Anda di halaman 1dari 4

Tugas Terstruktur 1

Ilmu Sosial Dasar

Cornelia Talita Mulyani Panjaitan

215120407111089

•Review Materi : Paradigma Ilmu Sosial

 Terdapat 3 paradgima mendasar dalam Ilmu Sosial Dasar


1. Fakta sosial (Durkheim) → memusatkan perhatian pada struktur makro
masyarakat (unsur-unsur yang berada lingkungan sekitar), memahami kondisi
masyarakat secara objektif yang terdiri dari material dan non-material.
Syarat fakta sosial : -Universal (struktur sosial)
-Berkaitan dengan fakta lain (tidak berdiri sendiri)
-Mengatur perilaku masyarakat (memunculkan peraturan)

2. Definisi sosial (Blummer, Burger, Blau) → fokus pada actor/individu dalam


membentuk suatu realitas melalui aksi, interaksi sosial, dan fenomena sosial
yang adalah buah dari proses berpikir.
Manusia memiliki peran dalam membentuk realitas sosial (abstrak menjadi
kongkrit, dijelaskan secara scientific) dari proses interaksi yang membentuk
definisi-definisi sesuai dengan konteksnya.
Manusia yang membentuk definisi dalam realitas dan suatu definisi tidak
boleh berbasis opini atau standar pribadi. Data atau pernyataan yang kita kaji
harus mampu membentuk realitas dan fokus pada sumber objek yang kita
teliti.

3. Tindakan sosial (Max Weber) → fokus pada orientasi tindakan individu yang
membentuk realitas.
Jenis-jenis :
-Tindakan tradisional => mengamati fenomena/realitas sosial dengan cara
pandang tradisional (contoh: menjelaskan alasan tradisi upacara ngaben masih
dilakukan hingga saat ini dengan alasan yang bersifat tradisional seperti
meneruskan leluhur, nilai-nilai yang diturunkan nenek moyang)
-Tindakan efektif => Tindakan sosial yang diorientasikan pada nilai (contoh:
gerakan sosial seperti gender yang didasari nilai efektif yaitu ingin dipuji,
belajar untuk mendapat nilai yang bagus)
-Tindakan emosional => Tindakan yang sangat dipengaruhi oleh sisi
emosional (contoh: orang yang sedang kasmaran cenderung lebih egois,
seseorang mengikuti suatu organisasi agar lebih dekat dengan orang yang
disukai)
-Tindakan instrumental => tindakan yang menunjukan cara demi mendapat
suatu tujuan, berdasarkan pada rasionalitas (contoh: mengatur keuangan
supaya bisa beli hp baru)
Weber menganalisa adanya tindakan yang diorientasikan oleh orang lain
(contoh: mengajak teman-teman untuk belajar bersama demi mendapat IPK
4.0)
Tindakan-tindakan sosial ini memiliki pola-pola interaksi sosial yang di
dalamnya mengandung makna yang dapat dipahami.
Pandangan Max Weber terhadap tindakan sosial dipengaruhi oleh Immanuel
Kant yang menganut paham paradigma pluralis (kaitan antara struktur dan
aktor)
Paradigma tindakan sosial:
-memperkirakan akibat dari sebuah interaksi yang akan memunculkan sebuah
tindakan sosial yang diorientasikan kepada orang lain (contoh: orang tua
memenuhi kebutuhan pembelajaran daring agar lebih rajin belajar)
-Melihat kategori-kategori tindakan individu yang memperjelas fakta (contoh:
kampanye merupakan tindakan seseorang yang diorientasikan kepada orang
lain dengan dipengaruhi berbagai alasan)
 Berdasarkan penjabaran yang ada, paradigma sosial bisa diartikan sebagai cara
pandang atau kerangka berpikir yang mempengaruhi perilaku atau menjelaskan
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat

•Kasus/fenomena sosial di lingkungan saya

Fenomena yang saya angkat adalah pinjaman online ilegal yang sedang marak di
masa pandemi covid-19. Fenomena ini pernah terjadi beberapa tahun silam namun belum
dalam bentuk online. Para debkolektor yang menagih rentenir sering disebut “babi ngepet” di
daerah saya. Kasus ini sangat marak sehingga ketua RT membuat spanduk yang meralang
para debkolentor untuk memasuki wilayah pemukiman setempat.

Pada dasarnya, pinjaman online adalah layanan pembiayaan yang memberikan


pinjaman uang dan disediakan oleh badan tertentu secara online/daring. Pinjaman online
sebenernya tidak akan bermasalah apabila memiliki badan hukum yang sah dan mendapat
izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di luar dari itu, jasa rentenir atau pinjaman uang
bersifat ilegal dan dapat menimbulkan masalah bagi peminjamnya.

Di tengah sulitnya masa pademi virus covid-19, kasus pinjaman online ilegal semakin
marak, khususnya di wilayah tempat tinggal saya. Tidak jarang warga mengeluh kepada pak
RT karena kesulitan untuk membayar hutang dan tidak bisa melaporkan kasus penyedotan
uang ini ke pihak yang berwenang. Terjadi kebocoran data pribadi dan juga pemerasan secara
konstan oleh para lintah darat dengan menaikan bunga hingga 20% per bulannya. Fenomena
sosial ini sangat meresahkan karena dapat berdampak pada pekerjaan dan kondisi psikologis
korban.

•Analisa Kasus

Saya akan meninjau dan menganalisa kasus ini dengan menggunakan paradigma
tindakan sosial. Terdapat dua fokus objek yang menjadi aktor dalam fenomena tersebut yaitu
lintah darat dan masyarakat yang menjadi peminjam. Jenis tindakan sosial yang terdapat pada
fenomena ini adalah tindakan efektif dan tindakan emosional.

Tindakan efektif bisa terlihat dari orientasi dan latar belakang dari tindakan lintah
darat. Para debkolektor sengaja tidak melalui jalur hukum yang sah supaya tidak perlu
membayar pajak kepada pemerintah. Mereka juga memeras uang peminjam dengan
melambungkan bunga setinggi mungkin untuk mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya.
Semua tindakan yang mereka lakukan memiliki nilai efektif yaitu bertujuan untuk
menguntungkan diri sendiri dan mendapatkan uang atau menjadi kaya secara instan.

Tindakan emosional dapat terlihat dari orientasi peminjam yang sangat dipengaruhi
oleh sisi emosional mereka. Kondisi pandemi covid-19 yang membuat mereka sangat
terpuruk secara finansial mendorong mereka untuk bertahan dengan segala cara.
Keputusasaan yang mereka rasakan membutakan sisi rasional mereka dan membuat mereka
mengambil jalan pintas sehingga terjerumus ke dalam hutang pinjaman online. Para lintah
darat juga dapat ditinjau melalui tindakan emosional karena tindakan mereka didorong oleh
kerakusan dan keegoisan pribadi yang membutakan hati nurani dan akal sehat mereka untuk
mendapatkan uang secara legal.

Paradigma tindakan sosial, khususnya dalam kasus ini, menunjukkan kaitan antara
struktur masyarakat dan aktor sebuah fenomena. Kebanyakan masyarakat yang terlibat dalam
kasus peminjaman online ilegal ini adalah masyarakat dari lapisan menengah ke bawah yang
harus bejerja lebih keras untuk keluar dari garis kemiskinan. Pandemi covid-19 yang
melimitasi ruang gerak masyarakat dan mengurangi lapangan kerja mempersulit kondisi
masyarakat yang termarginalisasi. Perspektif ini menunjukkan peran struktur masyarat
sedangkan penjelasan sebelumnya menunjukkan peran aktor dalam dalam fenomena
pinjaman online ilegal.

Anda mungkin juga menyukai