Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 3

PERILAKU KONSUMEN

NAMA : YULIANA
NIM : 041894072
MODUL 4
PROSES BELAJAR KONSUMEN
KEGIATAN BELAJAR 1
PROSES BELAJAR KOGNITIF DAN CLASSICAL CONDITIONING
1. PROSES BELAJAR
 proses belajar terjadi ketika seorang konsumen memiliki perubahan perilaku yang muncul
akibat pengalaman.
 Pengalaman meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku.
 Bagaimana pengalaman seseorang membeli, mengomsumsi maupun menghabiskan uang/jasa,
itulah proses belajar.
 Proses belajar terjadi terus-menerus, dikarenakan setiap saat konsumen melakukan proses
konsumsi secara berulang.
2. SYARAT PROSES BELAJAR

a) motivasi
Untuk dapat terjadinya proses belajar, harus ada motivasi
sebagai daya dorong dari dalam diri.
b) isyarat
Stimulus yang mengarahkan motivasi. Proses belajar terjadi jika
seseorang memiliki respon dan stimulus.
c) respon
reaksi seseorang akan suatu isyarat. Misalnya ketika melihat
pengumuman, lalu mendatangi yang diumumkan, artinya seseorang
tersebut merespon isyarat.
d) pendorong atau penguatan
suatu yang mendorong kecenderungan seseorang untuk
berprilaku pada masa yang akan dating.
3. PROSES BELAJAR KOGNITIF

 Proses ini terjadi ketika kosumen menyerap dan mengolah informasi


 Mendengar, mencerna, mengingat, berbicara, membaca dan mencatat dalam kegiatan,
perkuliahan, merupakan proses belajar kognitif.
 Proses belajar kognitif biasanya berakhir dengan persepsi, yakni penilaian kita terhadap sesuatu
berdasarkan pengalaman yang telah ada.
Solomon 2010 mengemukakan bahwa penerapan prinsip belajar kognitif adalah kemampuan
konsumen untuk belajar sendiri dengan mengamati bagaimana perilaku orang lain yang diperkuat
dengan membuat kehidupan pemasar yang lebih mudah. Karena orang tidak harus diperkuat dari
tindakan mereka dan pemasar tidak perlu harus benar-benar menghargai atau menghukum mereka
karena perilaku pembelian ( mungkin berfikir seberapa mahal atau bahkan etis dipertayakan).
Sebaliknya mereka dapat menunjukkan yang terjadi pada model yang diinginkan dengan
menggunakan atau tidak menggunakan produk mereka, mengetahui bahkan konsumenakan serinng
termotivasi untuk meniru tindakan ini di lain waktu. Misalnya, sebuah iklan farfum mungkin
meggambarkan seorang wanita yang dikelilingi oleh kerumunan pengagum yang menyediakan dan
dengan penguatan positif untuk menggunakan produk tersebut. Tak perlu dikatakan proses
pembelajaran ini lebih praktis daripada memberikan perhatian yang sama untuk setiap wanita yang
benar benar membeli farfum.
4. PROSES BELAJAR PERILAKU CLASSICAL
CONDITIONING

Teori ini mengatakan bawha mahluk hidup,mausia, maupun binatang


adalah mahluk pasif.jadi dia mengangap didalam teori ini mahluk
pasif,yang biasa diajarkan perilaku tertentu melalui pengulangan.
Classical conditioning ini terjadi jika stimulus yang menyebabkan suatu
respon yang dipasangkan dengan stimulus lain yang tidak bisa
menghasilkan suatu respon. Beberapa konsep yang harus dipahami, yang
pertama adalah pengulangan.
 Classical conditioning terjadi jika stimulusyang menyebabkan suatu
respon yang dipasangkan dengan stimulus lain yang tidak bisa
menghasilkan suatu respon.
5. APLIKASI PROSES BELAJAR CLASSICAL CONDITIONING DALAM PEMASARAN

1. PRINSIP PENGULANGAN
Proses belajar CLASSICAL CONDITIONING memiliki tiga prinsip yaitu pengulangan,
generalisasi stimulus, dan diskriminasi stimulus. Ketiga prinsip ini dapat diaplikasikan dalam
manajemen. Prinsip yang pertama pengulangan, berulang kali. Namun pengulangan yang terus
menerus ini juga akan menyebabkan kebosanan. Jadi kita lihat ini yang disebut dengan
unconditioned stimulus. Valentino rossi brandnya disebut dengan condition stimulus. Jadi yang
menajukan respon itu adalah dia, condation stimulusnya tidak akan merespon, karena di
dipasangkan berulang-ulang akhirnya orang menyukai brand tersebut. Salah satu problem
dengan pengulangan itu adalah orang menjadi bosan. Kita dapat melihat pada gambar 4.4.
(hal.4.18). Beberapa variasi iklan magnum yang berfungsi untuk mengurangi advertising wearout.
2. Prinsip generasi stimulus
a). Perluasan liniproduk
prinsip berikutnya adalah generalisasi stimulus, yaitu kemampuan seorang konsumen untuk
bereaksi sama terhadap stimulus yang berbeda. Dalam praktiknya biasanya perusahaan
melakukan peluasan bisnis produk. Produsen mengharapakan konsumen membuat asosiasi
terhadap produk baru dengan produk yanglama, misalnya nescafe dalam bentuk bubuk dengan
necafe dalam bentuk air.
2. Prinsip generasi stimulus
b). Family branding
family branding biasanya dilakukan oleh perusahaan bisnis produk yang sangat
beragam, dari mulai elektronik, sampai mungkin peralatan rumah tangga diberikan
merek yang sama, misalnya Panasonic, dari mulai kulkas, kemudian AC, mesin
cuci, semua produknya diberikan merek yang sama, inilah disebut dengan family
branding.
c).Retail private branding
d). Me-too-product
e). Similar name
f). Licinsing
g). Generalisasi situasi pemakaian
h). Diskriminasi stimulus
SEKIAN DAN
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai