Anda di halaman 1dari 15

MODUL I - C

PENGARAHAN PELAYANAN KEPERAWATAN


DI RUANG MPKP

A. Pendahuluan

Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan perencanaan
dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah
pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya akan bermuara
pada “melaksanakan” kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. (Marquis & Houston,
1998)

Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu
dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang
manajer harus melakukan upaya-upaya(Marquis & Houston, 1998) sebagai berikut:
1. Menciptakan iklim motivasi
2. Mengelola waktu secara efisien
3. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
5. Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
6. Negosiasi

Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


1. Menciptakan budaya motivasi
2. Manajemen waktu: Rencana Harian
3. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:
a. Operan antar shift
b. Pre conference tim
c. Post conference tim
4. Manajemen konflik
5. Pendelegasian dan supervisi

B. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu:


1. Menciptakan iklim motivasi
2. Menerapkan manajemen waktu
3. Melaksanakan komunikasi yang efektif
4. Melaksanakan pendelegasian
5. Melaksanakan supervisi

17
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
C. MENCIPTAKAN BUDAYA MOTIVASI

1. Pengertian

Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk memuaskan
kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi , maka motivasi memiliki rentang yang
sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi ( Marquis
& Houston, 1998).

Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut ( Marquis & Houston, 1998):
a. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut
secara efektif
b. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
c. Membuat keputusan yang bijaksana
d. Mengembangkan konsep kerja kelompok
e. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan
organisasi
f. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan
mengetahui keunikan dirinya
g. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan
h. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
i. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
j. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan tindakan
k. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering mungkin
l. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
m. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
n. Menjadi role model bagi staf
o. Memberikan reinforcement sesering mungkin

2. Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP

Di Ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:
a. Budaya pemberian reinforcement positif
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan
reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus.
Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus di antara
mereka terhadap kinerja dan penampilan.
b. Doa bersama sebelum memulai kegiatan.
Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf
berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan
spiritual.
c. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara
mendalam dan membantu penyelesaiannya.
Kepala Ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik Ketua
Tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan dengan semua staf,
memahami problematika masing-masing sehingga pendekatan kepada staf disesuaikan

18
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
dengan kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf
perawat yang bekerja di MPKP.
d. Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir
dan kompetensi (Lihat Modul Compensatory Reward)
e. Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja (Lihat Modul Compensatory Reward)

3. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi

Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim setiap
6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan instrumen self evaluasi pada Tabel 1.12

Tabel I.12. Instrumen Evaluasi Penciptaan Iklim Motivasi

Nama Kepala Ruangan : ……………………


Tanggal : …………………...
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda  pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom:
 4: Jika Anda Selalu mengerjakan isi pernyataan
 3: Jika Anda Sering mengerjakan isi pernyataan
 2: Jika Anda Kadang-kadang mengerjakan isi pernyataan
 1: Jika Anda Tidak pernah mengerjakan isi pernyataan

No Kriteria 4 3 2 1
1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf
2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua
staf
3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok
4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai
kesempatan untuk mengembangkan diri
6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan
7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai
dan mengontrol pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan
menolong dengan staf
9 Anda menjadi role model bagi staf
10 Anda memberikan reinforcement (pujian)
Sub total
Total

Total nilai
Nilai = -------------- X 100 Nilai: ……….
56

19
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
B. MANAJEMEN WAKTU

1. Pengertian

Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan
manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
a. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
b. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelelesaikan tugas
sebelum memulai tugas yang lain
c. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima

2. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP

Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian
yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang
disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian dibahas secara detail dalam
Modul Perencanaan.

3. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu

Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen perencanaan (Modul I-A)

C. PENDELEGASIAN

1. Pengertian

Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi


pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan

Pendelegasian dilaksanakan melalui proses:


a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
b. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas
c. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
d. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya.
e. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
f. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu,
manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi
g. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
h. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

2. Penerapan Pendelegasian di MPKP

20
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan
kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui
mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara
berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan
pendelegasian insidentil.

Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai


konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya adalah:
a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas
sementara karena alasan tertentu
b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan

Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir
maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian
adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift,
tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim
untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu
Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan
personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan
perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau
Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.

3. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP

a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas


b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan
setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai tertulis
d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan
menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan
dan hasilnya.
Contoh Surat Pendelegasian Tugas terencana dapat dilihat pada Tabel I.13.

21
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
Tabel I.13. Surat Pendelegasian Tugas

SURAT PENDELEGASIAN TUGAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ……………………………

NIP : ……………………………

Unit kerja : ……………………………

Jabatan : …………………………...

Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai ………………………….. pada:

Hari, tanggal : ………………………..

Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas

beserta kewenangannya kepada:

Nama : ……………………………..

NIP : ……………………………..

Unit Kerja : …………………………….

Jabatan : …………………………….

Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.

Jakarta, ………………. 2006

Yang mendelegasikan tugas Penerima Delegasi

( ………………………….) ( ……………………)

22
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
4. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas

Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (Tabel 1.14) yang
diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi

Tabel 1.14. Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Pendelegasian


Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda  pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
 4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
 2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
 1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum
melakukan pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga
dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami
kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan arahan
untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan
Sub Total
Total skor

Total skor
Nilai = ---------------------- X 100
24

D. SUPERVISI

1. Pengertian

Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.
Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.

Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang
yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan
23
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan
keluaran (produk) seperti yang diinginkan.

Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada
pengawasan partisipatif yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian atau hal
positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih belum dapat
dilakukan. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi
dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.

2. Penerapan Supervisi di MPKP

Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan
di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan
oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan
serta menguasasi pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan
berjenjang dilakukan sebagai berikut:
a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala
Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
b. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
c. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana

Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf
perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan
manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan
kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat
pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.

Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu
disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami
oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal supervisidapat dilihat pada Tabel
1.15

Tabel 1.15. JADWAL SUPERVISI RUANG ………………

No Waktu Supervisor Yang Materi Supervisi


Disupervisi
1 6/3-06 Karu Katim I Memimpin Pre conference
2 6/3-06 Karu Katim II Memimpin Pre conference
3 7/3-06 Katim I PA: Ujang Askep: halusinasi
4 7/3-06 Katim II PA: Paulin Askep: PK

3. Evaluasi Aktivitas Supervisi

24
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi
dengan self evaluation. Instrumen dapat dilihat pada Tabel 1.16.

Tabel 1.16. Instrumen Evaluasi Aktivitas Supervisi


Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda  pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
 4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
 2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
 1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Supervisi disusun secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang
dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun
staf
4 Supervisor mengorientasikan materi supervisi
kepada staf yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan
materi supervisi
6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan
memberikan reinforcement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang
perlu ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi dan role model
bagaimana meningkatkan kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang
telah dilaksanakan
10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap
pencapaian keseluruhan staf
Sub Total
Total

Total
Nilai aktivitas supervisi: ---------------------- X 100
40

D. KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Pengertian

25
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Setiap
orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat
mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah
proses tukar-menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara dua manusia
atau lebih yang bekerja bersama.

2. Penerapan Komunikasi di MPKP

Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP


a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari
dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan
, sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift
sore.
b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau Pj Tim. Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari
Katim atau PJ tim.
c. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah: hasil
Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh Katim atau PJ tim.

Tabel 1.17. Pedoman Operan antar Shift

26
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam
2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah
dicapai, tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah
disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7. Bersalaman

Tabel 1.18. Pedoman Pre Conference

PEDOMAN PRE CONFERENCE


27
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
Waktu Kegiatan : Setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim
Kegiatan:
1. Katim/Pj Tim membuka acara
2. Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat
pelaksana
3. Katim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan saat itu
4. Katim/PJ Tim memberikan reinforcement
5. Katim/Pj Tim menutup acara

Tabel 1.19. Pedoman Post conference

PEDOMAN POST CONFERENCE

Waktu Kegiatan : sebelum operan ke dinas berikut


Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim
Kegiatan:
1. Katim/Pj Tim membuka acara
2. Katim/Pj Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien
3. Katim/Pj Tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
4. Katim/Pj Tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya
5. Katim/Pj Tim menutup acara

3. Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP

Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi
dilakukan tiap bulan dengan menggunakan format sesuai Tabel 1.20.

Tabel 1.20. Instrumen Evaluasi Aktivitas Komunikasi


Petunjuk:
28
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda  pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
 4: Jika Anda Selalu melaksanakan isi pernyataan
 3: Jika Anda Sering melaksanakan isi pernyataan
 2: Jika Anda Kadang-kadang melaksanakan isi pernyataan
 1: Jika Anda Tidak pernah melaksanakan isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas
2 Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai
dinas
3 Post conference dilakukan setelah selesai
memberikan asuhan di tiap tim
Sub Total
Total

Total Skor
Nilai aktivitas komunikasi: ---------------- X 100
12

E. MANAJEMEN KONFLIK

1. Pengertian

Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain.
Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang
berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di Ruang MPKP konflik pun bisa terjadi.
Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya
mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi:
a. Bersaing
b. Berkolaborasi
c. Menghindar
d. Mengakomodasi
e. Berkompromi

Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik di mana seseorang atau satu
kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya
pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan karena bisa
menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan.
Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.

Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang sedang
berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai pihak yang terlibat konflik
didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan
persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah tidak ada satu
29
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga win-win
solution.

Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik di mana pihak yang sedang berkonflik
mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau
menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak
dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan,
penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi
untuk menggunakan metode ini.

Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang berkonflik
menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi. Salah satu
pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose – win solution.
Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan terlalu sering
karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi konflik di masa
mendatang.

Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak
tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-
lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar
hubungan yang dijalin tetap harmonis.

2. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP

Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution.
Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas
utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.

Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian


masalah (problem solving) yang meliputi:
a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada
pihak yang berkonflik
b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
c. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
d. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
e. Menerapkan solusi pilihan
f. Mengevaluasi peredaan konflik

Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi
belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan
atau Konsultan.

3. Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik

Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.21.

30
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021
Tabel 1.21. Instrumen Evaluasi Penyelesaian Konflik
Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda  pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
 4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
 2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
 1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Komunikasi antar perawat terbuka
2 Konflik diungkapkan secara terbuka
3 Staf saling menghargai pendapat yang lain
4 Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan
masalah
5 Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik
untuk semua
6 Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada
atasan atau konsultan
Sub Total
Total

Total nilai
Nilai aktivitas mengatasi konflik: ------------------- X 100
24

31
Kelompok Budi Anna Keliat
Stase Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Stikes Baiturrahim Jambi 2021

Anda mungkin juga menyukai