Anda di halaman 1dari 18

Daftar Inventaris Masalah (DIM)

Pedoman Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum


Universitas Indonesia 2016 (PD IKM FHUI 2016)
-
Rancangan Pedoman Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Indonesia 2021 (RPD IKM FHUI 2021)

BPM --- BEM --- LK2 --- ALSA --- BSO


Angkatan 2019 --- Angkatan 2020

dalam

Musyawarah Mahasiswa Luar Biasa


Fakultas Hukum Universitas Indonesia 2021 (Musma LB FHUI 2021)

No. Pasal Masalah Pengusul

1. Pembukaan ● Ada baiknya Pembukaan ini direlevansikan Surya


kembali dengan UU No. 12 Tahun 2012 tentang (BEM
Pendidikan Tinggi serta berbagai ketentuan
🔵)
relevan yang berlaku di UI. Hal ini penting agar
pemaknaan mahasiswa anggota IKM FHUI
tidak keluar dari amanat UU Pendidikan Tinggi
(terutama dalam konteks sivitas akademika yang
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi)
ataupun landasan filosofis dari visi-misi UI.
● Frasa “Agen Perubahan” tampaknya kurang
relevan
● Frasa “Independen” multi tafsir atau kurang
jelas tujuannya

2. Pasal 1 ●


Penambahan Mahasiswa Ekstensi Baim
Butuh penjelasan pada wadah pengaktualisaian (BPM
Frasa “Wadah” perlu diperjelas
🟣)
● Frasa “FHUI” atau FH UI yang tepat?
● Penambahan frasa mahasiswa S1 Ekstensi
● Penambahan bab dan pasal tersendiri untuk
ketentuan umum




Frasa “Wadah” perlu diperjelas
Frasa “FHUI” atau FH UI yang tepat?
Penambahan frasa mahasiswa S1 Ekstensi
Surya
(BEM 🔵)
● Penambahan bab dan pasal tersendiri untuk
ketentuan umum
● Penambahan bab dan pasal tersendiri untuk Angga
ketentuan umum
) 🔴
(ALSA

● Mengenai penulisan singkatan Fakultas Hukum Yudam


Universitas Indonesia, “FHUI” atau “FH UI” (Angkatan
agar di pakai di setiap organisasi yang ada di 2019 ⬤)
Fakultas Hukum Universitas Indonesia

● Definisi dan
pengaktualisasian”
penjelasan

● Meninjau ulang penulisan “FHUI” berhubung


)🟢
dari “wadah Fadel (BSO

selama berorganisasi menggunakan penulisan


“FH UI”
● Meninjau frasa “Mahasiswa FHUI” yang hanya
terbatas S1 padahal mahasiswa Magister juga
dapat digolongkan sebagai Mahasiswa FHUI.

3. Pasal 2 ● “konstribusi” menjadi kontribusi Baim


(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Frasa “Kontribusi” di poin b dan c perlu Surya
diperjelas
● Apa yang membedakan pada poin B
menggunakan frasa “Kontribusi nyata dalam”
sedangkan poin C hanya “Kontribusi dalam”

● Pasal 2 seharusnya masuk ke dalam pembukaan Angga

🔴
(ALSA
)

● Point C terdapat typo pada penulisan Yudam


“kontribusi” yang harusnya “kontribusi” (Angkatan
2019 ⬤)

dua
● Pada poin C, terdapat kesalahan penulisan
🟢
● Setelah kata “adalah” ditambahkan tanda titik Fadel (BSO
)

“konstribusi”

4. Pasal 3 ● Penambahan frasa mahasiswa S1 Ekstensi Surya


(BEM 🔵)
mendefinisikan bahwa anggota tersebut belum
diberikan pernyataan atau dicabut statusnya.
🟢
● Pada poin B, definisi dari anggota pasif hanya Fadel (BSO
)

Bagaimana halnya apabila anggota tsb tidak


pernah mengajukan pengaktifan statusnya
hingga ia lulus?

5. Pasal 4 ● Musma LB dapat diajukan anggota pasif Surya


● Apakah nama organisasi perlu disingkat dari (BEM
awal atau tidak
🔵)
● Penjabaran semua hak dalam ayat (2) agar tidak Angga
bersifat kontradiktif (ALSA
) 🔴
● Pada Ayat (1) poin B, diperluas larangan bagi
anggota pasif dari ketua pelaksana menjadi
jajaran panitia inti
🟢)
Fadel (BSO

● Pada Ayat (2) poin A, yang mencakup bunyi


pada Ayat (1) poin B dan C dianggap repetitif
karena pengecualiannya dijelaskan lagi pada
Ayat (2) poin B dan C

6. Pasal 5 ● Huruf B perlu diperjelas hal-hal apa saja


dapat dikategorikan sebagai tindakan
merugikan atau mencemarkan nama baik
yang Surya
yang (BEM
IKM
🔵)
FH UI
● Siapa yang bisa menentukan seseorang telah
merugikan atau mencemarkan nama baik IKM
FH UI

● Mengenai pencabutan status IKM Aktif dapat Yudam


dilakukan oleh MM FH UI (Angkatan
2019 ⬤)

7. Pasal 5A ● digabung saja dengan Pasal 5 Baim


(BPM 🟣)
● Digabung dengan Pasal 5 menjadi Pasal 5 Angga

🔴
(ALSA
)

8. Pasal 6 ● Masing-masing dari ketujuh karakteristik IKM Surya


FHUI perlu diberikan penjelasannya. Hal ini (BEM
mencegah adanya multitafsir terkait pemaknaan
🔵)
ketujuh karakteristik ini dari kehidupan
kemahasiswaan, padahal
karakteristik-karakteristik ini berperan penting
sebagai pedoman berperilaku dari anggota IKM
FHUI. Karakteristik ini bahkan telah dijadikan
rujukan langsung dalam berbagai produk
keputusan yang dikeluarkan lembaga (misalnya
Keputusan Ketua BEM FH UI terkait
pemberhentian fungsionaris yang melakukan
kekerasan seksual) sehingga mempunyai akibat
hukum yang jelas. Penjelasan terkait
karakteristik-karakteristik ini dapat dimasukkan
langsung dalam rumusan pasal, seperti
nilai-nilai UI dalam Pasal 3 PP No. 75 Tahun
2021 tentang Statuta UI, atau dimasukkan ke
dalam bagian penjelasan, seperti asas-asas
umum pemerintahan yang baik dalam Pasal 10
UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan.

● Pasal 6 seharusnya masuk ke dalam pembukaan Angga

🔴
(ALSA
)

● Karakteristik anggota IKM FH UI dinilai


sebagai cita-cita bersama sehingga dapat
dipertimbangkan untuk dipindahkan ke dalam
🟢)
Fadel (BSO

pembukaan PD IKM FH UI

9. Pasal 7 ● Adanya perwakilan wajib dari angkatan Baim


(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Penambahan frasa “di dalam lingkup organisasi Surya
kemahasiswaan di FH UI”
● Penambahan frasa “sesuai dengan PD IKM FH
UI”
● Penambahan mengenai definisi dari Anggota
BPM FH UI
● Kayaknya perlu dibuat kayak bem diperjelas
tugas dan wewenang aja tulisnya

BPM FH UI beserta tupoksi singkatnya 🟢


● Dijelaskan juga mengenai definisi dari Anggota Fadel (BSO
)

● BPM sebisa mungkin perwakilan dari setiap Yudam


angkatan dari seminimal-minimalnya setiap (Angkatan
angkatan 3 tahun terkahir. 2019 ⬤)

10. Pasal 8 ● Fungsi legislatif dalam ayat (1) diganti menjadi Baim
legislasi,
● Pengawasan ditambah diluasi menjadi BO, BSO
(BPM 🟣)
juga
● Sinergitas dalam ayat (4) huruf a
● Ayat (4) a diganti menjadi proker antara Seluruh
Lembaga Kemahasiswaan yang ada di FHUI

● Perlu diperjelas pada ayat (3) huruf (a) Surya


mengenai batasan dari mengawasi kinerja dan (BEM
proker BEM FH UI
🔵)
● Kayaknya perlu dibuat kayak bem diperjelas
tugas dan wewenang aja tulisnya

dihapus dikarenakan maknanya nyaris sama ) 🟢


● Pada Ayat (3) poin C, dipertimbangkan untuk Fadel (BSO
dengan dengan Ayat (4)
● Pada Ayat (3) poin D, apakah masih berlaku
hingga hari ini? Ditinjau kembali mengenai
kewajiban BO untuk memberikan LPJ kepada
BPM FH UI.
● Mengapa hanya PMB saja yang dituliskan
secara spesifik sebagai salah satu bentuk
pengawasan BPM FH UI? Mengenai Pemilu
yang pelaksanaannya juga dibawah BPM FH UI
bagaimana?
● Penulisan “antara BEM FH UI dan BO” diubah
menjadi “antara BEM FH UI dengan BO
maupun antar BO itu sendiri”

● Mengenai UU IKM FH UI dibuat oleh BPM Yudam


bersama BEM. (Angkatan
2019 ⬤)

11. Pasal 8A ● Dihapus saja MM FHUI diganti menjadi tim ad Baim


hoc (BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Ditambah pengertiannya “yang dipimpin oleh Surya
…..”

(LK2 🟡)
● Mengingat keadaan vacuum dalam MM FHUI Dhani
yang dikarenakan pula oleh proses regenerasi
yang tersendat. Hal ini dapat dibenahi dengan
membuat MM FHUI sebagai suatu organ yang
bertindak dalam ad-hoc. Layaknya tribunal
ataupun pengadilan ad-hoc yang muncul
dikarenakan adanya suatu urgensi.

12. Pasal 8B ● Menambahkan wewenang lembaga yudikatif Baim


untuk mengadili pelanggaran peraturan BPM (BPM
FHUI, BEM FHUI
🟣)
● Perlu diperjelas apa yang dimaksud dengan Surya
“pelanggaran PD IKM FHUI” karena pada (BEM
dasarnya, segala sikap tindak dan perilaku dari
🔵)
anggota IKM FHUI dapat selalu dikaitkan
dengan kepatuhan atau pelanggaran dari
karakteristik IKM FHUI. Dengan Demikian,
ruang lingkupnya akan sangat luas, termasuk
dalam ranah yang di luar kehidupan
kemahasiswaan. Hendaknya pelanggaran
semacam ini tetap harus direlevansikan dengan
kehidupan kemahasiswaan, misalnya subjek
sengketanya adalah terkait pejabat-pejabat yang
disebutkan kewenangannya dalam PD IKM
FHUI yang melakukan kekerasan seksual,
korupsi, penggelapan dana, dan lain sebagainya.
● Memperjelas huruf (b) mengenai sengketa
lembaga apa saja yang bisa ditangani

koma menjadi penggunaan tanda titik koma ) 🟢


● Pada setiap poin, diubah penggunaan tanda Fadel (BSO

13. Pasal 8C ● Diubah saja Baim


(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Merubah sistem anggota Hakim MM FH UI Surya
● Tidak ada mekanisme (dan konsekuensi) apabila
panitia khusus ini tidak berhasil dalam memilih
hakim MM FHUI dengan jumlah minimal yang
telah ditetapkan. Beberapa
● pilihan dipertimbangkan, misalnya dalam
jangka waktu tertentu, fungsi yudikatif akan
dikembalikan ke BPM FHUI sebagaimana
praktik ketatanegaraan dari kemahasiswaan di
fakultas-fakultas lain (walaupun penulis tidak
menyarankan hal ini karena fungsi check and
balance dan pembagian kekuasaan dalam
ketatenegaraan kita akan berkurang), atau
kemudian diserahkan dalam mekanisme lain,
seperti suatu forum atau musyawarah. Pada
intinya, ketentuan ini penting agar fungsi
yudikatif tidak dimungkinkan hilang atau tidak
berjalan dalam suatu masa kepengurusan
sehingga tupoksi MM FHUI dapat terus
dijalankan.
● Apabila mekanisme pemilihan hakim FHUI
seperti ini dipertahankan, sebaiknya
dieksplisitkan bahwa BPM FHUI-lah yang
berwenang mengangkat para hakim MM FHUI
ini. Sebagai konsekuensinya, BPM FHUI
seharusnya berwenang pula dalam
memberhentikan para hakim MM FHUI
sehingga perlu diatur mekanisme pemberhentian
tersebut dalam kondisi tertentu, misalnya para
hakim MM FHUI secara objektif tidak lagi
dapat menjalankan tugasnya, melakukan
kekerasan seksual dan/atau pelanggaran PD
IKM FHUI lainnya, dan seterusnya.
● Memperjelas mengapa hanya ke BPM FH UI
saja bertanggung jawabnya

8A, dikarenakan pada BAB mengenai BPM FH


UI ketentuan mengenai Anggota BPM FH UI
) 🟢
● Dipertimbangkan untuk disatukan dengan Pasal Fadel (BSO

menjadi satu kesatuan dengan definisi BPM FH


UI.
● Menghadirkan Hakim Ad-hoc yang terdiri atas
perwakilan dari BPM FH UI, BEM FH UI, dan
BO FH UI sehingga Ayat (2) ditinjau untuk
dihapus

● Pada ayat 2 “sebagai pengurus” diulang dua Yudam


kali, lebih baik dihapus karena kurang efektif (Angkatan
2019 ⬤)

14. Pasal 8D ● Sekurang-kurangnya perwakilan dari:


a. Perwakilan LTK BEM dan BPM
b. Perwakilan BO
Baim
(BPM 🟣)
c. Perwakilan Angkatan
● Jumlah dari perwakilan minimal
3 dan maksimal 7

● Hukum Acara MM diatur dalam Peraturan MM Surya


(BEM 🔵)
● Mengenai permasalah hakim MM harus diatur Yudam
jika tidak ada hakimnya. (Angkatan
2019 ⬤)

15. Pasal 9 ● “di dalam” diubah menjadi “di lingkup” Baim


(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
16. Pasal 10 ● Pada poin B diperjelas berapa kali bertanggung Surya
jawab kepada BPM nya, dan kalau ada
tambahan harus sesuai consensus kedua belah
pihak.
● Menambahkan frasa “Komunitas” dalam huruf f

● Pada huruf f ditambahkan pembinaan terhadap Yudam


komunitas karena beberapa komunitas dibawahi (Angkatan
oleh BEM. 2019 ⬤)

17. Pasal 11 ● Mengatasnamakan anggota IKM FHUI Baim


● Tambahkan mekanisme pemakzulan ketua BEM (BPM
dan wakil ketua BEM
🟣)
● Huruf
Independen”
B ditambahkan frasa “Secara Surya

● Huruf F ditambahkan frasa “Kecuali dalam


(BEM 🔵)
keadaan mendesak” yang nantinya akan
diperjelas
● Penambahan wewenang BEM FH UI
“Melakukan pengawasan kinerja atau program
kerja BPM FH UI”

● Mengenai komunitas harus juga dibuat Yudam


peraturan jika komunitas tersebut membawa (Angkatan
nama FH UI karena bisa saja dapat 2019 ⬤)
menimbulkan hal-hal yang tidak tidak
diinginkan (harus ada dasar hukumnya).

18. Pasal 12 ● Sekretariat diganti dengan Kesekretariatan Baim


(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Sifat mandiri dari BO FHUI dalam ayat (1) Surya
sebaiknya diberikan penjelasan yang lebih
konkrit, misalnya hal-hal apa saja yang
dimaksud dalam mandiri secara administratif,
pengelolaan keuangan, dan pelaksanaan
organisasi. Hal ini akan membantu pula dalam
memberikan pembedaan dengan BSO FHUI.
● Dalam hierarki peraturan IKM FHUI
sebagaimana diatur dalam Peraturan BPM No. 1
Tahun 2016, AD/ART BO FHUI juga berada di
bawah Peraturan BPM FHUI, selain daripada
PD IKM FHUI yang paling tinggi. Oleh karena
itu, larangan adanya pertentangan di dalam
pasal ini juga seharusnya berlaku terhadap
Peraturan BPM FHUI.

tidak untuk menuliskan seluruh nama BO. Jika


terjadi penambahan atau pengurangan, harus
)🟢
● Pada Ayat (2), ditinjau lagi apakah perlu atau Fadel (BSO

dilakukan amandemen PD IKM FH UI


● Pada Ayat (4) poin C, kata “Sekretariat” diubah
jadi “Kesekretariatan”

● Pada ayat 4 huruf C yang bener “sekretariat” Yudam


atau “sekretaris” (Angkatan
2019 ⬤)

19. Pasal 13 ● Kenapa BO memberikan LPJ kepada BPM? Angga

🔴
(ALSA
)

● Pada poin C, apakah selama ini BO tertib


mengumpulkan LPJ atau tidak, ditinjau lagi
keberlakuannya
🟢)
Fadel (BSO

20. Pasal 14 Tidak ada tanggapan -

21. Pasal 15 ● Laporan keuangan 6 tahun/10 tahun? Baim


(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Ayat (1) huruf (a) diganti dengan “Telah Surya
menjadi organisasi yang mandiri, akuntabel, dan
transparan yang dibuktikan dengan…” bisa
laporan keu atau jumlah anggota dll
● Ayat (1) huruf (d) jadi 5 tahun terakhir aja
● Tidak ada landasan kuat mengapa seluruh BO
FHUI harus memberikan persetujuan sebagai
syarat pembentukan BO FHUI. Berdasarkan
Pasal 15 Penjelasan PD IKM FHUI Hasil
Amandemen 2013, persetujuan penting “penting
untuk mengetahui apakah lembaga tersebut
memang sudah dianggap mampu oleh lembaga
lain untuk menjadi lembaga yang mandiri tanpa
pembinaan BEM FHUI.” Dengan demikian,
pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pembentukan BO FHUI hanyalah BPM FHUI
karena BO FHUI juga bertanggungjawab
terhadap BPM FHUI (melalui penyampaian
LPJ) serta BEM FHUI sebagai lembaga yang
bertugas melakukan pembinaan terhadap BSO
FHUI. Selain daripada itu, tidak ada lembaga
lain yang berkepentingan sehingga persetujuan
lembaga ini perlu dipangkas. Hal ini penting
pula untuk menghindari adanya ulterior motive
dalam pembentukan BO FHUI sebagaimana
sudah diwanti-wanti dalam Penjelasan Pasal 15
tersebut, yakni “pengaturan ini sangat
mengharapkan itikad baik dari para lembaga
kemahasiswaan agar tidak sengaja mempersulit
pembentukan BO FHUI baru berdasarkan
sentimen kelembagaan.”
● Tidak ada landasan kuat pula mengapa harus
ada ketentuan minimal seratus anggota IKM
FHUI untuk menjadi BO FHUI. Faktanya,
KOPMA FHUI yang merupakan BO FHUI
sekarang tidak memenuhi angka tersebut.
Ketentuan ini justru mendiskriminasi
lembaga-lembaga yang pada dasarnya sudah
matang sistem kaderisasi, kepengurusan
organisasi, dan keberlanjutannya, tetapi
terhalang karena anggotanya mereka yang
sedikit mengingat fokus lembaga mereka pun
tidak mengharuskan lembaga tersebut untuk
memiliki banyak anggota. Ketentuan jumlah
minimal anggota ini sebaiknya dikurangi.
● Kalau pembubarannya sesuai dengan AD/ART
masing2 kenapa harus ditetapkan lagi melalui
musma?

● Ayat (4) diganti menjadi “dan/atau” Angga

🔴
(ALSA
)
● Pada Ayat (1), diubah menjadi “adalah:”
● Pada Ayat (1) poin C, frasa “seluruh BO FH UI”
ditinjau ulang.
🟢Fadel (BSO
)

● Pembentukan BO FH UI diatur lebih jelas


dalam PD IKM FH UI

22. Pasal 16 Tidak ada tanggapan -

23. Pasal 17 ● Sama seperti poin DIM ini terhadap Pasal 12, Surya
kedudukan AD/ART BSO FHUI berada di (BEM
bawah Peraturan BPM FHUI dan Peraturan
🔵)
BEM FHUI sehingga larangan pertentangan ini
juga harus dihadapkan pada kedua peraturan
tersebut.

“Kesekretariatan” 🟢
● Pada poin C, kata “Sekretariat” diubah jadi Fadel (BSO
)

24. Pasal 18 Tidak ada tanggapan -

25. Pasal 19 Tidak ada tanggapan -

26. Pasal 20 Tidak ada tanggapan -

27. Pasal 21 ● Satu periode kepengurusan Baim


(BPM 🟣)
● Ayat (3) ditambahkan menjadi “minimal setiap Angga

periode kepengurusan” 🔴
1 (satu) tahun sekali” atau “setiap 1 (satu) (ALSA
)

● Pada Ayat (2), setelah kata “melalui” tidak


diberikan spasi dengan tanda titik dua
● Pada Ayat (2), penggunaan koma diubah
🟢)
Fadel (BSO

menjadi tanda titik koma

28. Pasal 22 ● Menambahkan “Pasangan” di depan ketua dan Baim


wakil ketua (BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Kenapa gak langsung pemilihan Ketua BPM FH Surya
UI?
● Penambahan kata “pasangan” pada Ketua dan
Wakil Ketua BEM

sebelum kata “Ketua dan Wakil…” )🟢


● Pada Ayat (1), ditambahkan kata “pasangan” Fadel (BSO

29. Pasal 23 ● Apakah masih relevan untuk ada frasa Surya


“Memiliki karakteristik IKM FH UI” atau kalau (BEM
memang perlu maka harus diperjelas.
🔵)
● Pada Ayat (1), “Calon Hakim MM FH UI” Fadel (BSO
dihapus
● Pada Ayat (1), frasa “memiliki karakteristik
🟢)
Anggota IKM FH UI” perlu ditinjau lagi karena
tidak ada parameter jelas untuk menilai hal
tersebut
● Pada Ayat (1), kepanjangan IKM UI tidak perlu
lagi karena telah disebutkan pasal-pasal di atas
● Pada Ayat (2), “Calon Hakim MM FH UI”
dihapus

30. Pasal 24 ● menambahkan penjelasan jumlah calon anggota Baim


(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Pemilihan Ketua BPM FH UI berdasarkan suara Surya
terbanyak dalam Pemilu FH UI

● Ayat (1) mengapa hanya 8%? Angga

🔴
(ALSA
)

● Pada Ayat (1), persentase 8% dinilai terlalu


rendah karena tidak merepresentasikan
mayoritas pemilih pada Pemilu FH UI.
🟢)
Fadel (BSO

● Pada Ayat (2), sebelum kata “maka”


ditambahkan tanda koma

● Pada ayat 2 lebih baik menggunakan Peraturan Yudam


MM FH UI daripada Peraturan BPM FH UI (Angkatan
2019 ⬤)

31. Pasal 24A ● Dihapus aja Baim


(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Baiknya diatur dalam peraturan MM Surya

(LK2 🟡)
● Bahwa sebagaimana perubahan dari bentuk Dhani
mekanisme dari organ MM FHUI, perlu diingat
kembali bahwa pemilihan hakim ad-hoc ini
dapat dipilih oleh konsensi dari Lembaga Tinggi
Kemahasiswaan beserta dengan BO FHUI,
dengan perwakilan dari BSO FHUI.

ad-hoc ) 🟢
● Dihapus dan diganti dengan ketentuan Hakim Fadel (BSO

32. Pasal 25 ● Mekanisme pemilu sebagaimana diatur dalam Surya


ayat (2) bermasalah karena menggunakan sistem (BEM
first-past-the-post yang memungkinkan
🔵)
pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM
FHUI terpilih justru tidak dipilih oleh mayoritas
anggota IKM FHUI. Mekanisme pemilu
sebagaimana diimplementasikan dalam praktik
pemilu di Indonesia (dimungkinkannya putaran
kedua apabila terdapat lebih dari dua pasangan
calon untuk mencapai 50%+1 votes dari jumlah
pemilih) perlu dipertimbangkan dengan kuat.
● Ayat (1) kata “dalam” diganti “sebagai”

● Pada Ayat (3), sebelum kata “maka” Fadel (BSO


ditambahkan tanda koma
● Pada Ayat (4), sebelum kata “maka”
) 🟢
ditambahkan tanda koma
● Ayat (4) dan Ayat (5) dinilai repetitif karena
maknanya nyaris sama

33. Pasal 26 ● Apabila persyaratan sebagaimana diatur pada Surya


ayat (2) dipertahankan, harus ditambahkan (BEM
kewajiban dalam AD/ART BO serta BSO FHUI
🔵)
pada Pasal 12 ayat (2) dan Pasal 17 untuk
memasukkan mekanisme pemberhentian
dan/atau pengunduran serta pergantian Ketua
BO FHUI dan Ketua BSO FHUI apabila mereka
tidak lagi memenuhi persyaratan (dicabut status
aktif IKM-nya atau melakukan pelanggaran
lain).

Anggota IKM FH UI” perlu ditinjau lagi karena


tidak ada parameter jelas untuk menilai hal
) 🟢
● Pada Ayat (2), frasa “memiliki karakteristik Fadel (BSO

tersebut

34. Pasal 27 ● Pada Ayat (2), sebelum


ditambahkan tanda koma
kata
🟢
“maka” Fadel (BSO
)

35. Pasal 28 ● Apakah frasa “jumlah tanda tangan yang sama Surya
seperti pada saat mengajukan..” masih relevan? (BEM
Karena belom tentu masih ingat berapa dll
🔵)
● Sebelum pembahasan mekanisme pengunduran
diri, di bahas terlebih dahulu hal-hal apa saja
yang dapat membuat Anggota BPM FH UI dan
Ketua/Wakil Ketua BEM FH UI mengundurkan
diri
● Penambahan mekanisme Pengunduran diri
semua lembaga
● Belum diatur mekanisme untuk pemberhentian
para public elected officials atau pejabat yang
dipilih melalui pemilu, yakni anggota BPM
FHUI serta Ketua dan Wakil Ketua BEM FHUI.
Mekanisme ini penting sebagai landasan apabila
mereka melakukan tindakan-tindakan tertentu,
seperti pelanggaran PD IKM FHUI berupa
kekerasan seksual, korupsi, penggelapan dana,
dan lain sebagainya, mereka dapat diberhentikan
melalui suatu prosedur, seperti pemeriksaan
oleh MM FHUI dan/atau dikembalikan kepada
Musma. Hal ini masih menjadi kekosongan
hukum yang harus segera diperbaiki.

● Sebelum tanda koma tidak perlu ada spasi


● Mekanisme Pengunduran diri Anggota BPM FH
UI ditambahkan poin mengenai pemberitahuan
) 🟢
Fadel (BSO

melalui media publikasi pribadi dan sosial


media lembaga terkait perihal pengunduran diri
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
pihak-pihak yang memberikan amanah selain
poin Petisi Anggota IKM FH UI.
● Pada poin B, frasa “tersebar di 4 angkatan
berbeda” diubah menjadi “yang merupakan
Anggota IKM FH UI tingkat pertama, kedua,
ketiga, dan keempat”

36. Pasal 29 ● Sama seperti poin-poin pada DIM Pasal 29 Surya


(BEM 🔵)
● Pada Ayat (1), sebelum kata “harus” Fadel (BSO
ditambahkan tanda koma
● Pada Ayat (1) poin A, akhir kalimat
) 🟢
ditambahkan tanda titik
● Pada Ayat (1) poin C, frasa “tersebar di 4
angkatan berbeda” diubah menjadi “yang
merupakan Anggota IKM FH UI tingkat
pertama, kedua, ketiga, dan keempat”
● Mekanisme Pengunduran diri Ketua atau Wakil
Ketua BEM FH UI ditambahkan poin mengenai
pemberitahuan melalui media publikasi pribadi
dan sosial media lembaga terkait perihal
pengunduran diri sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang
memberikan amanah selain poin Petisi Anggota
IKM FH UI.
● Pada Ayat (2), sebelum kata “maka”
ditambahkan tanda koma Pada Ayat (2), frasa
“Badan Pengurus Harian” diganti dengan
“Pengurus Inti” dikarenakan diluar Ketua dan
Wakil Ketua BEM FH UI, masih terdapat
jajaran PI BEM FH UI.

37. Pasal 30 Tidak ada tanggapan -

38. Pasal 31 ● Apakah Kegiatan Keagamaan tidak menjadi Fadel (BSO


kegiatan yang diawasi langsung oleh BPM FH
UI? Apabila iya, pada Pasal 8 ayat 3 huruf e
🟢)
mengenai PMB diubah menjadi Penerimaan
Mahasiswa Baru.

39. Pasal 32 ● Menambahkan frasa “mengenalkan LTK, BO, Surya


BSO, dan Komunitas di FH UI” (BEM 🔵)
“dilakukan oleh mahasiswa tingkat 4”
dikarenakan tidak seluruh panitia inti PMB FH
) 🟢
● Pada Ayat (2), ditinjau ulang mengenai frasa Fadel (BSO

UI mahasiswa tingkat 4

40. Pasal 33 Tidak ada tanggapan -

41. Pasal 34 Tidak ada tanggapan -

42. Pasal 35 Tidak ada tanggapan -

43. Pasal 35A ● Digabung dengan Pasal 35 Angga

🔴
(ALSA
)

44. Pasal 36 Tidak ada tanggapan -

45. Pasal 37 ● Mekanisme banding IKM bisa dilakukan lewat Yudam


MM FH UI (Angkatan
2019 ⬤)

46. Pasal 38 ● Musma LB diapus (ketentuan musma lb) Baim


(BPM 🟣)
● Setelah kata “dari” ditambahkan tanda titik dua
🟢
Fadel (BSO
)

47. Pasal 39 ● Ketentuan Musma


Musma LB
diganti jadi ketentuan Baim
(BPM 🟣)
(LK2 🟡)
● Mengingat kembali terhadap MUSMA tahun Dhani
2019, yang tersendat dalam pelaksanaan, lebih
baik apabila MUSMA sendiri diubah menjadi
review terhadap PD IKM FHUI daripada selalu
menjadi penetapan ataupun pengubahan dari PD
IKM FHUI, dan dapat dimunculkannya
perubahan semisal adanya suatu kebutuhan atau
urgensi dari pihak-pihak yang mengajukan
adanya suatu perubahan. (Untuk ayat (1) dan
(2))

48. Pasal 40 ● Ketentuan ganti jadi musma lb Baim


(BPM 🟣)
Tinggi Kemahasiswaan” ) 🟢
● Pada Ayat (2), ditambahkan menjadi “Lembaga Fadel (BSO

49. Pasal 41 ● Dihapus Baim


(BPM 🟣)
● Ayat (1) ditambahkan dalam wewenangnya Angga

oleh IKM FH UI ) 🔴
untuk mengurus hal lain yang dianggap perlu (ALSA

50. Pasal 42 Tidak ada perubahan -

51. Pasal 43 Tidak ada perubahan -

52. Pasal 43A ● “Pasangangan ketua dan wakil ketua BEM” Baim
● Pertanggung jawaban Forma LB dibawah BEM (BPM
FHUI dan BPM FHUI
🟣)
53. Pasal 43 B Tidak ada tanggapan -

54. Pasal 43 C Tidak ada tanggapan -

55. Pasal 44 Tidak ada tanggapan -

56. Pasal 45 ● Nomenklatur “peraturan


“peraturan IKM FHUI”
BPM” ganti jadi Baim
(BPM 🟣)
(BEM 🔵)
● Memperjelas hierarki peraturan di lingkup IKM Surya
FH UI
● Kalau peraturan BEM tidak setara dengan
peraturan BPM, apakah menandakan bahwa
BEM di bawah BPM? Padahal harusnya setara.

hierarkis atau tidak ) 🟢


● Tata susunan yang dimaksud apakah bersifat Fadel (BSO

● Lebih baik susunan peraturan IKM FHUI Yudam


sebagai berikut: (Angkatan
1. PD IKM FHUI 2019 ⬤)
2. UU IKM FHUI
3. PERATURAN BPM FHUI
4. PERATURAN BEM FHUI

57. Pasal 46 Tidak ada tanggapan -

58. Pasal 47 Tidak ada tanggapan -

59. Lain-Lain ● Bagaimana kedudukan Komunitas FHUI di Surya


dalam ketatanegaraan IKM FHUI?
● Bagaimana pengawasan terhadap ketentuan
(BEM 🔵)
mengenai hak anggota aktif/pasif? Bagaimana
prosedur untuk menghadapi pelanggaran
terhadap hak-hak yang diatur tersebut, misalnya
anggota pasif menjadi ketua panitia yang
diselenggarakan oleh BSO FHUI?

● Mengenai UU IKM FH UI, sepengetahuan saya Yudam


sampai saat ini, tidak terdapat UU tersebut. (Angkatan
Menurt saya, mengenai UU IKM FH UI harus 2019 ⬤)
dibuat lebih lanjut agar dapat menjelaskan
hal-hal yang tidak di atur dalam PD IKM FH
UI, contohnya mengenai kekerasan seksual yang
sedang marak terjadi di lingkungan Fakultas
Hukum Universitas Indonesia.
● Mengenai Mahkamah Mahasiswa Fakultas
Hukum Univesitas Indonesia yang menurut saya
sampai detik ini kehilangan eksistensinya di
lingkungan FH UI karena tidak ada IKM FH UI
yang berminat menjadi hakim MM FH UI.
Untuk itu secepatnya harus dibuat peraturan
yang membahas mengenai MM FH UI karena
banyak permasalahan yang harus diselesaikan
dalam MM FH UI.
● Mengenai komunitas yang ada di lingkungan
FH UI harus diatur lebih lanjut karena
membawa nama FH UI itu sendiri yang dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

60. Inventarisasi ● Pertama, terdapat tumpang tindih kewenangan Tim


secara umum antara lembaga tinggi kemahasiswaan. Seperti, (Angkatan
pencabutan status IKM FHUI yang dilakukan 2020 ⬤)
oleh BPM FHUI. Kewenangan ini seharusnya
dipegang oleh Mahkamah Mahasiswa selaku
lembaga yudikatif di lingkungan IKM FHUI.
● -----Kemudian, mengenai hierarki
perundang-undangan yang ada di IKM FHUI
yang menurut saya kurang elok. Tidak adanya
Undang-Undang IKM FHUI (“UU IKM FHUI”)
menurut saya membuat enforcement dari
peraturan itu sendiri tidak diindahkan oleh
lembaga kemahasiswaan maupun IKM FHUI.
------Perlu dibentuk Undang-Undang IKM
FHUI yang mengatur mengenai peraturan
turunan dari PD IKM FHUI. UU IKM FHUI ini
nantinya akan dibentuk oleh BPM FHUI dengan
persetujuan Ketua BEM FHUI, dan Ketua BO.
Pengaturan perihal kekerasan seksual,
kesejahteraan mahasiswa, pembentukan BO ,
BSO, dan Komunitas sebaiknya diatur di dalam
peraturan ini.
-----Kenapa BO juga ikut dalam menyusun UU
IKM FHUI? Sebagaimana kita tahu, peran BO
dalam kehidupan kemahasiswaan IKM FHUI
sangatlah penting. Jumlah total mahasiswa yang
bergabung di dalam BO lebih tinggi dari mereka
yang bergabung di BEM atau BPM. Oleh karena
itu, Ketua BO juga memiliki peran eksekutif
dalam menjalankan peraturan UU IKM FHUI
ini nantinya.
● Mengenai BPM FHUI sendiri yang menurut
saya kurang menggambarkan anggota
independennya sebagai “perwakilan
mahasiswa.” Hal ini dikarenakan tidak
diwajibkannya terdapat perwakilan dari tiap-tiap
angkatan dalam sebuah kepengurusan BPM
FHUI. Seperti yang terjadi saat ini, dimana
anggota independen BPM FHUI hanya terdiri
dari dua orang yang berasal dari angkatan yang
sama.
● -----Selain itu, mengenai MM FHUI yang sudah
hilang keberadaannya sejak saya memasuki
FHUI. Perlu menjadi pertimbangan bahwa
hanya sedikit orang yang ingin mengabdikan
dirinya menjadi seorang hakim tetap di lingkup
kemahasiswaan. Hal ini akan menghambat
dirinya untuk mengembangkan diri di organisasi
lain untuk menunjang skill dan karir
kedepannya. Oleh karena itu, mau tidak mau
kita harus membuat konsep Hakim ad-hoc yang
dipilih melalui panitia khusus yang terdiri dari
BPM FHUI, BEM FHUI, BO, serta Perwakilan
Angkatan.
-----Kehadiran MM menjadi sangat krusial
melihat beberapa kasus yang belakangan terjadi
di FHUI, baik itu kasus kekerasan seksual,
maupun perihal peristiwa pemecatan anggota
BEM FHUI yang tidak melalui proses yang baik
dan adil.
-----Nantinya, kewenangan untuk
memberhentikan anggota tetap ada di Ketua
Lembaga, namun dalam pelaksanaannya harus
tetap melewati proses beracara yang baik dan
benar di MM FHUI.
● Kontrol IKM FHUI terhadap BEM FHUI dirasa
sangat kurang. Sebagai lembaga eksekutif yang
bertanggung jawab kepada IKM FHUI,
seharusnya BEM sebelum menjalankan
tugasnya harus terlebih dahulu
membicarakannya bersama dengan IKM FHUI
sebagaimana dilakukan di Fakultas Teknik. IKM
FHUI seharusnya memiliki hak untuk
mempertanyakan dan menentang program kerja
yang akan dilaksanakan oleh BEM FHUI jika
dirasa akan merugikan dirinya atau
mencorengkan nama FHUI.
● Pembubaran BO tidak perlu melewati
Musyawarah Mahasiswa, cukup dengan
Musyawarah Besar Luar Biasa di
masing-masing organisasi.
● Mengenai mekanisme pengunduran Ketua BEM
dan Anggota BPM FHUI sebaiknya melewati
MUSMA agar setiap IKM dapat memberikan
pandangannya.
● Tata susunan peraturan menjadi:
1. PD IKM FHUI
2. TAP MUSMA/MUSMA LB
3. TAP FORMA/FORMA LB
4. UU IKM FHUI
5. PERATURAN BPM FHUI
6. PERATURAN BEM FHUI
● Mengenai prinsip check and balances, perlu ada
mekanisme impeachment terhadap Ketua BEM
FHUI jika dianggap sudah tidak layak untuk
menjabat. Mekanisme ini akan mirip dengan
mekanisme impeachment Presiden sebagaimana
diatur dalam UUD 1945. Oleh karena itu, perlu
juga dibicarakan mengenai alur pelantikan
Ketua BEM FHUI oleh Ketua BPM
FHUI/Ketua Kongres jika nantinya dibentuk.
Hal ini agar nantinya Ketua BPM/Ketua
Kongres ini yang dapat memberhentikan Ketua
BEM FHUI.
● -----Terakhir, perlu ada pengaturan mengenai
Komunitas yang saat ini sedang marak didirikan
oleh IKM FHUI. Menjadi keresahan karena
Komunitas ini selalu menyematkan nama FHUI
di nama Komunitasnya, seperti PODIUM FHUI,
LACCS FHUI, dan lain-lain.
-----Hal ini harus menjadi perhatian saat sedang
melakukan amandemen PD IKM, perlu diatur
bagaimana peraturan perihal penggunaan
“FHUI” dan juga mengenai hak serta kewajiban
dari Komunitas - Komunitas ini.

Anda mungkin juga menyukai