Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI PERLINDUNGAN HUKUM

TENAGA KEPERAWATAN
DPK PPNI RS.ELIZABETH 2016
• profesi medis adalah profesi yang rawan terhadap gugatan maupun
laporan polisi. Itu karena praktik medis penuh risiko terkait
keselamatan pasien. Apalagi kesadaran warga tentang layanan
kesehatan bermutu meningkat. Karena itu, profesi medis perlu
perlindungan hukum
ISTILAH PERLINDUNGAN HUKUM ???

• Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum
ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif,
baik yang lisan maupun yang tertulis.

• Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum adalah Sebagai kumpulan peraturan


atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.
MENGAPA PROFESI KEPERAWATAN PERLU
MENDAPATKAN PERLINDUNGAN HUKUM ??
• 1. Perawat sebagai salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang
bersentuhan langsung dengan pelayanan kesehatan menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari isu hak atas kesehatan

• 2. Semakin banyaknya pasien yang mengajukan tuntutan hukum atas


ketidak puasan pelayanan tenaga perawat
BANYAKNYA TUNTUTAN HUKUM TERHADAP
PERAWAT

• Perawat sebagai tenaga professional memiliki akuntabilitas terhadap keputusan dan


tindakannya. Dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak menutup kemungkinan perawat
membuat kesalahan dan kelalaian baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja

• Untuk menjalankan praktik profesinya, maka secara hukum perawat harus dilindungi
terutama dari tuntutan malpraktik dan kelalaian pada keadaan darurat. Sebagai contoh,
misalnya di amerika serikat terdapat UU yang bernama Good Samaritan Acts yang
melindungi tenaga kesehatan dalam memberikan pertolongan pada keadaan darurat
PERLINDUNGAN TERHADAP PROFESI
PERAWAT OLEH UNDANG UNDANG

• Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


• Undang Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
• Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
• Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

• Pasal 24 yang menyatakan tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan standar prosedur operasional.

• Pasal 27 Ayat (1) : tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai profesinya.

• Pasal 29 : dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya,
kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.
UNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2014
TENTANG KEPERAWATAN
• Pasal 47 menyatakan :
“Untuk meningkatkan mutu Praktik Keperawatan dan untuk memberikan
perlindungan serta kepastian hukum kepada Perawat dan masyarakat,
dibentuk Konsil Keperawatan”
UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014
TENTANG TENAGA KESEHATAN

• Pasal 57 menyatakan :
“Tenaga Kesehatan Dalam Menjalani Praktik berhak :

a. Memperoleh perlindungan hukum SEPANJANG MELAKSANAKAN TUGAS SESUAI


DENGAN STANDARD PROFESI, STANDAR PELAYANAN PROFESI DAN STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL

b. MENOLAK keinginan penerima pelayanan kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan
standar profesi, kode etik, standar pelayanan, standar prosedur operasional atau ketentuan
perundang – undangan
Pasal 75 menyatakan :
“ Tenaga Kesehatan Dalam Menjalankan Praktik Berhak Mendapatkan Perlindungan
Hukum Sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku”
UNDANG UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT

• Menurut Pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit
bertanggungjawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
di rumah sakit
PERLINDUNGAN TENAGA PERAWAT DARI
ADANYA TUNTUTAN PASIEN

• PREVENTIF
Pasal 18 (mengenai Surat Tanda Registrasi) dan Pasal 19 (mengenai Surat
Ijin Praktek Perawat) Undang Undang No 38 tahun 2014 Tentang Undang
Undang Keperawatan

Pasal 36 Dan Pasal 37 (mengenai hak dan kewajiban perawat) Undang


Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
PASAL 36 :
• a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar
profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundangundangan;

• b. memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/alau keluarganya.

• c. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah diberikan;

• d. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar pelayanan, standar
profesi, standar prosedur operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

• e. memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar


PASAL 37
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban:

• a. melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar Pelayanan
Keperawatan dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

• b. memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan Keperawatan, standar
profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

• c. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat
sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya;

• d.mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan standar


Pasal 49 Undang Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan menyatakan :
“Untuk meningkatkan mutu Praktik Keperawatan dan untuk memberikan perlindungan
serta kepastian hukum kepada Perawat dan masyarakat, dibentuk Konsil Keperawatan”
ADANYA KONSIL KEPERAWATAN DIPERLUKAN SEBAGAI :

Fungsi hukum dalam praktik keperawatan, seperti memberikan kerangka untuk


menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum dan bisa
membedakan tanggungjawab perawat dengan tanggungjawab profesi yang lain.
Perawat perlu tahu tentang hukum yang mengatur praktik, misal
untuk memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan
perawat yang dilakukan konsisten dengan prinsip-prinsip hukum
PERLINDUNGAN HUKUM SECARA REPRESIF

• Pasal 78 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang tenaga Kesehatan menyatakan : “


Dalam hal tenaga kesehatan di duga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya
yang menyebabkan kerugian kepada penerima pelayanan kesehatan, perselisihan yang
timbul akibat kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui penyelesaian
sengketa di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan

• Pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan
atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit
• Ketentuan Pasal 46 ini menjadi dasar yuridis bagi seseorang untuk
meminta tanggung jawab pihak rumah sakit jika terjadi kelalaian
tenaga kesehatan yang menimbulkan kerugian.
BENTUK PENDAMPINGAN BAGI PERAWAT YANG
BERHADAPAN DENGAN HUKUM

• Bentuk Pendampingan Hukum bagi perawat yang berhadapan dengan hukum pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan pendampingan dalam perkara hukum pada umumnya.

a. Pendampingan pada saat pemeriksaan baik di tingkat penyidikan (Kepolisian), di tingkat


Kejaksaan, sampai mendapatkan Pembelaan dari Penasehat Hukum di Pengadilan

b. Mendapatkan bantuan hukum apabila tenaga perawat di gugat di pengadilan


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai