Jobsheet Penerapan Rangkaian
Jobsheet Penerapan Rangkaian
Nama :
No. Abs :
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Ajaran : 2019/2020
Pertemuan Ke- :
Alokasi Waktu :
Mata Pelajaran : Penerapan Rangkaian Elektronika
Komppetensi Dasar : Menerapkan komponen FET dan MOSFET sebagai penguat daya
Membuat rangkaian dengan menggunakan FET dan MOSFET
sebagai penguat daya
A. TUJUAN
1. Peserta didik dapat merancang rangkaian penguat daya
2. Peserta didik dapat merakit rangkaian penguat daya
3. Peserta didi dapat malukan pengukuran penguatan dari penguat daya
4. Peserta didik dapat melakukan analisis kerja dari rangkaian penguat daya
B. TEORI DASAR
Penguat Daya atau sering dikenal dengan Audio Amplifier adalah sebuah alat yang
berfungsi memperkuat sinyal audio dari sumber-sumber sinyal yang masih kecil sehingga
dapat menggetarkan membran speaker dengan level tertentu sesuai kebutuhan.
Dasar Penguat Akhir
Penguat akhir bertugas menguatkan sinyal sejauh mungkin dengan daya guna yang
sesuai. Kepentingan utama sebuah penguat akhir, yang juga disebut penguat daya, terletak
pada pembangkitan daya bolak-balik untuk loudspeaker. Transistor harus dikendalikan
maksimal jika dia seharusnya memberikan daya yang besar, karena tidak liniernya kurva
transistor timbul cacat.
Selain masalah efesiensi penguat daya, maksudnya perbandingan dari daya bolak-balik
yang diberikan dan daya arus searah yang diambil sebesar mungkin, karena biaya operasi
dan pendinginan transistor yang besar.
Besar arus Ib biasanya tercantum pada data sheet transistor yang digunakan. Besar
penguatan sinyal AC dapat dihitung dengan teori analisa rangkaian sinyal AC.
analisa ac kelas A
resistansi Rc paralel dengan beban RL (pada penguat akhir, RL adalah speaker 8 Ohm)
dan re` adalah resistansi penguatan transistor. Nilai re` dapat dihitung dari rumus re` =
hfe/hie yang datanya juga ada di datasheet transistor. Gambar 1 – 21 menunjukkan
ilustrasi penguatan sinyal input serta proyeksinya menjadi sinyal output terhadap garis
kurva x-y rumus penguatan vout = (rc/re) Vin.
Ciri khas penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif.
Penguat tipe klas A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi.
Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis
dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira
hanya 25% - 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga
walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap
bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga
sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor
penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih
besar.
Panas yang berlebih menjadi masalah tersendiri pada penguat kelas A. Maka
dibuatlah penguat kelas B dengan titik Q yang digeser ke titik B (pada gambar 1-22). Titik B
adalah satu titik pada garis beban dimana titik ini berpotongan dengan garis arus Ib = 0.
Karena letak titik yang demikian, maka transistor hanya bekerja aktif pada satu bagian
fasa gelombang saja. Oleh sebab itu penguat kelas B selalu dibuat dengan 2 buah transistor
Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).
Karena kedua transistor ini bekerja bergantian, maka penguat kelas B sering
dinamakan sebagai penguat Push-Pull. Rangkaian dasar Power Amplifier kelas B adalah
seperti pada gambar 1-23. Jika sinyalnya berupa gelombang sinus, maka transistor Q1 aktif
o o
pada 50 % siklus pertama (fasa positif 0 -180 ) dan selanjutnya giliran transistor Q2 aktif
o o
pada siklus 50 % berikutnya (fasa negatif 180 – 360 ). Penguat kelas B lebih efisien
dibanding dengan kelas A, sebab jika tidak ada sinyal input (vin = 0 volt) maka arus bias Ib
juga = 0 dan praktis membuat kedua trasistor dalam keadaan OFF.
Efisiensi penguat kelas B kira-kira sebesar 75%. Namun bukan berarti masalah sudah
selesai, sebab transistor memiliki ke-tidak ideal-an. Pada kenyataanya ada tegangan jepit
Vbe kira- kira sebesar 0,7 volt yang menyebabkan transistor masih dalam keadaan OFF
walaupun arus Ib telah lebih besar beberapa mA dari 0. Ini yang menyebabkan masalah
timbulnya cross- over pada saat transisi aktif dari transistor Q1 ke transistor Q2 yang
bergantian menjadi aktif. Gambar 1-24 menunjukkan masalah cross-over ini yang
penyebabnya adanya dead zone transistor Q1 dan Q2 pada saat transisi. Pada penguat
akhir, salah satu cara mengatasi masalah cross-over adalah dengan menambah
filter cross-over (filter pasif L dan C) pada masukan speaker.
Cara lain untuk mengatasi cross-over adalah dengan menggeser sedikit titik Q pada
garis beban dari titik B ke titik AB (gambar 1-25). Ini tujuannya tidak lain adalah agar pada
saat transisi sinyal dari fasa positif ke fasa negatif dan sebaliknya, terjadi overlap diantara
transistor Q1 dan Q2. Pada saat itu, transistor Q1 masih aktif sementara transistor Q2
mulai aktif dan demikian juga pada fasa sebaliknya. Penguat kelas AB merupakan
kompromi antara efesiensi (sekitar 50% - 75%) dengan mempertahankan fidelitas sinyal
keluaran.
Ada beberapa teknik yang sering dipakai untuk menggeser titik Q sedikit di atas
daerah cut- off. Salah satu contohnya adalah seperti gambar 1-26. Resistor R2 berfungsi
memberi tegangan jepit antara base transistor Q1 dan Q2. Nilai R2 untuk memberikan
arus bias tertentu bagi kedua transistor. Tegangan jepit pada R2 dihitung dari pembagi
tegangan R1, R2 dan R3 dengan rumus VR2 = (2VCC) R2/(R1+R2+R3). Lalu tentukan arus
base dan lihat relasinya dengan arus Ic dan Ie sehingga dapat dihitung relasinya
dengan tegangan jepit R2 dari rumus VR2 = 2x0.7 + Ie(Re1 + Re2). Penguat kelas AB
ternyata punya masalah dengan teknik ini, sebab akan terjadi penggemukan sinyal pada
kedua transistornya aktif ketika saat transisi. Masalah ini disebut dengan gumming.
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan Alat dan Bahan yang dibutuhkan.
2. Perhatikan gambar diagram rangkaian di bawah kemudian buatlah Layout PBC
dengan ukuran max 8x10 CM
3. Melakukan iron transfer artwork
4. Melakukan laundry sink
5. Melakukan etching
6. Melakukan cutting dan drilling
7. Rangkailah amplifier dengan PCB yang telah dibuat dan komponen serta bahan yang
disediakan, meliputi :
a. Memasang komponen pasif
b. Memasang komponen semikonduktor
c. Menguji coba rangkaian
d. Troubleshooting dan perbaikan bila perlu
8. Lakukan pengukuran pada rangkaian amplifier, meliputi pengukuran :
a. Daya, penguatan, sensitivitas
b. Respon frekuensi
c. Tegangan kerja
a. Lembar pengukuran
1. Pengukuran dan penghitungan daya, penguatan dan sensitivitas
Gain x Gain dB
2. Pengukuran Respon Frekuensi
No Frekuensi V in (Vpp) Vout (Vpp) Gain (x) Gain (dB)
(Hz)
1 10
2 20
3 50
4 100
5 200
6 500
7 1k
8 2k
9 5k
10 10k
11 20k
12 50k
13 100k
14 200k
15 500k
1 Q1
2 Q2
3 Q3
4 Q4
5 Q5
6 Q6
7 Q7
8 Q8
9 Q9
E. TUGAS LAPORAN