Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Pengembangan SDM


Kode Mata Kuliah : EKMA4366
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Eka Khaerandy Oktafianto, S.ST, M.Si
Nama Penelaah :
Status Pengembangan : Revisi
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 1 (Satu)

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Jelaskan model proses pelatihan untuk sistme kerja 40 MODUL 1 – KB 2

2 Jelaskan Tujuan dari Pengembangan Staff 30 MODUL 2 – KB 2

3 Apa yang saudara ketahui mengenai 5 pendekatan 30 MODUL 3 – KB 2

Metateori Pembelajaran? Jelaskan!

NAMA : YULIANA
NIM : 041894072
SEMESTER : LIMA MANAJEMEN

JAWABAN.

1. Proses pelatihan untuksistem kerja. Model pelatihan untuk sistem kinerja (training for performance
system /TPS) model menggambarkan lima tahap proses pelatihan yang saling berhubungan dan
mendukung melalui kepemimpinan. Hal ini sangat penting Karena merupakan proses yang sistematis.
Patra ahli memberikan pelatihan untuk memenuhi pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan oleh
para karyawan.
Langkah-langkah proses pelatihan untuk sistem kinerja merupakan susatu proses untuk
mengembangkankeahlian seseorang yang bertujuan untuk memperbaiki organisasi, proses dan
kinerja individu.

a) Langkah 1: Analisis. Menganalisis kebutuhan kinerjayang terdapat didalam organisasi. Sebelum


melakukan pelatihan kita seharusnya menganalisi kesenjangan apa yang ada, yang tidak dimiliki
oleh para karyawan, sementara hal tersebut dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan dan
kinerja karyawan.
b) Langkah 2: Desain. Setelah analisi, kita harus membuat atau mendesain pelatihan serta strategi-
strategi apa yang akan kita berikan sesuai dengan kesenjangan yang telah kita peroleh di tahap
analisis.
c) langkah 3: Pengembangan. Setelah mendapat desain dan strategi-strategi yang dibutuhkan,
selanjutnya adalh tahap pengembangan. Kita harus mengembangkan segala jenis desain yang
telah dirancang, baik dalam unsur peserta, materi, serta instrukstur yang dibutuhkan dalam
proses pelatihan tersebut.
d) Langkah 4: Implementasi. Dalam tahap implementasi kita melaksanakan program pelatihan dan
menyampaikan apa yang telah dirancang untuk peserta.
e) Langkah 5: Evaluasi. Dalam tahap evaluasi kita mengevaluasi pelatihan yang telah kita
laksanakan. Apakah hasilnya sudah efektif sesuai dengan yang kita inginkan atau belum. Jika
sudah, untuk selanjutnya kita rancang pelatihan yang lebih baik lagi. Jika belum maka kita harus
mengadakan perbaikan ataupun peningkatan untuk program pelatihan tersebut .
2. Tujuan dari pengembangan staf adalah menyangkaut beberapa hal yaitu:
a) produktivitas kerj, yaitu dengan mengembangkan staf, produktifitas kerja karyawan akan
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi semakin baik karna technical skill, human skill,
managerial skill karyawan yang semakin membaik.
b) Efisiensi, yaitu pengembangan staf bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu,
bahan baku dan mengurangi ausnya emsin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relative
mengecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
c) Mengurangfi kerusakan, yaitu pengembangan staf juga bertujuan untuk mengurangi kerusakan
barang, produksi dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam
melaksanakan pekerjaannya.
d) Mengurangi kecelakaan yaitu pengembangan staf bertujuan untuk mengurangio tingkat
kecelakaan karyawan sehingga jumalah biaya pengotan yang dikeluarkan perusahaan
berkuirang.

e) Meningkatkan layanan yaitu pengembangan staf akan meningkatkan kualitas layanan lebih baik
…….dari karyawan kepada nasabah perusahaan.

f) Moral yaitu moral karyawan akan lebih baik karena keahlian da keterampilan sesuai dengan
pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya lebih baik.
g) Karier, yaitu kesempatan untuk meningkatkan karir karyawan semakin besar karena keahlian
prestasi kerjanyanya lebih baik.
h) konseptual yaitu mengejar semaikin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih
baik karena kemampuan teknis. Individu dan manajerial yang dimiliki.
i) Kepemimpinan yaitu seorang manajer akan lebih baik, hubungan manusianya lebih luas,
motivasinya terarah sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal semaki harmonis.
j) Insentif, dimaksudkan untuk meningkatkan insentif maupun manfaat yang didasarkan [pada
prestasi kerja para karyawan.
k) Kepuasan pelanggan yaitu akan searah dengan pengembangan kualitas produk, dan layanan
sehingga tentunya akan berkaitan dengan kepuasan konsumen.

3. Ada lima (5) pendekatan pembahasan metateori yang perlu dipahami secara menyeluruh dan
bukan sebagian saja sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengembangan SDM sesuai situasi
yang ada. Yaitu behaviorisme, kognitifisme, humanisme, belajar social dan konstruktivisme.

a) Behaviorisme, teori ini menekankan pada adanya perubahan perlaku yang disebabkan
adanya proses belajar. Hormon telah mengidentifikasi 7 asumsi inti mengenai behaviorisme
yang meliputi:
1. Prinsip belajar yang mengutamakan perubahan perilaku yang dapat membedakan
manusia dengan hewan.
2. Proses belajar yang objektif dengan menggunakan stimulus yang respon.
3. Fakktor eksternal yang mempunyai peran besar bila dibandingkan faktor internal.
4. Belajar yang memfokuskan pada perubahan perilaku.
5. Individu y6ang terlahir bagaikan kertas kosong.
6. Belajar yang sangat bergantung pada lingkungan sekitar
7. Konsep yang mendukung belajar pada seseorang.

Jadi teori behaviorisme merupakan salah satu dalam pengembangan SDM yang berorientasi
pada pelatihan.pemberian stimulus dan respon menjadi unsur penting dalam menunjang

perubahan perilaku yang dapan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja yang lebih
optimal.

b). Kognitivisme

Teori kognitivisme ini sangat mendukung pengembangan SDM dan pembelajaran orang
dewasa yaitu :

1). pemrosesan informasi, yaitu pikiran manusia merupakan proses informasi yang terdiri
atas komponen memori sensor, memori jangka pendek dan memori jangka panjang.

2). metakognisi, yaitu bagaimana individu dapat mengendalikan proses kognitifnyas sendiri.
Kondep mini dikenal dengan pembelajaran mengenai belajar.

3). pengembangan kognitif berfokus bagaimana proses kognitif berkembang sepanjang


hidup.

c). humanisme

bila dibandingkan dengan kedua teori sebelumnya, teori humanism ini kurang dapat
berperan besar dalam pengembangan SDM. Namun demikian, konsep ini lebih menekankan
pada pendekatan aspek spikologis. Melalui teori ini kita dapat melihat belajar dalam sudut
pandang yang berbeda dimana seseorang dapat mengelolah proses belajarnya sendiri guna
mendapatkan hasil yang lebih optimal. Disamping hal tersebut setiap individu dituntut untuk
dapat mengarahkan dirinya sendiri dalam proses belajarnya sehingga ia dapat menentukan
setiap kompetensi yang ingin dikembangkannya.

d). belajar sosial

proses belajar akan menjadi lebih optimal bila individu tersebut belajar dari kondisi
lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan behaviorisme, maka seorang fasilitator dalam hal ini
bertugas mengarahkan individu agar dapt belajar melalui lingkungannya. Stimulus tidak lagi
dapat selalu diberikan, karena hal ini akan ia dapatkan apabila ia melalui proses belajar
terhadap lingkungannya. Dengan kata lain, suatu komunitas sosial akan berperan sebagai
sumber belajar dan akan menempatkan individu tersebut yang kemudian akan
mengarahkannya untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik.

e). konstruktivisme

semua teori belajar ini dapat kita gunakan dalam pengelolaan SDM, namun hal ini harus
terlebih dahulu disesuiakan degan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. Melalui
penyesuaian tersebut maka kita akan mendapatkan hasil belajar yang optimal secara lebih
efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai