Anda di halaman 1dari 2

Struktur Dasar Batik

Bismillah
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam karya, Sobat.  Batik memiliki unsur-unsur yang dikomposisikan sedemikian rupa sehingga
terbentuklah pola yang menarik. Struktur batik merupakan struktur atau prinsip dasar penyusunan batik
(Dharsono/Budaya Nusantara, 2007: 87). Struktur batik terdiri dari unsur pola atau motif batik yani:
1)      Motif Utama
Motif utama, merupakan unsur pokok pola, berupa gambar-gambar bentuk tertentu, karena merupakan
unsur pokok maka dapat disebut ornamen utama (pokok)
2)      Motif Pendukung
Motif pendukung merupakan pola berupa gambar-gambar yang dibuat untuk mengisi bidang, bentuk lebih
kecil dari pada ornamen utama. Motif ini juga dapat disebut ornamen pengisi (selingan)
3)      Motif Isen-isen
Motif  isen untuk memperindah pola secara keseluruhan , baik ornamen pokok maupun ornamen pengisi
diberi isian berupa hiasan titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis. Biasanya isen dalam seni batik
mempunyai bentuk dan nama tertentu, dan dalam jumlah banyak.
Struktur batik merupakan paduan motif (pola) yang terdiri dari motif utam. Motif selingan secara variatif
menghiasi keseluruhan merupakan elemen rupa (idiom) dan sekaligus memperkuat keseimbangan
komposisi atau tata susun dalam unsur batik. Secara keseluruhan memberikan satu-kesatuan (unity) pola
susunan batik. Motif isen terdiri dari cecek (titik-titik) yang dipadu dengan garis yang diterapkan pada
motif batik pokok ataupun pada selingan merupakan variasi untuk memberikan rasa estetik (indah) pada
batik.
Unsur-unsur yang disebutkan diatas diterapkan pada batik klasik yang telah memiliki pakem. Sehingga
unsur-unsur diatas menjadi patokan dalam membuat batik, bahkan berinovasi dengan motif batik.unsur-
unsur tersebut menjadi patokan dalam inovasi dalam kebutuhan lain meskipun akan mengikis makna
batik itu sendiri misalnya, pembuatan ornamen bangunan  bercorak batik, pembuatan lantai dengan corak
batik,  bahkan pembuatan sandal bercorak batik. Namun tanpa adanya inovasi batik sendiri akan lebih
sulit bertahan dalam dunia tekstil di masa modern ini dan akan lebih mudah tercoret dari “kebudayaan
Indonesia” di masa depan nanti.
 

Anda mungkin juga menyukai