Anda di halaman 1dari 5

Laporan Wawancara

Dosen pengampu : Katarina Leba, S.Ag., M. Th

Disusun oleh :
Gabrielle Happy 200810301042

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2020
Wawancara bersama Romo Yulius Agi Haryanto
Pertanyaan :
1. Mengapa Romo Agi mau memilih panggilan hidup untuk menjadi imam?
2. Apa motivasi yang romo miliki dalam menjalani panggilan hidup?
3. Apa saja tantangan yang pernah romo hadapi dalam menjalani panggilan
hidup serta dengan cara mengatasinya?
4. Pesan dan harapan apa yg ingin romo sampaikan kepadan OMK dalam
menentukan panggilan hidupnya?
Jawaban Romo Agi :
1. Sebelumnya saya bercita-cita menjadi seorang tentara. Saat SD malh cita-cota
saya adalah seorang sopir bus malam. Keinginan untuk bergabung menjadi
seorang putra altar waktu SD pun terpicu saat senang melihat seorang romo yang
menggunakan kasula saat misa dan berjalan seperti mengenakan baju superman
dan berkibar saat berjalan. Keputusan saya menjalani pilihan dan pendidikan
menajdi calon imam saat teman putra altar saya menawari saya untuk ikut
bersama dia mendaftar meskipun pada akhirnya dia mundur dari panggilan
tersebut. Kemudian saat harus memilih kongregasi atau imam apa yang saya akan
jalani, pertimbangan saya hanya berdasarkan bayangan “bagus engga ya kalau
saya kenakan jubah putih selembar saja”, sementara saya waktu itu sangat kurus
dan hitam. Bisa dibayangkan bagaimana jika saya mengenakan jubah putih. Maka,
saya memilih Karmel yang mempunyai jubah berlapis dan berwarna coklat. Jadi,
dari hal sederhana seperti itulah Tuhan membimbing saya - kesadaran ini barulah
saya peroleh saat sudah belajar dalam tahap pendidikan menjadi imam itu.
2. Keinginan menjadi seorang imam bukanlah keinginan yang saya miliki sejak
kecil. Keinginan tersebut baru muncul kuat saat semester terakhir di SMA; saat
saya harus memutuskan apa yang akan saya lakukan setelah nanti saya lulus
SMA.
3. Kesulitan selalu ada. Adanya kesulitan kadang membuat keraguan atau
kekhawatiram bertindak atau memutuskam sesuatu, khususnya jika berkaitan
dengan nasib orang banyak dan berlaku lama misalnya seperti perkawinan dan
persoalan dalam keluarga serta kebijakan di paroki atau Gereja, tapi kebersamaan
dalam kepengurusan gereja secara umum dapat membantu menyelesaikan banyak
kesulitan yang muncul hal itu kerap dan bagi saya sangat menolong karena
keraguan atau bahkan ketakutan untuk bertindak atu memutuskam kerap diawali
dengan kesulitan yang muncul. Nah jika hati merasa diterima kerap kesulitan
berubah menjadi tantangan yanh harus diselesaikan dan bukan lagi hambatan
dalam pelayanan.
4. Harapan lain adalah kaum muda perlu memikirkan menjadi imam atau bahkan
pemuka agama adalah satu di antara banyak pilihan hidup yang tentunya tetap
memiliki kemungkinan penhakaman menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Karena itu, aktif dalam kegiatan rohani yang tidak hanya sebatas pribadi seperti
doa doa pribadi dan devosi pribadi di rumah perlu dilakukan.
Wawancara bersama Sr. Clarita Benedicta PPYK.
1. Mengapa suster mau memilih panggilan hidup untuk menjadi biarawati?
2. Apa motivasi yang suster miliki dalam menjalani panggilan hidup?
3. Apa saja tantangan yang pernah suster hadapi dalam menjalani panggilan
hidup serta dengan cara mengatasinya?
4. Pesan dan harapan apa yg ingin suster sampaikan kepadan OMK dalam
menentukan panggilan hidupnya?
Jawaban Sr. Clarita :
1. Panggilan menurut saya adalah sebuah misteri, pada saat itu suster masih umur 13th
saya tertarik memakai jubah dan ini adalah panggilan awal menjadi biarawati. Tapi
semenjak remaja panggilan ini berubah karna kekurangan saya, tapi saya ingin
mencoba yg lebih baik dan fokus dalam beriman.
2. Tertarik ingin memakai jubah
3. Tantangannya ketika saya memasuki masa remaja, saya merasa nggak nyaman
menjalani atau menjadi seorang biarawati, karna saya menyadari kelemahan dan
kekurangan saya. Tapi ternyata ketika saya sudah lulus SMA, Tuhan sudah
memanggil pasti Tuhan terus menuntun, sehingga akhirnya tidak diduga ada sesuatu
yg baru mengusik diri saya bahwa saya harus mencoba ke motivasi pertama saya
untuk menjadi biarawati. cara mengatasinya dengan rekonsiliasi dan introspeksi diri
4. Jadilah diri sendiri, hidup memang banyak kesulitan dan tantangan tapi pesan untuk
kita semua harus mempunyai iman, mempunyai motivasi yg kuat dan bisa
mengatasinya dengan baik dan tidak mudah terjerumus dalam respon spontan

Anda mungkin juga menyukai