengenai
1 program/kegiatan yang ada di Bidang
3 4 5 12 3
Kemetrologian
Belum optimalnya pengelolaan database
2 4 5 5 14 1
wajib tera di Bidang Kemetrologian

Keterangan:

Urgency = Mendesak Seriousness = Keseriusan Growth = Pertumbuhan


5 = Sangat Mendesak
5 = Sangat Serius 5 = Sangat Cepat
4 = Mendesak
4 = Serius 4 = Cepat
3 = Cukup Mendesak
3 = Cukup Serius 3 = Cukup Cepat
2 = Kurang Mendesak
2 = Kurang Serius 2 = Kurang Cepat
1 = Tidak Mendesak
1 = Tidak Serius 1 = Tidak Cepat

ix
3. Isu Yang Diangkat

Dari tapisan yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa isu yang
memiliki prioritas tertinggi adalah belum optimalnya pengelolaan database wajib tera di
Bidang Kemetrologian. Kemudian untuk mencari faktor-faktor penghambat yang menjadi
penyebab isu yang terpilih tersebut, CPNS menganalisis dengan pohon analisis dimana
dipilih faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap belum adanya isu yang diangkat
tersebut.

Terhambatnya proses pelayanan

yang membutuhkan database wajib tera

AKIBAT

Belum optimalnya
pengelolaan database wajib

tera di UPTD Metrologi


SEBAB

Kurangnya koordinasi antar Kurang tersusunnya data wajibtera yang Keterbatasan waktu untuk
pegawai di Bidang telah melaksanakan tera/ tera ulang di
pengelolaan database wajib
Kemetrologian dalam Bidang Kemetrologian
pengelolaan database tera
Metrologi
wajib tera

Belum adanya koordinasi Pendataan wajib Belum adanya


dalam pengelolaan dan tera masih sistem yang dibuat
pemanfaatan database dilakukan secara untuk merapikan
wajib tera
manual data wajib tera

Gambar 3. Pohon Analisis Masalah


x
Masalah-masalah yang teridentifikasi nantinya dapat digunakan
sebagai bentukkegiatan aktualisasi di organisasi tempat bekerja.

4. Penetapan Judul Dan Analisis Dampak

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode USG bahwa isu


yang dipilih adalah belum optimalnya pengelolaan database wajib tera di
Bidang Kemetrologian. Maka judul yang diambil adalah “Optimalisasi
Pengelolaan Database Wajib Tera Berbasis Digital di BIDANG
KEMETROLOGIAN KABUPATEN ROKAN HILIR”.

Analisis dampak, jika dilakukan upaya optimalisasi pengelolaan database


wajib tera berbasis digital maka akan berdampak pada meningkatnya kualitas
pelayanan yang membutuhkan data wajib tera. Pegawai di Bidang
Kemetrologian seringkali membutuhkan database wajib tera untuk
menjalankan tugasnya. Namun, hal itu sering terkendala karena database
yang masih belum tertata rapi dan masih menjadi beberapa file terpisah.
Belum lagi jika petugas sedang berada di luar kantor, yang bersangkutan
harus menghubungi rekan yang ada di kantor untuk mencarikan data yang
dibutuhkan. Penera dan Pengawas Kemetrologian juga sangat membutuhkan
database tersebut untuk membantu pada proses tera ulang dan pengawasan
pelaksanaannya. Pengawas kemetrologian membutuhkan database wajib tera
untuk mengawasi pelaku niaga mana yang tidak melakukan tera ulang ketika
habis masa berlaku teranya. Dengan dikelolanya database secara baik secara
digital, seluruh pegawai di Bidang Kemetrologian yang membutuhkan
database wajib tera dapat dengan mudah mengaksesnya. Jika tidak dilakukan
upaya seperti ini, tentu pekerjaan menjadi terhambat dan menyebabkan
pelayanan yang tidak prima.

5. Gagasan Pemecahan Isu

xi
Berdasarkan uraian di atas, maka judul gagasan pemecahan isu
prioritas adalah “Optimalisasi Pengelolaan Database Wajib Tera Berbasis
Digital di Bidang Kemetrologian Kab. Rokan Hilir” .

Selanjutnya, akan dilaksanakan 4 (empat) kegiatan, yaitu:

1. Menghimpun data tera dan tera ulang yang telah terlaksana di Bidang Kemetrologian

a. Melakukan pengumpulan data kegiatan pelayanan tera/ tera ulang


dari tahun 2022-2023.
b. Melakukan pengelompokkan data kegiatan pelayanan tera/tera
ulang berdasarkankategori wajib tera.
2. Menyusun database potensi wajib tera dan tera ulang di aplikasi Google Spreadsheet.

a. Menyusun database wajib tera dan tera ulang dari tahun 2022-2023
pada aplikasiGoogle Spreadsheet.
b. Membuat aplikasi AppSheet agar data mudah diakses melalui telepon selular.

3. Memperbaharui database wajib tera yang sedang berjalan

a. Membubuhkan kolom tanggal tera ulang terakhir, tenggat waktu


wajib tera ulangkembali, dan status masa berlakunya.
b. Memperbaharui database wajib tera dan tera ulang berdasarkan
pelayanan tera dantera ulang yang sedang berjalan di tahun 2023.

4. Mensosialisasikan cara pengelolaan dan akses database wajib tera

a. Membuat user manual cara mengelola dan mengakses database wajib tera.

b. Memberikan sosialisasi cara pengelolaan dan akses database


wajib tera kepadapegawai Bidang Kemetrologian.

xii

Anda mungkin juga menyukai