Anda di halaman 1dari 17

HIGEIA 3 (1) (2019)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Faktor Kinerja Puskesmas di Kota Semarang

Hidayatul Issri Rubandiyah1

1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Hasil penilaian kinerja puskesmas Kota Semarang pada tahun 2014 sampai 2016, sebesar 10,8%
Diterima 15 Agustus puskesmas selalu mengalami penurunan rangking kinerja dan 75,6% dengan rangking kinerja
yang
2018 fluktuatif. Tahun 2016 sebesar 43,2% puskesmas mengalami penurunan rangking kinerja.
Disetujui 24 Januari 2019 Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2018 yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang
Dipublikasikan 31 berhubungan dengan kinerja puskesmas di Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah analitik
Januari 2019 observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh puskesmas di Kota Semarang berjumlah 37 puskesmas. Teknik pengambilan sampel
Keywords: menggunakan teknik total sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli tahun
Performance Factor, 2018.. Uji yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
Performance, Primary pelatihan dan pendidikan memiliki (p=0,007), kondisi lingkungan fisik (p=0,021), teknologi
Health Care (p=0,021), kemampuan SDM (p=0,002), kepemimpinan (p=0,018), faktor sarana dan
prasarana
(p=0,961) dan ketersediaan dana (p=0,995). Simpulan dari penelitian ini yaitu faktor-faktor
yang
DOI: berhubungan dengan kinerja puskesmas adalah pelatihan dan pendidikan, kondisi lingkungan fisik,
https://doi.org/10.15294 teknologi, kemampuan sumber daya manusia dan kepemimpinan.
/higeia/v3i1/24989
Abstract

The result of the Semarang Primary Health Care performance showed in 2014 until 2016, 10,8% always
experienced a decline in performance rankings, 75.6% with fluctuating performance rankings and at
43.2%
experiencing a decrease performance rankings. This research was conducted in 2018 to determine the
factors
related to the performance of primary health care in Semarang City. The type of this research was
observational
analytic with cross-sectional research design. The population in this study were 37 Primary Health Care
in
Semarang City. The sampling technique used total sampling technique. The study was conducted from
June to
July 2018. The test used was chi-square. The result showed that the training and education (p=0.007),
physical environment conditions (p=0.021), technology (p=0.021), HR capabilities (p=0.002), leadership
(p=0.018), facilities and infrastructure (p=0.961) and availability of fund (p=0.995). Factors related to
Primary Health Care performance were training and education, physical environment conditions, technology,
human resources capabilities and leadership.

© 2019 Universitas Negeri


Semarang


Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
1
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: hidayatulissri@gmail.com

2
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
PENDAHULUAN (mawas diri), kemudian menyerahkan data hasil
penilaian kinerja kepada Dinas Kesehatan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang Kota Semarang untuk selanjutnya
selanjutnya disebut Puskesmas adalah dilaksanakan proses verifikasi hasil penilaian
fasilitas pelayanan kesehatan yang kinerja puskesmas (Dinkes Kota Semarang,
menyelenggarakan upaya kesehatan 2017).
masyarakat dan upaya kesehatan Berdasarkan hasil wawancara dengan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih salah satu staf Bagian Perencanaan dan
mengutamakan upaya promotif dan preventif, Evaluasi Dinas Kesehatan Kota Semarang
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang beranggungjawab langsung Penilaian
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya Kinerja Puskesmas (PKP), menyatakan bahwa
(Kemenkes RI, 2016). penilaian kinerja puskesmas terdiri dari tiga
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan komponen yaitu penilaian pada program
kesehatan tingkat pertama harus mempunyai pokok, program inovatif serta manajemen
kinerja yang baik agar dapat memberikan puskesmas. Nilai ini dilihat dari hasil
pelayanan yang baik bagi masyarakat pencapaian pelayanan dan manajemen
(Guninda, 2017). Dalam upaya peningkatan puskesmas berdasarkan variabel- variabel
mutu pelayanan puskesmas bagi masyarakat, dalam instrumen penilaian kinerja
dilakukan pembinaan dan pengawasan dalam puskesmas. Instrumen ini telah disusun
penyelenggaraan puskesmas oleh Pemerintah, puskesmas sesuai dengan kondisi permasalahan
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah kesehatan diwilayahnya, maka dari itu penilaian
Daerah Kabupaten/Kota serta fasilitas tidak dibedakan berdasarkan tipe puskesmas.
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan Hasil akhir dari penilaian kinerja adalah total
milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah. jumlah poin dari program pokok, program
Salah satu tugas utama Pemerintah Daerah inovatif serta manajemen puskesmas. Hasil
Kabupaten/Kota dalam pembinaan dan penilaian dari 37 puskesmas disajikan dalam
pengawasan puskesmas yaitu melaksanakan bentuk urutan rangking, mulai dari rangking
monitoring dan evaluasi kinerja puskesmas di tertinggi sampai rangking terendah serta
wilayah kerjanya secara berkala dan kategori berdasarkan naik turunnya rangking
berkesinambungan (Kemenkes RI, 2016) kinerja (Dinkes Kota Semarang, 2017).
Dinas Kesehatan Kota Semarang adalah Kinerja puskesmas diharapkan
salah satu instansi pemerintah daerah memiliki konsistensi dan peningkatan kinerja
kabupaten/kota dalam bidang kesehatan yang ditiap tahunnya untuk menunjang pelayanan
memiliki tanggungjawab dalam monitoring dan yang diberikan oleh puskesmas (Guninda,
evaluasi kinerja puskesmas khususnya di 2017). Berdasarkan data penialaian kinerja
wilayah Kota Semarang. Monitoring dan puskesmas sebesar 10,8% puskesmas selalu
evaluasi ini dilaksanakan melalui penilaian mengalami penurunan ranking kinerja pada
kinerja puskesmas. Penilaian kinerja puskesmas tiga tahun berturut-turut (2014-2016) dan
adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis 75,6% dengan rangking kinerja yang
dalam mengumpulkan, menganalisis dan fluktuatif. Pada tahun 2016 sebesar 43,2%
menggunakan informasi untuk menentukan puskesmas mengalami penurunan rangking
seberapa efektif dan efisien pelayanan kinerja, dan sebesar 37,83% puskesmas berada
puskesmas disediakan, serta sasaran yang di bawah nilai rata-rata total poin penilaian
dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi kinerja (Dinkes Kota Semarang, 2017) .
puskesmas (Kemenkes RI, 2016). Saat ini Kinerja sebuah organisasi dipengaruhi
jumlah puskesmas di Kota Semarang oleh beberapa faktor. Teori mengenai faktor
sebanyak yang mempengaruhi kinerja disebutkan oleh
37 unit dan secara berkala setiap puskesmas Ruky (2002), bahwa kinerja organisasi
diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan dipengaruhi oleh teknologi, kualitas input
penilaian kinerja puskesmas secara mandiri (ketersediaan dana), kualitas lingkungan (sarana

88
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
prasarana dan pegawai terkait PKP
sarana dan
kondisi lingkungan (Penilaian Kinerja METODE
prasarana, kondisi
fisik), budaya Puskesmas), faktor
lingkungan fisik,
organisasi, kemampuan kerja Penelitian ini
teknologi,
kepemimpinan pegawai yang sesuai mengkaji hubungan
kemampuan SDM,
serta pengelolaan dengan kapasitas antara variabel terikat
ketersediaan dana
SDM (pelatihan dan bekerja, faktor sumber yaitu kinerja
serta kepemimpinan.
pendidikan) daya manusia dan non puskesmas dengan
Jenis penelitian ini
sedangkan manusia yang belum variabel bebas yaitu
adalah analitik
Mangkunegara terpenuhi, faktor pelatihan dan
observasional
(2016) menyatakan pergantian pendidikan,
dengan rancangan
bahwa kinerja kepemimpinan yang
penelitian cross
dipengaruhi oleh mempengaruhi
sectional. Populasi
kemampuan dan kebijakan, komunikasi,
dalam penelitian ini
motivasi pegawai. motivasi yang
adalah seluruh
Berdasarkan dipengaruhi oleh
puskesmas di Kota
teori-teori diatas, reward dan lingkungan
Semarang
telah dilakukan kerja yang belum
berjumlah 37
beberapa penelitian aman dan nyaman,
puskesmas. Teknik
mengenai faktor- pendelegasian
pengambilan
faktor yang wewenang serta beban
sampel
mempengaruhi kerja dan proses
menggunakan
kinerja puskesmas. pelayanan yang belum
teknik total
Nawawi (2012) memberikan kepuasan
sampling. Penelitian
dalam penelitian bagi pasien.
dilaksanakan pada
“Pengaruh Motivasi Pada penelitian-
bulan Juni sampai
dan Kompetensi penelitian sebelumnya
Juli tahun 2018.
Tenaga Kesehatan telah dijelaskan
mengenai faktor- Sumber data
terhadap Kinerja
faktor yang dalam penelitian ini
Pusat Kesehatan
mempengaruhi kinerja terdiri dari data
Masyarakat”,
puskesmas. Namun, primer dan data
menyimpulkan
terdapat beberapa sekunder. Data
bahwa motivasi
faktor yang belum primer penelitian
berpengaruh lebih
diteliti, seperti ini adalah hasil
besar terhadap
pelatihan dan wawancara dan
kinerja puskesmas
pendidikan, kondisi observasi langsung
dibandingkan
lingkungan fisik, dengan responden
dengan kompetensi.
teknologi, serta Kepala Sub. Bagian
Guninda
ketersediaan dana Tata Usaha dan
(2017) menjelaskan
yang sudah dijelaskan Kepala Puskesmas.
dalam penelitian
oleh Ruky (2002). Sedangkan untuk
mengenai analisis
Oleh karena itu, data sekunder
faktor yang
penelitian ini meliputi data Dinas
mempengaruhi
bertujuan untuk Kesehatan Kota
kinerja Puskesmas
mengetahui faktor- Semarang terkait
Karangdoro Kota
faktor yang dengan hasil
Semarang, bahwa
berhubungan dengan Penilaian Kinerja
kinerja puskesmas
kinerja puskesmas Puskesmas (PKP)
dipengaruhi oleh
(studi kasus di Kota pada tahun 2016,
faktor pengetahuan
Semarang). Data Dasar
dan pemahaman
89
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
Puskesmas berhubungan berdasarkan telah dikumpulkan;
yang dengan kinerja seluruh b) menyusun hasil
diterbitkan puskesmas; b) informasi yang penelitian.
oleh membentuk tim
Teknik hubungan jika nilai p-
Kementerian kerja untuk
pengolahan data yang value < 0,005 yaitu Ha
Kesehatan RI proses
digunakan adalah diterima, dan dinyatakan
tahun 2016 pengumpulan
pemeriksaan data tidak berhubungan jika
serta data dan
(editing), pemberian nilai p-value > 0,005 yaitu
Dokumen menjelaskan
kode, membuat Ha ditolak.
Rencana secara rinci
tabulasi serta entri
Tahunan prosedur
data (processing). HASIL DAN
Puskesmas penelitian yang
Sedangkan teknik PEMBAHASAN
(RTP) tahun akan
analisis data
2017. Teknik dilaksanakan
menggunakan analisis Puskesmas di Kota
pengambilan kepada anggota
univariat dan analisis Semarang sebanyak
data yaitu tim; c)
bivariat. Analisis 37 terbagi menjadi dua
melalui mempersiapkan
univariat digunakan tipe, yaitu tipe puskesmas
observasi dan perlengkapan
untuk menganalisis perawatan dan tipe
wawancara yang dibutuhkan
satu variabel, puskesmas non
menggunakan seperti alat tulis,
sedangkan analisis perawatan. Pada tahun
instrumen dokumentasi,
bivariat digunakan 2016 jumlah puskesmas
berupa dsb. Tahap
untuk menganalisis perawatan sebanyak 11
kuesioner, pelaksanaan
dua variabel, yaitu dan non perawatan
serta telusur meliputi :
variabel bebas dan sebanyak 26. Sampai saat
data a) menetapkan
variabel terikat serta ini terdapat 13 puskesmas
sekunder. subjek penelitian
untuk mengetahui tipe perawatan dan 24
Prosedu dan pembagian
hubungan diantara puskesmas tipe non
r Penelitian tugas kepada tim
dua variabel tersebut. perawatan.
terdiri dari penelitian; b)
Jenis hipotesis dalam Tabel 1
tiga tahap peneliti
penelitian ini adalah menunjukkan distibusi
yaitu tahap mewawancarai
asosiasi dengan skala responden berdasarkan
persiapan serta mengamati
variabel kategorik dan masing-masing variabel.
penelitian, sasaran
jenis tabel 2x3, karena Diketahui bahwa
pelaksanaan, pengamatan
variabel bebas terdiri responden yang termasuk
serta paska sesuai dengan
dari dua kategori dan dalam puskesmas dengan
penelitian. lembar
variabel terikat terdiri kinerja baik memiliki
Tahap kuesioner yang
dari tiga kategori. jumlah terbanyak yaitu 21
persiapan sudah disusun;
Maka untuk (56,8%) puskesmas,
yang c) peneliti
membuktikan kemudian responden
dibutuhkan mengambil
kebenaran hipotesis dengan kinerja kurang
dalam dokumentasi
uji yang digunakan memiliki jumlah paling
penelitian ini proses penelitian
adalah Uji Chi-Square sedikit, yaitu 2 (5,4%)
yaitu: a) dan variabel yang
tabel 2xk. Bila tidak puskesmas. Pada variabel
mempersiapk diteliti. Tahap
memenuhi syarat Uji pelatihan dan pendidikan,
an lembar paska
Chi-Square maka responden dengan
kuesioner penelitiaan
digunakan uji pelatihan dan pendidikan
yang berisi meliputi: a)
alternatifnya yaitu yang memenuhi
pertanyaan peneliti
Kolmogorov Smirnov. ketentuan yaitu 25
tentang melakukan
Untuk hasil uji (67,6%) dimana lebih
faktor-faktor pengolahan dan
dinyatakan memiliki banyak dibandingkan
yang analisis data
dengan responden
90
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
dengan pelatihan dimana lebih Distribusi
yaitu 12 (32,4%).
dan pendidikan sedikit Responden
Selanjutnya
yang tidak dibandingkan Berdasarkan
adalah variabel
memenuhi dengan Variabel Penelitian
sarana dan
ketentuan responden yang No. Variabel Kategori Jum
prasarana -lah
memenuhi yaitu
dimana Kurang 2
sebanyak 24 Kinerja
responden 1 Cukup 14
(64,9%) Puskesmas Baik 21
dengan kategori
puskesmas. Pelatihan Tidak 12
memenuhi
Responden 2 dan memenuhi
memiliki jumlah Memenuhi 25
dengan Pendidikan
lebih banyak Tidak 3
kemampuan Sarana dan
yaitu sebesar 34 3 memenuhi
SDM memenuhi Prasarana
(91,9%) Memenuhi 34
ketentuan Kondisi Tidak 15
puskesmas
sebanyak 24 4 Lingkungan memenuhi
dibandingkan Fisik Memenuhi 22
(64,9%)
dengan Tidak 13
puskesmas.
responden yang 5 Teknologi memenuhi
Jumlah ini lebih
tidak memenuhi, Memenuhi 24
banyak jika Tidak 13
yaitu hanya Kemampuan
dibandingkan 6 memenuhi
sebesar 3 (8,1%) SDM
dengan Memenuhi 24
puskesmas. Pada Tidak 4
responden yang Ketersediaan
variabel kondisi 7 memenuhi
memiliki jumlah Dana
lingkungan fisik, Memenuhi 33
variabel Cukup 17
sebesar 22 Kepemimpin Aktif
kemampuan 8
(59,5%) -an
SDM yang tidak Aktif 20
responden Sumber: Data primer
dengan kategori Tabel 1.
penelitian 2018
memenuhi, yaitu
memenuhi ketentuan, sebanyak 20 (54,1%)
lebih banyak
yaitu sebesar 13 dimana jumlah ini lebih
dibandingkan
(35,1%). Selanjutnya banyak dibandingkan
dengan
adalah variabel dengan responden
responden
ketersediaan dana dengan kategori kepala
dengan kategori
dimana untuk jumlah puskesmas cukup aktif,
tidak memenuhi
responden dengan yaitu sebanyak 17 (45,9%)
kondisi
kategori memenuhi puskesmas.
lingkungan fisik
memiliki jumlah yang Hasil analisis
puskesmas yaitu
jauh lebih banyak bivariat menunjukkan
berjumlah 15
yaitu sebesar 33 bahwa kinerja puskesmas
(40,5%)
(89,2%) puskesmas, berhubungan dengan
puskesmas.
jika dibandingkan pelatihan dan
Pada
dengan responden yang pendidikan, kondisi
variabel
tidak memenuhi yaitu lingkungan fisik,
teknologi
sebanyak teknologi, kemampuan
menunjukkan
4 (10,8%) puskesmas. SDM serta
responden yang
Variabel yang terakhir kepemimpinan.
tidak memenuhi
adalah kepemimpinan, Sedangkan variabel
kategori
dimana jumlah sarana dan prasarana
sebanyak 13
responden dengan serta ketersediaan dana
(35,1%)
kategori kepala tidak berhubungan
puskesmas,
puskesmas aktif dengan kinerja
91
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
puskesmas. bahwa adanya baik memiliki
dan pendidikan
Pelatihan dan pelatihan dan tenaga puskesmas
sangat penting
pendidikan pendidikan yang sebagian besar
dilakukan
merupakan tenaga sudah memenuhi
kepada tenaga
kegiatan untuk puskesmas mengikuti pelatihan
kesehatan karena
meningkatkan berhubungan dan pendidikan
dengan adanya
kompetensi tenaga dengan dimana lebih
pelatihan yang
puskesmas dalam pencapaian banyak dibanding
diberikan dapat
menunjang kinerja dengan puskesmas
membantu
kegiatan dan puskesmas. dengan kinerja
tenaga
pelaksanaan Puskesma cukup dan kinerja
kesehatan untuk
program puskesmas. s dengan kinerja
melakukan
Pelatihan
tindakan yang
Tabel 2. Crosstab Hubungan antara Variabel Terikat
harus dilakukan dan Variabel Bebas
dan memberikan Kinerja Puskesmas
pengetahuan No Variabel Kurang Cukup Baik
atau informasi F % f % F %
baru kepada Pelatihan dan pendidikan
tenaga 1 Tidak memenuhi 1 1,6 9 4,5 2 6,8
2 Memenuhi 1 1,4 5 9,5 19 14,2
kesehatan agar
Sarana dan Prasarana
tenaga 1 Tidak memenuhi 1 0,2 1 1,1 1 1,7
kesehatan bisa 2 Memenuhi 1 1,8 3 12,9 20 19,3
menjadi tenaga Kondisi Lingkungan Fisik
kesehatan yang 1 Tidak memenuhi 1 0,8 10 5,7 4 8,5
2 Memenuhi 1 1,2 4 8,3 17 11,4
terlatih (Luh,
Teknologi
2016). 1 Tidak memenuhi 2 0,7 8 4,9 3 7,4
Variabel 2 Memenuhi 0 1,3 6 9,1 18 13,6
pelatihan dan Kemampuan SDM
pendidikan 1 Tidak memenuhi 2 0,7 9 4,9 2 7,4
2 Memenuhi 0 1,3 5 9,1 19 13,6
dihitung
Ketersediaan Dana
berdasarkan 1 Tidak memenuhi 1 0,2 0 1,5 3 2,3
jumlah skor 2 Memenuhi 1 1,8 14 12,5 18 18,7
jawaban dari Kepemimpinan
tiap responden 1 Tidak memenuhi 2 0,9 10 6,4 5 9,6
yang terdiri dari 2 Memenuhi 0 1,1 4 7,6 16 11,4
Sumber: Data primer penelitian 2018
11 pertanyaan.
Sesuai dengan kurang. Hal ini Kesehatan telah
teori, peneliti menunjukkan bahwa menetapkan ketentuan
berasumsi faktor pelatihan dan pelatihan dan pendidikan
bahwa pelatihan pendidikan tenaga bagi seluruh tenaga
dan pendidikan puskesmas mampu kesehatan dalam upaya
memiliki meningkatkan kinerja penguatan manajemen
hubungan puskesmas. Pelatihan SDM kesehatan.
dengan kinerja dan pendidikan tenaga Beberapa puskesmas
puskesmas. Hal puskesmas ini menyatakan bahwa
ini dapat dilaksanakan secara pelatihan dan pendidikan
dibuktikan dari merata tanpa tenaga puskesmas tidak
hasil penelitian membedakan tipe dilaksanakan oleh
yang puskesmas. puskesmas secara
menunjukkan Badan PPSDM mandiri. Hal ini terkait

92
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
dengan besarnya puskesmas terdapat
ini akan mampu dampak yang besar
biaya yang harus pesantren, maka akan
merubah pada identifikasi
dikeluarkan. dilaksanakan kegiatan
perilaku petugas kasus oleh pekerja
Pelatihan dan pelatihan wajib,
kesehatan dalam di pelayanan
pendidikan hanya namun jika tidak
memberikan kesehatan primer.
diselenggarakan terdapat pesantren,
pelayanan kepada Sarana dan
oleh dinas terkait maka pelatihan ini
pasien sehingga prasarana
seperti Bapelkes belum menjadi
mampu merupakan hal
ataupun dinas prioritas.
memberikan yang sangat penting
kesehatan dengan Penelitian ini
pelayanan yang dalam mendukung
pembiayaan berasal didukung oleh
maksimal. berjalannya suatu
dari pemerintah. penelitian yang
Pelatihan yang program
Pelatihan dan dilakukan Prawesti
dilaksanakan puskesmas, selain
pendidikan juga (2018) dimana pada
akan mampu adanya sumber
bisa diikuti oleh hasil penelitian
meningkatkan daya manusia.
tenaga puskesmas menunjukkan bahwa
pelayanan Faktor yang menjadi
dengan biaya kegiatan pelatihan
kepada pasien penentu
individu atau tindakan resusitasi
dan keberhasilan
perseorangan, jantung kepada
berkontribusi puskesmas dalam
namun hal ini juga perawat puskesmas
dalam meningkatkan
masih mampu meningkatkan
meningkatkan kinerja adalah
dipertimbangkan sikap dan perceived
kinerja adanya fasilitas
bagi sebagian behavioral control
puskesmas. puskesmas
tenaga puskesmas perawat dalam
Penelitian (Triyanto, 2017).
terkait biaya yang tindakan resusitasi
terkait dengan Untuk mencapai
cukup mahal. jantung. Kemudian
pentingnya hasil kerja yang
Pelatihan dan penelitian oleh
pelatihan dan baik dibutuhkan
pendidikan yang Fikriana (2018)
pendidikan juga sarana yang
paling banyak menyatakan bahwa
dilakukan oleh mendukung dan
diikuti adalah pelatihan public safety
Ayano (2017) sesuai dengan
pelatihan BHD atau center mampu
yaitu studi kasus tugas dan fungsi
Bantuan Hidup meningkatkan self
pada pelayanan yang dilaksanakan.
Dasar, sedangkan efficacy petugas
kesehatan Semakin baik
pelatihan yang kesehatan dalam
primer di fasilitas semakin
banyak belum melakukan koordinasi
Ethiopia dimana baik pula kinerja
diikuti oleh pegawai sistem pelayanan
berdasarkan petugas (Salsabila,
adalah manajemen gawat darurat terpadu.
hasil penelitian, 2018). Peneliti
bagi pengelola pos Meningkatnya self
menunjukkan berasumsi bahwa
kesehatan efficacy
bahwa terdapat kurangnya sarana
pesantren
perbedaan yang dan prasarana akan
(posketren).
signifikan secara mempengaruhi
Berdasarkan hasil
statis dalam pelayanan yang ada
wawancara, pada
identifikasi di puskesmas.
pelatihan dan
kasus pekerja Namun, asumsi
pendidikan
perawatan pada tersebut tidak dapat
pengelolaan
kesehatan dibuktikan dalam
posketren
primer pra dan penelitian ini . Hasil
disesuaikan dengan
pasca pelatihan. analisis bivariat
kebutuhan
Intervensi menunjukkan
puskesmas. Jika
memiliki bahwa sarana dan
pada wilayah kerja
93
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
prasarana Puskesmas dan kurang. Meskipun mempengaruhi hasil
tidak Peraturan belum seluruhnya kinerjanya, sehingga
berhubungan Menteri sesuai dengan tidak terdapat hubungan
dengan hasil Kesehatan No.44 peraturan yang ada, antara ketersediaan
kinerja Tahun 2016 puskesmas mampu sarana dan prasarana
puskesmas. tentang melaksanakan dengan kinerja
Sarana dan Pedoman pelayanan kepada puskesmas.
prasarana Manajemen masyarakat secara Penelitian ini
puskesamas Puskesmas. optimal. Pada sejalan dengan penelitian
di Kota Sarana beberapa puskesmas yang dilakukan oleh
Semarang yang belum prasarana belum Isrofah (2015) terkait
baik non tersedia pada tersedia sesuai dengan dengan Evaluasi Kelas
rawat inap beberapa SOP seperti satu Ibu Hamil di Puskesmas
maupun puskesmas ruangan yang masih
rawat inap misalnya adalah digunakan untuk dua
belum kendaraan pelayanan seperti
seluruhnya ambulans, maka ruangan promosi
lengkap dari itu untuk kesehatan yang
sesuai dengan menggantikan dijadikan satu dengan
Peraturan ambulans ruang kesehatan
Menteri sebagai salah lingkungan serta belum
Kesehatan satu fasilitas adanya ruang sterilisasi
No. 75 Tahun pelayanan khusus. Pada
2014 tentang puskesmas yang
belum memiliki ruang
bagi masyarakat, kebisingan dan
sterilisasi khusus,
puskesmas proteksi petir pada
maka digunakan alat
menggunakan beberapa puskesmas
sterilisator yang
kendaraan belum tersedia,
ditempatkan di
puskesmas keliling. namun kedua sarana
masing-masing unit
Selain itu, saat ini ini memang tidak
pelayanan, seperti
terdapat program secara langsung
pada ruang
baru pemerintah mempengaruhi proses
pemeriksaaan umum,
kota Semarang, pelayanan yang ada di
ruang gigi, ruang
yaitu adanya puskesmas, sehingga
persalinan serta
ambulans hebat. ketersediaannya
laboratorium.
Fasilitas ini dapat belum menjadi
Keterbatasan
digunakan oleh prioritas bagi
prasarana ini tidak
puskesmas dengan puskesmas.
menjadi hambatan
bekerjasama Beberapa
bagi puskesmas dalam
dengan Dinas puskesmas dengan
memberikan
Kesehatan Kota kinerja baik belum
pelayanan kepada
Semarang dalam sepenuhnya memiliki
masyarakat. Masing-
memberikan prasarana yang sesuai
masing puskesmas
pelayanan kepada dengan peraturan
mengoptimalkan
pasien berupa menteri kesehatan,
prasarana yang
rujukan ataupun begitu pula dengan
dimiliki. Hal ini
pelayanan darurat puskesmas dengan
menunjukkan bahwa
lain. Selain itu, kinerja cukup,
ketersediaan sarana
sarana seperti ataupun puskesmas
dan prasarana
pengendali dengan kinerja
puskesmas tidak
94
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
Siwalan seluruh rumah kepada cukup dan kinerja
Kabupaten sakit umum di masyarakat. Hal kurang belum
Pekalongan lima bagian ini dibuktikan sesuai dengan
yang selatan Nigeria dari hasil ketentuan
menyatakan yang penelitian yang Peraturan Menteri
bahwa menganalisis menunjukkan Kesehatan. Di Kota
berdasarkan bagaimana bahwa terdapat Semarang, seluruh
uji statistik tingkat kepuasan hubungan antara puskesmas masuk
tidak ada responden kondisi dalam kategori
hubungan terhadap lingkungan fisik puskesmas
yang fasilitas yang dengan kinerja perkotaan. Meski
bermakna diberikan oleh puskesmas. demikian, terdapat
antara rumah sakit, Berdasark beberapa
fasilitas dan dimana secara an hasil puskesmas yang
sarana khusus kualitas penelitian, memiliki kondisi
prasarana layanan yang puskesmas lingkungan fisik
dengan baik salah dengan hasil seperti daerah
pelaksanaan satunya adalah kinerja baik, rawan banjir serta
KIH baiknya paling banyak dekat dengan
(Kesehatan manajemen memiliki kondisi daerah industri
Ibu Hamil). fasilitas yang lingkungan kerja yang dapat
Sarana dan diterapkan di yang sesuai mempengaruhi
prasarana rumah sakit dengan tingkat kebisingan.
yang sehingga mampu ketentuan dalam Beberapa
digunakan memberikan Peraturan puskesmas tersebut
untuk KIH kepuasan yang Menteri menyatakan bahwa
kurang tinggi bagi Kesehatan. kondisi lingkungan
lengkap, responden atau Sedangkan di sekitarnya
namun pasien dan puskesmas tersebut
apabila tidak secara tidak dengan kinerja menghambat
terdapat langsung
berjalannya program tunggu dan ruang
ruangan mendukung
dan pelayanan pada pemeriksaan. Selain itu,
khusus kinerja
masyarakat. jumlah tempat duduk
dimanapun puskesmas.
Penelitian ini diruang tunggu kurang
tempatnya Kondisi
sejalan dengan memadai yang
bisa lingkungan fisik
penelitian terkait berdampak pada
dilaksanakan merupakan
kepuasan pasien pada ketidaknyamanan pasien.
kegiatan keadaan
layanan puskesmas Kondisi fisik ini menjadi
sesuai dengan lingkungan
yang dilaksanakan sangat penting karena
kesepakatan disekitar
oleh Ujianti (2017) dapat mempengaruhi
ibu hamil puskesmas.
Hasil penelitian kepuasan pasien dan
dengan Peneliti
tersebut menyatakan berhubungan dengan
fasilitator. berasumsi
bahwa dari dimensi ketersediaan pasien untuk
Berbed bahwa kondisi
tangibles atau bukti mendapatkan pelayanan
a dengan lingkungan fisik
fisik puskesmas belum berikutnya.
penelitian mampu
memberikan kepuasan Penelitian yang
yang mempengaruhi
bagi pasien seperti dilakukan oleh Anyanwu
dilakukan kinerja
kebersihan ruangan (2017) studi kasus di
oleh Ikediashi puskesmas dalam
pendaftaran, sebuah proyek di daerah
(2015) yaitu memberikan
kebersihan ruang Niger Delta, Nigeria
studi kasus di pelayanan
95
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
menyatakan bahwa dan dengan teknologi
dan pendidikan ini sejalan dengan
faktor lingkungan memenuhi ketentuan
minimal dari hasil penelitian
fisik ini pengelolaan memiliki
tenaga yang dilakukan oleh
mempengaruhi jumlah lebih banyak
puskesmas Nasution (2017)
biaya konstruksi dibanding dengan
sesuai dengan terkait dengan
dengan nilai yang puskesmas yang
ketentuan Pusat pengaruh sistem
cukup signifikan di memiliki kinerja
Data dan informasi
Niger Delta Region, kurang dan cukup
Informasi manajemen
Nigeria. Selain yang tidak memenuhi
Departemen terhadap efektivitas
mempengaruhi ketentuan pengelolaan
Kesehatan RI. kerja pegawai
sebuah kinerja teknologi. Seluruh
Pendidikan puskesmas. Sistem
organisasi, namun puskesmas sudah
minimal informasi
kondisi lingkungan menerapkan SIMPUS
pengelola manajemen ini
fisik juga mampu online yang juga
SIMPUS adalah efektif dalam
mempengaruhi terintegrasi dengan
SMA, dan membantu pegawai
pembiayan Dinas Kesehatan Kota
seluruh dalam pelayanan
pengembangan Semarang.
puskesmas kesehatan dan
sebuah daerah Pengelolaan teknologi
sudah sesuai mengelola data atau
terkait dengan SIMPUS ini dapat
dengan informasi, sehingga
akses dan situs dilihat dari jumlah
ketentuan mampu
jaringan yang petugas
tersebut. menciptakan
digunakan.
Namun, pelayanan
Teknologi
beberapa kesehatan yang baik
merupakan salah
puskesmas dalam pengelolaan
satu penunjang
memiliki jumlah data serta informasi
pelayanan
pengelola yang tepat dan
puskesmas yang
SIMPUS yang akurat bagi pasien.
digunakan saat ini.
belum sesuai Kemudian, pada
Teknologi ini
dengan penelitian yang
berupa Sistem
ketentuan, yaitu dilakukan oleh
Informasi
minimal 2 orang. Omollo (2017) yaitu
Manajemen
Hal ini sebuah studi kasus
Puskesmas atau
menyebabkan di perusahaan
SIMPUS dalam
pelayanan penyedia layanan
membantu
menjadi kurang kurir di kota
pendataan pasien
maksimal. Kisumu, Kenya
secara online.
Beberapa dihasilkan bahwa
Peneliti berasumsi
puskesmas sistem teknologi
bahwa teknologi
menyatakan informasi memiliki
berhubungan
bahwa petugas nilai positif dan
dengan pencapaian
sering signifikan (p-
kinerja puskesmas.
mengalami value=0,008) artinya
Pernyataan ini
kewalahan dalam terdapat hubungan
terbukti dari hasil
proses antara sistem
penelitian, dimana
pendataan, teknologi informasi
teknologi
karena dengan dengan
berhubungan
banyaknya kinerja PT Penyedia
dengan kinerja
pasien yang Layanan Kurir di
puskesmas.
berkunjung. Kota Kisumu,
Puskesmas
Penelitian Kenya. Integrasi
dengan kinerja baik
96
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
teknologi dari itu cukup. Pada beberapa Hasil penelitian ini
dalam perusahaan puskesmas, memiliki sejalan dengan penelitian
implemetasi membutuhkan tenaga puskesmas yang yang dilakukan oleh Nasir
pengendalian peningkatan belum sesuai dengan (2017) tentang faktor
persediaan pengetahuan ketentuan dalam yang mempengaruhi
mampu karyawan dalam Peraturan Menteri kinerja bidan desa dalam
mempercepat mendukung Kesehatan RI dan pelayanan antenatal care
proses teknologi yang peraturan lain, seperti di puskesmas. Hasil
pembelian ada. tidak adanya tenaga penelitian menyebutkan
dan lebih Pelayanan epidemiolog, bahwa ada hubungan
efisien. Akses puskesmas sanitarian serta ahli antara kemampuan dan
informasi diharapkan laboratorium medik.
lebih baik dan selalu Beberapa puskesmas
terdapat mengalami juga menyatakan
transparasi peningkatan di bahwa tenaga
pasar. setiap tahunnya. puskesmas harus
Terbatasnya Hal ini tidak merangkap jabatan,
teknologi lepas dari contohnya adalah
dalam proses kompetensi dan perawat yang
pembelian kemampuan merangkap menjadi
menjadi lebih SDM yang juga tenaga administrasi
kompleks harus (bagian
ketika ditingkatkan, kebendaharaan)
pengetahuan agar mampu karena keterbatasan
tentang memberikan jumlah tenaga
teknologi ini pelayanan yang puskesmas, padahal
kurang. Maka prima bagi hal ini tidak sesuai
dengan keterampilan
masyarakat dan (Mangkunegara,
yang dimiliki oleh
mampu 2016). Peneliti
pegawai.
menyesuaikan berasumsi bahwa
Salah satu upaya
dengan kemampuan SDM
yang dilakukan
berkembangan mempengaruhi kinerja
puskesmas adalah
teknologi. puskesmas. Hal ini
memberikan
Kesesuaian jabatan dapat dibuktikan dari
kesempatan kepada
dengan pendidikan hasil penelitian yang
tenaga puskesmas
SDM akan mampu menunjukkan bahwa
untuk melaksanakan
memberikan kemampuan SDM
tugas belajar sesuai
kontribusi yang berhubungan dengan
dengan profesi mereka
maksimal bagi kinerja puskesmas.
masing-masing.
puskesmas. Dengan Berdasarkan
Namun, hal ini juga
pendidikan yang hasil penelitian,
masih terbatas, karena
memadai untuk puskesmas dengan
pelaksanaannya masih
jabatannya dan kinerja baik memiliki
bergantung pada
terampil dalam lebih banyak SDM
kebijakan pemerintah
mengerjakan yang sesuai antara
dan beberapa tenaga
pekerjaan sehari- pendidikan dengan
puskesmas
hari, maka ia akan jabatan yang dimiliki,
mempertimbangkan
lebih mudah dibanding dengan
waktu dan biaya untuk
mencapai kinerja puskesmas dengan
mengikuti tugas
yang diharapkan kinerja kurang dan
belajar tersebut.
97
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
keterampilan Perusahaan puskesmas pembiayaan
bidan dalam memberikan dalam operasional
pelayanan pelatihan kepada mendukung (renovasi
kepada pegawai baik program dan puskesmas, sistem
pasien. dalam beberapa pelayanan informasi, serta
Selanjutnya, hari maupun didapatkan dari penyediaan air
penelitian beberapa bulan tiga sumber, STBM maupun
dilakukan sesuai dengan yaitu dana untuk peralatan
oleh R, pekerjaan APBN, APBD, puskesmas. Setiap
Shukla (2015) proyek untuk serta dana lain puskesmas
studi kasus meningkatkan yang tidak berwewenang untuk
tentang kemampuannya mengikat menyusun
kepuasan dan pegawai (Kapitasi JKN, anggaran atau
karyawan PT sudah terdidik BLUD). Dana mengusulkan apa
KRIBCHO, dan mayoritas APBN tidak saja peralatan yang
sebuah pabrik memiliki gelar dikelola dibutuhkan oleh
pupuk besar kelulusan. langsung oleh puskesmas. Setelah
India, Sumber puskesmas, itu Dinas Kesehatan
menyatakan dana merupakan namun dikelola Kota Semarang
bahwa faktor yang langsung oleh menyediakan
sumber daya sangat penting Dinas Kesehatan peralatan dengan
yang paling bagi sebuah Kota Semarang. dana yang
signifikan organisasi Penganggaran digunakan berasal
dalam setiap termasuk dana dari APBN dari APBN untuk
organisasi organisasi ini didasarkan membeli atau
adalah dari pelayanan pada kebutuhan memenuhi
sumber daya kesehatan masing-masing kebutuhan sesuai
manusianya. seperti puskesmas, dengan usulan
Sebuah puskesmas. khususnya untuk puskesmas.
organisasi Peneliti
Dana kapitasi lebih fleksibel dan luwes.
dijalankan berasumsi
JKN berasal dari BPJS Sehingga diharapkan
langung oleh bahwa
Kesehatan sesuai adanya peningkatan
sumber daya ketersediaan
dengan jumlah biaya kualitas pelayanan
manusia dana puskesmas
pelayanan yang sudah (Adam, 2017). Puskesmas
yang kurang,
yang dikeluarkan oleh memiliki kewenangan
akan
puskesmas dalam untuk mengelola dana
mempengaruhi
direncanakan memberikan yang merupakan dana
kinerja
pelayanan bagi pasien. pendapatan puskesmas.
puskesmas.
dan Selain dari kapitasi Dana BLUD ini yang
Namun, tidak
dikoordinasik JKN, saat ini Dinas secara utuh dikelola oleh
terbukti dalam
an untuk Kesehatan Kota puskesmas, salah satunya
penelitian ini.
memenuhi semarang adalah untuk honorer
Ketersediaan
tujuan mengembangkan tenaga non ASN yang
dana puskesmas
organisasi, puskesmas menjadi direkrut puskesmas
baik yang
baik untuk BLUD (Badan sebagai tenaga tambahan.
memiliki kinerja
menghasilkan Layanan Umum Seluruh puskesmas
baik, cukup
sebuah Daerah). Dengan baik rawat inap maupun
maupun kurang
barang adanya status BLUD, non rawat inap
merata.
ataupun jasa pengelolaan mendapatkan dana sesuai
Dana yang
yang dimiliki. keuangannya akan dengan usulan yang telah
digunakan
98
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
disusun dan khusus sudah
organisasi. Hasil penelitian ini.
dilaporkan kepada disediakan oleh pihak
penelitian Kinerja puskesmas
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
menunjukkan yang baik, memiliki
Kota, dimana Semarang.
bahwa lembaga lebih banyak kepala
jumlahnya Permasalahan yang
donor puskesmas yang
disesuaikan dengan muncul terkait dana
memberikan aktif dibanding
program dan ini adalah dilihat dari
layanan yang dengan puskesmas
kebutuhan bagi penggunan dana yang
memuaskan dengan kinerja
masing-masing cenderung digunakan
dalam kurang dan cukup.
puskesmas. untuk membiayai spot
penyediaan dana Kepala
Beberapa iklan di berbagai
kesehatan, puskesmas
puskesmas media. Penelitian ini
pengiriman air memiliki peran
menyatakan bahwa juga sejalan dengan
sehat dan dalam melakukan
untuk dana APBN penelitian yang
pendidikan di pengorganisasian,
yang diberikan dilakukan oleh
kota Nairobi, pengawasan serta
pemerintah dikelola Ngairah (2017) yang
Kenya. Dalam evaluasi puskesmas.
oleh Dinas menyatakan bantuan
hal ini terdapat Ketiga peran ini
Kesehatan Kota dana atau lembaga
hubungan positif sudah tercantum
dalam donor pemerintah
antara dalam Peraturan
penyelenggaraan dilakukan untuk
pendanaan Menteri Kesehatan
sarana dan mewujudkan tujuan
dengan hasil RI tentang
prasarana dan sasaran
yang dilakukan Pedoman
puskesmas.
oleh lembaga Manajemen
Sehingga untuk
pemerintahan. Puskesmas, dan
ketersediaan dana
Baik atau terdapat 20 peran
puskesmas merata
buruk sebuah yang harus
dan tidak
organisasi, salah dilaksanakan oleh
menghambat
satunya adalah kepala puskesmas
proses pelayanan
bergantung pada dalam mendukung
dan program
peran manajemen
puskesmas.
pemimpin, puskesmas. Dari
Penelitian ini
begitu juga beberapa
sejalan dengan
peran kepala puskesmas dengan
penelitian yang
puskesmas kepala puskesmas
dilakukan oleh
dalam yang aktif
Novitaria (2017)
memimpin , dalam hal ini aktif
tentang analisis
organisasi berarti mampu
kesiapan
puskesmas. melaksanakan
pelaksanaan
Peneliti kegiatan secara
sosialisasi program
berasumsi inovatif dan kreatif
ambulans hebat di
bahwa peran salah satunya
Kota Semarang.
kepala adalah
Hasil penelitian
puskesmas yang melaksanakan
menyebutkan
aktif akan kegiatan pengkajian
bahwa ketersediaan
mampu bakat minat bagi
dana tidak
meningkatkan tenaga puskesmas,
mempengaruhi
kinerja
proses sosialisasi
puskesmas. sehinga
ambulas hebat di
Pernyataan ini
Kota Semarang. pengorganisasian
terbukti dalam
Alokasi dana puskesmas lebih
99
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
terarah dan dilakukan oleh puskesmas di Kota UNDIP, 5(1): 59–67.
tepat. Selain Trisna (2013) Semarang. Kemudian Anyanwu, C. I., Asigo, P. M.
itu kepala yang membahas tidak terdapat M., & Urowu, P. E. T.
puskesmas terkait faktor- hubungan antara E., 2017. Physical
Environmental
aktif dalam faktor yang sarana dan prasarana
Variables in the Cost
membentuk berhubungan dan ketersediaan dana
of Construction in the
tim dengan kinerja dengan kinerja Niger Delta Region of
manajemen perawat dalam puskesmas di Kota Nigeria. International
puskesmas, penatalaksanaan Semarang. Journal of
melaksanakan tuberkulosis. Saran bagi
analisa situasi Hasil penelitian peneliti selanjutnya
serta menyebutkan adalah perlu adanya
melaksanakan bahwa pengujian variabel
pengawasan kepemimpinan atau survei awal
dan tidak memiliki terkait variabel-
pengendalian hubungan yang variabel yang akan
aktivitas yang signifikan diteliti secara
ada di dengan kinerja keseluruhan untuk
puskesmas perawat. Hal ini mempermudah
secara rutin. diduga karena pengambilan data saat
Peneliti keterbatasan penelitian
an ini tidak penelitian yang berlangsung.
sejalan dihadapi oleh Kemudian perlu
dengan peneliti yaitu adanya penambahan
penelitian jumlah sampel variabel baru untuk
yang yang sedikit lebih dalam
menganalisa faktor-
sehingga belum Penelitian ini
faktor kinerja
mampu mewakili menyatakan bahwa
puskesmas lebih
jawaban dari kepemimpinan
mendalam seperti
seluruh populasi merupakan salah satu
motivasi pegawai dan
penelitian. motivator utama
budaya organisasi
Penelitian ini sebuah kinerja
yang belum dikaji
sejalan dengan organisasi dan
dalam penelitian ini.
penelitian yang menentukan dasar
dilakukan oleh keputusan bagi
DAFTAR PUSTAKA
Naderi (2014) yang pemimpin.
dilaksanakan di
Adam, E. S., Suparwati,
sebuah rumah sakit PENUTUP A., & Arso, S. P.,
di Kota Isfahan, 2017. Analisis
yaitu terkait dengan Berdasarkan Kesiapan
gaya kepemimpinan hasil penelitian, dapat Implementasi
dengan motivasi disimpulkan bahwa Badan Layanan
pegawai yang terdapat hubungan Umum Daerah
menyatakan bahwa antara pelatihan dan Puskesmas Kota
gaya kepemimpinan Semarang (Studi
pendidikan, kondisi
Kasus pada
mampu lingkungan fisik,
Puskesmas
mempengaruhi teknologi, kemampuan Ngesrep dan
motivasi dari SDM dan Bandarharjo).
pegawai dengan kepemimpinan Jurnal Kesehatan
nilai p-value 0,22. dengan kinerja Masyarakat

10
0
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
Scientific ng. 2017. Facilities (COPING),
Engineer Hasil Manageme 2(1): 75–80.
ing and Penilaian nt ( FM ) Mangkunegara, A. P.
Research Kinerja Services in 2016.
(IJSER), Puskesmas Nigeria’s Manajemen
5(10): 2016. Public Sumber Daya
19–24. Semarang: Hospitals. Manusia
Ayano, G., Assefa, D., DKK Emerald Perusahaan.
Haile, K., Chaka, A., Semarang. Insight, Bandung:
Haile, Fikriana, R., & Al- 5(4). Rosdakarya.
K., Afik., 2018. Isrofah, & P, E. S. Naderi, N., & Jadidi,
Solomo Pengaruh 2015. L., 2014. The
n, M., Simulasi Evaluasi Study of the
Adane, Public Pelaksanaa effects between
A. A. J., Safety n Kelas Ibu Leadership
2017. Center Hamil di Style,
Mental terhadap Puskesmas Organization Culture,
health Peningkata Siwalan Employees
training n Self Kabupaten Performance
for Efficacy Pekalongan on Leadership
primary Koordinasi . Medisains, Performance
health Sistem 8(1): 29. (Case :
care Penanggula Kemenkes RI. Government
workers ngan Gawat 2016. Hospitals in
and Darurat Peraturan Isfahan).
implicati Terpadu. Menteri International
on for Jurnal Kesehatan Journal of
success Keperawata No 44 Academic
of n UMM, 9: Tahun 2016 Research in
integrati 35–42. tentang Bussines and
on of Guninda, F. A. Pedoman Social Sciences,
mental 2017. Manajemen 4(12): 187–198.
health Analisis Puskesmas. Nasir, M., Haeruddin,
into Faktor- Jakarta: & Ahri, R. A.,
primary Faktor yang Kementeria 2017. Faktor
care : Mempengar n yang
evaluati uhi Kinerja Kesehatan Mempengaruhi
on of Puskesmas Republik Kinerja Bidan
effect on Karangdoro Indonesia. Desa dalam
knowled Kota Luh, N., & Eva, P., Meningkatkan
ge , Semarang. 2016. Pelayanan
attitude Semarang: Pengendali Antenatal Care
and Universitas an Kasus di Puskesmas
practice Diponegoro Tuberkulos Kabupaten
s . is Melalui Halmahera
( KAP ). Ikediashi, D. I., Kelompok Tengah. Global
Internati Ogunlana, Kader Health Science,
onal S. O., & Peduli TB 2(3): 283–290.
Journal Odesola, I. (KKP- TB). Nasution, V. M., &
of A., 2015. Jurnal Prakarsa, G.,
Mental Service Keperawata 2017.
Health Quality and n Pengaruh
Systems, User Community Sistem
11(63): Satisfaction of Informasi
68. of Publishing Manajemen
Dinkes Kota Outsourced in Nursing terhadap
Semara
10
1
Hidayatul, I, R., Irwan, B. / Faktor-Faktor yang / HIGEIA 3 (1)
(2019)
Efektivitas Kesehatan
R, P. P., Shukla, V. K., & Kinerja
Kerja Pegawai Masyarakat
Shukla, N. K., 2015. A Perawat dalam
pada UPTD UNDIP, 5(4): 164–
Study on Penatalaksana
Pelayanan 171.
Job an
Puskesmas di Omollo, M. O., Onyango, Satisfaction Tuberkulosis.
Kecamatan P. M., & Samuel, of Jurnal
Soreang. In L., 2017. Employees Keperawatan,
Search, 16(2). Influence of of 9(1): 71–78.
Nawawi, M. 2012. Information Managerial Triyanto, D. A., &
Pengaruh Technology Cadre in Indrawati, F.
Motivasi dan Systems on KRIBHCO. 2017.
Kompetensi Performance of Internationa ANALISIS
Tenaga Courier Service l Journal of KINERJA
Kesehatan Providers in Scientific PETUGAS
Terhadap Kisumu City , Engineering PELAYANAN
Kinerja Kenya. and RAWAT
Puskesmas. International Research JALAN
MIMBAR, 28: Journal of Scientific (IJSER), PUSKESMAS
93–102. Engineering and 3(10): 114– NGESREP
Ngairah, J. L., & Research (IJSER), 121. DENGAN
Nzulwa, J. D., 5(4): 1–17. Ruky, A. 2002. METODE
2017. Influence Prawesti, A., Sistem BALANCED
of Business Emaliyawati, E., Manajemen SCORECARD.
Community on Trisyani, Y., & Kinerja. HIGEIA
Governance Adimiharja., Jakarta: (Journal of
Outcomes in 2018. PT. SUN. Public Health
Nairobi County Peningkatan Salsabila, N., & Research and
, Kenya. Kompetensi Raharjo, B. Development),
International Perawat B., 2018. 1(2): 1-10.
Journal of Puskesmas dalam Kinerja Ujianti, Majid, H. R.,
Scientific Penanganan Petugas & Rasma.,
Engineering and Tanggap Darurat Surveilans 2017. Analisis
Research Kasus Henti Kesehatan Kepuasan
(IJSER), 5(5): Jantung di dalam Pasien pada
12–21. Kabupaten Upaya layanan Rawat
Novitaria, W., Wigati, Pangandaran. Penanggula Jalan
P. A., & Jurnal ngan Berdasarkan
Sriatmi, A., Keperawatan Berdarah Metode
2017. Analisis UMM, 9(2): 82– Dengue. Importance
Kesiapan 87. HIGEIA Performance
Pelaksanaan (Journal of Analysis (IPA)
Sosialisasi Public di Puskesmas
Program Health Benu-Benua
Ambulance Research Tahun 2016.
Hebat dalam
and Jurnal Ilmiah
Rangka
Developmen Mahasiswa
Dukungan
t), 2(2): Kesehatan
terhadap
260-271. Masyarakat,
Sistem
Trisna, E., & Ilyas, 2(6): 1–9.
Penanggulanga
H., 2013.
n Gawat
Analisa
Darurat
Faktor-
Terpadu di
Faktor yang
Kota Berhubung
SEmarang. an dengan
Jurnal

10
2

Anda mungkin juga menyukai