Anda di halaman 1dari 3

Asesmen resiko Unit Hemodialisis (rekomendasi)

1. Kesalahan pengimputan biaya Tindakan hemodialisa singgel atau reuse di sistem averin
2. Masuknya pasien ke rumah sakit diusahakan satu pintu. Sebaiknya ada petugas yang
mengantar pasien dari depan ke unit Hemodialisis. Untuk melakukan asesmen awal
terhadap pasien di depan, sebaiknya pasien dilewatkan di IGD untuk melakukan
asesmen awa jika pasien kondisi lemah
3. Sebaiknya ada tempat tidur khusus untuk observasi di ruangan Hemodialisis.
4. Dalam register pasien tambahkan kolom “baru” dan “lama” untuk mengetahui
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan Hemodialisis.
5. Dirijen „acid“ yang ada di belakang mesin Hemodialisis harus ditutup sehingga
uapnya tidak mengganggu kesehatan pasien dan petugas.
6. Pembersihan alat Hemodialisis harus dilakukan oleh perawat yang terlatih.
Bila akan didelegasikan ke petugas kebersihan harus ada surat
pendelegasian tertulis.
7. Untuk menyimpan barang-barang di troli jangan menggunakan plastik kuning,
khawatirnya disangka B3.
8. Troly pasien tidak boleh digunakan untuk semua antar pasien.
9. Harus disediakan lemari untuk perlengkapan pasien, sehingga tidak ada lagi
barang-barang pasien yang diletakkan diatas tempat tidur.
10. Alas/underpad harus diletakkan pada posisi yang jelas, sehingga tidak mengganggu
pemantauan pemasangan alat di lengan pasien.
11. Penggunaan heparin tidak boleh langsung dioplos dengan perawat yang berbeda
12. Buat SPO pendelegasian pengoplosan heparin oleh perawat di unit HD
13. Tempat untuk meletakkan khusus vial hepari yang sudah dibuka
14. Saat Hemodialisis sedang berjalan, pagar tempat tidur pasien harus dinaikkan.
15. Alat timbang berat badan jangan menggunakan yang digital, tapi gunakan yang dari
per agar mudah dikalibrasi. Kalau menggunakan yang digital harus ada mantenen
selalu diperiksa oleh petugas IPSRS sebelum digunakan.
16. Terpasangnya 5 exhouser di ruang unit hemodialisis
17. Dirijen bekas „acid“ termasuk B3 jadi tidak boleh digunakan untuk menyimpan bekas
jarum dan atau spuit.
18. Kalau menggunakan „safety box“ gunakan yang ukuran besar.
19. Pihak Hemodialisis harus membuat buku serah terima dirigen dengan petugas
kebersihan.
20. Sekat untuk setiap pasien harus tranparan dan mudah dicuci
21. Termometer ruangan harus selalu dikalibrasi
22. Penerangan khusus lampu downlead di masing masing tempat tidur pasien
23. Perlu rekam medik khusus yang ditinggal di ruang Hemodialisis.
24. Harus ada evaluasi berkala terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien
dengan melakukan monitoring terhadap Hemoglobin (Hb), Gizi, berat badan, dan
lain-lain (harus ada pencatatannya).
25. Periksa HbsAg dan HIV setahun sekali.
26. Lakukan surveilans terhadap hepatitis dan HIV minimal setahun sekali
27. Rekam medik dan formulir “informed consent” dengan formulir yang standar. Harus
ada “informed consent” tentang HBsAg dan HIV yang positif akan dirujuk.
28. Dalam hanya berat badan (BB), tekanan darah (TD) dan obat yang digunaka
29. Pintu WC harus keluar. Gagang pintu diganti dengan yang bulat sehingga bisa dibuka
dari luar. Kasih bel dalam WC.
30. Untuk „water treatment“ minta kepada Sinar Roda Utama untuk memberi label
nama Rm isi tabung pada permukaan tabung sebagai bentuk identifikasi
31. Minta kepada Sinar Roda Utama untuk menyediakan bagan water treatment.
32. Minta kepada Sinar Roda Utama untuk mengganti besi yang berkarat pada “water
treatment”
33. Harus ada kartu log pemeriksaan oleh petugas IPSRS di “water treatment”.
34. Minta termometer untuk pencatatan suhu di lemari es.
35. Letakkan eritropoetin dekat pintu lemari es.
36. Untuk tenaga kontrak yang sudah pelatihan Hemodialisis masa kerja 5 tahun keatas
alih status menjadi karyawan tetap
37. Pikirkan penyimpanan linen bersih,kotor dan penataan ruangan untuk dirijen
38. Perlu disediakan „DC Shock“ECG Monitor untuk Tim Code Blue.
39. Air “reject” tidak dibuang percuma ditampung untuk dapur dan linen.

Agus Meriroja, S.Kep., Ns

Anda mungkin juga menyukai